• Tidak ada hasil yang ditemukan

NETTY AGNES PANTOW

PROFIL DAN PROSES KANDIDASI PEREMPUAN KANDIDAT DI SULAWESI UTARA

A. NETTY AGNES PANTOW

A.1.

Proil Kandidat

A.1.1. Biograi

Novry Netty Agnes Pantow, perempuan kandidat Bupati (papan satu) Minahasa Utara 2010 ini lahir pada tanggal 7 Agustus 1971 di Desa Kolongan, Kecamatan Talawaan (d/h Kecamatan Tatelu dan kemudian menjadi Kecamatan Dimembe, sebelum dimekarkan) Kabupaten Minahasa Utara. Terlahir dari pasangan Jantje Pantow dan Agustien Najoan, yang kondisi perekonomian keluarganya relatif pas- pasan. Ini tercermin dari kondisi rumah orang tuanya saat itu yang berdinding bambu dan beratap katu/jerami. Netty adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Saudaranya adalah Handry, James, dan Marici.

BAB V - PROFIL D AN PROSES K ANDID ASI PEREMPU AN K ANDID A T DI SUL A WESI UT AR A

131

Pada tahun 1976, saat usianya belum mencapai 5 tahun,

Netty mulai menapaki pendidikan dasar di SD Inpres Mapanget, yang berjarak 300 m dari rumahnya. Prestasi pendidikannya di SD amat bagus, karena selalu menjadi juara kelas. Setamat SD pada tahun 1982, Netty melanjutkan pendidikannya ke SMP Talawaan yang berjarak 2 km dari rumahnya. Setamat SMP, Netty melanjutkan pendidikan ke STM Manado, dan berpindah serta menamatkan pendidikannya di SMA Kristen El-Fatah Manado.

Tubuhnya yang tinggi semampai serta kegemaran dan prestasinya pada olahraga bola volley, telah membawanya menjadi pegawai di Kantor Bank Dagang Negara (BDN) cabang Manado pada tahun 1988. Setelah itu reputasinya sebagai atlit bola volley makin berkembang. Berbagai event bola volley regional, nasional, dan internasional diikutinya. Pada tahun 1990, Netty berpindah kerja menjadi pegawai harian di kantor PLN wilayah Sulutteng.

Pada tanggal 23 Agustus 1993 Netty disunting menjadi istri Ruddy Stefanus Kululu, seorang atlit bulutangkis yang menjadi pegawai Bank BCA Manado, dan dikaruniai 4 anak, yaitu Christian Gaja Soetrisno, Billy Yosua Christofer, Angel Patricia Isabel, dan Tirsa Indah Tesalonika Gold.

Pasangan istri-suami yang atlit dan pegawai PLN dan Bank BCA ini mencoba peruntungan dengan merambah dunia usaha, diawali dengan berdagang hasil pertanian dan perkebunan hingga ke usaha property. Di tengah kesibukan itu, Netty melanjutkan pendidikannya di STIE Pioneer Manado, dan berhasil meraih gelar sarjana ekonomi pada tahun 2003. Seusai itu, Netty dan suaminya berhenti bekerja

132

sebagai pegawai, dan fokus mengembangkan usahanya dan mendirikan PT. Rentby Tunas Jaya yang bergerak di bidang developer, kontraktor dan general supplier.

Netty juga aktif berkegiatan dalam beragam organisasi. Pernah menjadi Ketua Komisi Pelayanan Wanita Kaum Ibu Sinode GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa) Rayon II Minahasa utara 2005-2009. Lalu berlanjut 2010-1013 sebagai Ketua Komisi Pelayanan Wanita Kaum Ibu di jemaat Baitel Kolongan dan wilayah Mapanget II. Di luar itu, Netty saat ini menjadi ketua DPC IWAPI Minahasa Utara. Pula, sebagai Sekretaris DPD IWAPI Sulawesi utara. Di cabang olahraga, Netty saat ini menjadi Ketua Persatuan Bola Volley Indonesia (PBVSI) Kabupaten Minahasa Utara.

Suaminya, Ruddy Stefanus Kululu, diluar karir usahanya, juga berkarir sebagai politisi. Pada tahun 2004, suami Netty ini pernah mencoba maju sebagai calon Wakil Bupati Minahasa Utara, tapi gagal memasuki tahapan pemilukada. Ruddyjuga pernah menjadi Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Minahasa Utara 2007-2010. Selama mendampingi aktivitas politik kepartaian suaminya, Netty menjadi terpikat ikut terjun dalam dunia politik. Sehingga, pada tahun 2008 Netty turut aktif menjadi Wakil Ketua DPD Perempuan Demokrat Sulut, dan Wakil Bendahara Partai Demokrat Sulut. Aktivitas politik Netty berlanjut pada keikutsertaannya dalam pemilu legislatif 2009 sebagai calon anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara dari Partai Demokrat, dan terpilih. Saat maju dalam proses kandidasi dalam pemilukada di Minut (Minahasa Utara), Netty sedang dalam kedudukan sebagai anggota Komisi I bidang pemerintahan DPRD provinsi Sulawesi Utara.

BAB V - PROFIL D AN PROSES K ANDID ASI PEREMPU AN K ANDID A T DI SUL A WESI UT AR A

133

Penghargaan mutakhir didapat Netty pada Oktober 2009

dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yaitu sebagai “10 wanita pengusaha berprestasi” tingkat nasional. Karena pengalaman karir dan reputasi yang pernah diraihnya, sebagian publik di Sulawesi Utara menjuluki Netty sebagai “the new Maria Walanda Maramis” (catatan: Maria Walanda Maramis adalah mantan Walikota Manado yang merupakan perempuan pertama di Manado dan di Indonesia yang menjabat sebagai walikota).

A.1.2. Motivasi Kandidat

Netty maju dalam proses kandidasi dalam pemilukada Minahasa Utara 2010 karena adanya dorongan pribadi yang begitu kuat, merasa tertantang melihat politisi lain yang berhasil. Lebih dari itu, Netty juga merasa terpanggil untuk mencalonkan diri karena disukai orang banyak.

Argumen motivasi itu berkembang sebagai proses belajar politik lewat pendampingan aktivitas politik suami yang telah memberi pengalaman dan menumbuhkan keyakinan dalam diri Netty, bahwa kunci keberhasilan karir politisi adalah pada pemilikan basis konstituen yang jelas dan dukungan yang tinggi dari masyarakatnya. Keyakinan itu makin kukuh berkat pengalaman politiknya ketika mengikuti pemilu legislatif 2009 dan terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara. Lagipula hasil survey yang dilakukan LSI-Saiful Mudjani yang dipublikasikan pada 15 Desember 2009, Netty merupakan figur calon Bupati Minahasa Utara yang paling dikehendaki oleh masyarakat pemilih, yaitu dengan elektabilitas 40,01% (margin of error 3%).

134

Selanjutnya, jabatan Bupati yang hendak diraihnya itu dimaknai sebagai instrumen memenuhi semangat diri dan panggilan perhatian masyarakat untuk mengabdi pada daerah.

A.1.3. Modal Sosial

Dalam self evaluation Netty, maka letak kekuatan dirinya bukan karena ia perempuan. Lebih lagi bukan karena kecantikan diri, betapa pun diungkapkan oleh Netty bahwa, “…kesukaan masyarakat terhadap perempuan cantik itu hal yang biasa, tetapi kecantikan bukan modal yang utama. Ada hal-hal lain yang tentunya dianggap oleh masyarakat setempat dapat menggugah hati mereka, menarik perhatian mereka”

(wawancara dengan Netty Agnes Pantow)

Baginya, kapabilitas diri lebih utama dan orang bisa menilai itu. Jika dibanding kandidat lain, setidaknya Netty merasa memiliki kelebihan dalam hal kayanya pengalamanyaitu pernah jadi penjual kue, mantan atlit bola volley, mantan pegawai PLN, pengusaha sukses, pengurus Partai Demokrat Wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan menjadi anggota DPRD Provinsi Sulawesi utara.

Sementara jejaring sosialnya juga cukup luas. Mulai dari jejaring Gereja, dimana Netty duduk dalam kepengurusan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Kemudian jejaring jalur olah raga sebagai Ketua PBVSI. Lalu jejaring dunia usaha sebagai pengurus IWAPI.Dukungan keluarga dalam hal ini suaminya yang pengusaha dan mantan ketua DPC Partai Demokrat Minahasa Utara juga merupakan dukungan yang penting. Yang tak kalah penting tentu adalah kekuatan finansial atau setidaknya kemampuan memobilisasi finansial.

BAB V - PROFIL D AN PROSES K ANDID ASI PEREMPU AN K ANDID A T DI SUL A WESI UT AR A

135

A.1.4. Modal Politik

Netty tidak asing dengan dunia politik yang dikenalnya melalui suaminya yang telah lebih dahulu menggeluti dunia politik, khususnya ketika suaminya maju sebagai kandidat Wakil Bupati Minahasa Utara, Netty semakin masuk dan menikmati tantangan yang ada dalam dunia politik. Pengalaman inilah hal yang membuat Netty memutuskan untuk terlibat langsung dalam aktivitas kepengurusan Partai Demokrat. Pada pemilu legislatif 2009, Netty terpilih sebagai anggota DPRD provinsi Sulawesi Utara.

Ketika menjadi bagian dari Partai Demokrat itulah ia berkesempatan untuk menjalin komunikasi dengan politisi dari partai-partai lain. Diantaranya yang kemudian menjadi pasangan papan duanya (cawabup) yang berasal dari Partai Golkar.

A.2.

Proses Kandidasi

A.2.1. Persiapan Kandidasi

Visi yang dicanangkan Netty untuk maju sebagai calon Bupati Minahasa Utara adalah “Dalam Kepelbagaian Menuju Masyarakat Minahasa Utara yang Maju dan Sejahtera”. Adapun misinya adalah “Bersama-sama Membangun Minahasa Utara”.

Isu spesifik yang menjadi fokus perhatian dan diangkat dalam kampanye dan penjadi programnya adalah perihal kekerasan terhadap perempuan dan pemberdayaan perempuan, yang dikemas sebagai satu kesatuan dalam isu sumberdaya perempuan.

136

Dana yang dikeluarkan untuk maju dalam pemilukada dikatakan cukup besar. Dan ini berasal dari sumber pribadi dan keluarga serta memobilisasi dana dari pihak lain yang mendukung.

Keputusan untuk memilih dan menentukan pasangan ada pada Netty sendiri, sekalipun masukan-masukan dari luar menjadi bahan pertimbangan. Secara spesifik alasan memilih pasangan papan duanya, Inggrid Sondakh, adalah karena kapabilitas personalnya sebagai ketua DPD Partai Golkar Kab. Minahasa Utara, kapasitas intelektual sebagai mantan dosen Universitas Sam Ratulangi (UnSrat), dan punya nama baik sebagai anak mantan Gubernur Sulawesi Utara. Bahwa Inggrid seorang perempuan dan menjadikan mereka berdua pasangan perempuan pertama dalam pemilukada di Indonesia, tidak menjadi dasar pertimbangan. Bahkan Netty menolak diskursus perempuan pilih perempuan. Karena baginya diskursus semacam ini justru mendiskriminasi pilihan perempuan. Diskursus yang dibangunnya justru “perempuan untuk semua”, yang mengandung makna keberadaan perempuan yang setara dengan lelaki.

Keputusan untuk menentukan pasangan itu merupakan proses yang sulit bagi Netty. Karena, pertama-tama ia harus menghadapi proses politik di internal partainya sendiri. Awalnya rekomendasi DPP Partai Demokrat yang ditandatangani oleh ketua lama, Hadi Utomo, diberikan kepada pasangan Sompie dan Yulisa (Sompie adalah incumbent). Namun Anas Urbaningrum, yang kemudian terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat menggantikan Hadi Oetomo, membatalkan

BAB V - PROFIL D AN PROSES K ANDID ASI PEREMPU AN K ANDID A T DI SUL A WESI UT AR A

137

surat rekomendasi terdahulu dan mengalihkan dukungan

kepada pasangan Netty Pantow dan Inggrid Sondakh berdasar surat rekomendasi DPP-PD No. 39/2010. Menyikapi hal ini, John Dumais selaku Wakil Ketua Partai Demokrat Sulawesi Utara, meminta kader Partai Demokrat mengamankan surat rekomendasi yang ditandangani Anas Urbaningrum tersebut. Namun, KPU Kabupaten Minahasa Utara secara formal mengakui surat rekomendasi awal yang memajukan pasangan Sompie-Yulisa karena alasan prosedur. Fragmentasi dukungan di antara pengurus dan kader Partai Demokrat Minahasa Utara pun jadi terbelah. Oleh sebab itu, secara formal partai pengusung pasangan Netty-Inggrid yang diakui oleh KPU Kabupaten Minahasa Utara adalah hanya Partai Golkar. Dalam hal ini, sekalipun dalam internal Partai Golkar awalnya ada kompetisi, namun mekanisme kelembagaan Partai Golkar tegas menetapkan bahwa yang didukung oleh partai adalah yang berdasarkan hasil survei paling electable. Lewat survey internal yang dijalankan oleh LSI-Saiful Mudjani itu, nama Inggrid Sondakh menempati ranking tertinggi diantara kader- kader Partai Golkar yang berkompetisi. Karena itu, Partai Golkar menyorongkan hanya satu nama untuk dimajukan. Mekanisme kelembagaan semacam ini menjadikan dukungan formal Partai Golkar relatif solid terhadap pasangan Netty-Inggrid.

A.2.2. Kandidat dan Partai Pengusung

Secara formal partai pengusung hanya Golkar. Sekalipun pengajuan dalam pendaftaran pasangan calon ke KPU adalah Partai Demokrat dan Partai Golkar. Namun diyakini sebagian besar pengurus Partai Demokrat memihak Netty.

138

Karena itu, Netty tetap merasa didukung Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Selama masa kampanye, ada pembagian tugas antara Netty dengan Inggrid. Masing-masing mengoptimalisasi kemanfaatan jejaring dan basis dukungannya. Itu sebabnya, mereka tak harus tampil bersama dalam suatu pertemuan dengan masyarakat.

A.2.3. Kandidat dan Penyelenggara Pemilu

Pada dasarnya lembaga penyelenggara pemilukada ada dua yaitu KPU dan Panwas. Data yang terhimpun dalam penelitian di Minahasa Utara (MinUt) hanya menjangkau KPU Kabupaten Minahasa Utara.

Hubungan antara Netty dengan institusi KPU Kabupaten Minahasa Utara kurang harmonis karena ada silang persepsi perihal penetapan partai pengusung pasangan Netty dan Inggrid oleh KPU. Silang persepsi ini terkait dengan fragmentasi di internal elit Partai Demokrat Minahasa Utara sebagaimana telah dijelaskan diatas.

Betapa pun demikian, dengan pengusung formal hanya Partai Golkar, sudah cukup syarat bagi pasangan Netty dan Inggrid lolos verifikasi KPU Minahasa Utara untuk mengikuti tahapan proses pemilukada.

A.2.4. Kandidat dan Institusi Sosial

Sejauh yang dapat diketahui, Netty mempunyai hubungan dekat dengan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), utamanya dengan jemaat Baitel, sekalipun tak ada kaitan organisatoris langsung dengan langkah politik pencalonannya.

BAB V - PROFIL D AN PROSES K ANDID ASI PEREMPU AN K ANDID A T DI SUL A WESI UT AR A

139

Begitu pula dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) dan Real Estat Indonesia (REI), serta Persatuan Bola Volley Seluruh Indonesia (PBVSI); pada kesemua organisasi ini tak ada hubungan organisatoris dalam bentuk kontrak politik yang mengikat dengan Netty. Tapi secara personal, Netty dekat dengan lembaga-lembaga tersebut.

Dokumen terkait