• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik nazar dalam Jemaat GMIT Efata Soe

Dalam dokumen T1 712009031 Full text (Halaman 30-33)

Menurut hasil wawancara bahwa nazar ini dilakukan karena sudah menjadi hal yang diajarkan turun-temurun, dengan cara-cara melakukan nazar cukup beragam. Menurut salah satu informan, nazar mereka lakukan dengan menyiapkan dahulu persembahan berupa uang yang telah didoakan dan kemudian dianggap sebagai persembahan nazar, ini merupakan pemabayaran nazar sebelum apa yang diminta di jawab Tuhan. Ada beberapa informan lainnya melakukan nazar dengan perjanjian langsung tanpa persembahan uang nazar. Dalam salah satu keluarga informan pelaku nazar yang menghadapi masalah berkaitan dengan tes pegawai negeri sipil, mereka menyiapkan uang sebagai persembahan yang digenggam dan kemudian digumuli dalam doa pada tengah malam jam 12 malam, namun didepan mereka sudah juga disediakan semua bukti kelulusan atau ijazah dari jenjang pendidikan yang telah dilewati diletakan pada sebuah nampan. Langkah berikutnya ijazah digumuli dalam doa selama tiga hari, uang sebagai persembahan terus ditimbun. Pada hari ke tiga bertepatan dengan hari minggu, persembahan yang telah terkumpul selama tiga hari pergumulan itu dimasukan ke dalam amplop kemudian disisipkan dalam Alkitab, dibawa ke gereja dan dimasukan kedalam kantong persembahan. Janji dari pembuat nazar ini yaitu jika permintaan

76 Hasil wawancara dengan seorang anggota jemaat, pelaku nazar (Pak Victor) Jan 2015. 77

Hasil wawancara dengan seorang anggota jemaat, pelaku nazar (Ibu Heldrianty) Jan 2015.

78 C. Barth, Theologia Perjanjian Lama III, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1993 ),110. 79 Hasil wawancara dengan salah seorang anggota jemaat, pelaku nazar (Pak Victor) Jan 2015.

20

nya terjawab maka dia akan mewujud nyatakan ungkapan terimakasih kepada Tuhan lewat ibadah ungkapan syukur dan membaktikan diri dengan sungguh lewat pekerjaannya untuk Tuhan.80

Sementara pada informan lainnya yang menghadapi masalah yang sama, melakukan nazar tanpa menggunakan uang sebagai persembahan karena menurut mereka persembahan berupa uang bukan segalanya, mereka terus bergumul dalam doa keluarga setiap malam dengan pergumulan yang sama dan dengan janji mereka sendiri yang berbunyi demikian “apabila Tuhan mengabulkan permohonan kami maka yang akan kami lakukan adalah setia dalam panggilan kami untuk melayani pekerjaan Tuhan dan setia dalam memeberikan persepuluhan kami yang adalah hak Tuhan”.81

Ini merupakan penggalan hasil waawancara dengan salah satu informan pelaku nazar yang menurutnya nazar ini baru terkabulkan setelah melewati 25 tahun dari awal dia mulai melakukan doa dan perjanjian dengan Tuhan. Dengan demikian ditemukan sistem nazar yang unik yaitu pembayaran untuk melakukan permintaan yang dianggap sebagai nazar. Keunikan berikut mengenai perjanjian dengan Tuhan lewat doa langsung tanpa persembahan berupa uang namun berupa pengabdian seperti yang tertulis dalam Alkitab tentang kisah Hanna.

Nazar yang dilakukan oleh salah seorang anggota Jemaat GMIT Efata Soe tentang kesulitan dalam melahirkan anaknya juga merupakan satu nazar lewat janji langsung dengan persembahan. Seperti yang dilakukan oleh Yefta dalam kisah hakim-hakim Israel. Menurut informan dalam proses menuju operasi persalinan. Dia berdoa dan didalam doa nya berisikan perjanjian dengan Tuhan. Informan adalah seorang ibu yang sedang mengandung, namun dokter memfonis ibu ini akan melahirkan secara sesar karena anak di dalam kandungan tidak tepat pada posisi nya. Namun dalam doa secara langsung ibu ini berkata “jika Tuhan berkenan saya ini melahirkan secara normal, maka saya akan memberikan persembahan kepada Tuhan, yaitu uang yang telah disiapkan untuk operasi sesar, biarlah diberikan sebagai bantuan bagi sekolah dasar luar biasa (SDLB)”.82 Tepat

80 Hasil wawancara dengan salah anggota jemaat, pelaku nazar (Pak Daniel) Jan 2015. 81 Hasil wawancara dengan salah anggota jemaat, pelaku nazar (Pak Yunus) Jan 2015. 82

21

pada waktu melahirkan ibu ini melahirkan dengan normal dan dia pun menepati nazar nya seperti yang dijanjikan sebelumnya.

Seorang ibu lainnya yang sangat mengharapkan anak sulung yang sedang dikandung nya ini kiranya berjenis kelamin laki-laki. Dia melakukan pergumulan di rumah setiap jam 12 tengah malam. Meski bukan hari minggu ibu ini pergi ke gereja dan terus berdoa, terkadang tidak mendapat kesempatan untuk masuk kedalam gedung gereja, ibu ini lalu berdoa di depan pintu gereja. Doa meminta kira nya Tuhan memberikan anak laki-laki, sebagai anak sulung. Dengan janji bahwa “jika Tuhan memberikan anak laki-laki sebagai yang sulung maka biarlah sepanjang hidup anak yang akan lahir ini, Tuhan pakai untuk pekerjaan kemuliaan Nama Tuhan. Perjanjian nazar seperti ini memerlukan tanggung jawab besar dalam mengarahkan anak ini dalam keharusan menepati janji nazar yang telah diucapkan orang tuanya.83

Janji langsung dalam hati dengan Tuhan juga dilakukan oleh seorang anggota jemaat, dengan tujuan agar dapat diangkat menjadi PNS setelah sekian lama tak mendapat perhatian untuk diangkat, dan tetap menjadi tenaga honorer di salah satu instansi pemerintah. Ketika menjadi tenaga honorer ibu ini telah berjanji bahwa jika Tuhan membuka jalan dan dia diangkat menjadi pegawai negeri sipil maka hasil pertama atau gaji pertama semua nya akan diberikan untuk Tuhan dan penghasilan di bulan yang kedua akan diberikan bagi orang tua. Inilah janji dengan Tuhan lewat satu ungkapan langsung dan ketika diangkat menjadi pegawai negeri sipil ibu ini menepati janji nazar nya. Hal ini dianggap sangat sakral karena merupakan perjanjian dengan Tuhan oleh karena itu harus ditepati. Informan ini juga menyatakan bahwa “nazar adalah sesuatu yang sangat sakral, bukan sesuatu yang dapat dipermainkan oleh karena itu ketika telah berjanji maka janji itu harus ditepati”.84

Nazar bagi mereka merupakan janji dengan Tuhan dan mereka imani, sangat yakin bahwa nazar pasti dijawab oleh Tuhan. Bahkan menurut mereka sebelum seseorang bernazar dia harus terlebih dahulu mengimani perjanjiannya pasti terjawab oleh Tuhan.85 Ada proses menunggu yang harus mereka jalani

83 Hasil wawancara dengan seorang anggota jemaat, pelaku nazar (Ibu Naomi) Jan 2015. 84 Hasil wawancara dengan seorang anggota jemaat, pelaku nazar (Ibu Heli) Jan 2015. 85

22

sambil terus bergumul dalam doa menanti jawaban Tuhan terhadap permintaan mereka. Dalam wawancara, seorang informan optimis dengan kepastian adanya jawaban atas permintaan dalam nazarnya. “Nazar bukan tidak di jawab, namun itu adalah jawaban Tuhan yang tertunda dan memerlukan kesabaran kita dalam menunggu jawaban Tuhan dan maksud Tuhan”.86

Proses menunggu dan bergumul tentang hal yang sama akan terus dilakukan hingga jawaban diberikan Tuhan. ini ditemukan dalam kasus seorang informan yang menunggu selama 25 tahun barulah mendapat jawaban atas permintaan yang disertai nazar yang dilakukan nya.

Bagi pelaku nazar, perjanjian dengan doa dan persembahan mereka dengan Tuhan ini adalah bersifat rahasia. Bahkan menurut beberapa informan yang diwawancarai, suami atau istri mereka saja tidak mengetahui akan perjanjian nazar apa yang telah mereka lakukan. Menurut salah seorang informan nazar yang digembar-gemborkan tidak berfaedah.87

Secara umum ditemukan dua bentuk nazar yaitu dengan berdoa yang di dalamnya ada janji sakral di sertai persembahan yang akan dibawa ke gereja pada hari minggu. Juga ada bentuk berikutnya yang merupakan bentuk perjanjian langsung dengan Tuhan baik itu secara oral atau pun didalam hati. Kesamaan bentuk praktik nazar ini adalah sama-sama wajib membayar janji dalam nazar yang telah dilakukan.

Mengenai tempat melangsungkan janji, para informan mengatakan bahwa nazar atau janji ini dapat dilakukan di mana saja. Mereka semua melakukan nazar sebagai hal yang lebih privasi. Seorang informan mengatakan bahwa nazar atau janji yang dilakukan oleh nya, hanya dia dengan Tuhan saja yang mengetahui. bahkan orang terdekat, suaminya sendiri tidak mengetahui hal itu.88

Dalam dokumen T1 712009031 Full text (Halaman 30-33)

Dokumen terkait