• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMINAN EKONOMI RAKYAT DALAM TRADISI HUKUM BARAT: SEBUAH

A. NEGARA KESEJAHTERAAN SEBAGAI AWAL MENUJU IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL

2. Negara Kesejahteraan dan Implementasi Berbagai Macam Tunjangan Sosial

Terjadinya revolusi industri pada abad ke 18 yang bersamaan juga dengan munculnya modernisasi, telah memicu berbagai perubahan besar dalam sejarah kenegaraan di dunia Barat.

Modernisasi yang menghasilkan berbagai macam penemuan kemudian memicu industrialisasi di berbagai tempat di Eropa, utamanya Eropa Barat. Terjadilah kemudian perubahan-perubahan sosial, yang mengakibatkan berubahnya keseimbangan sosial. Selain terjadinya berbagai ketegangan dalam rumah tangga dan mobilitas geografis, berbagai bentuk disparitas ekonomi terjadi. Termobilisasinya masyarakat ke pusat-pusat industri, emansipasi wanita yang mampu mendorong wanita ke dunia industri, telah mempengaruhi mekanisme pemeliharaan anak dan juga perawatan orang lanjut usia. Selain kondisi keluarga menjadi tidak memungkinkan bagi pemeliharaan anak secara penuh, perawatan orang tua pun sudah amat sulit diselesaikan oleh keluarga sebagai sebuah institusi yang sebelumnya telah melakukan itu semua.

Industrialisasi juga telah menyebabkan, bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya semata-mata hanya sebagai pekerja, termasuk kemampuannya untuk bekerja dan mendapatkan pekerjaan. Migrasi sosial akibat industrialisasi telah mengakibatkan masing-masing pencari kerja lepas dari bantuan keluarga yang lebih luas. Bertambahnya usia sekolah menjadikan para orang tua menanggung keseluruhan biaya hidup dan pendidikan bagi anak lebih dari pada sebelumnya. Terakhir, adanya keharusan untuk berhenti bekerja (pensiun) pada industri telah mengakibatkan adanya banyak orang tua yang harus menanggung kehidupannya sendiri-sendiri.38

Dalam konteks semacam inilah kemudian pemerintah merasa perlu ‘mengintervensi’ sistem kapitalisme. Negara kemudian mengeluarkan berbagai perundangan yang berkaitan dengan

38 tp, ‘The Rationale for Social Security’, dalam Hoiberg.

pengaturan pemeliharaan anak, pensiun bagi orang lanjut usia, kompensasi bagi kecelakaan kerja serta orang cacat, serta para penganggur atau ekonomi lemah. Kaum buruh yang terpinggirkan secara ekonomi, atau kaum ekonomi lemah yang lain, yang dalam teori kapitalis mereka ini adalah the looser dalam kompetisi hidup, harus pula diperhatikan oleh negara. Itu semua menjadi sebuah keharusan bagi pemerintah agar ketegangan-ketegangan tersebut bisa dihilangkan.

Di sinilah kemudian prinsip dan konsep tentang tanggung jawab sebuah negara terhadap warganya juga menjadi berubah. Pemerintah bukan hanya sebagai wasit, namun pemerintah telah muncul sebagai pelindung bagi warganya. Pemerintah harus bertanggung jawab sampai pada masalah kehidupan ekonominya. Di sinilah kemudian Negara Kesejahteraan bisa bersemi.

Pada tahap ini muncul di Inggris aturan tentang bantuan keuangan bagi orang-orang miskin dengan terbitnya the Elizabethan Poor Laws abad 17, sebagai bentuk awal dari pemberian bantuan kepada masyarakat. Peraturan ini dipertegas dan lebih diefektifkan dengan pengundangan the New Poor Laws tahun 1834.39 Kebijakan ini mempengaruhi beberapa wilayah lain, beberapa negara bagian di Amerika juga meng-copy aturan tersebut. Jaminan sosial (social secu-rity) secara umum diterapkan paling awal di Jerman tahun 1883 di masa Kanselir Otto von Bismarks, meskipun secara embrional ini sudah mulai dirintis semenjak abad ke 14. Kebijakan di Jerman ini meliputi berbagai macam jaminan sosial bagi rakyat dan khususnya, para pekerja. Kebijakan Jerman ini, sebagian diikuti oleh Austria tahun 1888, oleh Itali 1893, serta diikuti pula oleh Swedia dan Belanda pada tahun 1901.40

39 Jauh sebelum pengundangan the Elizabethan Poor Laws abad ke 17 ini, pada tahun 1598 sebenarnya sudah mulai dikeluarkan kebijakan untuk memberikan perhatian untuk memberikan pekerjaan ataupun apa yang dikemudian hari dikenal dengan social security (jaminan sosial) bagi orang-orang miskin. Meskipun, aturan ini belum efektif hingga pengundangan the New Poorl Laws abad ke 19 di atas. (tp, ‘ Social Security: Historical Evolution’

dalam Hoiberg)

40 tp, ‘ Social Security: Historical Evolution’ dalam Hoiberg.

Dibandingkan dengan berbagai negara di Eropa, Amerika Serikat ternyata sangat terlambat menerapkan kebijakan tentang jaminan sosial. Bisa dikatakan bahwa baru pasca terjadinya Great Depression 1930, Amerika Serikat mulai menuju pada konsep Negara Kesejahteraan ini, dimulainya intervensi pemerintah dalam bentuk pemberian jaminan sosial. Undang-Undang Jaminan Sosial tahun 1935 bukan saja telah memberikan jaminan sosial bagi orang tua jompo, buta, orang cacat serta tanggungan anak tetapi , negara bagian juga membuat asuransi lanjut usia dan dana cadangan Negara Bagian untuk memback-up bagi ansuransi pengangguran.41

Mengapa berbagai negara Eropa lebih dahulu menerapkan peraturan tentang jaminan sosial ini dibandingkan dengan di Amerika? Minimal, ada dua alasan yang bisa disampaikan. Pertama, dengan melihat latar belakang sejarah, tidak bisa dinafikan bahwa kesadaran untuk menanggung orang yang kekurangan secara ekonomis adalah sebuah ide yang bermula dari konsep dalam agama yang berkaitan dengan anjuran menyantuni orang yang kekurangan.

Negara-negara Eropa, sebagai penerus dari kerajaan Romawi Barat yang mengadopsi secara resmi agama Kristen sebagai agama negara, tentunya menyadari akan kebaikan dari apa yang dikenal dengan charity atau derma.42 Dari inilah akan terkumpul biaya untuk kemudian disalurkan bagi pengentasan kemiskinan dan bantuan untuk meringankan beban orang lain. Dari konsep charity yang hanya bersifat voluntary, lama kelamaan memberikan inspirasi bagi negara untuk melakukan hal yang sama. Kedua, adalah pengaruh sosialisme.

Dari kronologi perkembangan jaminan sosial tersebut, ternyata negara-negara yang memiliki latar belakang kedekatan dengan sosialisme lebih cepat merespons kesadaran akan pentingnya jaminan

41 tp. ‘ Social Security Developments since c 1900’ dalam. Hoiberg

42 Konsep charity memang telah mempengaruhi banyak perkembangan kesadaran hukum di negara Barat. Bukan hanya dalam kesadaran jaminan sosial saja, namun dalam masalah perkembangan konsep tentang Badan Hukum dalam hukum perdata, juga dipengaruhi oleh konsep charity dalam Kristen. (lihat: ST Kansil. Kansil, CST, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 118

sosial. Sebagaimana diketahui bahwa Jerman adalah negara pertama yang paling detail memperkenalkan jaminan sosial, meskipun Inggris telah memberikan tanda-tanda lebih awal. Sehingga bisa dikatakan apabila di Jerman pengaruh sosialisme lebih kental, dan sebaliknya di Inggris pengaruh dari Katholisisme lebih kuat. Demikian juga, karena Amerika tidak memiliki penyandaran kepada salah satu dari dua alasan tersebut Amerika muncul jauh lebih lambat dari kedua negara tersebut.

Namun, di antara sekian bentuk dan model pengembangan dari jaminan sosial tersebut, kebijakan yang paling banyak mempengaruhi dunia tentang jaminan sosial ini adalah kebijakan yang dikenal dengan British Government’s Report by Sir William (later Lord) Beveridge tahun 1942, yang dengan secara tegas menyatakan;43

1) tanggung jawab negara secara penuh bagi pekerjaan warga negara 2) tunjangan keluarga bagi seluruh anak sesudah anak yang pertama 3) layanan kesehatan yang komprehensif bagi semua orang

4) negara menjalankan progran asuransi sosial secara nasional Kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang banyak diimplementasikan pada tunjangan sosial di abad 20 ini. Namun, perkembangan lebih jauh lagi akan terjadi pada kurun antara 1945 sampai dengan 1973 di mana terjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat besar di berbagai negara, disusul dengan peledakan penduduk serta munculnya berbagai bentuk resiko baru, maka konsep dan penerapan jaminan sosial pun mengalami perkembangan cukup besar.

Dengan demikian, implementasi dari berbagai macam jaminan sosial tersebut merupakan pertanda dari telah berubahnya sebuah model kenegaraan dari negara yang tidak banyak mencampuri urusan rakyat, yang membiarkan kompetisi kehidupan berjalan bebas, menjadi negara yang mencampuri berbagai urusan rakyat dan negara menjadi penjamin bagi kemakmuran rakyatnya, atau dengan ungkapan yang lain negara menjadi apa yang disebut oleh Friedman

43 tp. ‘ Social Security Developments since c 1900’ dalam. Hoiberg

sebagai “an active intervensionist state”44,yaitu negara yang sangat campur tangan terhadap urusan warganya.

Dari sini perlu dimunculkan bahwa pemerintah sebagai institusi yang mempunyai kekuatan dan membuat peraturan melakukan intervensi dengan berbagai aturan yang ditujukan untuk dapat meminimalkan kesenjangan kepentingan kelompok, dengan menciptakan sebuah sistem etika Negara Kesejahteraan. Adapun bentuknya dengan mewujudkan penerapan berbagai bentuk tunjangan bagi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung dirugikan atas sebuah pilihan kebijakan dan kepentingan yang diambil.

B. VARIAN MADZHAB NEGARA KESEJAHTERAAN DAN