• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Nilai Guna dan Nilai Guna Relatif Tumbuhan Obat

Hasil penelitian mengenai nilai guna, nilai guna relatif dan Indeks kepentingan budaya (Index of Cultural Significance) tumbuhan obat pada masyarakat Angkola di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dapat dilihat padat Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Nilai Guna, Nilai Guna Relatif dan Index of Cultural Significance

(ICS)

No Famili Nama Ilmiah Total UVis

Nilai Guna

UVs

RUVi ICS

1 Acanthaceae Andrographis paniculata 1940 5.673 6.107 28.5

2 Alliaceae Allium cepa 2192 6.409 6.107 39

3 Allium sativum 3242 9.479 6.107 54

4 Annonaceae Annona muricata 1674 4.895 6.107 31.5

5 Araceae Arenga pinnata 1886 5.515 6.107 33

6 Acorus calamus 1820 5.322 6.107 36

7 Areca catechu 1096 3.205 6.107 19.5

8 Asteraceae Ageratum conyzoides 1268 3.708 6.106 27

9 Blumea balsamifera 1052 3.076 6.107 24

10 Bromeliaceae Ananas comosus 799 2.336 6.108 19.5 11 Cariccaceae Carica papaya 1202 3.515 6.107 28.5 12 Caesalpiniaceae Cassia alata 1537 4.494 6.106 42 13 Crassulaceae Kalanchoe pinnata 1247 3.646 6.107 24 14 Cucurbitaceae Cucumis sativus 1534 4.485 6.107 24

15 Momordica charantia 1711 5.003 6.107 36

16 Euphorbiaceae Jatropha curcas 2065 6.038 6.107 52.5

17 Sauropus androgynus 694 2.029 6.107 19,5

18 Phylanthus urinaria 872 2.549 6.108 15

19 Manihot utilissima 818 2.393 6.104 19.5

20 Labiate Orthosiphon aristatus 2129 6.225 6.107 39

21 Pogostemon cablin 1224 3.579 6.107 27

22 Lauraceae Persea gratissima 1616 4.725 6.107 37.5 23 Leguminosae Vigna sinensis 836 2.444 6.108 19.5 24 Lythraceae Lawsonia inermis 1241 3.628 6.108 42 25 Malvaceae Hibiscus rosa-sinensis 1536 4.491 6.107 43.5

22 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

26 Urena lobata 782 2.287 6.106 19.5

27 Maryllidaceae Hymenocallis nitthoralis 727 2.126 6.106 19.5 28 Melastomatacae Melastoma candidum 640 1.871 6.108 15 29 Mimosaceae Leucaena leucocephala 1661 4.857 6.107 31.5 30 Moringacaea Moringa oleifera 799 2.336 6.107 19,5 31 Musaceae Musa paradisiaca 1566 4.579 6.107 31.5 32 Myrtaceae Syzygium aromaticum 2433 7.114 6.107 46.5

33 Syzygium polyanthum 1256 3.673 6.106 19.5

34 Oxalidaceae Averrhoa bilimbi 2703 7.904 6.107 46.5

35 Palmaceae Cocos nucifera 1871 5.471 6.107 45

36 Piperaceae Piper betle 2089 6.108 6.107 34.5

37 Piper nigrum 1272 3.718 6.109 24

38 Poaceae Imperata cylindrica 1670 4.883 6.107 33

39 Cymbopogon nardus 1265 3.699 6.107 19.5

40 Sacharum officinarum 605 1.769 6.107 19.5

41 Punicaceae Punica granatum 772 2.257 6.107 24 42 Rutaceae Citrus aurantifolia 2034 5.947 6.107 52.5 43 Santalaceae Henslowia frutescens 1521 4.447 6.107 24 44 Selaginellaceae Selaginella doederleinii 671 1.962 6.107 15 45 Solanaceae Physalis peruviana 1372 4.012 6.107 24

46 Solanum sanitwongsei 1487 4.348 6.107 27

47 Solanum lycopersicum 1279 3.739 6.108 19.5

48 Umbellifere Centella asiatica 1368 4 6.107 24 49 Thymelaeaceae Phaleria macrocarpa 2046 5.982 6.107 40.5 50 Zingiberaceae Zingiber purpureum 2419 7.073 6.107 46.5

51 Zingiber officinale 2522 7.374 6.107 64.5 52 Kaempferia galanga 2631 7.693 6.107 48 53 Zingiber aromaticum 1566 4.579 6.107 33 54 Alpinia galanga 1390 4.064 6.107 27 55 Costus speciosus 635 1.857 6.106 15 56 Curcuma xanthorhiza 1690 4.942 6.107 33

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai guna tumbuhan obat yang tertinggi dimiliki oleh tumbuhan Allium sativum dengan nilai 9,479 sedangkan nilai guna terendah dimiliki oleh tumbuhan Sacharum officinarum dengan nilai 1,769. Nilai guna relatif yang tertinggi terdapat pada Piper nigrum dengan nilai 6,109 dan nilai guna relatif terendah terdapat pada Manihot utilisima dengan nilai 6,104.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui masyarakat Angkola di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru paling banyak memanfaatkan Allium sativum untuk mengobati berbagai penyakit, baik penyakit ringan, maupun yang

Lanjutan Tabel 4.1.

23 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

berat. Masyarakat menggunakan bawang putih untuk menyembuhkan penyakit demam, batuk, luka, perut kembung, hipertensi, diabetes, asam urat.

Allium sativum selalu digunakan masyarakat sebagai bahan untuk ditambahkan ke dalam minyak pijit. Para tabib dan orang tua juga menggunakan Allium sativum sebagai penangkal gangguan makhluk halus, mereka percaya bahwa aroma Allium sativum yang cukup menyengat tidak disukai oleh makhluk halus. Selain sebagai obat dan penangkal, sejak dahulu Allium sativum merupakan pelengkap bumbu masak yang selalu dimanfaatkan masyarakat yang bertujuan agar aroma masakan lebih harum serta rasa masakan menjadi lebih enak. Hal ini sesuai dengan Rahmawati (2011), bawang putih merupakan salah satu bumbu dapur yang sangat berguna bagi kesehatan, dan memilki aroma dan rasa yang khas.

Allium sativum mempunyai khasiat yang paling banyak dibandingkan tumbuhan obat lainnya. Menurut Widyaningrum (2011), Allium sativum mengandung minyak atsiri, aliin, kalium, saltivine diallisulfide yang dapat berkhasiat menyembuhkan 18 jenis penyakit yaitu hipertensi, sakit kepala, flu, batuk, borok, disentri, luka, cacingan, migrain, nyeri haid, bisul yang baru tumbuh, sakit maag, asma, perut kembung, cantengan, embeyen, membantu mengeluarkan serpihan kaca atau duri, dan gigit serangga beracun. Selain itu Ningrum dan Meymurtie (2012), menyatakan Allium sativum juga mengandung protein, lemak, fosfor, zat besi, serta vitamin A, B1 dan C yang berguna dalam meningkatkan stamina tubuh. Kandungan sulfur pada Allium sativum dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membran mucous di saluran pernapasan sehingga dapat membantu melegakan pernafasan. Allium sativum dapat menurunkan kolesterol penyebab hipertensi dan penyakit jantung. Khasiat Allium sativum yang tidak kalah pentingnya yaitu mengobati kanker terutama kangker perut dan usus besar, karena kandungan organosulfida membantu hati memproses senyawa kimia beracun penyebab kanker. Allium sativum juga dapat mengontrol gejala diabetes.

24 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

Allium sativum mengandung allicin yang dipercaya berperan penting sebagai antimikroba. Allicin merupakan molekul tidak stabil, sehingga tidak ditemukan di dalam darah maupun urin meskipun dikonsumsi dalam jumlah banyak. Para ahli menganggap allicin-lah yang memiliki peran antimikroba pada bawang putih. Turunan allicin yang memiliki efek antimikroba adalah diallyl disulfides (DADS) dan

ajoene. Meski ada kandungan lain pada Allium sativum yang lebih stabil di dalam tubuh seperti S-allyl cystein (SAC), namun penelitian belum menunjukkan efek antimikroba (Anandika, 2011).

Berdasarkan data yang diperoleh Sacharum officinarum mempunyai nilai guna yang terendah karena masyarakat Angkola yang berada di kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru jarang menggunakan Sacharum officinarum sebagai bahan obat. Sacharum officinarum biasanya dibuat sebagai jajanan yang disukai apalagi sewaktu cuaca panas. Sacharum officinarum yang sudah dikupas, dipotong kecil-kecil kemudian diberi pewarna, lalu dimasukkan dalam bungkus plastik. Sacharum officinarum dapat juga dijadikan minuman yang dapat menyegarkan tubuh dengan cara diperas diambil airnya. Hal ini sesuai dengan Widyaningrum (2011), Sacharum officinarum mengandung air gula yang berkadar hingga 20 %. Sacharum officinarum dapat berkhasiat menyembuhkan dan meredakan batuk, sakit panas, dan jantung berdebar.

. Nilai guna relatif tumbuhan yang tertinggi terdapat pada Piper nigrum dengan

nilai 6,109. Nilai tersebut merupakan hasil evaluasi seluruh pengetahuan penggunaan jenis tumbuhan oleh setiap responden dengan responden lain (Rugayah, 2004). Masyarakat Angkola menggunakan Piper nigrum untuk mengobati sakit kepala, disentri, dan gatal-gatal. Menurut Widyaningrum (2011), Piper nigrum mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonene, filandrena, alkaloid piperina, kavicina, piperitina, piperizina, zat pahit, dan minyak lemak.

25 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

Nilai guna relatif yang terendah terdapat pada Manihot utilissima dengan nilai 6,104. Masyakat Angkola menggunakan Manihot utilissima sebagai obat luka. Masyarakat angkola lebih sering menggunakan daun Manihot utilissima sebagai sayur daripada menggunakannya sebagai obat. Sayur dari daun Manihot utilissima sudah merupakan makanan ciri khas pada masyarakat Angkola, apalagi pengolahannya yang khas yaitu daunnya ditumbuk terlebih dahulu kemudian dimasak bersama santan. Menurut Widyanngrum (2011), Manihot utilissima mengandung zat pati yang khasiat untuk mengobati rachitis, beri-beri, borok, dan mencret.

Dokumen terkait