• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4 Dampak Ekonomi yang Ditimbulkan oleh Aktivitas Budidaya Udang Vaname

6.4.4 Nilai Multiplier Effect dari Pengeluaran Petambak

kerja. Jadi untuk kelompok bakul dapat dirata-ratakan bahwa setiap unit usaha

bakul memiliki satu orang tenaga kerja.

6.4.3 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact)

Dampak ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan usaha budidaya udang vaname tidak hanya dampak ekonomi langsung dan tidak langsung saja. Namun ada dampak lanjutan. Dampak lanjutan dapat diartikan sebagai pengeluaran yang dilakukan oleh tenaga kerja lokal. Tenaga kerja lokal yang dimaksud adalah buruh bodem dan buruh panen. Tenaga kerja lokal adalah buruh tambak dimana mereka bekerja di tambak saat dibutuhkan oleh para petambak. Dampak lanjutan merupakan pengeluaran sehari-hari buruh tambak. Proporsi pengeluaran buruh tambak dapat dilihat pada Table 24 berikut.

Tabel 24 Proporsi Pengeluaran Buruh Tambak per bulan di Desa Karangsong

No Komponen Jumlah Pengeluaran

(Rp) Proporsi (%)

1 Konsumsi 1 600 000 74.17

2 PDAM dan Listrik 56 667 2.63

3 Transportasi 194 750 9.03

4 Kebutuhan Sehari-hari 255 000 11.82

5 Pulsa 50 833 2.36

2 157 250 100

Sumber : Data Primer (diolah), 2016

6.4.4 Nilai Multiplier Effect dari Pengeluaran Petambak

Nilai Multiplier Effect adalah nilai yang didapat dari perhitungan pengeluaran petambak dalam usaha budidaya udang vaname. Nilai tersebut berguna untuk mengetahui seberapa besar usaha budidaya udang vaname mampu mendorong pertumbuhan perekonomian di Desa Karangsong. Hasil dari perhitungan Multiplier Effect juga dapat berguna dalam penentuan kebijakan.

Untuk mengukur dampak ekonomi suatu kegiatan budidaya udang vaname terdapat tipe pengganda (META dalam Amanda, 2009) yaitu: (1) Keynesian Local

Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan berapa besar pengeluaran petani

tambak yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal; (2) Ratio

Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan sebesar dampak langsung yang

dirasakan dari pengeluaran petani tambak yang berdampak terhadap perekonomian lokal. Penggandaan ini mengukur dampak tidak langsung (indirect)

64 dan lanjutan (induced). Dari ketiga perhitungan tersebut akan diketahui seberapa

besar dampak yang ditimbulkan usaha budidaya udang vaname terhadap perekonomian di Desa Karangsong. Hasil perhitungan multiplier effect penelitian ini dijelaskan pada Tabel 25 di bawah ini.

Tabel 25 Nilai multiplier effect dari Arus Uang yang terjadi di Desa Karangsong

No Kriteria Nilai

1 Keynesian Income Multiplier 0.54

2 Ratio Income Multiplier Tipe I 3.68

3 Ratio Income Multiplier Tipe II 6.67

Sumber : Data Primer (diolah), 2016

Usaha budidaya udang vaname memiliki dampak yang baik bagi perekonomian masyarakat di Desa Karangsong. Berdasarkan nilai yang terdapat pada tabel nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 0.54 yang artinya setiap terjadi peningkatan pengeluaran petambak sebesar satu satuan, maka akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal sebesar 0.54 satuan.

Kemudian dampak ekonomi tidak langsung yang dirasakan tenaga kerja lokal disekitar lokasi tambak adalah upah yang didapatkan. Nilai Ratio Income

Multiplier Tipe I yang didapat sebesar 3.68 yang artinya apabila terjadi

peningkatan sebesar satu satuan terhadap penerimaan pemilik unit usaha maka akan meningkatkan pendapatan tenaga kerja lokal sebesar 3.68 satuan. Nilai Ratio

Income Multiplier Tipe II sebesar 6.67 yang artinya apabila terjadi peningkatan

sebesar satu satuan tehadap pendapatan pemilik usaha maka akan mengakibatkan peningkatan sebesar 6.67 satuan pada dampak langsung, tidak langsung maupun lanjutan yang masing-masing berupa pendapatan pemilik usaha, dan tenaga kerja serta pengeluaran konsumsi yang akan berputar pada masyarakat lokal di Desa Karangsong.

Berdasarkan perhitungan multiplier effect dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya udang vaname mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di Desa Karangsong. Dampak ekonomi yang ditimbulkan adalah dampak ekonomi langsung, tidak langsung, dan lanjutan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa usaha budidaya udang vaname berdampak positif.

65 6.5 Implikasi Kebijakan

Budidaya udang vaname telah memberikan dampak positif bagi masyarakat di Desa Karangsong. Mata pencarian sebagai petambak masih memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat sekiter. Namun kontribusi tersebut masih belum optimal. Para petambak juga masih memiliki kelemahan dalam hal permodalan. Sebagian besar modal yang dimiliki para petambak berasal dari tengkulak. Di Desa Karangsong, para tengkulak biasanya bertindak sebagai penyedia saprodi. Bagi para petambak yang kekurangan modal dalam hal pengadaan barang seperti pakan, probiotik, dan obat-obatan dapat mengambil barang terlebih dahulu kepada tengkulak. Ketika saat panen tiba, para petambak harus menjual hasil panen udang vanamenya kepada para tengkulak. Hal ini mengakibatkan persaingan tidak sempurna, dimana para petambak tidak dapat menentukan harga jual atau pun memilih harga yang baik untuk hasil panen udang mereka. Sehingga para petambak tidak diuntungan dalam perdagangan tersebut.

Permasalahan tersebut sering terjadi karena kurangnya modal yang dimiliki oleh para petambak. Selain permasalahan tersebut terdapat beberapa masalah lain, seperti harga sarana dan pransarana produksi yang tinggi serta penceramran lingkungan oleh kapal-kapal pengangkut ikan. Apabila diklasifikan permasalahan-permasalahan tersbut, dapat diklasifikasikan menjadi tiga sub bidang yaitu bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Berikut implikasi kebijakan yang dibutuhkan oleh masyarakat :

a. Bidang Ekonomi

1. Pembentukan Koperasi

2. Penetapan harga jual dan beli udang vaname 3. Subsidi sarana dan prasarana produksi

Masyarakat khususnya para petambak membutuhkan bantuan modal dari pemerintah. Diharapkan pemerintah mampu memberikan bantuan berupa koperasi petambak. Dimana koperasi tersebut mampu menerapkan sistem simpan pinjam dengan harapan petambak dapat meminjam modal saat keadaan sulit serta menabung saat keadaan baik. Koperasi juga berfungsi memberikan harga yang tepat untuk kebutahan sarana produksi budidaya, seperti pakan, probiotik, dan obat-obatan.

66 Koperasi juga dapat menjadi penghubung antara petambak dengan

tengkulak sehingga harga yang diterima oleh para petambak sesuai dengan keadaan pasar. Ketika petambak mendapatkan harga yang sesuai dengan harga pasar maka petambak tidak akan dirugikan. Hal ini juga dapat mendorong berkembangnya usaha budidaya usang vaname di Desa Karangsong. Program koperasi tersebut juga diharapkan dapat meningkat kesejahteraan masyarakat serta memberikan pemasukkan kepada pemerintahan.

b. Bidang Sosial

1. Pelatihan peningkatan softskill budidaya

2. Pembentukan kelompok tani yang terarah dan terampil 3. Penyuluhan serta praktek lapang untuk kelompok tani

Para petambak di Desa Karangsong juga masih perlu dukungan sosial. Perlu adanya pelatihan-pelatihan yang menunjang ilmu pengetahuan serta teknik budidaya udang vaname. Sebagian besar petambak adalah lulusan SD bahkan masih banyak pula yang tidak tamat SD. Sehingga sangat perlu mendapatkan pelatihan-pelatihan agar terjadi efisiensi produksi. Pelatihan-pelatihan tersebut dapat dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Demi mendukung pelatihan-pelatihan tersebut agar mudah diserap dan diterima oleh para petambak, maka diperlukan kolam percontohan agar dapat menyakinkan serta mempraktekan secara langsung teknik-teknik budidaya yang efisien.

c. Bidang Lingkungan

1. Pelestarian lingkungan melalui menjaga kebersihan air laut

Desa Karangsong adalah desa yang memiliki TPI (Tempat Pelelangan Ikan) sehingga sangat banyak kapal-kapal yang berlapuh di sana. Kapal-kapal tersebut menggunakan bahan bakar solar yang mencemari perairan di kawasan Desa Karangsong. Hal ini menyebabkan terjadinya kendala terhadap kondisi budidaya udang vaname. Kondisi air yang tercemar oleh bahan bakar solar membuat udang sulit membesar dan mengakibatkan turunnya pendapatan para petambak. Permasalahan tersebut perlu ditanggapi secara serius oleh pemerintah, sebelum kondisi perairan semakin memburuk. Pemerintah diharapkan mampu menertibkan para awak serta pemilik kapal agar lebih melestarikan lingkungan. Diharapkan pula pemerintah ikut berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.