• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL - Pembelajaran Praktik Instrumen Gitar Kurikulum ABRSM Dasar I Di Chandra Kusuma School: Kajian Terhadap Masalah dan Solusinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL - Pembelajaran Praktik Instrumen Gitar Kurikulum ABRSM Dasar I Di Chandra Kusuma School: Kajian Terhadap Masalah dan Solusinya"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

praktik instrumen gitar menurut guru dengan kurikulum yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma School. Bab keempat membahas tentang masalah-masalah faktor penghambat dan teknik dalam proses pembelajaran instrumen gitar. Bab kelima mambahas tentang solusi dari permasalahan faktor penghambat dan teknik dalam proses pembelajaran instrumen gitar. Bab keenam adalah penutup yang ditutup dengan kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK

INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL

2.1 Sejarah Chandra Kusuma School

(2)

alam untuk mengetahui tingkat penalaran mereka, setelah itu akan dilakukan pengetesan pemahaman melalui ujian.

Chandra Kusuma adalah sebuah sekolah yang cukup besar dengan fasilitas yang memadai untuk sebuah pembelajaran. Jumlah siswa perkelas dibatasi maksimal 24 siswa, agar perhatian seorang guru lebih terfokus kepada siswa. Ada program ekstrakurikuler yang menawarkan siswa berbagai mata pelajaran praktik, seperti: olahraga, seni dan kegiatan pendidikan. Acara sekolah seperti Sports Day,

Camp School, Charity Bazaar, Art dan Musik Malam, yang diselenggarakan

bersama siswa dan guru, memberikan beberapa pengalaman dalam bekerja dengan orang-orang dan juga membangun kebersamaan.

(3)

2.1.1 Misi dan visi Chandra Kusuma School

Misi Chandra Kusuma School

Misi sekolah Chandra Kusuma untuk menumbuhkan perkembangan alami anak dengan menggunakan kognitif, fisik, emosional dan sosial, mempromosikan kemandirian anak, menghargai, disiplin, rasa tanggung jawab dan rasa hormat terhadap diri, orang lain, dan alam semesta.

Visi Chandra Kusuma School

Menjadi sekolah yang bergerak di bidang keilmuan dan mampu

menciptakan tenaga pekerja yang sukses secara professional, integrasi, dan

terpercaya dilingkup nasional maupun internasional.

(4)

2.2 Pendidikan Seni Musik di Chandra Kusuma School

Pendidikan formal di sekolah mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk manusia. Sekolah Chandra Kusuma telah menyusun sebuah kurikulum guna mewujudkan sistem pendidikan dalam proses belajar-mengajar. Dalam setiap mata pelajaran terdapat sebuah kurikulum untuk memberikan arah yang jelas pada tujuan pembelajaran dari sebuah mata pelajaran. Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah, berlangsung melalui proses belajar-mengajar antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar.

Selain pendidikan formal dan non-formal juga terdapat pendidikan informal. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang lebih umum, berjalan dengan sendirinya, berlangsung terutama dalam lingkungan keluarga, media massa, dan tempat bermain. Pendidikan seni di sekolah Chandra Kusuma merupakan salah satu mata pelajaran yang mengisi kurikulum persekolahan, di samping pendidikan mata pelajaran Agama, Pancasila, Matematika, dan Bahasa

Indonesia. Pendidikan seni di sekolah Chandra Kusuma memiliki keunikan,

kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estestis dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

(5)

bagi masyarakat. Tujuan utamanya adalah agar masyarakat dapat menikmati dan memiliki sikap menghargai seni budayanya. Tujuan yang lebih luas lagi adalah untuk perkembangan kreativitas siswa. Pembelajaran musik di sekolah Chandra Kusuma memiliki kesamaaan dengan instansi musik lainnya seperti Farabi, Medan Musik, Sumatra Conservatoire, Avia Cantata, Era Musika, dan setara dengan sekolah musik lainnya. Hal ini dikarenakan kurikulum, tenaga pengajar, instrumen musik, yang dipakai instansi-instansi tersebut memiliki kesamaaan dengan pembelajan musik di sekolah Chandra Kusuma. Perbedaannya adalah instansi maupun sekolah musik lainnya tidak menggunakan pelajaran umum lainnya seperti kimia, biologi, bahasa Mandarin, dan lain-lain.

(6)

dimanfaatkan dalam proses belajar, para siswa akan lebih mudah dan lebih memahami hal-hal yang bersifat kongkrit.

Tujuan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma School adalah bagian dari pendidikan keseluruhan anak pada tahap pembentukan pribadinya dalam rangka menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, seperti yang kita cita-citakan bersama. Untuk melaksanakan pengajaran musik sekolah tersebut selalu berpedoman kepada tujuan yang hendak dicapai. Rumusan tujuan pengajaran musik itu dapat bermacam-macam, tetapi tidak boleh berlawanan dengan tujuan yang tertera dalam sebuah kurikulum yang berlaku dan tujuan umum. Salah satu alternatif rumusan tujuan pengajaran musik di Sekolah Chandra Kusuma sebagai berikut: meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang dimiliki murid melalui pengalaman dan penghayatan musik, kemampuan mengungkapkan dirinya melalui musik, kemampuan menilai musik melalui selera intelektual dan selera artistik sesuai dengan budaya bangsa sehingga memungkinkan murid mengembangkan kepekaan terhadap dunia disekelilingnya, dan dapat meningkatkan dan mengembangkan sendiri pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang musik.

2.3 Falsafah Pendidikan Di sekolah Chandra Kusuma

(7)

pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Pendidikan Chandra Kusuma adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga siswa\i mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan yang dikaji dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana siswa\i tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki siswa\i apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota umat manusia.

Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan manusia yang berkarakter masa kini. Oleh karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak semata berupa prestasi besar bangsa di masa lalu tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang.

(8)

aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memposisikan pendidikan yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini. Siswa\i yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik, menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan nyata. Konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggung jawab di masa mendatang.

(9)

kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung dengan apa yang di lakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil dari sebuah kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

2.4 Tujuan Pengajaran Musik di Chandra Kusuma School

Tujuan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma dijabarkan menjadi beberapa tujuan instruksional umum yang lazim disebut sesuai dengan pengelompokan unsur-unsur musik yang esensial yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, dan ekspresi. Untuk pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma ini dirumuskan kembali sebagai berikut.

• Murid dapat memiliki pengetahuan tentang irama, merasakan irama

melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak irama, membuat gerak irama, membuat pola-pola irama sederhana, dan membaca notasi pola-pola irama dengan benar. • Murid dapat memiliki pengetahuan tentang melodi, merasakan melodi

(10)

• Murid dapat memiliki pengetahuan tentang harmoni, merasakan harmoni

melalui pengetahuan dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak harmoni, mengiringi lagu-lagu sederhana dengan alat musik harmoni sederhana dan membaca notasi harmoni dengan dengan sederhana.

• Murid dapat memiliki pengetahuan tentang bentuk / struktur lagu melalui

pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan bentuk-bentuk lagu dan mengarang lagu-lagu sederhana.

• Murid dapat pengetahuan tentang ekspresi, merasakan ekspresi melalui

pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai penginderaan bermacam tingkat ekspresi, menyanyikan atau memainkan lagu-lagu dengan tingkat ekspresi yang tingi.

2.5 Guru Sekolah Chandra Kusuma School

(11)

sehingga ketika anak mempelajari instrumen, seorang anak juga sudah dapat menyanyikan beberapa lagu dengan cukup baik. Pengajaran musik yang dimulai dengan kegiatan bernyanyi akan memberikan kesenangan bagi seorang anak.

Untuk dapat melaksanakan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma dengan baik, guru harus memahami peranan komponen-komponen proses belajar mengajar serta hubungan saling keterkaitannya dalam pengajaran musik. Guru yang mengajar memiliki kemampuan dan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam bidang musik, sehingga menguasai isi atau materi pengajaran musik yang disajikan.

b. Memiliki pengetahuan dan pandangan tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat proses belajar musik, serta sifat dan hakikat pengajaran musik.

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan bernyanyi dengan menggunakan teknik bernyanyi yang baik.

d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memainkan alat-alat musik yang digunakan dalam memberikan pengajaran musik e. Memiliki pengetahuan dan kemampuan menggunakan berbagai

macama metode penyajian yang diperlukan untuk memberikan pengajaran musik.

(12)

dapat menentukan materi dan bahan pengajaran musik yang sesuai bagi murid-muridnya; guru haruslah cepat dapat melihat bagian mana dari materi dan bahan pengajaran itu yang sudah dikuasai murid dan mana pula yang belum mereka ketahui. Pengajaran harus selalu disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid untuk menerimanya. g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan

menentukan lagu-lagu atau komposisi musik yang sesuai dengan kondisi murid-murid, sebagai bahan pengajaran untuk menyampaikan materi pengajaran musik.

h. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mencari dan memilih serta menggunakan sarana dan media yang dapat digunakan untuk memberikan pengajaran musik

i. Memiliki keterampilan memberikan bahan pengajaran melalui kegiatan pengalaman musik

j. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan menggunakan metode-metode pengajaran musik yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapi

k. Memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang cara memberi penilaian terhadap pencapaian hasil belajar murid

2.5.1 Profil guru gitar Chandra Kusuma School

(13)

Chandra Kusuma School, yang lahir pada bulan Oktober 1983 di kota Jambi. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang berasal dari keluarga berdarah Batak, adapun asal kampung kedua orangtuanya berada di Dolok Sanggul tepatnya di Kecamatan Pakkat-Kabupaten Humbang Hasudutan, Sumatera Utara.

Pak Ganda (panggilan yang kerap ditujukan) menyelesaikan pendidikan formal; SD tahun 1995, SMP tahun 1998, dan SMA tahun 2001. Di tahun yang sama, Pak Ganda masuk perguruan tinggi swasta (Universitas Tridinanti) di Palembang mengambil jurusan teknik sipil, namun tidak menyelesaikan study

karena tidak sesuai dengan hati dan pikiran atau dengan kata lain “salah jurusan”. Sejak kecil ia suka mendengarkan musik dan atas dukungan keluarga serta dorongan dari diri sendiri, maka di tahun 2002 ia masuk di Universitas HKBP Nommensen Medan, Fakultas Bahasa dan Seni, program studi seni musik dengan

major instrumen gitar klasik. Sejak saat itu, Pak Ganda semakin tertarik dan

(14)

Gambar 2.2 Pak Ganda, guru instrumen gitar di Chandra Kusuma School (Dok. Andry Permana)

Selama mengikuti perkuliahan, ia banyak mengikuti kegiatan baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus; pernah menjabat sebagai wakil ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa FBS Universitas HKBP Nommensen Medan. Ketua panitia konser Malam Tembang Kenangan, panitia Classic

Guitar Competition, konser Classical Guitar Ensemble UHN, terlibat dalam

kegiatan Reboisasi di kota Medan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, dan sebagainya.

Setelah tamat kuliah di tahun 2008, Pak Ganda mengajar gitar klasik, kursus musik maupun les privat, serta menjadi guru kelas musik di kompleks PT.RAPP, Pangkalan Kerinci-Riau. Keinginan untuk menjadi tenaga pengajar professional membuat ia berniat mengambil Akta IV yang kemudian di tahun 2009 kembali ke Kota Medan untuk mewujudkan hal tersebut. Setelah menyelesaikan study Akta IV, ia diterima bekerja di Chandra Kusuma School di tahun 2010 sampai sekarang. Di Chandra Kusuma School, Pak Ganda mengajar sebagai guru kelas musik dan tutor gitar klasik dalam musik program maupun les privat.

2.6 Strategi Pembelajaran

(15)

belajar peserta didik juga akan semakin banyak terjadi dan hasil belajar peserta didik akan semakin meningkat.

Gagne dan Briggs (1997) mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Suatu set peristiwa itu mungkin dilakukan oleh pengajar sehingga disebut pembelajaran, mungkin juga dilakukan oleh peserta didik sendiri dengan menggunakan buku, gambar, program televisi atau kombinasi berbagai media, baik oleh pengajar maupun oleh peserta didik sendiri, kegiatan itu haruslah terencana secara sistematik untuk dapat disebut sebagai kegiatan pembelajaran.

Romizowski (1981) berpendapat bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu pendekatan menyeluruh yang dapat dibedakan menjadi dua strategi dasar, yaitu ekspositori (penjelasan) dan inquiri/diskoveri (penemuan). Kedua strategi ini dapat dipandang sebagai dua ujung yang sejalan dalam suatu kontinum strategi. Hal ini erat sekali kaitannya dengan pendekatan deduktif dimana strategi ini dimulai dengan penyajian informasi mengenai prinsip atau kaidah kemudian diikuti dengan tes penguasaan dan penerapan dalam bentuk contoh dan penerapan pada situasi tertentu, sedangkan strategi inquiri/diskoveri didasarkan pada teori belajar pengalaman yang disebut juga teori belajar pengalaman.

(16)

konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran dengan siasat tertentu inilah yang disebut dengan istilah strategi pembelajaran.

Dari paparan diatas dapatlah dimaknai bahwa strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam empat pengertian yaitu: urutan kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pengajaran dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik, metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan pengajar dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dan waktu yang digunakan oleh pengajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.

(17)

sumatif pembelajaran, dan (9) revisi untuk setiap langkah pengembangan pembelajaran.

Pembelajaran kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara penuh dalam proses pembelajaran. Peserta didik didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajari. Belajar dalam pembelajaran kontekstual bukan hanya sekedar mendengar dan mencatat tetapi belajar adalah proses pengalaman langsung. Melalui proses pembelajaran tersebut diharapkan perkembangan peserta didik secara utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Selain itu, pembelajaran tersebut mendorong siswa-siswi membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya.

Konstruktivisme berkaitan dengan proses aktif pada diri peserta didik

untuk mengkonstruksi pengetahuan. Peran tenaga pengajar memfasilitasi proses tersebut dengan cara (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi peserta didik, (2) memberikan kesempatan peserta didik menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan (3) menyadarkan peserta didik agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Sehingga pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman, pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru.

(18)

yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya. Untuk itu dalam hal ini agar bisa menemukan sendiri maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peserta didik tersebut yaitu: (1) observasi (observation), (2) bertanya (questioning), (3) mengajukan dugaan (hipotesis), (4) pengumpulan data

(data gathering), dan (5) penyimpulan (conclussion).

Pengetahuan yang dimiliki peserta didik bermula dari bertanya. Bertanya dalam pembelajaran di pandang sebagai kegiatan tenaga pengajar untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Bagi peserta didik kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.

Masyarakat belajar (learning community), konsep learning community

(19)

Pemodelan (modelling). Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang dapat ditiru. Model itu biasanya berupa cara mengoperasikan sesuatu, model karya tulis, atau peseta didik memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Model dapat dirancang dengan melibatkan peserta didik, seorang peserta didik bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara mengerjakan soal. Peserta didik itu dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan keahliannya.

Refleksi (reflection) merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Peserta didik mengedepankan apa yang baru yang merupakan pengayaan atau rivisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.

Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) yaitu proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan peserta didik. Gambaran perkembangan belajar peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar. Data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melakukan proses pembelajaran.

2.7 Sarana dan Media Pengajaran Musik

(20)

Untuk menuntun murid-murid dalam kegiatan pengalaman musik di sekolah Chandra Kusuma menyediakan alat musik pengiring yang tepat digunakan adalah sebuah piano. Piano berguna untuk menjelaskan materi pengajaran musik kepada murid. Jika tidak ada piano di sekolah dapat juga digunakan alat musik lainnya seperti keyboard, gitar, dan alat musik lainnya yang lain seperti organ, jika organ atau accordion juga tidak ada, sekurang-kurangnya guru harus dapat menyediakan sebuah gitar.

Gambar 2.3 Instrumen musik di Chandra Kusuma School (Dok. Andry Permana)

(21)

2.8 Materi dan Bahan Pengajaran Musik

Pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma adalah sebuah pengajaran tentang kemampuan bermusik dengan memahami arti dan makna dari unsur-unsur musik yang membentuk suatu lagu atau komposisi musik, yang disampaikan kepada murid melalui kegiatan-kegiatan pengalaman musik. Unsur-unsur musik sebagai materi pengajaran musik yaitu merupakan suatu kesatuan yang berkaitan erat, membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Untuk kepentingan materi pengajaran musik, unsur-unsur musik di bagi atas lima komponen seolah-olah dapat dipisah-pisahkan yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, unsur musik inilah yang dijadikan pokok bahasan yang esensial dengan sub-sub pokok bahasan dan uraiannya.

2.9 Metode Pengajaran Musik

Metode pengajaran musik ini didasarkan atas tahap tingkat urutan kegiatan belajar musik. Urutan kegiatan musik haruslah mengikuti tahapan syarat tingkat urutan kemampuan bermusik dan tingkat urutan materi pengajaran musik yang logis. Metode yang digunakan seorang guru musik akan sangat tergantung kepada pandangannya tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat belajar musik, sifat dan hakikat pengajaran musik.

(22)

melibatkan alat musik baik dari instrumen tradisional maupun instrumen barat seperti biola, cello, contra bass, flute, clarinet maupun trompet. Kemudian dari banyaknya pembelajaran kelas dan privat musik (face to face) yang dilakukan di instansi musik Ipac, dibawah pimpinan sekolah Chandra Kusuma School yang terletak disamping kiri sekolah Chandra Kusuma. Pembelajaran musik baik teori dan praktik disekolah Chandra Kusuma terbagi menjadi 2 (dua) bidang kelas yaitu musik program dan musik regular.

2.9.1 Musik reguler

Musik reguler di sekolah Chandra Kusuma adalah pelajaran musik yang di spesifikasikan pada pembelajaran kelas yang dilakukan lebih dari sepuluh siswa siswi tanpa uang tambahan dilakukan seperti pembelajaran teori. Seperti pelajaran solfegio, teori musik, komposisi, kemudian terdapat juga pembelajaran praktik namun berbentuk kelas seperti pelajaran rekorder, pianika, paduan suara. Hal ini dilakukan seperti pelajaran kesenian lainnya. Pembelajaran musik di sekolah Chandra kusuma adalah salah satu pelajaran seni yang memiki perbedaan dengan sekolah lain, perbedaannya adalah sekolah Chandra Kusuma tidak menggabungkan pelajaran musik dengan pelajaran seni lainnya seperti drama, lukis, kria, tari. Sekolah Chandra kusuma memberikan guru yang berkompeten dibidangnya masing-masing dengan keahlian jurusan.

(23)

berkompeten dari Universitas Sumatra Utara (USU) jurusan etnomusikologi. Terlebih lagi pembelajaran paduan suara, rekorder dan pianika, pembelajaran tersebut dilakukan perkelas yang lebih dari sepuluh orang pemain, guru yang mengajar sering sekali melakukan dengan cara membagi siswa permelodi atau berbentuk sopran, alto, tenor, bass dengan format ansambel, hal ini dilakukan guru agar para siswa-siswi tidak bosan dengan satu melodi dan bermain secara bersamaan, yang berbentuk tim untuk pengelompokannya.

2.9.2 Musik program

Musik program adalah pembelajaran musik yang lebih spesifik yang banyak diminati seorang anak, pembelajaran ini menggunakan uang tambahan untuk belajar instrumen baik biola, piano, vocal, gitar, cello, flute, dan trompet. Pembelajaran ini dilakukan perkelas tetapi dalam satu kelasnya maksimal terdapat delapan orang pemain, atau siswa-siswi. Pembelajaran tersebut menggunakan bahan reportoar maupun kurikulum dalam proses pembelajaran.

Musik program menjadi salah satu kegiatan ekstra yang banyak diminati siswa dalam bidang seni. Musik program terbentuk dari keinginan siswa dengan seni musik khususnya instrumen gitar. Dalam pelaksanaan musik program diterapkan sistem ansembel yaitu bermain secara bersama-sama dalam satu kelas. Ansambel gitar selalu aktif dalam acara-acara sekolah, seperti masa orientasi siswa (MOS), penyambutan pelajar dari luar negeri, dan acara-acara lainnya dalam bidang musik.

(24)

berbeda, untuk pemula, biasanya siswa yang belum bisa bermain tetapi mempunyai keinginan untuk belajar bersama. Kelas lanjut biasanya siswa yang sudah mampu memainkan lagu-lagu kecil, tangga nada, serta teknik-teknik dasar instrumen.

Kurikulum yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah kurikulum ABRSM, kurikulum tersebut digunakan sebagai bahan ajar seorang guru kemudian dimainkan siswa-siswi dan akan diujiankan jika siswa telah siap untuk program ujian. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan bermain satu melodi untuk semua siswa, agar siswa yang daya tangkap bermainnya kurang dapat mengikuti temannya dan tidak tertinggal begitu jauh.

(25)

tersebut dilakukan perorangan karena anak lebih suka sendiri diajar seorang guru dalam permainan instrumen gitar.

Pembelajaran instrumen gitar di Chandra Kusuma awalnya memiliki banyak peminat dari kalangan sekolah dasar, tetapi kebijakan sekolah Chandra Kusuma menutup program instrumen gitar untuk anak pada tingkatan sekolah dasar (SD). Hal ini mengakibatkan minat pembelajaran gitar semakin sedikit, dikarenakan permainan gitar hanya dilakukan untuk tingkatan SLTP ketingkatan yang lebih tinggi. Pembelajaran instrumen gitar dilakukan dengan memakai kurikulum ABRSM hal ini dilakukan karena pembelajaran melalui kurikulum tersebut sangat efektif dalam proses pembelajarannya. Melalui sebuah jari maupun teknik permainan tangan kanan dan tangan kiri, yang telah disesuaikan dengan tingkatan great pada pembelajaran instrumen gitar.

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler yang dispesifikasikan terhadap musik program sangat baik untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan siswa di berbagai bidang di luar bidang akademik sehingga siswa dapat menyalurkan bakat dan minat pada musik program ketika ingin memainkan instrumen.

2.10 Pendukung Proses Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School

Proses Awal Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School berbentuk

Kinestetik yang merupakan tahapan pembelajaran musik yang pertama, tipe

(26)

tahap ini murid masih belum diajarkan untuk belajar mandiri, sama halnya dengan bayi, mereka menirukan apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Tipe pembelajaran ini disarankan untuk diberikan kepada murid pemula, atau yang belajar dari “nol”.

Kemudian mengenalkan anak pembelajaran teori sebelum memasuki praktik instrumen gitar dalam proses pembelajaran praktik instrumen gitar secara akademisi dibutuhkan anak dapat menulis dan membaca sebuah notasi dalam memainkan instrumen gitar, hal tersebut yang membuat pentingnya teori dalam permainan instrumen gitar diawali dengan mengenalkan anak nilai notasi dan nilai istirahat (rest)

Tabel 2.1 Notasi balok

Mengenalkan siswa-siswi macam-macam dinamik adalah pp (pianissimo) yaitu sangat lembut, p (piano) yaitu lembut, mp (mezzopiano) yaitu agak lembut,

mf (mezzoforte) yaitu agak keras, f (forte) yaitu keras, ff (fortissimo) yaitu sangat keras, crescendo yaitu bertambah keras, decrescendo yaitu bertambah lembut, dan

(27)

lambang-lambang notasi pada not balok maupun not angka. Prier (1991) menjelaskan bahwa notasi musik secara umum dikenal sekitar abad XI dengan tokohnya Guido Arezzo (1995-1050) yang menemukan cara membaca dengan menggunakan suku kata do, re, mi, fa, sol, la, si. Suku kata ini berasal dari syair lagu Santo Yohannes. Lambang artikulasi pada notasi musik antara lain:

Staff adalah sangkar nada atau paranada yaitu tempat penulisan not. Staff

terdiri dari lima garis dan empat spasi. Spasi sebagi ruang garis juga berfungsi untuk penulisan not-not. Not-not yang ditulis pada garis disebut not garis sedangkan not yang ditulis pada spasi disebut not spasi. Contoh staff sebagai berikut:

Kepala not dan tangkai not ada yang terbuka dan nada yang tertutup. Besarnya kepala not harus disesuaikan dengan sangkar nada. Jika kepala not terletak dibawah garis ketiga, tangkai not mengarah ke atas, jika kepala not berada diatas garis ketiga, tangkai not mengarah kebawah, sedangkan not yang terletak pada garis ketiga notnya boleh ke atas atau ke bawah sebagaimana tertera berikut ini

(28)

Tanda kunci, untuk mengetahui nama-nama not pada sangkar nada dibuatlah tanda kunci. Tanda kunci selalu dituliskan pada awal paranada. Terdapat tiga macam tanda kunci, yaitu:

• kunci G,

• kunci F,

• kunci C.

Kunci G disebut juga treble clef yaitu staff untuk penulisan not-not tinggi. Dalam staff kunci G menunjukkan letak not “g” yaitu pada garis kedua, kunci G disebut juga kunci gitar dan semua not yang terletak pada garis kedua bernama not G. Dibawah garis kedua adalah spasi satu yaitu not F sedangkan dibawah spasi kesatu adalah tempat untuk not E. Kunci F disebut juga kunci bass atau bass

cleft dimana dalam staff, kunci F berfungsi untuk tempat penulisan not-not rendah

(29)

Tanda titik ditempatkan dibelakang not. Tanda titik berfungsi untuk memperpanjang nilai not di depannya. Hal ini berlaku untuk notasi balok maupun notasi angka. Namun demikian nilai titik pada notasi balok tidak sama dengan nilai titik pada notasi angka. Pada notasi balok jika tanda titik ditempatkan dibelakang not atau tanda diam maka nilainya setengah dari nilai not yang di depannya. Jika dalam satu partitur dijumpai pemakaian dua titik sekaligus dibelakang not maka nilai titik yang kedua adalah setengah dari nilai titik yang pertama. Sedangkan pada notasi angka, nilai satu titik adalah satu ketukan, dua titik maka nilainya dua ketukan.

Tanda tempo, Largo (besar sangat lambat), adagio (tenang, tentram, lebih lambat dari andante, lebih cepat dari largo), lento (menunjukkan tempo lambat),

moderato (menunjukkan tempo sedang), andante (sedang, menunjukkan sifat

seperti berjalan), andantino (lebih cepat dari andante), allegro (senang, gembira, tempo cepat sesuai dengan karakter atau sifat dari gembira), vivace (tempo cepat),

presto (tempo cepat)

Tanda accidental, yaitu: (1) kreis (memindahkan letak dan bunyi nada

setengah ke atas). Tanda kreis hanya berlaku untuk letak dan bunyi nada yang mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, (2) mol (memindahkan letak dan bunyi nada setengah laras ke bawah). Tanda mol harus berlaku untuk letak dan bunyi nada yang mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, dan (3) pugar (mengembalikan letak dan bunyi nada ke asalnya).

Legato tanda yang menghubungkan dua nada atau lebih sedangkan

(30)

Pembelajaran membaca notasi dan menyanyikan nada-nada bukanlah persoalan sederhana, tetapi memiliki prosedur yang kompleks. Mursell (1995) menjelaskan untuk belajar notasi musik adalah sama halnya dengan bagaimana mengerti tentang musik itu sendiri. Nilai seluruh lambang-lambang membantu mengerti musik lebih baik lagi. Tanpa sebuah pengertian dari lambang tersebut maka pengertian akan musik akan ketinggalan, sama halnya dengan angka-angka, maka pengertian akan aritmatika juga akan ketinggalan. Maka pelajaran tentang membaca musik adalah program yang harus dilakukan dalam perencanaan untuk memajukan pendidikan musik.

Solfeggio merupakan suatu pengetahuan musik yang mempelajari teknik membaca dan menulis notasi musik yang mencakup notasi irama dan notasi melodi. Notasi melodi dibaca atau dinyanyikan secara solmisasi sedangkan notasi irama dimainkan dengan tepukan. Menulis notasi musik mencakup aplikasi sence

of music terhadap melodi yang diperdengarkan melalui instrument musik piano,

melodi tersebut kemudian ditulis dengan tepat sesuai dengan frekuensi setiap nada

(pitch).

Jarak-jarak tertentu pada tangga nada ditandai dengan pola jarak: 1-1-1/2-1-1-1-1/2. Tangga nada demikian disebut tangga nada mayor. Dalam bentuk asli (netral) deretan nada-nadanya adalah: c d e f g a b c’. setiap susunan tangga nada mayor jika dinyanyikan dengan solmisasi berbunyi: do re mi fa sol la si do. Nada pertama dari tangga nada disebut root.

(31)

yaitu dengan cara menyebutkan perbedaan tinggi nada antara nada do (C) dengan nada-nada sesudahnya dan dihitung dari do (C) sebagai nada pokok dalam tangga nada C.

Movable do adalah pembelajaran solfeggio dengan menggunakan “do”

yang dapat berpindah-pindah sesuai dengan nada yang di pergunakan. Dalam

movable do ada sebutan tambahan yaitu untuk nada-nada kromatis yaitu: (1) nada

kromatis naik dan (2) nada kromatis turun. Untuk nada kromatis naik seperti nada-nada : di, ri, fi, sel, dan li. Sedangkan untuk nada kromatis turun seperti nada-nada : sa, le, sal/fi, ma dan ra.

Selanjutnya dijelaskan rangkaian nada untuk tangga nada mayor selalu 1-1-1/2-1-1-1-1/2, maka ditemukan: (1) dalam tangga nada D mayor, muncul kreis kedua yang berlaku untuk setiap nada do (C), di samping kreis pertama yang sudah lebih muncul pada tangga nada G mayor. Pada tangga nada A mayor, muncul kreis yang ketiga yang berlaku untuk setiap nada sol (G), disamping kreis pertama dan kedua yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada G mayor dan D mayor, dan (2) dalam tangga nada Bes mayor, muncul mol kedua yang berlaku untuk setiap nada mi (E), disamping mol pertama yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada F mayor, dan pada tangga nada Es, muncul mol ketiga yang berlaku untuk setiap nada La (A) disamping mol pertama dan kedua yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada nada F mayor dan tangga nada Bes mayor.

(32)

berbentuk kelas dan dapat dilakukan antara seorang guru dan murid. Dalam tahapan pembelajaran instrumen gitar, siswa selalu menginginkan pembelajaran

yang mudah, menarik, menyenangkan, dan bertahap. Tetapi beberapa siswa dan

orangtua menginginkan pembelajaran yang instan (cepat bisa). Hal ini

menunjukan peran seorang guru untuk mengajarkan teknik-teknik lanjutan dalam

pembelajaran gitar sangat dibutuhkan.

Kesabaran, ketekunan, ketelitian, konsisten terhadap sebuah bahan yang

diberikan sangat penting dilakukan seorang siswa dalam mempelajari instrumen

gitar. Kemudian sekolah Chandra Kusuma melakukan Tahap pembelajaran

instrumen gitar secara visual, tahapan ini adalah sebuah tahapan yang

memfokuskan dengan melihat materi yang disajikan, yaitu mulai mengajarkan

membaca, mengenal not, tanda baca, dan materi lain yang kaitannya dengan

visual (melihat). Pembelajaran visual mulai mengajarkan kepada murid untuk

belajar mandiri, misalnya pengajar musik tidak ada dan yang ada hanya

partiture/tablature maka murid masih bisa belajar dan bahkan murid bisa belajar

lebih dari yang diajarkan pengajar ketika sudah menguasai materi sebelumnya.

Kemudian secara auditory yang merupakan tahapan pembelajaran musik

yang berkaitan dengan pendengaran dan pembelajaran adalah tahap paling tinggi

pada pembelajaran musik. Murid yang bisa menguasai pembelajaran auditory

biasanya mempunyai rasa “feel” yang bagus dalam menebak nada dan

memainkannya dalam alat musik. Tahapan pembelajaran ini dilakukan setelah

siswa mempelajari dasar-dasar awal yang mendukung siswa dalam permainan

(33)

Chandra Kusuma melakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dalam

pembelajaran gitar di Chandra Kusuma School dilakukan seorang guru dengan

cara memantau perkembangan siswa dan memberikan nasehat-nasehat serta

peringatan kepada seorang siswa, jika hal itu penting untuk kebaikan siswa dan

kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah Chandra Kusuma.

Terlebih lagi evaluasi yang dillakukan guru kepada seorang siswa untuk

mengambil nilai dari pembelajaran praktik instrumen gitar di sekolah Chandra

Kusuma. Penilaian yang nilai seorang guru dari absensi siswa mengikuti praktik

instrumen gitar, teknik yang baik dalam permainan instrumen gitar, tugas latihan

yang diberikan seorang guru untuk dilatih dirumah kepada siswa, teknik membaca

yang baik dilakukan seorang siswa jika mendapat bahan ajar dari seorang guru.

Kemudian pengambilan nilai yang dilakukan secara ujian kepada seorang siswa

untuk melihat hasil belajar yang baik kepada seorang siswa.

Dalam hal penilaian terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan yang

Gambar

Gambar 2.3 Instrumen musik di Chandra Kusuma School  (Dok. Andry Permana)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Citya dkk (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

Hasil: Hasil penelitian meliputi pengaturan makan (diit) pada lansia penderita hipertensi yaitu membatasi konsumsi garam, melakukan aktifitas sehari-hari dengan rentang ringan

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pemberian pupuk kandang kuda lebih baik dibandingkan dengan kontrol pada pertambahan cabang dan daun, frekuensi pupuk daun 1

Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan, pengubahan, ataupun menghapus data obat/barang. Bagian atas berisikan form untuk pencarian data obat/barang berdasarkan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dimana fokus permasalahan lebih diarahkan pencegahan terjadinya kegagalan produksi akibat kerusakan fasilitas, maka penerapan

Hasil pengamatan dan analisa sidik ragam menunjukkan bahwa proporsi air kelapa dan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap n-total, n-terlarut, dan tidak

Menurut Oka A Yati (2008:2) sekaligus menjadi katalisator yang baik bagi perekonomian negara, yang mampu mempercepat pemerataan pembangunan daerah, membuka

Hasil statistik interaksi antara faktor konsentrasi Fe dan faktor konsentrasi Cr terhadap analisis Ni terbukti secara statistik memberikan pengaruh yang