13. 1 Pendahuluan
Biasanya manajemen proyek berkonsentrasi pada masalah jadwal dan biaya. Bagaimana melaksanakan proyek sesuai jadwal dan biaya yang direncanakan adalah fokus dari manajemen proyek. Sejak pertengahan 1980, perusahaan mulai menyadari perlunya kebutuhan mengintegrasikan risiko teknis ke dalam risiko jadwal dan biaya. Proses manajemen risiko dikembangkan dan diimplementasikan sehingga informasi mengenai risiko tersedia bagi pengambil keputusan kunci. Manajemen risiko sangat penting pada kondisi di mana ada taruhan yang besar dan ketidakpastian tinggi.
Manajemen Risiko pada proyek meliputi langkah memahami &
mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi bagaimana risiko ini mempengaruhi keberhasilan proyek, monitoring dan penanganan risiko. Manajemen Risiko yang proaktif akan mengurangi jumlah masalah, memperbaiki keberhasilan pelaksanaan proyek.
Dalam bab ini kita akan membahas subtopik berikut 1. Risiko
2. Definisi Manajemen Risiko 3. Toleransi Terhadap Risiko 4. Proses Manajemen Risiko
4.1 Risiko
Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu
192 1 Manajemen Proyek-Konsep dan lmplementasi
kejadian, dan konsekuensi bisa merupakan hal yang positif maupun
negatif. (Shortreed, et al. 2003). Namun risiko pada umumnya
dipandang sebagai sesuatu yang negatif, seperti kehilangan, bahaya, dan konsekuensi lainnya. Kerugian tersebut sebenarnya merupakan bentuk ketidakpastian yang seharusnya dipahami dan dikelola secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, risiko dapat dikatakan sebagai suatu kesempatan, dalam terminologi kuantitatif, dari suatu kejadian bahaya yang didefinisikan. Terminologi kuantitatif yang dimaksud didapat dari pengukuran probabilitas terjadinya suatu kejadian dan dikombinasikan dengan pengukuran konsekuensi dari kejadian tersebut, atau secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut (Kerzner, 2004):
Risk exposure = risk likelihood x risk impact
Probabilitas terjadinya risiko sering disebut dengan risk likelihood;
sedangkan dampak yang akan terjadi jika risiko tersebut terjadi dikenal
dengan risk impact dan tingkat kepentingan risiko disebut dengan risk
value atau risk exposure. Idealnya risk impact diestimasi dalam batas
moneter dan likelihood dievaluasi sebagai sebuah probabilitas. Dalam
hal ini risk exposure akan menyatakan besarnya biaya yang diperlukan
berdasarkan perhitungan analisis biaya manfaat. Risk exposure untuk
berbagai risiko dapat dibandingkan antara satu dengan lainnya untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing risiko.
Menurut (IRM,2002) Jenis-jenis risiko antara lain:
1. Risiko operasional
Kejadian risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi mencakup risiko yang berhubungan dengan sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
2. Risiko Finansial
Risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkat suku bunga termasuk risiko pemberian kredit, likuiditas dan pasar.
Manajemen Risiko Proyek
I
1933. Hazard Risk
Risiko yang berhubungan dengan kecelakaan fisik seperti kejadian atau kerusakan yang menimpa harta perusahaan dan adanya ancaman perusahaan.
4. Strategic Risk
Risiko yang berhubungan dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, peraturan dan perundangan. Risiko yang berkaitan dengan reputasi organisasi kepemimpinan dan termasuk perubahan keinginan pelanggan.
4.2 Manajemen Risiko
Manajemen Risiko pada dasarnya adalah proses menyeluruh yang dilengkapi dengan alat, teknik, dan sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur, dan mengelola risiko secara lebih transparan. Sebagai sebuah proses menyeluruh Manajemen Risiko menyentuh hampir setiap aspek aktivitas sebuah entitas bisnis, mulai dari proses pengambilan keputusan untuk menginvestasikan sejumlah uang, sampai pada keputusan untuk menerima seorang karyawan baru.
Tujuan manajemen risiko adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui menghindari risiko atau mempersiapkan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut.
13.2 Definisi Manajemen Risiko
Risiko proyek (project risk) adalah sua tu peristiwa (event) a tau kondisi
yang tidak pasti (uncertaint), jika terjadi mempunyai pengaruh positif
maupun negatif pada tu juan proyek. Sua tu risiko mempunyai penyebab, dan jika terjadi, membawa konsekuensi a tau impak.
Untuk suatu kejadian, dapat dilihat dari sisi probabilitas (likelihood)
danimpakdarikejadian terse but. Sua tu peristiwa (event) bisamempunyai
probabilitas kecil dengan impak besar, atau probabilitas besar dengan impak kecil. Dari sini kita bisa menghitung kejadian mana yang lebih berbahaya atau yang lebih berisiko. Sehingga risiko bisa dinyatakan
194 I Manajemen Proyek-Konsep dan lmp/ementasi Probabilitas tinggi Probabilitas kerugian Risiko kecil Risiko tinggi Risiko menengah
Ukuran impak Impak
besar
Gambar 13.1 Klasifikasi Risiko berdasarkan kemungkinan dan impaknya
Secara umum manajemen risiko didefinisikan sebagai proses, meng
identifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk mengelola risiko tersebu t. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajer proyek maksimumkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif and minimasi probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan.
Dalam manajemen proyek, yangdimaksuddenganmanajemenrisiko proyek adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.
Manajemen risiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki keberhasilan proyek secara signifikan. Manajemen risiko bisa membawa pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.
Manajemen Risiko Proyek
I
195Ada tiga kunci yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko agar bisa efekti£:
1 . Identifikasi, analisis dan penilaian risiko pada awal proyek secara sistematis dan mengembangkan rencana untuk menanganinya;
2. Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai
untuk mengelola risiko
3. Memastikan bahwa biaya penanganan risiko cukup kecil dibanding
dengan nilai proyeknya
Manajemen risiko juga berhubungan dengan alokasi resourse secara
tepat. Inilah yang disebut opportunity cost. Resourse yang dihabiskan
untuk manajemen risiko bisa digunakan untuk aktivitas yang lebih
profitable. Jadi manajemen risiko yang ideal menghabiskan biaya paling rendah pada saat yang sama mengurangi sebesar mungkin efek negati£ karena suatu risiko.
13.3 Toleransi Terhadap Risiko
Ada beberapa perilaku orang, individu a tau tim dalam menghadapi
risiko. Setidaknya ada 3 tipe bagaimana individu atau kelompok dalam
menghadapi risiko, yaitu penghindar risiko (risk avoider), netral dan
pencari risiko (risk seeker). Tiga tipe ini diperlihatkan dalam Gambar 13.2
berikut sebagai fungsi toleransi terhadap risiko. Fungsi ini menyatakan
bagaimana toleransi atau kepuasan (sumbu y) berubah jika taruhannya
atau payoff (sumbu x) berubah.
Kepuasan/ Toleransi
(a)
Penghindar Risiko