• Tidak ada hasil yang ditemukan

Negara Tujuan Batubara TIA

Dalam dokumen ABM Investama Tbk 2015 (Halaman 153-158)

// Country China India China

India & China

Indonesia 1,988 695 475 441 434

Volume Penjualan (Ribu Ton) // Sales Volume (Thousand Tons)

27.60% 1% 9.90% 0.90% 59.30% 0.40%

Negara Tujuan Batubara TIA 2015

// TIA’s Coal Shipping Destinations in 2015

Tiongkok India Domestik Vietnam Filipina Thailand

Volume penjualan Mifa pada tahun 2015 adalah 1,3 juta ton, jauh lebih tinggi dibandingkan volume penjualan tahun 2014 sebanyak 0,2 juta ton, karena Mifa baru mulai beroperasi komersial di paruh kedua tahun 2014. Tahun 2015 menjadi tahun pertama Mifa mengekspor batubaranya ke India.

Sedangkan operasi lain di Aceh, BEL, terus memasok batubara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 15 MW milik PT Energi Alamraya Semesta (anak perusahaan Sewatama) secara konsisten. Produksi BEL naik dari 90 ribu ton di 2014 menjadi 94 ribu ton di 2015, sementara penjualan batubaranya meningkat dari 87 ribu ton di 2014 menjadi 101 ribu ton di 2015.

PENGHARGAAN 2015

Di tahun 2015, TIA berhasil meraih PROPER Biru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. PROPER Biru merupakan pengakuan bahwa TIA telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perolehan peringkat Biru ini menunjukkan keseriusan TIA dalam melakukan operasi

penambangan yang baik sesuai aturan dan kaidah yang berlaku, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

TIA memperoleh Piagam Penghargaan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dari Gubernur Kalimantan Selatan, sebagai bentuk apresiasi terhadap TIA yang telah menerapkan SMK3 sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

TIA juga menerima Sertiikat Emas dan Bendera Emas Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dari Kementerian Ketenagakerjaan, atas keberhasilan pelaksanaan audit SMK3 pada 23–25 September 2014. Dari hasil audit, TIA memperoleh pencapaian 91,566% dan mendapatkan predikat “Tingkat Penilaian Memuaskan untuk Kategori Tingkat Lanjutan”.

Mifa’s coal sales volume in 2015 reached 1.3 million tons, far above the sales volume in 2014 of 0.2 million tons, as Mifa only operated commercially in the second half of 2014. The year 2015 marked the irst year of Mifa’s exporting its coal to India.

Another of ABM’s operations in Aceh, under BEL, supplied coal to the Steam Power Plant (PLTU) 15 MW owned by PT Energi Alamraya Semesta (subsidiary of Sewatama). BEL’s production increased from 90 thousand tons of coal in 2014 to 94 thousand tons in 2015, while coal sales rose from 87 thousand tons in 2014 to 101 thousand tons in 2015.

2015 AWARDS

In 2015, TIA received the PROPER Blue rating from the Ministry of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia. This PROPER Blue was an acknowledgment for TIA’s environmental management performance which had been done in accordance with the prevailing rules and regulations. The Blue rating demonstrated TIA’s serious efort in conducting legally compliant mining operations while also paying attention to the preservation of the natural environment.

TIA received a Plaque for its implementation of Occupational Health and Safety (OHS) Management System from the Governor of South Kalimantan. This award acknowledged TIA’s implementation of the OHS Management System in accordance with Law No. 1/1970 on Occupational Safety and Government Regulation No. 50/2012 on Occupational Health and Safety (OHS) Management System.

TIA also received the Gold Certiicate and Golden Flag for its OHS System audit results held on 23–25 September 2014 from the Ministry of Manpower. The audit results showed that TIA received a score of 91.556% and earned the Excellent rating for the Advanced Category. TIA also received the Zero Accident Award from the Ministry of Manpower for recording 15,027,584 man-hours without accident from 1 November 2011 to 31 December 2014.

15.027.584 jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja, terhitung sejak 1 November 2011 sampai dengan 31 Desember 2014.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menganugerahkan TIA dengan Penghargaan Piagam Utama Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Periode 2014–2015. Pada September 2015, TIA kembali dianugerahi Penghargaan Piagam Aditama dan Piala Emas Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Periode 2014 oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Juga di September 2015, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik TIA di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menerima Sertiikat Pernyataan Pemenuhan Keamanan Fasilitas Pelabuhan (Statement of Compliance of a Port Facility) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. TIA memperoleh Sertiikasi ISPS Code setelah menjalani penilaian ISPS Code di TUKS TIA yang dilakukan Recognized Security Organization PT Sucoindo, pada 29–30 April 2015, dan veriikasi/ audit Rancangan Keamanan Fasilitas Pelabuhan (Port Facility Security Plan—PFSP) oleh Komite Keamanan Pelabuhan (Port Security Committee) pada 9 September 2015. Sertiikasi ini diterbitkan berdasarkan ketentuan Koda Internasional Tentang Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan (International Code for the Security of Ships and Port Facilities—ISPS Code) yang berlaku lima tahun (9 September 2015–8 September 2020).

Di bulan Desember 2015 TIA memperoleh Piagam Penghargaan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, atas kontribusi TIA bagi penanggulangan HIV/AIDS di kabupaten tersebut.

STRATEGI USAHA

Dalam menghadapi kondisi industri batubara di tahun 2015 yang kurang menguntungkan, Reswara menjalankan strategi usaha yang memastikan kemampuan untuk terus berkompetisi dengan meningkatkan pelayanan. Reswara melakukan sinergi operasional dengan para kontraktor dan sub- kontraktor untuk bersama-sama bertahan dalam kondisi industri batubara yang sulit ini.

TIA received the Utama (Silver) Plaque in Mining Environmental Management for TIA’s related performance the period of 2014–2015 from the Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia. In September 2015, TIA also received the Aditama (Gold) Award for Mining Safety Management for 2014 from the Directorate General of Minerals and Coal, Ministry of Energy and Mineral Resources.

Also in September 2015, TIA received the Statement of Compliance of a Port Facility in accordance with the ISPS Code from the Directorate General of Naval Transportation for its Terminal for Own Use (TUKS) located in South Kalimantan. This certiicate was obtained by TIA after the TUKS underwent ISPS Code Assessment by the Recognized Security Organization PT Sucoindo on 29–30 April 2015, and had its Port Facility Security Plan (PFSP) veriied/audited by the Port Security Committee on 9 September 2015. This certiicate is issued in accordance with the International Code for the Security of Ships and Port Facilities (ISPS Code) that is valid for ive years (9 September 2015 to 8 September 2020).

In December 2015, TIA was given an accolade by the AIDS Eradication Commission of the Regency of Tanah Bumbu for TIA’s contribution towards the handling of AIDS case in the regency.

BUSINESS STRATEGY

In the face of the unfavorable climate of the coal industry in 2015, Reswara enacted a business strategy that ensured its ability to continue to compete by improving its quality of services. Reswara achieved operational synergy with its contractors and sub-contractors to together survive in such a diicult situation experienced by the coal industry.

Untuk memperkecil biaya operasional, Reswara telah mengambil langkah eisiensi yakni memperpendek jarak angkut dan menggunakan armada yang sesuai dengan kebutuhan. Upaya preventif juga dilakukan melalui pemeliharaan dan perbaikan terjadwal atas alat-alat produksi. Ini dilakukan untuk memastikan reliabilitas alat-alat tersebut sehingga dapat berfungsi penuh dalam mendukung kelancaran operasi, mulai dari produksi hingga pengiriman batubara, secara berkelanjutan. Reswara di tahun 2015 juga menggiatkan pemasaran batubara ke pasar domestik, setelah di tahun-tahun sebelumnya lebih berkonsentrasi di pasar ekspor.

Di lingkungan internal, Reswara memperkuat sinergi dengan anak-anak perusahaan ABM lainnya dan melakukan integrasi sebagai bagian dari Program Transformasi ABM, diantaranya melakukan pembenahan organisasi, restrukturisasi organisasi dan eliminasi fungsi kerja yang tumpang tindih, hingga peningkatan kompetensi karyawan dalam rangka mengantisipasi situasi yang mungkin lebih berat di tahun 2016.

Selain menjalankan berbagai program inovasi dan eisiensi, pemotongan biaya di berbagai lini operasi juga telah dilakukan, bersamaan dengan pembuatan sistem manajemen terintegrasi untuk mengoptimalkan tata kelola perusahaan.

PROSPEK USAHA

Batubara tetap dipandang sebagai salah satu komoditas global yang penting, kendati industrinya mengalami kelesuan sejak 2013. Nilai ekonomi batubara tinggi, dan pertumbuhan industri dunia akan kembali mendorong permintaan batubara sebagai salah satu sumber energi yang handal dan terjangkau.

Akan tetapi, kondisi industri batubara di tahun 2016 diproyeksikan tidak akan jauh berbeda dari kondisi di tahun 2015. Proyeksi tersebut mempertimbangkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang yang utama, yaitu Tiongkok dan India, serta semakin ramainya isu lingkungan yang terkait dengan pemanfaatan bahan bakar fosil sebagai penghasil energi.

To reduce operating expenses, Reswara has taken eiciency measures among others by shortening the distance of coal transport and using of the appropriate transport leet in line with its needs. Preventive measures were done through scheduled maintenance and repair of production equipment. This was done to ensure the reliability of such equipment so that full functionality can be achieved, supporting the smooth and continuous operation ranging from coal production to coal delivery. In 2015 Reswara also intensiied its coal marketing campaign to the domestic market, after it had concentrated more on the export market in previous years.

Within its own business environment, Reswara redoubled its synergy with other subsidiaries of ABM and participated in the business integration as part of ABM’s Transformation Program, including by reforming and restructuring its corporate organization, eliminating overlapping job descriptions, and enhancing employee competence so that it may anticipate an even harsher business condition in 2016.

In addition to implementing various innovation and eiciency programs, cutting costs in many lines of business has also been carried out, together with the establishment of an integrated management system aimed at optimizing corporate governance. BUSINESS PROSPECT

Coal remains one of the important global commodities despite its industry having been experiencing a downturn since 2013. The economic value of coal is high, and the global growth of industries will again drive up demand for coal as it is inarguably a reliable and afordable source of energy.

However, the state of the coal industry in 2016 is projected to be relatively similar to its condition in 2015. This projection has taken into consideration the slowdown of economic growth in major emerging economies, like China and India, as well as the increasing coverage of environmental issues related to the use of fossil fuels as sources of energy.

Bagaimanapun juga, konsumsi batubara domestik, yang mencapai 87 juta ton di 2015 setelah terus meningkat sejak tahun 2009, diprediksi akan lebih tinggi lagi di 2016. Hal ini didorong oleh rencana Pemerintah untuk membangun kapasitas pembangkitan listrik baru hingga 35 gigawatt di seluruh Indonesia. Sebagian besar pembangkit listrik baru ini akan menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya.

Strategi usaha TIA di masa depan masih difokuskan pada peningkatan cadangan batubara untuk dapat menjaga kelangsungan usahanya sekaligus memenuhi permintaan pasar. Berbagai studi dan kegiatan eksplorasi tengah dilakukan dalam rangka memperpanjang masa tambang TIA.

Prospek usaha MDB tetap menjanjikan, mengingat jumlah cadangan batubara dan kapasitas

produksinya yang lebih besar daripada lokasi tambang TIA di Kalimantan. Sebagai pionir tambang batubara di Aceh, keunggulan kompetitif MDB adalah letak geograisnya yang sangat dekat dengan salah satu pasar utama, yaitu India. Ini menjadikan MDB sebagai produsen batubara dengan biaya dan waktu pengiriman yang lebih eisien dibandingkan produsen batubara di Kalimantan.

Untuk 2016, Reswara menetapkan target produksi dan penjualan sebesar 5,1 juta ton untuk TIA dan 390 ribu ton untuk MDB. Negara-negara yang akan menjadi tujuan penjualan batubara TIA adalah Tiongkok, India, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

Notwithstanding all this, the domestic coal consumption, which reached 87 million tons in 2015 after having risen steadily since 2009, is predicted to be even higher in 2016. This was driven by the Government’s plan to construct additional power generation capacity of 35 gigawatts throughout Indonesia. Most of the new power plants will be coal-ired.

TIA’s business strategy in the future will still be focused on increasing coal reserves in order to maintain business continuity as well as meeting demand. Various studies and explorations are being conducted with an aim to extend the lifetime of TIA’s mines.

MDB’s business prospects remain promising, given the size of its coal reserves and its production capacity, which is greater than that of TIA in Kalimantan. As a pioneering coal mine in Aceh, MDB’s competitive advantage is its geographical proximity to one of the major coal markets, i.e. India. This gives MDB an advantage of greater cost eiciency and shorter delivery time, compared to other coal producers in Kalimantan.

Reswara has set its coal production and sales targets for 2016, namely 5.1 million tonnes for TIA and 390 thousand tons for MDB. TIA will market its coal to China, India, Indonesia, Vietnam, the Philippines and Thailand.

Dalam dokumen ABM Investama Tbk 2015 (Halaman 153-158)

Dokumen terkait