Dewi اﻮﯾدارﺪﻨ 6 CandraDewi
هﺪﻨﮭﯾا 2 ayahandah هﺪﻨﮭﯾا 9 ayahandah ayahan dah
B. Nada dan Suasana Cerita
Langkah terakhir dalam meneliti karya sastra dengan pendekatan feminis menurut Soenardjajati Dajanegara adalah mengamati sikap penulis. Sikap penulis dapat terlihat nada dan suasana cerita yang dihadirkan (Dajanegara, 2000:53— 54).
Nada dan suasana cerita yang tergambar dalam teks HDT terbagi dalam dua golongan, yaitu nada dan suasana cerita positif serta nada dan suasana cerita negatif. Nada dan suasana cerita positif menggambar baik nada dan suasana cerita, tokoh, maupun alur yang dihadirkan pengarang dapat memberikan efek positif kepada pembaca, seperti perasaan senang. Sebaliknya, nada dan suasana cerita negatif menggambarkan baik nada dan suasana cerita, tokoh, maupun alur yang dihadirkan pengarang dapat memberikan efek negatif kepada pembaca, seperti perasaan marah, dan sebagainya.
Nada dan suasana cerita positif terjadi pada episode 12—episode 16. Pada episode ini, pengarang menggambarkan keteguhan hati dan kemandirian tokoh Darma Taʻsiya setelah diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf. Pengarang
menggambarkan Darma Taʻsiya sebagai sosok perempuan yang tangguh dan mandiri. Ketika cobaan bertubi-tubi (lihat episode 8—11) menimpanya, Darma Taʻsiya tidak putus asa bahkan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Allah menolong Darma Taʻsiya (episode 12—16). Kemudian, pada episode 18—25 Darma Taʻsiya dapat membuktikan kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf bahwa dirinya tidak bersalah. Meskipun Darma Taʻsiya digambarkan sebagai sosok yang mandiri dan tangguh, dia tetaplah seorang istri yang memiliki kewajiban untuk
pesan bahwa kewajiban utama seorang istri adalah berbakti kepada suami.
Nada dan suasana cerita negatif terjadi pada episode 8—11 yang mengisahkan bahwa Syeikh Bi`l-Maʻruf hilang kendali dan mengusir Darma Taʻsiya. Sikap Syeikh Bi`l-Maʻruf yang tidak dapat menahan amarah dan melakukan kekerasan terhadap Darma Taʻsiya tidak mencerminkan seorang suami yang baik. Abu Malik Kamal dalam Fiqhus Sunnah lin-Nisāʻ Fiqih Sunnah
Wanita (Kamal, 2007:154) menyebutkan bahwa sifat-sifat yang harus dimiliki
oleh seorang suami di antaranya adalah beragama dengan baik, hafal beberapa bagian dari Alquran, memiliki kemampuan, bersikap lemah-lembut, menyenangkan untuk dilihat, setara dengan istri, dan tidak mandul. Sebagai ulama yang sepanjang hidupnya dihabiskan untuk beribadah kepada Allah, seharusnya Syeikh Bi`l-Maʻruf dapat mengendalikan hawa nafsunya.
Melalui tokoh Syeikh Bi`l-Maʻruf, pengarang ingin menyampaikan pesan bahwa setiap manusia yang beriman harus sabar serta dapat mengendalikan hawa nafsu. Di dalam teks, dicontohkan bahwa Syeikh Bi`l-Maʻruf tidak dapat menahan hawa nafsu berupa amarah sehingga menimbulkan penyesalan di dalam dirinya karena ditinggalkan oleh Darma Taʻsiya. Berbicara mengenai sabar, Allah swt telah berfirman sebagai berikut.
ِﺮ ْﺼَﻌْﻟا َو
١
ٍﺮْﺴ ُﺧ ْﻲِﻔَﻟ َنﺎَﺴْﻧ ِ ْﻻا ﱠنِا
٢
ﱠﻻِا
ٰا َﻦْﯾِﺬﱠﻟا
ّٰﺼﻟااﻮُﻠِﻤَﻋَواْﻮُﻨَﻣ
ٰﺤِﻠ
ا ْﻮ َﺻ ا َﻮَﺗ َو ِﺖ
ِﺮْﺒﱠﺼﻟﺎِﺑا ْﻮ َﺻا َﻮَﺗ َو ﱢﻖ َﺤْﻟﺎِﺑ
٣
Wa`l-ʻashri (1) inna`l-insāna lafī khusrin (2) ill a`l-lazīna āmanū wa amilu`sh-shālihāti wa tawā shaubilhaqqi wa tawā shaubi`sh-shabri (3)
1. Demi masa, 2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan mengerjakan
menasihati untuk kesabaran. (QS. Al-Ashr [482]: 1—3)
Berdasarkan ayat di atas, pada dasarnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang yang beriman. Orang yang beriman adalah orang yang mengerjakan kebajikan dan saling menasihati dalam kebenaran serta bersabar. Syeikh Bi`l-Maʻruf sebagai seorang suami dan sebagai seorang ulama yang baik, telah termasuk ke dalam golongan orang yang berada dalam kerugian karena tidak dapat menahan amarahnya.
Di dalam teks HDT, pengarang menggambarkan bahwa laki-laki begitu lemah terhadap perempuan. Selain tidak dapat mengendalikan emosi karena perempuan, kelemahannya yang lain dapat terlihat pada episode 19 dan episode 21, yang bercerita bahwa Syeikh Bi`l-Maʻruf langsung jatuh cinta kepada Darma Taʻsiya yang sedang menyamar. Dari episode tersebut, juga diketahui bahwa kesetiaan cinta Syeikh Bi`l-Maʻruf kepada Darma Taʻsiya begitu kurang. Syeikh Bi`l-Maʻruf dengan mudah dapat jatuh cinta kepada Darma Taʻsiya yang sedang menyamar dan melupakan statusnya sebagai seorang suami.
Gaya pengarang dalam menyampaikan cerita menggunakan cara menyindir. Terdapat beberapa hal yang merupakan sindiran pengarang. Pertama, Syeikh Bi`l-Maʻruf mengahabiskan seluruh waktunya untuk berkhalwat dan beribadah kepada Allah. Dia menelantarkan anak dan istrinya serta meninggalkan urusan dunia. Kedua, kebaktian seorang istri yang berlebihan pada episode 4, Darma Taʻsiya selalu mengeringkan kaki Syeikh Bi`l-Maʻruf dengan rambutnya. Ketiga, Syeikh Bi`l-Maʻruf pada sekuen 9g tidak dapat menahan amarahnya sehingga memukul Darma Taʻsiya hingga pingsan. Keempat, Syeikh Al-Akbar dan Arbaʻa pada sekuen 11d—11e yang tidak mau menerima kepulangan Darma Taʻsiya, bahkan
seketika jatuh cinta kepada Darma Taʻsiya yang sedang menyamar dan melupakan statusnya sebagai seorang suami.
168
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks Hikayat Darma Ta’siya dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Suntingan teks HDT menggunakan metode landasan. Naskah yang digunakan menjadi landasan adalah naskah HDT kode MS Indo 26 koleksi Houghton Library, Harvard University, Amerika Serikat. Setelah dilakukan kritik terhadap teks ini, maka secara keseluruhan di dalam teks HDT terdapat beberapa kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan, meliputi 16 lakuna, 9 adisi, 8 substitusi, 2 ditografi, 1 transposisi dan 17 ketidakkonsistenan.
2. Berdasarkan analisis feminis terhadap teks HDT terdapat tiga pokok bahasan yaitu identifikasi tokoh perempuan dan analisis citra perempuan, identifikasi tokoh laki-laki, serta nada dan suasana cerita.
a. Identifikasi tokoh perempuan dalam teks HDT meliputi, identifikasi tokoh Darma Ta’siya, Arba’, dan Candra Dewi. Terdapat empat ruang lingkup citra perempuan dalam teks HDT, yaitu sebagai berikut.
(1) Citra Darma Ta’siya sebagai seorang anak yaitu berbakti kepada orang tua.
kepada suami, sabar dalam menghadapi cobaan rumah tangga, dan menyayangi suami sepenuh hati.
(3) Citra Darma Ta’siya sebagai seorang ibu meliputi: menyayangi dan melindungi anak, sera mendidik anak.
(4) Citra Darma Ta’siya sebagai hamba Allah meliputi: taat kepada Allah, bersyukur, dan bertawakal kepada Allah.
b. Identifikasi tokoh laki-laki dalam teks HDT meliputi, identifikasi tokoh Syeikh Bi`l-Maʻruf, dan Syeikh Al-Akbar.
c. Nada dan suasana cerita yang tergambar dalam teks HDT terbagi dalam dua golongan, yaitu nada dan suasana cerita positif serta nada dan suasana cerita negatif. Nada dan suasana cerita positif menggambarkan baik nada dan suasana cerita, tokoh, maupun alur yang dihadirkan pengarang dapat memberikan efek positif kepada pembaca, seperti perasaan senang. Sebaliknya, nada dan suasana cerita negatif menggambarkan baik nada dan suasana cerita, tokoh, maupun alur yang dihadirkan pengarang dapat memberikan efek negatif kepada pembaca, seperti perasaan marah, dan sebagainya.
Penelitian terhadap teks Hikayat Darma Taʻsiya merupakan tahap awal dalam sebuah penelitian filologi. Penulis merasa masih banyak dijumpai kekurangan dalam penyuntingan maupun pengkajian. Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi pembuka jalan dan bahan pertimbangan bagi penulis lain untuk meneliti lebih lanjut teks Hikayat Darma Taʻsiya. Selain itu, penulis juga berharap dengan adanya suntingan teks disertai analisis citra perempuan dalam teks Hikayat Darma
Taʻsiya mampu memperkenalkan keberadaan teks Hikayat Darma Taʻsiya sebagai
171
Alʻadawiyi, Musthafa bin. 2011. Fikih Berbakti kepada Orang Tua (edisi diterjemahkan oleh Dadang Sobar). Bandung: Remaja Rosdakarya. Baroroh-Baried, Siti dkk. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan
Penelitian dan Publikasi Fakultas Seksi Filologi Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.
Behrend, T.E.. 1998. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Chanafiah, Yayah. 1999. “Hikayat Darma Tahsiyah Sebuah Telaah Filologis”.
Tidak Dipublikasikan. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Dasuki, Sholeh. 1996. “Metode Penyuntingan Teks dalam Filologi”. Dalam Haluan Sastra Budaya No. 27 Th. XV Maret 1996. Surakarta: Fakultas
Sastra UNS.
Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Feminis Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Djamaris, Edwar. 1985. Antologi Sastra Indonesia Lama Pengaruh Islam. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengenbangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
---. 2002. Metode Penelitian Filologi. Jakarta: CV Monasco.
Ekadjati, Edi Suhardi. 2000. Direktori Edisi Naskah Nusantara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Fakhriati. 2015. “Jatidiri Wanita Aceh dalam Manuskrip”. Dalam JUMANTARA
vol. 6 No. 1 Tahun 2015: 129-148. Jakarta.
Fakih, Mansour. 1997. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.
Howard, Joseph H.. 1966. Malay Manuscripts: a Bibliography Guide. Kuala Lumpur: University of Malaya Library.
M, dkk.). Jakarta: Pena Pundi Aksara.
Mulia, Musdah. 2014. Kemuliaan Perempuan dalam Islam. Jakarta: Megawati Institute.
---. 2014. Indahnya Islam Menyuarakan Kesetaraan & Keadilan Gender. Yogyakarta: Nauvan Pustaka.
Munandar, Agus Aris. 2015. “Kedudukan dan Peran Perempuan dalam Masa Jawa Kuno: Era Majapahit”. Dalam JUMANTARA vol. 6 No. 1 Tahun 2015:
1-18. Jakarta.
Munawwir, Ahmad Warson. 1984. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif.
Ratna, Nyoman Khuta. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ronkel, Van. 1921. Maleische en Minangkabausche Handscriften in de Leidsche
Universiteits – Bibloptheek. Leiden: Voorheen E. J. BRILL.
Ruhaliah. 2015. “Ningrumkusumah: Gambaran Kesempurnaan seorang Wanita”.
Dalam JUMANTARA vol. 6 No. 1 Tahun 2015: 241-260. Jakarta.
Sarwanta, Dwi. 1992. “Hikayat Darmatasiyah Tinjauan Struktur dan Fungsi”.
Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Surakarta: Fakultas Sastra Universitas
Sebelas Maret.
Sudardi, Bani. 2003. Penggarapan Naskah. Surakarta: Badan Penerbit Sastra Indonesia.
Sugono, Dendy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sukri, Sri Suhandjati. 2009. Ensiklopedi Islam & Perempuan. Bandung: Nuansa. Sutaarga, Amir dkk. 1972. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat
Departemen P & K. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan.
Suud, Wiyanto. 2011. Buku Pintar, Wanita-Wanita dalam Al-Qurʻan. Jakarta: Belanoor.
Wieringa, E.P.. 1998. Catalouge of Malay and Minangkabau Manuscripts in the
Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands, Volume One. Leiden: Leiden University Library.
Struktural-Semiotik”. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Sumber Internet
Akbar, Ali. 2014. “Shadow pada Kertas Eropa”. Dengan laman < http://quran-nusantara.blogspot.co.id/2014/12/shadow-pada-cap-kertas.html#more> (diakses pada 24 Oktober 2016 pukul 15.45 WIB).
Wirajaya, Asep Yudha. 2009. “Memperkirakan Usia Naskah: Sebuah Bagian
Kodikologi yang Perlu Dicermati”. Dengan laman
<http://asepyudha.staff.uns.ac.id/2009/05/30/memperkirakan-usia-naskah-sebuah-bagian-kodikologi-yang-perlu-dicermati/> (diakses pada 20 April 2016 pukul 14.50 WIB).
Katalog online Harvard University dengan laman <http://ocp.hul.harvard.edu/ihp> <http://iiif.lib.harvard.edu/manifests/view/drs:10637441$7i> (diakses pada 15 April 2016 pukul 08.45 WIB).
Katalog online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan laman <opac.pnri.go.id> (diakses pada 24 Oktober 2016 pukul 15.15 WIB).
One search dengan laman <http://onesearch.id> (diakses pada 15 April 2016
pukul 09.00 WIB).
Thesaurus of Indonesian Islamic Manuscripts dengan laman
<http://tiim.ppim.or.id> (diakses pada 15 Maret 2016 pukul 10.16 WIB).
Watermark Erve Wijsmuller dengan laman
<http://www.hetoudekinderboek.nl/Centsprenten/UitgeversInd/Wijsmuller .htm> (diaskses pada 24 Oktober 2016 pukul 15.50 WIB).
Hikayat Darma Taʻsia : manuscript, 1838 1838
Hikayat Sultan Harun Rasyid Romance of Darma Taʻsia Romance of Harun Al-Rashid Name/Creator
Munsyi, Muhammad Ali bin Abdul Latif, copyist.
،, copyist.
Robbins, Samuel Prince, d. 1823, former owner. HOLLIS ID
008260927 Digital Object
[Provides access to page images of entire work] http://nrs.harvard.edu/urn-3:FHCL.HOUGH:2033951 Location Houghton Networked Resource Language Malay Description 68 leaves, bound ; 22 cm. Form/Genre text print Subject
Hārūn al-Rashīd , Caliph , ca. 763-809 ; Malay literature
Category manuscript
With: Sabil al-Muhtadin li ʼl-Tafaqquh fi Amr al-Din (ff. 70v-93v). MS Indo 26. Houghton Library, Harvard University.
In Malay in the Jawi-Arabic script. Other Title