FASE I: MERASA TERKUNCI
Podcaster
Kehidupan percintaan tidak seindah yang ada di film-film. Tentu sebuah hubungan ada up dan downnya. Tahun 2019, Nia bertemu dengan seorang pria yang tidak disangka akan berakhir dengan toxic relationship. Semua berawal dari sebuah aplikasi online. Saat itu, Nia berumur 20 tahun dan menjalin hubungan dengan pria yang berusia 5 tahun di atasnya. Berada di hubungan ini selama satu tahun bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Terlebih, banyak kejadian-kejadian yang menunjukan bahwa hubungan ini sudah berjalan tidak semestinya.
Nia
Jadi aku pernah nongkrong sama temen aku dan aku bawa pacar aku. Kita ngopi biasa dan temen aku ini cerita tentang kehidupan dia yang berhubungan dengan seks. Aku nggak ngeh kalo cowo aku ikut dengerin pembicaraan ini karena posisinya dia lagi main game. Ini juga bukan temen aku yang dekat gitu loh. Yang bikin aku kaget adalah temen aku bilang “cowo lu ngajak gituan nih, gua bingung. Tapi katanya ada lu, sih”. Aku makin bingung “hah? Ada gua?”
terus aku bilang ke temen ku itu “Oh yaudah lu iyain aja, mungkin nanti cowo gua bakal ngajak gua”. Aku masih positif thinking, tapi ternyata ujungnya dia ga ngajak. Aku bilang ke temenku “Lu lanjutin aja, nanti kalau ada apa-apa chat gua atau telepon gue, gue percaya kok sama lu”. Besoknya dia beneran telepon aku terus dia bilang “Ni, gue di kostan cowo lu nih”. Aku akhirnya samperin dan nemuin dia lagi mabuk. Aku nanya kenapa aku ga diajak kumpul tapi dia malah marah dan playing victim kalau aku pacar yang gak percayaan. Aku cabut dari kostan dia dan dia bilangnya dia engga ngapa-ngapain selain main nongkrong-nongkrong yaudah gitu biasa aja. Tapi, besoknya temen cewe aku ini bilang “Ni, gue engga mau bohong sama lu. Gua udah begitu sama cowo lu”.
Podcaster
Istilah toxic relationship sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Toxic relationship terdiri dari dua kata yakni toxic artinya racun dan relationship yang berarti hubungan. Hubungan ini lebih memberi banyak dampak buruk, baik bagi pelakunya dan juga berkemungkinan bagi orang di sekitarnya. Penyebabnya bisa berasal dari berbagai hal, mulai dari pergaulan, kondisi mental, termasuk masalah-masalah kecil yang sering terjadi.
Setiap orang pasti ingin diperlakukan baik oleh orang lain. Begitu juga dengan Nia yang ingin diperlakukan baik oleh pacarnya. Pada kenyataannya, ada saja perlakuan yang secara sadar dilakukan oleh sang pacar yang termasuk kategori kekerasan dalam pacaran.
Catatan Tahunan Komnas Perempuan pada 2020 memaparkan angka kasus kekerasan dalam pacaran sebanyak 1.815 kasus. Angka tersebut belum tentu mewakili semua kasus yang terjadi karena banyak dari korban Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) yang enggan melaporkan kasusnya ke penegak hukum atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Ya mungkin alasannya karena takut dihakimi orang atau bisa juga karena hukum yang masih anggap KDP sebagai tanggungan pribadi.
Nia
Waktu itu dia marah, bentak aku, tiba-tiba aku di dorong, aku ditonjok, ditampar.
Itu didorong sampai itu tuh kepleset kena tembok “bak”, terus aku dikatain
“Pelacur lo”. Padahal aku ga ngapa-ngapain, aku gatau apa-apa masalahnya di sini. Terus si cowo aku ini bilang “Lu balik sekarang”. Aku bener-bener ditinggalin, aku di jalan ikutin dia aja.
Podcaster
Kekerasan fisik terjadi hanya satu kali. Namun, Nia mengaku kerap menerima kekerasan verbal. Kekerasan verbal yang diterima seperti kata-kata yang cenderung kasar, hinaan, atau makian.
Nia
Aku tuh punya julukan sendiri dari dia “inem”. Dia suka banget beda-bedain aku sama mantan dia. “Mantannya aku tuh pinter dandan. Kamu ga bisa dandan apa?
Kamu tuh cantikan dikit kek”. Kadang diomongin juga kaya “Si Nia nih kalau lagi di kostan, dia ga pernah dandan, selalu kaya pembantu”. Dia ngomong kaya gitu ke temen-temennya dan itu ada aku. Jadi di situ aku kayak dipermalukan.
Podcaster
Cinta yang baik itu seharusnya membawa kebahagiaan dan kedamaian.
Seharusnya juga, nggak ada rasa sakit yang berkelanjutan apalagi hingga perendahan martabat sebagai manusia. Awalnya julukan “inem” tersebut menyakiti hati Nia. Ia sempat meragukan tentang dirinya sendiri dan tidak percaya diri. Terkadang Ia bertanya-tanya “Apa iya aku serendah itu?”.
Julukan tersebut semakin menempel dan akhirnya menjadi sesuatu yang sangat Nia percayai. Pikirannya termanipulasi dan selalu berpikir bahwa dirinya kurang, kurang, dan kurang. Namun, karena hal tersebut terus-menerus dilontarkan, akhirnya Ia pun merasa terbiasa. Nia juga sering dibandingkan dengan sosok perempuan lain yang sekarang menjadi mantan dari pacar Nia. Ia dibandingkan dari segi penampilan. Nia dituntut untuk mengubah penampilan.
Sadar nggak sadar, sikap yang sering membandingkan mantan dengan pacar merupakan racun dalam sebuah hubungan. Pengalaman masa lalu yang belum selesai itu bisa saja menjadi salah satu faktor awal toxic relationship. Di dunia ini, tampaknya nggak ada seorang pun yang senang jika dibanding-bandingkan dengan orang lain. Apalagi sekarang posisinya pacar yang dibandingkan dengan mantan, seseorang yang dulunya pernah berbagi tawa, canda, dan kebahagiaan.
Perbandingan selalu menyakitkan, bagaimanapun cara penyampaiannya tetap menyakitkan.
Nia merasa bahwa dirinya tidak pernah cukup untuk pacarnya. Nilai terhadap diri sendiri pun menurun karena ia mulai terpengaruh dengan opini pacarnya. Nia cenderung melihat dirinya negatif dan fokus pada kelemahannya. Di saat ini, Ia merasa sedang mengalami konflik batin. Konflik batin ini mengarah pada perasaan emosional, kecemasan, hingga depresi.
Nia sudah menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam toxic relationship semenjak mendapatkan pacarnya selingkuh. Saat itu, ia pernah melihat dengan kedua matanya sendiri kalau ada perempuan lain di dalam kamar kost pacarnya.
Nia
Terus, yang parahnya lagi, kita tuh beda agama. Dia itu harus ke gereja, dan aku bilang “Ayo aku temenin tapi dengerin aja, enggak ikut ibadah”. Disitu aku ajak temen aku juga yang non-islam. Akhirnya gua telepon tuh, tapi dia bilang “Udah udah enggak usah kesini, kamu istirahat dulu aja atau ke tempat kopi, nanti aku nyusul”. Awalnya aku kira dia beneran berangkat. Akhirnya aku ke kosan dia, aku ketuk pintunya, aku enggak ngerasa ada apapun itu. Sampai akhirnya buka pintu, itu dia masih nutupin. Aku masih nanya “Kamu kapan ke gereja?”, pokoknya masih senang-senang aja. Dia bilang “Iya iya nanti, kamu tunggu sini, aku ganti baju dulu”. Aku bilang “Yaudah aku mau masuk sama temen aku”, tapi dia larang “Udah di sini aja aja di sini aja”. Aku tetap buka pintunya dan melihat ternyata ada cewe make lingerie. Aku di situ cuma bilang ke dia gini, “Janji lu apa? Katanya mau ke gereja? Kalo lu nggak gereja yaudah berati lu bohong sama gua”. Malamnya dia minta maaf dan bilang kalau aku mirip nyokapnya, dari cara ngomong, bicara, nasihati dia. Ibu dia sudah Almarhum. Aku ngerasa kasian lagi, iba lagi.
Semakin kesini, semakin gak percaya, akhirnya aku ngeberaniin cek handphone dia. Banyak notif yang masuk. Pas aku buka, dia ternyata juga chatting-an sama tante-tante. Aku baca chat tante-tante itu, pokoknya mengarah pada omongan seks, kayak “Badan tante bagus deh”.
Podcaster
Melihat dari polanya, Nia bisa menyimpulkan bahwa pacarnya “lapar” akan seks.
Sudah ada dua perempuan yang secara terang-terangan Nia ketahui.
Nia
Yang depan mata aku yang lingerie itu sama yang temen aku. Yang bener- bener aku tau cuma dua itu. Sisanya yang lain aku gak tau. Banyak yang tiba- tiba aku tau dari orang “Eh, dia abis dari sini nih, abis dari sini nih” dan aku nggak tau. Ya kamu bisa berasumsi sendirilah tentang itu. Karena, aku juga gak tau chat-chat cewek yang diajak dia itu mau atau engga karena engga mungkin aku bacain satu-satu. Itu tuh bener-bener kayak asrama putri. Dari atas sampe bawah.
Kayanya sih lebih ke butuh seks, dia enggak kerja. Karena setiap dia ada uang dia lebih mikir ke sana. Contoh kaya temen tadi yang dibayar pakai minum.
Tapi kalo dia udah enggak ada duit, ya kembali ke aku. Ya, karena aku yang hidupin dia berbulan-bulan.
Podcaster
Saat sudah terjebak dalam hubungan yang toxic, banyak orang tetap bertahan karena berbagai macam alasan. Meskipun begitu, mereka yang bertahan tentu berharap suatu saat hubungan tersebut akan berubah menjadi sehat seperti pasangan pada umumnya. Berbagai pengalaman buruk yang dialami Nia masih belum bisa membuka mata Nia untuk mengakhiri hubungan. Rasa sayang menjadi alasan utama Nia belum bisa melepaskan orang yang sekarang sudah menjadi mantannya.
Nia
Sayang. Aku bertahan sama dia ya karena sayang. Aku mikirnya dia tuh bisa berubah tapi nyatanya engga.
Narator
Nia merasa kerugian terbesar yang ia alami adalah kehilangan waktu. Nia kehilangan lingkungannya karena pacarnya selalu melarangnya bergaul dengan teman-temannya.
Nia
Bener-bener aku kehilangan waktu yang mana aku kayak enggak bisa main sama temen-temen dan keluarga aku. Aku kaya hilang dari lingkungan aku.
Podcaster
Toxic relationship memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Hubungan yang tidak sehat bisa membuat orang tidak bahagia yang berujung pada stres.
Akibatnya, bukan hanya kesehatan mental saja, tetapi berdampak juga pada fisik seseorang.
Nia
Kalau masuk rumah sakit itu yang dia selingkuh sekali. Itu gara-gara asam lambung aku naik. Ya asam lambung kan juga dari pikiran. Itu sekali tuh, tapi aku sering pingsan gara-gara dia. Kaya kepikiran gitu, sakit kecapean itu juga sering.
Podcaster
Menyadari hubungan yang dijalani telah berubah jadi hubungan beracun, membuat rasa bingung bermunculan karena tak tahu harus bertindak seperti apa.
Belum lagi stigma umum yang membuat toxic relationship dianggap seperti suatu hal buruk sehingga ada aja orang yang sungkan atau malu untuk meminta bantuan. Padahal itu semua tak selalu kesalahan dari diri sendiri, bisa juga karena sikap pasangan yang bermasalah dalam berkomitmen.
Nia
Setelah dari itu ya, aku ngerasa banget kayak aduh aku kemana sih. Soalnya kaya tidur aja tuh kaya ga ngerasa tidur, maksud aku kantong mata aku bawahnya juga jadi hitam gitu. Aku bingung mau ngapain. Aku udah putus nih, udah free, tapi aku bukan bebas tapi aku ga tau mau kemana, ya macam hilang arah.
Podcaster
Rasa cemas akan hubungan di masa depan sempat menghantui Nia. Ia takut jika ia akan bertemu dengan sosok pria seperti mantannya di masa mendatang.
Sempat Nia menutup hatinya rapat-rapat dan tidak mau berhubungan lagi dengan pria untuk beberapa waktu. Mungkin istilah kekiniaan yang tepat untuk menggambarkan keadaan Nia adalah trust issue. Kejadian di masa lalu terkadang membentuk krisis kepercayaan bagi orang lain. Menjadi sulit percaya pada orang lain karena adanya pengalaman atau peristiwa buruk yang traumatis. Sikapnya Nia pun berubah menjadi arogan hingga akhirnya temannya menyadarkannya kalau tidak bisa terus-terusan berada di lingkaran penuh dendam.
Nia
Jadi aku sempat kaya hilang arah, ga tau mana yang baik dan benar. Ya sampai itu temen aku yang ceramahin aku, bilangin aku, kaya “Pelan-pelan aja, Ni”.
Temen aku sadarin aku banget kalau kesannya tuh aku kaya mantan aku yang dulu. Beruntungnya aku ga ada komitmen sama siapa-siapa sih. Tapi aku jadi mencerminkan dia yang dulu, kaya aku bisa loh jadi kaya lu. Aku bisa nih balas dendam. Aku bisa punya cowo yang lebih baik dari lu, tapi padahal enggak ada.
Padahal, aku masih sulit buka hati lagi.
Podcaster
Meskipun sudah berhasil lepas dari hubungan toxic tentunya butuh waktu untuk bisa benar-benar move on dan sembuh secara mental. Menjalani proses pemulihan dari hubungan sebelumnya tidak semudah yang dipikirkan oleh orang lain. Tak jarang beberapa kejadian membuatnya mengingat kembali kejadian di masa lalunya.
Nia
Ada. Misalnya ada cowok iseng geplak paha aku,“Ah lo”. Itu aku kaya ada rasa
“Eh takut gua kaya dulu lagi”. Takut dipukul. Terus keingat bayang-bayang dia kalau ada cowok bentak dikit, ya uda pasti aku diem, nangis, terus gemetar.
Ketika aku lagi nyetir, ingat itu, aku harus teriak dulu kayak “Hiih” gitu. Soalnya tuh kaya ada rasa ‘deg’, nyesek gitu di dada ketika aku inget itu, nggak tau kenapa. Pokoknya kalau lagi kayak gitu Aku tarik napas, tapi entar tiba-tiba gitu lagi. Itu terjadi kalau lagi sepi aja sih.
Podcaster
Perasaan ragu serta bimbang selalu menghampiri Nia saat ingin memutuskan hubungannya. Perasaan-perasaan tersebut menjadi hal yang membuatnya semakin susah untuk berpisah.
Sebelumnya, beberapa kali Nia sering meminta putus. Ia sudah tidak tahan dengan perilaku kekasihnya pada saat itu. Namun, pria ini terus-terusan memohon dan mengatakan bahwa sosok Nia adalah cerminan Almarhumah Ibunya. Hal ini yang membuat Nia iba dan mampu luluh lagi. Hingga pada akhirnya, Nia bisa lepas dari hubungan toxic tersebut. Ia mengakhirinya dengan berselingkuh dengan pria lain. Nia sadar bahwa ini sesuatu yang salah tapi selingkuh bisa jadi satu-satunya alasan yang membuat ia lepas dari pacarnya.
Nia
Aku tuh tahu dia itu mau putus cuma karena ceweknya selingkuh. Jadi gini, waktu itu dia pernah bilang sama aku kalau “Cowo itu nggak papa kalau selingkuh, tapi kalau cewek selingkuh itu dia murahan”. Trus aku kaya “Hah?
Teori dari mana coba kaya gitu yang bilang cowo boleh selingkuh cewek nggak”.
Tapi, aku akui ini aku yang salah. Aku ngaku ke dia aku selingkuh biar aku putus sama dia, gitu.
FASE II: MEMISAHKAN DIRI
Podcaster
Terlibat di hubungan yang beracun berpengaruh juga pada kesehatan mental dan proses pemulihan yang tidak bisa dianggap remeh. Hubungan yang beracun bisa menyebabkan harga diri rendah, pelecehan, konflik dengan diri sendiri, hingga trauma mendalam. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam menjalani hubungan beracun terasa melelahkan bahkan membuat stres. Ya karena energi kita terkuras.
Terlebih lagi sekarang kita masih berada dalam pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita untuk tetap menjaga imunitas dan kewarasan di tengah pandemi.
Sulit untuk memiliki perspektif yang jelas tentang toxic relationship saat masih menjalani hubungan itu. Baru setelah keluar dari toxic relationship tersebut, Nia mendapatkan kejelasan tentang dirinya, pasangannya, dan hubungan yang pernah dijalani. Ia pun pelan-pelan menyusun kembali hidupnya dan menjalani hari-hari tanpa sosok mantannya.
Nia
Berantakan sih. Awalnya berantakan. Tapi aku jujur, aku jadi senang banget ketika lepas dari dia. Dan kenapa aku seneng? Karena aku juga nemuin banyak cowo kan, terus bener-bener ternyata yang ngetreat aku kaya princess itu banyak di luar sana. Aku ngerasa ada yang lebih baik dari dia.
Podcaster
Setelah meninggalkan toxic relationship, seseorang baru sadar bahwa yang diinginkan adalah hubungan yang sehat dan bahagia. Bahkan, jika tidak menemukannya, kamu akan sadar bahwa kamu akan lebih bahagia saat tetap melajang.
FASE III: MELAKUKAN INTROSPEKSI
Nia
Dia nggak worth it buat aku. Dia bener-bener nggak ada effort buat aku, intinya dia nggak worth it dari segala apapun buat aku. Jadi, aku kaya ngerasa yaudah tinggalin aja. Bahkan, lupain dia itu segampang itu.
Podcaster
Banyak pengalaman berharga yang Nia dapatkan dalam hubungan ini.
Pengalamannya membuatnya lebih belajar lagi tentang kehidupan, lebih bijak dalam memilih pasangan, jangan mudah menaruh hati pada pasangan, dan jangan sepenuhnya mempercayai orang sekalipun itu orang terdekat kita.
FASE IV: MENGAMBIL PELUANG BARU Nia
Aku tanemin dalam diri aku waktu itu aku dapet kata-kata gini: ketika kamu pacaran sama seseorang, trus ada sikap yang kamu gak suka dari dia, mending tinggalin sebelum nanti kamu nikah. Nanti kamu gak tau mau kemana, karena nikah kan kamu harus jalan terus. Kamu gak bisa berenti. Mending ketika kamu pacaran, kamu tau sifatnya jelek dan ga bisa kamu tolerir ya tinggalin.
SEGMEN 2: GELAR WICARA BERSAMA NARASUMBER AHLI