• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai potensial Gunung Cibodas

5.2 Nilai Guna Ekosistem Karst Gunung Cibodas 1 Nilai unsur biolog

5.2.4 Nilai potensial Gunung Cibodas

Pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan masyarakat tidak seluruhnya dinilai. Kampung Bubulak merupakan salah satu kampung yang masyarakatnya

melakukan pengambilan kayu bakar, apabila penilaian dilakukan di seluruh kampung tentu saja nilai tumbuhan yang diperoleh akan lebih besar. Pemanfaatan kayu bakar juga dilakukan oleh masyarakat Kampung Jatake, Kampung Tegal, Kampung Mekarjaya, Kampung Padatimondok, dan kampung lainnya di sekitar Gunung Cibodas. Apabila jumlah pemanfaatan kayu bakar di setiap kampung sama dengan 20% dari pemanfaatan kayu bakar di Kampung Bubulak, maka nilai pemanfaatannya sebesar Rp 64.704.000. Nilai kayu bakar di Kampung Bubulak adalah Rp 80.880.000 per tahun, sehingga nilai potensial seluruh pemanfaatan kayu bakar mencapai Rp 145.584.000 per tahun.

Satwa yang ditemukan di Gunung Cibodas memiliki nilai yang belum bisa diduga. Beberapa jenis yang memiliki nilai ekonomi tinggi misalnya walet goa yang menghasilkan sarang walet yang bernilai ekonomi. Menurut penuturan masyarakat setempat, hasil pengambilan sarang walet saat ini tidak sebanyak jumlah seperti dahulu. Masyarakat menduga jumlah sarang walet menurun akibat adanya gangguan dari kegiatan penambangan batu gamping yang menggunakan bahan peledak, namun ada pula yang beranggapan bahwa penurunan jumlah tersebut terjadi karena intensitas pengambilan yang tidak mempertimbangkan siklus hidup burung walet. Menurut Noerjito (2006), perubahan produksi sarang walet di Gunung Cibodas sejak tahun 2000 sampai tahun 2004 tercatat mulai 30 kg, 13,5 kg, 7,5 kg, dan 4,5 kg. Sarang yang dihasilkan adalah sarang hitam dan sarang putih. Pada saat ini, sarang hitam memiliki harga Rp 2.000.000 - Rp 4.000.000 per kilogram dan sarang putih (Gambar 18) memiliki harga Rp 12.000.000 - Rp 14.000.000 per kilogram. Harga sarang walet tergantung dari kualitas sarang yang dipanen, sarang putih bisa mencapai harga Rp 20.000.000 per kilogram (Trubus 2000). Apabila jumlah panenan sarang walet di Gunung Cibodas dianggap tetap dari tahun 2004 dan jumlah sarang walet yang dihasilkan adalah 50% sarang hitam dan 50% sarang putih, maka nilai sarang walet adalah Rp 31.500.000 dalam satu siklus panen. Menurut Prayugo (2009), siklus regenerasi walet bisa mencapai empat bulan. Pada saat musim bertelur, waktu yang diperlukan untuk membuat sarang walet adalah 45-60 hari. Proses perkawinan dan pengeraman telur berlangsung selama 26-29 hari. Anak walet sudah memiliki bulu dan kuat terbang pada umur 45 hari. Apabila pemanenan

sarang burung walet dilakukan satu kali dalam empat bulan dengan memperhatikan siklus regenerasinya, maka nilai sarang walet di Gunung Cibodas bisa mencapai Rp 94.500.000 per tahun.

Gambar 18 Sarang dan telur walet sarang putih yang ditemukan di Goa Sidempet. Kelelawar goa merupakan satwa penghasil guano (tumpukan kotoran kelelawar) yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Pemanfaatan guano di Gunung Cibodas teridentifkasi dari bekas penggalian pada lantai Goa Sipanjang dan Goa Siwandra serta informasi dari masayarakat setempat. Pemanfaatan ini belum bisa dinilai karena keterbatasan informasi. Harga jual guano di pasar mulai dari Rp 1.000 – Rp 7.500 per kilogram. Menurut pemaparan penjual pupuk guano, efisensi satu kilogram pupuk guano setara dengan tiga puluh kilogram kotoran kambing atau dua puluh kilogram kotoran sapi atau setara dengan sepuluh kilogram kotoran kuda. Apabila jumlah guano yang terdapat di seluruh goa diketahui, maka nilai potensial guano bisa diduga. Kelelawar dan walet hanya sebagian kecil satwa yang bisa diduga nilainya, apabila seluruh satwa yang teridentifkasi diketahui nilainya, nilai yang diperoleh bisa jadi lebih besar dari nilai pemanfaatan batu gamping. Contoh lain adalah monyet ekor panjang yang berusia dua sampai tiga tahun dijual dengan harga Rp 250.000 di online pet shop

(Tokobagus.com 2010). Harga tersebut sudah termasuk dengan biaya pemeliharaan. Apabila diasumsikan biaya pemeliharaan sebesar 30% dari harga jual, maka harga monyet adalah Rp 175.000. Pengamatan monyet ekor-panjang di tiga lokasi di Gunung Cibodas mencatat 87 indvidu yang terdiri dari 10 bayi, 26 anak, dan 51 individu dewasa. Apabila penilaian dilakukan dengan mengabaikan usia monyet, maka nilai yang diperoleh dari 87 individu monyet adalah Rp 15.225.000.

Burung-burung yang ditemukan bisa diperoleh nilainya berdasarkan harga pasar, namun penilaian tidak bisa dilakukan karena kesulitan menduga populasi setiap burung yang ditemukan. Beberapa jenis burung di Gunung Cibodas dijual di Pasar Ciampea. Menurut pedagang burung, jenis burung yang diambil dari alam biasanya jarang diperdagangkan, burung yang banyak diminati pembeli biasanya burung hasil budidaya yang sudah dewasa, memiliki penampilan bagus, dan kicauan yang merdu. Jenis burung yang ditemukan di Gunung Cibodas dan dijual di Pasar Ciampea tercantum dalam tabel berikut (Tabel 7).

Tabel 7 Daftar harga burung di Pasar Ciampea

No. Jenis Burung Harga Jual (Rp) Harga Beli (Rp)

1 Gemak / pupuyuhan 40.000 25.000 2 Tekukur biasa 20.000 10.000 4 Cucak kutilang 30.000 20.000 5 Merbah cerukcuk 30.000 20.000 6 Gelatik 50.000 30.000 7 Perenjak 50.000 30.000 8 Bondol 2.000 - 9 Burung-gereja erasia 1.500 -

Nilai burung bisa didekati berdasarkan harga jual setiap jenis burung dikalikan dengan populasi setiap jenis. Apabila populasi seluruh jenis burung diketahui, maka nilai burung bisa diduga.

Nilai potensial lainnya berasal dari air yang tidak seluruhnya dimanfaatkan, sehingga berpotensi lebih besar dari nilai pemanfaatan aktual. Berdasarkan kajian tim Lawalata IPB (2010), mata air Cipanas memiliki debit 24 liter per detik. Pengukuran ini dilakukan pada bulan Februari tahun 2010. Apabila debit ini diasumsikan merata sepanjang tahun, maka potensi air Cipanas adalah 756.864.000 liter per tahun atau sekitar 756.864 kubik per tahun. Berdasarkan nilai air yang berlaku di Kampung Mekarjaya, nilai potensial air Cipanas adalah Rp 75.686.400 per tahun. Gunung Cibodas juga memiliki satu mata air lainnya yang digunakan untuk pengairan lahan pertanian. Selain manfaat yang telah disebutkan, aliran air dari Gunung Cibodas juga digunakan untuk mencuci kendaraan bermotor. Manfaat tersebut tentunya mampu menggambarkan nilai air dari Gunung Cibodas yang memiliki peran penting bagi masyarakat.

Manfaat dari unsur biofisik Gunung Cibodas belum teridentifikasi seluruhnya, sehingga masih banyak nilai potensial yang belum terungkap. Nilai potensial yang bisa terduga dari beberapa unsur yang telah dijelaskan bisa dilihat pada tabel berikut (Tabel 8).

Tabel 8 Pendugaan nilai potensial Gunung Cibodas

No. Unsur biofisik Nilai (Rp) Keterangan

1 Kayu bakar 145.584.000 Diduga dari empat kampung 2 Sarang walet 94.500.000 Pemanenan 3x per tahun 3 Pupuk guano/kotoran kelelawar 1.000 - 7.500 Harga per kilogram 4 Monyet ekor panjang 15.225.000 Asumsi harga di pet shop 5 Burung 1.500 - 30.000 Harga per individu

6 Air 75.686.400 Nilai debit air per tahun

7 Tebing 150-300 juta/thn Asumsi seluruh populasi 8 Herpetofauna Tidak diketahui Tidak ada data

9 Satwa lain (invertebrata, dll) Tidak diketahui Tidak ada data 10 Tumbuhan obat Tidak diketahui Tidak ada data

Nilai potensial Gunung Cibodas terdiri dari kayu bakar, sarang walet, satwa (monyet), air, dan tebing (300 juta/thn) dengan nilai Rp 630.995.400 per tahun, atau sekitar lima kali lipat dari nilai aktual yaitu Rp 122.916.600 yang dihitung tanpa nilai batu gamping. Nilai potensial ini belum termasuk nilai unsur biologi dan fisik lain yang belum dikuantifikasi nilainya.

Dokumen terkait