Proses menjalani hidup selalu saja ditemukan persoalan-persoalan yang begitu berat dan susah untuk dilalui. Hal ini membuat manusia berusaha untuk tetap bertahan. Mereka pun memilih jalan spriritual di mana manusia melibatkan sosok berkuasa atau yang transenden untuk terlibat mengeluarkan mereka dari persoalan-persoalan kehidupan tersebut. Seperti pernyataan Roland Robertson dalam buku nya Agama dan Analisa dan Interpretasi Sosiologi, "manusia hidup dan berada di dalam dunia dengan situasi yang dihadapinya, akan tetapi di sisi lain ia menempatkan kepercayaannya sebagai pedoman dalam menjawab problematika yang ia hadapi.104 Nazar adalah salah satu cara melibatkan sosok transenden itu agar memperoleh jalan keluar dari masalah. Nazar yang mereka lakukan merupakan satu proses harmenutika kehidupan seperti pernyataan Fowler di mana jemaat telah menjalani kehidupan dan menemukan dokumen-dokumen kehidupan yang menyusun paham dogma bagi mereka.105
Nazar yang dilakukan oleh jemaat GMIT Efata Soe telah membudaya. Budaya ini telah melewati proses pewarisan. Mengenai praktik nazar, bagaimana melakukan nya, hal ini telah diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya nya dan selanjutnya diteruskan dari generasi ke generasi. Dari masyarakat seorang individu memperoleh pengetahuan yang digunakan untuk berburu, berbicara, bersumpah, mengubur anggota keluarga, dan sebagainya.106 Pewarisan yang terjadi telah membudaya dan menjamur dalam kehidupan jemaat, hal ini juga terjadi di zaman Israel kuno. Banyak kebudayaan di Timur Tengah saat itu yang mirip dengan nazar. Bahkan nenek moyang orang Timor-Dawan, mereka juga pernah melakukan tradisi persembahan yang mirip dengan nazar yang di kenal dengan Fuah Pah, tradisi ini merupakan satu tradisi mempersembahkan kurban bagi penguasa bumi dan pemberi kesuburan (Uis Pah), terkadang mereka juga
104 Roland Robertson, Agama dan Analisa & Interpretasi Sosiologi, (Jakarta : Rajawali, 1988),5.
105 Supratiknya A. (eds), Teori Perkembangan Kepercayaan: karya -karya Penting James W. Fowler, (Yogyakarta: Kanisius, 1995),21.
106 Jacques Berlinerblau, The Vow and „the popular religious groups‟ of Acient Israel, (England: Sheffield Academic Press, 1996), 64.
27
membuat janji layaknya nazar dalam kepercayaan Kristen. Mereka menanjikan kurban besar berupa hewan jika Uis Pah memberikan hasil panen yang baik. Ini telah dilakukan masyarakat Atoni Meto sebagai ritual yang berkaitan dengan kepercayaan Halaika, sejak zaman dahulu.107 Semua nya dipahami sebagai cara untuk bertahan dalam kehidupan, dengan mengambil jalan spiritual sebagai solusi menghadapi persoalan kehidupan.
Nazar telah menjadi senjata pamungkas dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Misalnya dalam menghadapi permasalahan ekonomi, menyangkut keberhasilan dalam mengikuti tes atau ujian pegawai negeri, menyangkut masalah selamat dalam menjalani proses persalinan, juga menyangkut masalah diberi anak sesuai permintaan mereka, pengangkatan mereka dari status pegawai honorer menjadi pegawai negeri tetap. Nazar menjadi pilihan ketika mereka sudah tidak mampu lagi dalam menyelesaikan satu permasalahan. Mereka mengadakan nazar agar mendapat pertolongan Tuhan dalam menjalani tes pagawai negeri yang sulit ini.
Nazar bukan hanya mengenai persembahan syukur kepada Allah semata. Namun nazar adalah janji antara manusia dengan Allah. Nazar hanya mereka lakukan ketika memang menemui kebuntuan dalam menanggulangi permasalahan kehidupan. Tidak dengan asal-asalan mereka melakukan nazar ini, karena ini berkaitan dengan perjanjian dengan Tuhan yang harus ditepati. Anggota jemaat telah memahami bagaimana nazar yang dilakukan itu harus ditepati, karena nazar bukan hal yang dapat disepelekan. Menurut mereka nazar merupakan perilaku mempersembahkan diikuti dengan janji yang di ikat dengan Tuhan. Hal tersebut sepemahaman dengan teori-teori mengenai nazar yang dipahami sebagai satu proses perjanjian dengan Tuhan dan wajib untuk ditepati. Seperti Dalam catatan Cartledge: “dabo si dederis”: "Aku akan memberikan jika Anda akan memberikan”.108 Artinya, bahwa sumpah tersebut bersyarat, jika permintaan terpenuhi maka harus memenuhi syarat-syarat atau janji nya.109 Kewajiban pasca
107Hasil wawancara dengan seorang nara sumber yang dulunya berkepercyaan halaik (Pak Koebanu) Jan 2015.
108Jacques Berlinerblau, 41. 109
28
nazar mereka terjawab tetap mereka ingat karena mereka telah mengerti apa yang pernah mereka janjikan itu harus ditepati.
Ketika bernazar seseorang mengadakan perjanjian dengan Tuhan, namun demikian di dalam perjanjian tersebut terdapat unsur pertukaran. Seseorang meminta kepada Tuhan dan orang tersebut juga harus memberi kepada Tuhan sesuatu berupa persembahan. Pola pertukaran ini seperti yang terjadi dalam dimensi kehidupan sosial masyarakat. Pertukaran ini bersifat universal, dari beberapa alasan yang membuat pertukaran itu menarik terdapat dua alasan yang berkaitan dengan nazar ini. Pertukaran adalah wahana yang memungkinkan seseorang memperoleh sesuatu yang diperlukan.
Nazar dapat dilakukan oleh siapa saja, selama memperhatikan ketentuan yang berlaku ketika nazar dijawab Tuhan. Esensi dari nazar sebenarnya yaitu terletak pada bagaimana apa yang dijanjikan ketika Tuhan menjawab nazar itu wajib dan harus dipenuhi. Strata ekonomi maupun jenis kelamin tidak menjadi pengekang seseorang melakukan nazar. Anggota jemaat yang melakukan nazar mempunyai latar belakang ekonomi yang beragam, dalam tingkat usia beragam pula. Nazar dapat dilakukan oleh pria atau wanita, unsur patriarki tak menjamah perihal pembutan nazar atau sumpah ini. Hal ini terjadi dalam jemaat, dan juga dalam kisah-kisah Alkitab memuat tentang ini. Yakub, Yefta, Hanna, membuktikan ini, bahkan mengenai regulasi pembayaran nazar juga dalam Alkitab Perjanjian Lama yaitu pada Imamat 27; Bilangan 30; cukup menjelaskan tentang nazar ini yang boleh dilakukan pria atau wanita dan dari kalangan miskin atau kaya pun dapat melakukannya.
Nazar adalah janji yang dilakukan seseorang dalam arti individu bukan kelompok,110 dalam melakukan nazar meski apa yang diminta dari Tuhan merupakan permintaan kelompok namun selalu diwakilkan atau dilakukan oleh satu orang saja. dalam konteks pergumulan keluarga jemaat yang kemudian dinazarkan, kepala kelurga biasanya yang mewakili dalam membuat permohonan dan membawa persembahan nazar. Namun dalam pergumulan, mereka mengumuli atau mendoakan permintaan mereka bersama-sama.
110
29
Nazar dalam tradisi Israel kuno, dilakukan dengan langsung mengucapkan permintaan di ikuti dengan ikrar janji atau sumpah yang begitu mengikat. Kemudian setelah semua permintaan terkabulkan, pembayaran wajib dilakukan ke bait Allah, ritual selanjutnya diatur oleh rahib atau imam. Sebagai imbalan untuk pemberian permintaan ini, imam menawarkan dewa objek nyata atau layanan sebagai penggantian. Seperti telah tercatat, bahwa sumpah tersebut bersyarat, jika permintaan terpenuhi maka harus memenuhi syarat-syarat atau janji nya.111 Sedangkan praktik nazar yang dilakukan oleh anggota jemaat GMIT Efata Soe, ada keunikan tersendiri. Awali proses nazar dengan memberi persembahan yang disertai dengan permintaan lewat doa yang bermuatan janji, ini dapat disebut sebagai persembahan pra nazar. Pola pemikiran mereka mungkin dengan memberi persembahan pra nazar, untuk membujuk Tuhan memberikan apa yang diminta. Cara yang beragam ketika melakukan nazar dalam jemaat terjadi karena ajaran yang diwariskan. Masing-masing mereka melakukan cara bernazar sesuai paham dan ajaran yang diwariskan sejak orang tua mereka.
Pembayaran janji nazar bisa berupa apa saja, baik itu barang, jasa, uang, atau berjanji mendedikasikan diri bagi Tuhan, bahkan juga ditemukan kasus nazar dengan janji akan setia memberikan perpuluhan kepada Tuhan. Dalam kasus yang lain, anggota jemaat yang bernazar berjanji akan melaksanakan acara ucapan syukur. Jika ditelaah dari sudut pandang Alkitab mengenai pembayaran nazar, Tuhan menginginkan satu pembayaran yang seimbang dengan apa yang diminta, kemudian dalam pembayarannya nazar disesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang yang bernazar. Mengenai tempat dilakukan nazar tidak tentu, entah itu di rumah, di tempat kerja, bahkan ditemukan adanya kasus seorang ibu melakukan nazar di dalam ruang operasi. Dalam Alkitab dan juga dalam perjalanan sejarah Israel kuno terdapat banyak janji yang dilakukan diluar dari tempat kudus, bahkan Yefta melakukan nazar di arena pertempuran.112
111 Jacques Berlinerblau, 175. 112
30
B. Sikap Majelis Jemaat Efata Soe dalam menanggapi Nazar yang