• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMINAN EKONOMI RAKYAT DALAM TRADISI HUKUM BARAT: SEBUAH

B. VARIAN MADZHAB NEGARA KESEJAHTERAAN DAN IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL

1. Varian Penerapan Negara Kesejahteraan

Dalam karyanya yang berjudul Ideologi dan Kesejahteraan Rakyat, Vic George dan Paul Wilding merinci varian implementasi Negara Kesejahteraan itu dalam 3 bentuk; penerapan menurut Golongan Kolektivis Setengah Hati, golongan Sosialis Fabian, serta Golongan Marxis. Namun, sayangnya dalam uraiannya tidak disampaikan contoh negara-negara mana yang menurut penilaiannya menganut masing-masing varian tersebut. Maka, dalam pembahasan berikut penulis mencoba untuk memberikan contoh negara-negara yang menerapkan untuk masing-masing varian itu.

a. Golongan Kolektivis Setengah Hati

Dalam pandangan seperti ini, kapitalisme tidak harus digantikan oleh sosialisme. Tujuan kaum kolektivis setengah hati adalah membersihkan kapitalisme dari ketidakefisienannya dan ketidakadilannya, agar kapitalisme dapat hidup terus. Mereka percaya

44 Friedman, Lawrance M, ‘Legal Culture and the Welfare State’, dalam Tuebner,Gunther, 1986, Dilemmas of Law in the Welfare State (Berlin: Walter de Gruyter), hlm. 13

bahwa kapitalisme dan perencanaan memiliki kesesuaian sehingga campur tangan pemerintah diperlukan agar kapitalisme bisa diterima secara moral. Apa yang ingin mereka capai adalah menyelamatkan kapitalisme dan menyelamatkan unsur-unsur pentingnya, sambil mengurangi atau menghapuskan hal-hal yang sekarang tidak dapat diterima.45 Sehingga, penerapan Negara Kesejahteraan tidak berarti harus mengubah negara tersebut, apabila negara itu menganut sistem kapitalis untuk menjadi negara sosialis.

Untuk menilai negara mana yang menerapkan konsep Negara Kesejahteraan jenis ini, tentunya harus dipilih negara-negara yang pada awalnya menerapkan sistem kapitalis namun di kemudian hari mereka menyadari kelemahan kapitalisme. Kalau begitu pertimbangannya, dapat dengan mudah disebut Amerika Serikat sebagai sebuah bentuk negara yang ada dalam varian ini. Sebagaimana terlihat dalam perjalanan sejarahnya, Amerika adalah sebuah negara kapitalis laissez faire. Negara yang benar-benar sejak awal di bangun di atas prinsip liberal-demokrasi. Namun, kapitalisme Amerika mendapat koreksi besar terutama setelah Great Depression. Maka di Amerika, sebenarnya mulai abad 20 sudah mulai meninggalkan konsep yang sejak awal dipegang yakni negara laissez faire yang pasif. Dengan the New Deal Franklin Roosevelt dan the Fair Deal Harry S Truman pasca tahun 1940-an menunjukkan bahwa koreksi terhadap kapitalisme bebas harus dilakukan.46 Fakta perkembangan koreksi terhadap kapitalisme ini terus dilakukan oleh Amerika hingga perkembangannya saat ini.47

Tidaklah berlebihan apabila Amerika beserta beberapa negara berkembang lain yang mengadopsi pola yang sama, diklasifikasikan sebagai pengikut varian Negara Kesejahteraan ini.

45 Vic George and Paul Wilding, Ideologi, hlm. 102

46 t.p. ‘Welfare State’, dalam Hoiberg

47 Lahirnya UU Anti Monopoli dan Persaingan Tidak sehat di USA (misalnya the Sherman Antitrust Act of 1890, atau kasus yang dikenal dengan the Standard Oil Case dalam 1899) adalah salah satu bukti lain bahwa kapitalisem tetap dikoreksi dan diperbaiki agar tidak banyak menimbulkan ekses negatif sebagaimana yang terjadi pada masa awal-awal perkembangannya. Lihat, Sandoval, Judicial, hlm. 792-793

b. Golongan Sosialis Fabian

Golongan ini setuju dan memandang bahwa negara kesejahteraan sebagai batu loncatan menuju Sosialisme. Mereka memandang negara kesejahteraan bukan sebagai usaha untuk memperkecil kekuatan-kekuatan politik yang berupaya menciptakan perubahan sosial lebih lanjut, melainkan sebagai sekutu yang kuat dalam menyuarakan aspirasi, memperluas kelompok-kelompok acuan, menggambarkan dan mempertajam konflik nilai dalam kapitalisme kesejahteraan dan memberikan dinamika bagi perubahan lebih lanjut.48

Golongan ini melihat bahwa tidak akan bisa kapitalisme terus bertahan apabila kesejahteraan ingin diciptakan. Alasan mereka antara lain adalah kapitalisme itu berkembang dikarenakan ada kesenjangan sosial, yang ini akan memicu persaingan dan pada gilirannya akan mendinamisasikan produktifitas. Ini tentunya bertentangan dengan ideologi negara kesejahteraan yang ingin meratakan pendapatan dan kemakmuran. Kedua hal tersebut, yakni pendapatan dan kemakmuran, merupakan dua hal yang identik.

Sehingga apabila yang dikehendaki adalah kesejahteraan, maka kemudian yang harus dilakukan adalah menggulirkan negara kesejahteraan sebagai alat untuk menciptakan sosialisme.

Varian ini tentunya sulit dicarikan bukti pembenarannya, namun akan bisa dilihat di Inggris. Pada awalnya Inggris adalah sebuah negara industri dibuktikan dengan terjadinya revolusi industri di Inggris. Di kemudian hari negara ini menerapkan negara kesejahteraan, di mana negara merupakan penjamin bagi rakyatnya. Partai Labour, yang memperjuangkan kaum buruh, ternyata mendapatkan suara terbanyak untuk dua kali pemilihan yang terjadi.49

48 Ibid, hlm. 142-143

49 Labour Party adalah partai politik berbasis pada prinsip-prinsip sosialisme, didirikan 1900. Partai inilah yang mengintrodusir program nasionalisasi, National Health Service (Layanan Kesehatan nasional) serta memperluas jaminan sosial, saat mereka mendominasi pemerintahan tahun 1945-1951. Sejak tahun 1997, di bawah Tony Blair, partai ini kembali berkuasa.Lihat, Speake, Jennifer, et.all, 1999 ed, The Hutchinson Dictionary of World History (Oxford: Helicon Publishing), hlm. 344

c. Golongan Marxis

Menurut kaum Marxis, Negara Kesejahteraan hanya dapat dilihat dengan baik dalam konteks perjuangan kelas. “Perundang-undangan tentang kesejahteraan sosial,” demikian Laski menyatakan.

Bukanlah hasil keinginan yang rasional dan obyektif akan kemaslahatan bersama seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali, melainkan harga yang harus dibayar demi prinsip-prinsip hukum yang menjamin dominasi pemilik kekayaam. Perundang-undangan tersebut merupakan sekumpulan kelonggaran yang diberikan untuk menghindari penentangan yang kuat terhadap prinsip-prinsip yang digunakan untuk mempertahankan kekuasaan mereka.50 Singkatnya Negara Kesejahteraan tidak dapat memecahkan masalah-masalah sosial dewasa ini tanpa penghapusan sistem kapitalisme.

Penerapan varian ini bisa dilihat berbagai negara dalam lingkup Scandinavian Countries minus Belanda. Negara-negara ini pada umumnya menerapkan sistem politik sosial-demokrat, sangat dekat dengan sosialisme.51 Dilihat dari latar belakang historisnya-pun negara ini merupakan tempat persemaian dari ideologi sosialisme.

Meski penggolongan itu terjadi semacam itu, namun pada implementasi modernnya tidak bisa lagi diberlakukan secara ketat.

Karena di masa modern, dapat dikatakan bahwa tidak ada sebuah madzhab atau model sistem pemerintahan yang tidak terpengaruh oleh model lainnya. Sehingga, sebenarnya untuk kondisi saat ini, terutama pasca runtuhnya Uni Soviet, sulit diprediksikan bahwa sebuah negara akan menjadi sosialis murni seperti yang ada pada varian Negara Kesejahteraan menurut aliran sosialis Fabian tersebut di atas.

Bukan berarti bahwa, pembagian model Negara Kesejahteraan menjadi tiga varian tersebut tidak berarti. Itu akan sangat berguna untuk melihat sejauh mana perubahan konsep social security terjadi pada sebuah wilayah tertentu. Selanjutnya akan bisa melihat

50 Ibid, hlm. 168.

51 T.p. ‘Welfare State’ dalam Hioberg.

kecenderungan dari masa depan Negara Kesejahteraan yang banyak diminati di berbagai belahan dunia.