• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL DAN PROSES KANDIDASI PEREMPUAN KANDIDAT DI SULAWESI UTARA

E. YULISA BARAMUL

E.1.

Proil Kandidat

E.1.1. Biograi

Yulisa dikenal sebagai perempuan cerdas dan religius, pengusaha sukses dan mandiri. Ia penganut agama Protestan dan ia lahir dari darah campuran Sangihe dan Minahasa Utara. Yulisa adalah seorang pengusaha sukses dan pernah mendapatkan penghargaan Kartini, ia memiliki

BAB V - PROFIL D AN PROSES K ANDID ASI PEREMPU AN K ANDID A T DI SUL A WESI UT AR A

173

nama besar di dalam klan Baramuli. Ayahnya seorang politisi

nasional, Hengky Baramuli, anggota DPR 2004 dari Partai Golkar. Yulisa juga berprofesi sebagai pengusaha, iapemilik PT Dipa Pramana Prima.

Yulisa mengawali karir politiknya sebagai seorang politisi perempuan ketika ia mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Sulut pada tahun 2004 dan berhasil. Dalam surat suara, Yulisa Baramuli menjadi calon nomor 2. Dari total suara sah pada pemilihan umum untuk DPD dari Sulut adalah sebanyak 1.234.178 dan Yulisa Baramuli menerima 50.076 suara. Ini menjadikan Yulisa Baramuli sebagai calon dengan perolehan suara kedua terbanyak. Ketika itu anggota DPD dipilih dari empat perolehan suara terbanyak.

Kesuksesannya sebagai anggota DPD menantang ia untuk mengembangkan karir politiknya menjadi anggota DPRD. Pada pemilu 2009 Yulisa akhirnya menjadi anggota DPRD MinUt dari Fraksi Perhimpunan Indonesia Baru (PIB). Di DPRD ini ia semakin mengembangkan ambisinya dengan mencari peluang sebagai calon ketua fraksi Tumatenden. Namun ambisinya ini harus kandas karena akhirnya ia dikalahkan oleh Francisca Tuwaidan dari PKPB. Tidak berhenti disitu, ia menjadi Ketua Fraksi Esa Genang di DPRD MinUt, dan kini duduk di Komisi Anggaran DPRD MinUt.

E.1.2. Motivasi Kandidat

Ketika Yulisa menjadi anggota DPD ia berkeinginan merevitalisasi potensi wisata Minahasa Utara yang sumber daya alamnya begitu melimpah. Potensi wisata alamnya yang begitu indah dan tersebar di seluruh wilayah pesisir

174

dan pegunungan di Bumi Tonsea. Namun sayang, sejumlah potensi wisata alam nan indah itu, kini mulai terlupakan dan kurang menarik perhatian wisatawan.

Ia merasa bahwa keinginan merevitalisasi potensi wisata ini hanya bisa direalisasi manakala ia berada di pemerintahan, “….kalau hanya untuk kepentingan diri sendiri, sebagai pengusaha saya sudah

berkecukupan, tetapi bukan itu tujuan saya, karena saya ingin mengembangkan dan membangun Bumi Tonsea ini..”

(Wawancara dengan Yulisa)

Bermodalkan tekad untuk membangun MinUt inilah kemudian ia berpasangan dengan Sompie Singal, seorang incumbent di MinUt untuk maju sebagai calon wakil bupati. Ada kecocokan dalam visi Sompie Singal dengan visi Yulisa untuk merevitalisasi kembali potensi wisata yang kini mulai terlupakan namun masih menyimpan pesona yang dimiliki Kabupaten Minahasa Utara. Salah satunya adalah Pantai Batu Nona di Desa Kema, pantai yang pada era 1990-an ini merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang menjadi primadona bagi masyarakat Sulawesi Utara, bahkan cukup dikenal wisatawan domestik tingkat nasional Tidak hanya soal keindahan pantai dengan pasir putihnya, objek wisata pantai Batu Nona juga menyimpan kisah misteri yang menjadi mitos masyarakat setempat tentang asal muasal pantai ini sehingga menarik minat wisatawan berkunjung ke pantai ini.

Yulisa Baramuli adalah sosok yang memiliki naluri entrepreneurship, perempuan yang juga sukses mengangkat potensi wisata di daerah Likupang ini terpanggil untuk merevitalisasi kembali objek wisata pantai primadona ini dan bertekad akan mengembalikan keindahan Pantai Batu

BAB V - PROFIL D AN PROSES K ANDID ASI PEREMPU AN K ANDID A T DI SUL A WESI UT AR A

175

Nona agar kembali ramai dikunjungi. Menurutnya, dengan

merevitalisasi kembali potensi wisata alam ini akan banyak memberi kontribusi bagi daerah dan bagi masyarakat setempat Di antaranya, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), merangsang tumbuhnya usaha kecil dan pengurangan angka pengangguran karena menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat

“Meski Minahasa Utara kaya dengan sumber daya alam berupa komoditas pertanian, kelautan, perkebunan dan pertambangan, namun kekayaan wisata alamnya juga harus kita kembangkan dan tingkatkan untuk kemaslahatan masyarakat Minahasa Utara,”

Naluri enterpreneurshipnya ini juga nampak iadalam salah satu orasi politiknya ketika kampanye:

“…bahwa igur pemimpin yang dibutuhkan masyarakat Minahasa Utara adalah igur yang cerdas dan memiliki jaringan investor yang luas untuk membangun Manahasa Utara. Pemimpin juga harus mampu melakukan lobi-lobi dan berkomunikasi dengan investor asing maupun dalam negeri untuk meyakinkan mereka mengenai potensi yang dimiliki Tanah Tonsea. Untuk melakukan percepatan pembangunan Minahasa Utara membutuhkan pemimpin yang cerdas supaya tidak dibodohi oleh pihak luar yang datang berinvestasi dan hanya mengambil keuntungan namun tidak memberi manfaat bagi rakyat. Pemimpin yang diperlukan adalah pemimpin yang betul-betul murni bertekad menyejahterakan rakyat, bukan yang bertujuan memperkaya diri sendiri atau mensejahterakan keluarga dan kroni-kroninya…”

(Materi kampanye Yulisa, tanggal 28 Juli 2010)

Kepedulian Yulisa Baramuli tidak berhenti pada revitalisasi pariwisata. Ia juga peduli kemajuan pendidikan. Ia bertekad untuk lebih meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas demi membentuk insan yang cerdas di Minahasa Utara, seperti yang tertuang dalam visi dan misinya. Kepedulian yang besar terhadap kemajuan dunia pendidikan telah ditunjukkan dan dibuktikannya dengan membantu sejumlah siswa di Minahasa Utara yang mengikuti Olimpiade Sains di Jakarta dan membantu membiayai pembangunan sekolah dasar dan pengadaan buku-buku pelajaran di Desa Wori, serta membangun fasilitas perumahan untuk kepala sekolah yang kesemuanya

176

dibiayai secara pribadi oleh perempuan pengusaha berlatar belakang pendidikan Sarjana Hukum ini.

iaIaYulisa menampik bila dikatakan pencalonannya karena kepentingan pribadi. Berkali-kali Yulisa selalu menuturkan: “…. kalau sekedar berpikir untuk kepentingan diri sendiri dan keluarga, buat apa harus repot-repot mencalonkan diri sebagai wakil bupati sebab dengan penghasilannya sebagai pengusaha saya sudah bisa hidup berkecukupan. Tetapi karena ini panggilan nurani untuk ikut serta membangun negeri, khususnya membangun dan memajukan MinUt maka saya bersedia mencalonkan diri…’.

(Wawancara dengan Yulisa Baramuli, tanggal 28 Juli 2010)

E.1.3. Modal Sosial

Nama klan Baramuli menjadi modal sosial yang dimiliki oleh Yulisa. Orang sangat mengenal klan Baramuli sebagai klan politisi di percaturan politik nasional dan lokal, dengan nama-nama yang cukup dikenal seperti Arnold Baramuli, Arianti Baramuli dan Hengky Baramuli. Selain bermodalkan nama klan tersebut, Yulisa juga cukup kuat secara finansial untuk mendanai dirinya maju pemilukada.

Modal lainnya adalah dukungan dari LSM Semangat Perempuan, kabarnyaia Yulisa juga sangat dikenal di kalangan kaum perempuan, juga kalangan lansia, petani dan nelayan di wilayah Likupang dan Wori.

E.1.4. Modal Politik

Bekal pengalaman politiknya sebagai anggota DPD dan anggota DPRD Minahasa Utara, duduk di Komisi Anggaran dan Ketua Fraksi Esa Genang DPRD MinUt, serta pengasuhan politik dari keluarga besar Baramuli, telah membantu Yulisa untuk membulatkan tekad maju dalam pemilukada.

Dokumen terkait