• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mutu pendidikan

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI GIANYAR (Halaman 54-58)

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, semakin tinggi tingkat pendidikannya diharapkan kualitas

G. Mutu pendidikan

Peningkatkan sistem pelayanan prima pendidikan juga dapat dilihat dari indikator sasaran berupa jumlah sekolah yang terakreditasi A. Tahun 2014 jumlah sekolah SD dan SMK yang terakreditasi A mengalami peningkatan dari tahun 2013 sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA tidak mengalami perubahan. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih diperlukan upaya pembinaan yang lebih intensif di semua jenjang pendidikan, terutama SMP dan SMA, sehingga jumlah sekolah yang berkualitas dengan status terakreditasi A mengalami peningkatan.

Mutu pendidikan diukur dengan parameter nilai rata-rata ujian akhir siswa tahun 2014, yaitu 7,90 untuk SD/MI, 7,91 untuk SMP/MTs, dan 7,98 untuk SMA/SMK. Nilai rata-rata ujian akhir SD/MI mengalami penurunan dari 7,91 pada tahun 2013 sedangkan untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK mengalami peningkatan, masing-masing 7,89 dan 7,73 pada tahun 2013. Tingkat kelulusan tahun 2013 juga dapat dipertahankan pada tahun 2014 yaitu sebesar 100% untuk semua jenjang pendidikan. Melalui program peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah diha Angka mengulang pada semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan dari tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas proses belajar dan mengajar yang masih harus

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Gianyar Tahun 2016 | II - 34 ditingkatkan. Untuk menekan angka mengulang tersebut diperlukan upaya yang lebih intensif dari Pemerintah, dalam hal ini pihak sekolah dalam meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Di samping itu, diperlukan pula dukungan dari masyarakat/keluarga dalam mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif serta bimbingan dan dorongan untuk meningkatkan semangat dan prestasi belajar siswa.

Peningkatan mutu peserta didik juga ditunjukkan oleh peningkatan angka melanjutkan. Angka melanjutkan untuk jenjang SMP dan SMA/SMK mengalami pada tahun 2014 mengalami peningkatan dari tahun 2013, bahkan melampaui 100%. Hal ini antara lain disebabkan karena adanya siswa tamatan SD/MI dan SMP dari luar daerah yang melanjutkan di sekolah-sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Gianyar.

Angka putus sekolah (drop out/DO) untuk semua jenjang pendidikan pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun 2013. Dinamika angka putus sekolah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya kondisi perekonomian masyarakat dan lingkungan. Diharapkan di tahun mendatang angka putus sekolah untuk semua jenjang pendidikan bisa ditekan hingga 0%. Beberapa upaya yang telah dilakukan terkait dengan hal ini, antara lain pemberian beasiswa, penyediaan buku pelajaran dan alat peraga pembelajaran, serta penyediaan dana pendamping BOS.

Peningkatan partisipasi anak usia sekolah dalam kegiatan pendidikan memerlukan peningkatan layanan pendidikan, seperti sosialisasi tentang pentingnya pendidikan dan perluasan akses pendidikan melalui pendirian sekolah terpadu. Di samping itu, dalam rangka memperluas dan meningkatkan mutu layanan pendidikan luar sekolah, tahun 2014 dilaksanakan pembinaan terhadap 38 lembaga kursus di Kabupaten Gianyar.

2.3.1.2 Kesehatan

Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator yang dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan program yang dijalankan, meliputi: Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan, Angka Kematian Anak Balita (AKABA), Umur Harapan Hidup (UHH), dan beberapa indikator program yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Gianyar Tahun 2016 | II - 35 Tabel 2.28

Perkembangan Capaian Indikator Bidang Kesehatan di Kabupaten Gianyar No Uraian Satuan Tahun Target RPJMN/ (Indonesi a Sehat) 2010 2011 2012 2013 2014 A DERAJAT KESEHATAN

1 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 72,12 72,17 72,22 72,27 72,27 67,90 2 Angka Kematian Bayi (AKB) Jiwa/1000 13,10 11,80 11,20 10,08 12,34 40 (26) 3 Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan Jiwa/100.0

00

45,18 74,70 60,40 93,02 65,80 150 (226) 4 Angka Kematian Balita (AKBA) Jiwa/1000 15,51 14,20 11,90 11,47 13,82 58,00 5 Prevalensi Gizi Kurang pada Balita % 0,04 0,45 2,24 2,26 0,30 15,00 6 Persentase Posyandu Purnama dan

Mandiri

% 75,62 74,50 74,10 74,74 74,74 40,00 7 Penduduk yang memanfaatkan

Puskesmas

% 81,20 85,11 71,46 80,22 88,57 15,00 8 Persentase Bayi yang mendapatkan

ASI eksklusif

% 49,87 74,30 74,82 74,27 78,97 80,00 9 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan

Universal Child Immunization (UCI)

% 100,00 100,00 95,70 81,40 90,00 100,00 10 Persentase Cakupan Desa Siaga

Aktif

% 45,71 97,14 100,00 100,00 88,57 80,00 11 Persentase Cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani

% 78,36 100,00 105,58 118,00 122,40 80,00 12 Persentase Cakupan pertolongan

persalinan oleh nakes yang memiliki kompetensi kebidanan

% 92,41 94,02 94,70 93,36 89,34 90,00

13 Persentase Cakupan pelayanan nifas % 92,74 92,12 95,58 99,36 88,90 90,00 14 Persentase Cakupan neonatus

dengan komplikasi yg ditangani

% 87,63 88,13 87,78 106,17 114,40 80,00 15 Rasio Dokter Per-100.000 penduduk or/100.000 23,60 18,95 25,20 25,00 24,35 40,00 16 Rasio Dokter Spesialis Per-100.000

penduduk

or/100.000 8,08 6,00 8,20 18,00 10,75 6,00 17 Rasio Dokter Gigi Per-100.000

penduduk

or/100.000 9,57 8,30 9,00 10,70 11,56 2,00 18 Rasio Bidan Per-100.000 penduduk or/100.000 63,78 73,65 75,00 64,38 70,63 100,00 19 Rasio Perawat Per-100.000

penduduk

or/100.000 107,15 112,39 126,80 100,10 147,35 117,50 20 Rasio Ahli Gizi Per-100.000

penduduk

or/100.000 5,31 4,26 12,60 5,00 7,104 22,00 21 Rasio Ahli Sanitasi Per-100.000

penduduk

or/100.000

15,92 12,35 10,30 9,70 10,15 40,00 22 Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat

Per-100.000 penduduk

or/100.000 8,50 6,17 6,30 3,90 5,68 40,00 23 Persentase Penduduk yang menjadi

peserta jaminan pemeliharaan kesehatan

% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 80,00

24 Persentase Pasangan Usia Subur yang menjadi Akseptor KB

% 83,34 89,28 83,40 83,02 81,2 70,00 B RSUD SANJIWANI

1 Rata-rata kunjungan rawat jalan Kunjungan/ hari

155,01 251,95 431,64 354,55 275,16 - 2 Rata-rata pengisian tempat tidur (BOR) % 70,74 62,40 68,18 75,73 68,00 60 - 85 3 TOI (Turn Over Interval/Angka

penggantian interval)

hari 1,50 1,90 2,07 1,40 2 1 - 3 4 LOS (Lenght of Stay/Lama rawat) hari 3,58 3,29 4,64 4,21 4 6 - 9 5 BTO (Bed Turn Over) Kali 6,18 6,10 7,70 5,55 5 40 - 50 6 GDR (Gross Death Rate/Angka

Kematian Kasar)

per 1000 39,96 37,41 56,27 50,54 50 max 45/1000

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Gianyar Tahun 2016 | II - 36 No Uraian Satuan Tahun Target RPJMN/ (Indonesi a Sehat) 2010 2011 2012 2013 2014

7 NDR (Net Death Rate/Angka Kematian Netto)

per 1000 24,89 23,45 37,72 35,24 36 max 25/1000 8 Persentase rujukan pasien

- Dirujuk ke atas % 1,13 2,59 2,18 3,81 53 - Rujukan diterima % 75,17 32,30 52,73 109,77 57,35

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar 2013

A. Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) tahun 2014 mengalami peningkatan dari tahun 2013 meskipun capaian kedua indikator tersebut, masing-masing sebesar 12,34 dan 13,82 per 1.000 kelahiran hidup, masih lebih rendah dari target RPJMN, yaitu 40 per 1.000 kelahiran hidup untuk AKB dan 58 per 1.000 kelahiran hidup untuk AKABA. Kematian bayi dan Balita tidak terlepas dari banyaknya kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang masih terjadi di Kabupaten Gianyar. Jumlah BBLR tahun 2014 sebanyak 202 kasus atau 3,40% dari kelahiran hidup, meningkat dari 199 kasus atau 3,09% dari kelahiran hidup pada tahun 2013. Kasus BBLR masih merupakan penyebab kematian bayi yang tertinggi.Di samping itu, beberapa hal yang berkaitan dengan peningkatan AKB dan AKABA antara lain penurunan persentase persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi dari 93,36% pada tahun 2013 menjadi 89,34% pada tahun 2014, penurunan cakupan desa siaga aktif dari 100% pada tahun 2013 menjadi 88,57% pada tahun 2014, dan penurunan persentase cakupan pelayanan Nifas dari 99,36% pada tahun 2013 menajdi 88,90% pada tahun 2014.

B. Angka Usia Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup menunjukkan trend yang meningkat sejak tahun 2010 dimana tahun 2014 telah mencapai 72,27 tahun, lebih tinggi daripada target RPJM sebesar 67,90 tahun. Perkembangan positif juga terjadi pada indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Prevalensi Gizi Kurang pada Balita. Tahun 2014 terdapat 4 kematian Ibu atau AKI sebesar 65,80 per 100.000 kelahiran hidup, lebih rendah dari tahun 2013 sebanyak 6 kasus atau AKI 93,02 per 100.000 kelahiran hidup. Demikian pula prevalensi Gizi Kurang pada Balita tahun 2014 sebesar 0,30% atau lebih rendah dari tahun 2013 sebesar 2,24%. Baik capaian AKI maupun Prevalensi Gizi Kurang pada Balita juga sudah lebih rendah dari target RPJMN, yaitu untuk AKI sebesar 150/100.000 kelahiran hidup dan Prevalensi Gizi Kurang pada Balita sebesar 15%.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Gianyar Tahun 2016 | II - 37 Peningkatan angka harapan hidup ini sebanding dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, masalah kesehatan tidak lagi dipandang sebelah mata, bahkan bagi sebagian besar masyarakat kesehatan adalah salah satu bentuk investasi untuk menjaga kualitas hidup. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Gianyar terus meningkatkan penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai sampai di daerah pelosok untuk mempermudah akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas kesehatan tersebut tentunya harus dibarengi dengan kualitas pelayanan yang optimal bagi kepuasan masyarakat.

C. Persentase Balita Gizi Buruk

Upaya memperbaiki tingkat pemenuhan gizi Balita antara lain dilaksanakan melalui penimbangan untuk memantau pertumbuhan Balita dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif untuk bayi usia 0 – 6 bulan. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 74,27% pada tahun 2013, meningkat menjadi 78,97% pada tahun 2014. Namun demikian, capaian ini masih lebih rendah dari target sebesar 80%. Kondisi ini memerlukan upaya yang lebih intensif untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pemberian ASI pada bayi melalui pembinaan gizi masyarakat.

Beberapa indikator lain yang juga menunjukkan perkembangan positif antara lain cakupan desa/kelurahan yang mencapai imunisasi dasar lengkap/Universal Child Immunization (UCI) yaitu dari 81,40% pada tahun 2013 meningkat menjadi 90% pada tahun 2014. Target UCI 100% untuk semua jenis imunisasi belum dapat direalisasikan, terutama untuk Balita di desa-desa. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani juga meningkat dari 118% pada tahun 2013 menjadi 122,40% pada tahun 2014 dan cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani meningkat dari 106,17% pada tahun 2013 menjadi 114,40% pada tahun 2014. Di samping itu, persentase Posyandu aktif (Purnama dan Mandiri) sebesar 74,74% pada tahun 2014 telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 40%.

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI GIANYAR (Halaman 54-58)