METODE PENELITIAN
3. Nilai Wu Wei yang Bersifat Penyangkalan Diri
知其荣,守其辱,为天下谷。
Zhī qí róng, shǒu qí rǔ, wéi tiānxià gǔ.
老子说:“知道什么是荣耀,却安守卑 辱的地位,其胸怀如同川谷一样博
大。
Lǎozi shuō:“Zhīdào shénme shì róngyào, què ān shǒu bēi rǔ dì dìwèi, qí xiōnghuái rútóng chuāngǔ yīyàng bódà”
Lao Zi (2006: 176) mengatakan: “…Sudah tahu apa itu kehormatan, bersedialah menerima, kalau dapat penghinaan, baru bisa menjadi lembah di dunia ini.”
Renungan ini mengajarkan pada saat seseorang mengerti akan artinya sebuah kehormatan, maka harus mempersiapkan diri untuk menerima penghinaan dari orang-orang disekitar kita yang iri kepada kita. Dengan demikian, baru bisa menjadi teladan bagi orang lain.
3. Nilai Wu Wei yang Bersifat Penyangkalan Diri
Setelah dilakukan analisis terhadap 45 butir nilai Wu Wei yang bersifat penyangkalan
diri dalam karya Lao Zi Says, ditemukan 11 butir yang berhubungan dengan etika normatif
masyarakat. Berikut renungan di bawah ini. 1. Butir ke-9
持而盈之,不如其已;摧而锐之,不可常保。
老子说:“办事要求过分圆满完美,不如停止不干;刀刃捶锻得太锋利,锋 刃不能保持长久。”
Lǎozi shuō:“Bànshì yāoqiú guòfèn yuánmǎn wánměi, bùrú tíngzhǐ bù gān; dāorèn
chuí duàn de tài fēnglì, fēng rèn bùnéng bǎochí chángjiǔ.”
Lao Zi (2006: 12) mengatakan: “…Sebuah wadah bila diisi terus akan luber, lebih baik dihentikan saja pada waktu yang tepat; Pedang yang diasah sampai terlampau tajam, ketajamannya tidak bisa bertahan lama.”
Renungan ini mengibaratkan kekayaan emas dan giok yang ditimbun tidak akan bertahan lama, membanggakan kekayaan dan kedudukan alam hanya akan mengundang bahaya bagi diri sendiri. Nilai moral yang dapat kita petik dari renungaan di atas adalah janganlah suka menyombongkan diri dan memupuk kata “aku” dalam diri kita, janganlah membiarkan arogansi terus berlanjut. Karena itu hanya akan mengundang bahaya atau kerugian bagi dirinya sendiri. Orang sombong seperti ini akan dijatuhkan oleh orang yang lebih kuat dan unggul darinya. Orang yang arogan tidak akan mampu bertahan lama seperti halnya pedang yang diasah terlampau tajam akan menjadi terlalu tipis dan mudah patah bila membentur benda keras. Hal ini perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian kehadiran kita akan mudah diterima orang lain.
2. Butir ke-13
宠辱若惊,贵大患若身。
Chǒng rǔ ruò jīng, guì dàhuàn ruò shēn.
老子说:“受宠、受辱都会惊慌失措,这是把祸患看得像生命一样重要。” Lǎozi shuō:“Shòu chǒng, shòurǔ dūhuì jīnghuāng shīcuò, zhè shì bǎ huòhuàn kàn
de xiàng shēngmìng yīyàng zhòngyào.”
Lao Zi (2006: 13) mengatakan: “…Pujian dan penghinaan dapat membuat orang takut dan risau, itu diibaratkan seperti nyawa yang sangat berharga.”
Pada umumnya orang suka dipuji atau disanjung. Sebaliknya, orang bisa terkejut dan sangat benci bila dikritik dan dihina. Hal ini disebabkan karena pujian diposisikan di paling atas dan penghinaan di paling bawah. Keduanya bisa membuat orang terkejut. Begitu pula saat orang tiba-tiba mendapat rezeki atau saat mengalami kehilangan atau kerugian besar dalam bisnisnya.
Hal ini disebabkan karena kita sering merasakan sang “Aku” ini dipuji atau dihina, sedang mendapat atau kehilangan, sedang tertimpa malapetaka atau tidak. Bila sang “Aku” sudah tidak melekat pada dirinya, maka orang tidak akan merasakan dipuji atau dihina,mendapat atau kehilangan. Oleh karena itu, orang yang telah sungguh-sungguh menjalankan ajaran Dao tidak akan merasa terlalu gembira bila ada yan memujinya, tidak
akan merasa kaget dan marah bila ada orang yang menghina dan menghujatnya.
Renungan ini mengajarkan saat menghadapi hal-hal yang dapat membuat diri senang sampai lupa diri dan hal yang dapat membuat kita menderita, yaitu dengan melepaskan ke “Aku” an. Dengan demikian, akan mendapat kemudahan dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan rintangan baik dalam keluarga maupun masyarakat.
3. Butir ke-18
大道废,有仁义。智慧出,有大伪。六亲不和,有孝慈。国家昏乱,有忠 臣。
Dàdào fèi, yǒu rényì. Zhìhuì chū, yǒu dà wěi. Liùqīn bù hé, yǒu xiàocí. Guójiā hūnluàn, yǒu zhōngchén.
老子说:”大道废弃,才有所谓仁义。智慧出现,才有所谓诈伪。家庭不和
睦,才有所谓 孝慈。国家政治混乱,才有所谓忠臣出现。”
Lǎozi shuō:” Dàdào fèiqì, cái yǒu suǒwèi rényì. Zhìhuì chūxiàn, cái yǒu suǒwèi
zhà wěi. Jiātíng bù hémù, cái yǒu suǒwèi xiàocí. Guójiā zhèngzhì hǔnluàn, cái yǒu
Lao Zi (2006: 16) mengatakan: “…Bila Maha Dao diabaikan, timbul gagasan kemanusiaan dan keadilan. Bila intelegensia dan kepandaian mulai ditonjolkan, maka timbul kemunafikan besar. Bila hubungan enam relasi keluarga tidak harmonis lagi, baru ada keinginan berbakti pada orangtua dan rasa kasih sayang. Bila negara sedang dalam keadaan kacau dan bahaya, maka akan ada pejabat setia yang berani membela negaranya.”
Pada zaman dahulu kala, orang yang berjiwa Dao tidak menonjolkan intelegensia atau
kepandaiannya di depan orang, melainkan mengasihi dan memberi keadilan kepada semua orang. Oleh karena itu, tidak ada yang merasa paling paling pintar dan arif. Mereka selalu menunjukkan kesederhanaan dan kerendahan hati, maka kemunafikan tidak dikenal pada masa itu. Namun, seiring perkembangan zaman, manusia mulai tergoda dengan banyaknya keinginan duniawi.
Renungan di atas telah menyebutkan enam relasi keluarga yang berarti orang tua, anak, kakak, adik, dan suami-istri. Lao Zi mengatakan bahwa kalau hubungan keluarga di
antara enam relasi itu tidak rukun dan tidak harmonis lagi, sehingga membuat orang tua merasa prihatin dan bersedih. Hal ini membuat anak-anaknya sadar dan tergugah untuk rukun kembali sehingga orangtua mereka tidak menderita lagi.
Renungan tersebut mengajarkan bahwa semua hal yang tidak baik dapat kita ubah menjadi baik, tergantung bagaimana kita menanggapinya. Dengan demikian, kehidupan yang dijalani akan terasa mudah dan ringan. Hal ini mesti kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar semua masalah yang dihadapi dapat terkontrol dan membuat kita selalu berpikir positif terhadap masalah yang kita hadapi.
4. Butir ke-1
道可道,非常道;名可名,非常名。
老子说:“可以说得出具体形态的道,就不是永恒不变的道了;可以叫得出 具体特性的名,就不是永恒不变的名了。”
Lǎozi shuō:“Kěyǐ shuō dé chū jùtǐ xíngtài de dào, jiù bùshì yǒnghéng bù biàn de
dàole; kěyǐ jiào dé chū jùtǐ tèxìng de míng, jiù bùshì yǒnghéng bù biàn de míngle.” Lao Zi (2006: 26) mengatakan: “…Dao yang bisa dikatakan Dao bukanlah Dao yang kekal. Nama yang bisa disebut nama bukanlah nama yang abadi.”
Renungan ini mengajarkan bahwa setiap perbuatan baik yang telah dilakukan dan dapat diutarakan lewat kata-kata bukanlah suatu perbuatan baik yang memang tulus. Setiap perbuatan baik yang kita lakukan tidak bisa diutarakan lewat kata-kata, karena apabila sudah menuturkannya, maka itu sudah melanggar prinsip Dao dan melekat pada ke”Aku”-an.
Tujuan dipaparkannya tak lain adalah agar mendapat pujian dari orang lain, setelah mendapat pujian kita akan merasa senang dan menjadi sombong. Oleh karena itu, janganlah suka memaparkan segala perbuatan baik yang pernah dilakukan kepada orang lain, bukan akan dinilai baik, malah akan dinilai sombong oleh orang lain.
5. Butir ke-40
反者道之动。弱者道之用。天下万物生于有,有生于无。
Fǎn zhě dào zhī dòng. Ruòzhě dào zhī yòng. Tiānxià wànwù shēng yú yǒu, yǒu shēng yú wú.
老子说:“向着相反的方向变化,是道的运行规律。保持着柔弱的状态,是 道的作用。天下万物生于可见的具体事物,可见的具体事物都是从看不见的 道中产生。”
Lǎozi shuō:“Xiàngzhe xiāngfǎn de fāngxiàng biànhuà, shì dào de yùn háng guīlǜ.
Bǎochízhe róuruò de zhuàngtài, shì dào de zuòyòng. Tiānxià wànwù shēng yú
kějiàn de jùtǐ shìwù, kějiàn de jùtǐ shìwù dōu shì cóng kàn bùjiàn de dào zhōng
chǎnshēng.”
Lao Zi (2006: 34) mengatakan: “…Suatu siklus yang berbalik pada kebalikannya adalah Dao yang menggerakkannya. Mempertahankan yang lemah adalah kegunaan dari “Dao”. Semua yang dilahirkan di muka bumi ini bersumber dari yang tidak kelihatan.”
Renungan ini mengajarkan bahwa hidup dalam kehidupan ini seharusnya diseimbangkan seperti Dao yang telah menghasilkan dua pola yang berlawanan yaitu yin dan
yang. Keduanya berbeda dan berlawanan, namun saling menggerakkan secara dinamis dan
harmonis melalui satu siklus yang akan berbalik ke asalnya lagi. Begitu juga dalam kehidupan ini harus saling melengkapi satu dengan yang lainnya tanpa membeda-bedakan, dengan demikian akan tercipta keharmonisan dan kedamaian antar sesama.
6. Butir ke-27
善人者不善人之师,不善人者善人之姿。不贵其师 ,不爱其姿 ,虽智大
迷。是谓要妙。
Shànrén zhě bùshànrén zhī shī, bùshàn rén zhě shàn rén zhī zī. Bù guì qí shī, bù ài qí zī, suī zhì dà mí. Shì wèi yào miào.
老子说:“善人是不善 人的老师,不善人是善人的鉴戒 。如果不尊重老
师,不爱惜鉴戒,即使是智慧者也会大迷不悟。这就是为人处事微妙的要 道。”
Lǎozi shuō:“Shànrén shì bùshànrén de lǎoshī, bùshàn rén shì shàn rén de jiànjiè.
Rúguǒ bù zūnzhòng lǎoshī, bù àixī jiànjiè, jíshǐ shì zhìhuì zhě yě huì dà mí bù wù.
Zhè jiùshì wéirén chǔshì wéimiào de yāo dào.”
Lao Zi (2006: 88) mengatakan: “…Orang baik adalah guru bagi orang yang tidak baik, orang tidak baik adalah cermin bagi orang yang baik. Bila tidak menghargai orang baik sebagai guru, berarti dia tidak suka pada perbuatan yang baik, meskipun dia anggap dirinya orang pintar dan arif juga bisa melakukan kekeliruan yang besar. Ini mengandung arti yang amat dalam dan penting.”
Renungan ini mengajarkan tentang keseimbangan dalam kehidupan, dimana ada orang yang baik juga terdapat orang yang tidak baik, yang dimana keduanya saling berlawanan namun saling melengkapi, seperti yin dan yang. Begitu juga dalam kehidupan ini,
dengan penyangkalan diri yang dilakukan maka akan bisa membantu yang membutuhkan. 7. Butir ke-2
天下皆知美之为美 ,斯恶已;皆之善之为善,斯不善已。
老子说:“天下人都知道美的东西为美,就是已经有丑的东西了;天下人都 知道善之为善,就是已有不善存在了.”
Lǎozi shuō:“Tiānxià rén dōu zhīdào měi de dōng xī wéi měi, jiùshì yǐjīng yǒu
chǒu de dōngxi le; tiānxià rén dōu zhīdào shànzhī wéi shàn, jiùshì yǐ yǒu bùshàn
cúnzàile.”
Lao Zi (2006: 130): “…Bila orang sudah menganggap yang cantik adalah cantik, berarti orang yang sudah tahu apa yang jelek; Bila orang sudah menganggap yang baik adalah baik, berati orang sudah mengenal apa yang tidak baik .”
Renungan tersebut menjelaskan bahwa jika seseorang sudah tahu cantik, maka secara umum dia juga mengetahui apa itu jelek. Oleh karena itu masyarakat akan mulai membanding-bandingkan sesuatu secara sepihak dan subjektif, sehingga masyarakat mulai terperangkap dalam “suka and tidak suka “ . Akibatnya, manusia tergoda untuk menghakimi secara sepihak dan membuat manusia tidak menjadi objektif dalam penilaian. Oleh karena itu, tetaplah berpegang pada prinsip Dao yang menyatakan bahwa semua itu tidak kekal dan tidak
bertahan lama.
8. Butir ke-16
知常容,容乃公,公乃王,王乃天,天乃道,道乃久,殁身不殆。
Zhī cháng róng, róng nǎigōng, gōngnǎi wáng, wángnǎitiān, tiānnǎi dào, dào nǎi
jiǔ, mò shēn bù dài.
老子说:“懂得这个永远不变的道理就能包容一切,能够包容一切就能够公 正对待一切。能够公正对待一切 就能懂得治国的原则,懂得了治国的原则, 进而就能了解自然规律。了解了自然规律,进而就能掌握道。掌握了道,就
能长久生存,终身不会遇到危险. ”
Lǎozi shuō:“Dǒngde zhège yǒngyuǎn bù biàn de dàolǐ jiù néng bāoróng yīqiè,
nénggòu bāoróng yīqiè jiù nénggòu gōngzhèng duìdài yīqiè. Nénggòu gōngzhèng duìdài yīqiè jiù néng dǒngde zhìguó de yuánzé, dǒngdéliǎo zhìguó de yuánzé,
jìn'ér jiù néng liǎojiě zìrán guīlǜ. Liǎojiě Le zìrán guīlǜ, jìn'ér jiù néng zhǎngwò
dào. Zhǎngwòle dào, jiù néng chángjiǔ shēngcún, zhōngshēn bù huì yù dào
wéixiǎn.”
Lao Zi (2006: 172) mengatakan: “…Mengikuti hukum alam berati mau menampung semuanya, mau menampung semuanya baru bisa berbuat adil. Jika
sudah berbuat adil baru bisa melayani semuanya. Mau melayani semuanya berati sudah berbakti kepada Tian (Langit). Mau melayani berarti sudah mengikuti prinsip Dao. Bila mengikuti prinsip Dao baru mampu bertahan lama, selama hidupnya tidak akan mengalami bahaya.”
Renungan ini mengajarkan agar berlapang dada terhadap sesama seperti luasnya lembah, bisa menampung semua tanpa membeda-bedakan asal-usulnya, dari situlah baru bisa berbuat adil kepada semua. Kalau sudah berbuat adil, maka akan mau melayani semua orang tanpa pamrih. Dengan demikian akan terbebas dari bahaya karena sudah berjiwa Dao.
9. Butir ke-54
以身观身,以家观家,以乡观乡,以邦观邦,以天下观天下。
Yǐ shēn guān shēn, yǐ jiā guān jiā, yǐ xiāng guān xiāng, yǐ bāng guān bāng, yǐ tiānxià guān tiānxià.
老子说:“用修身的原则来观察个人,用齐家的原则观察全家,用理乡的原 则观察全乡,用治国的原则观察全家,用平天下的原则观察天下。”
Lǎozi shuō:“Yòng xiūshēn de yuánzé lái guānchá gèrén, yòng qí jiā de yuánzé guānchá quán jiā, yòng lǐ xiāng de yuánzé guānchá quán xiāng, yòng zhìguó de
yuánzé guānchá quán jiā, yòng píng tiānxià de yuánzé guānchá tiānxià.”
Lao Zi (2006: 154) mengatakan: “…Bercermin pada diri sendiri dulu, baru menilai orang lain. Bercermin pada keluarga sendiri dulu, baru melihat keluarga orang. Bercermin pada desa sendiri dulu, baru mengomentari desa orang. Bercermin pada negara sendiri dulu, baru membandingkan negara orang. Bercermin pada rakyat sendiri dulu, baru membandingkan rakyat orang.”
Renungan ini mengajarkan agar jangan menilai sesuatu tanpa melihat diri sendiri. Karena belum tentu apa yang kita nilai itu benar dan lebih baik dari kita. Oleh karena itu lebih baik mengintropeksi diri sendiri terlebih dahulu sebelum menilai orang lain.
10.Butir ke-51
生而不有,为而不恃,长而不宰,是谓玄德。
老子说:“道生养了万物却不将万物据为已有,抚育了万物却不居功恃能 ,
成就了万物而 不做它们的主宰,这才是最高尚的品德。”
Lǎozi shuō:“Dào shēngyǎngle wànwù què bù jiāng wànwù jù wéi yǐ yǒu, fǔyùle
wànwù què bù jūgōng shì néng, chéngjiùle wànwù ér bù zuò tāmen de zhǔzǎi, zhè
cái shì zuìgāo shàng de pǐndé.
Lao Zi (2006: 102) mengatakan: “…Setelah diciptakan tidak ada keinginan untuk memiliki, setelah berhasil tidak menuntut jasa, membesarkan tidak ingin menguasai, inilah kebajikan yang punya arti sangat dalam.”
Renungan ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan harus tanpa pamrih. Dengan demikian, kebajikan yang didapat akan lebih besar daripada perbuatan yang dilakukan dengan mengharapkan imbalan.
11.Butir ke-16
知常容,容乃公,公乃王,王乃天,天乃道,道乃久,殁身不殆。
Zhī cháng róng, róng nǎigōng, gōngnǎi wáng, wángnǎitiān, tiānnǎi dào, dào nǎi
jiǔ, mò shēn bù dài.
老子说:“懂得这个永远不变的道理就能包容一切,能够包容一切就能够公
正对待一切。能够公正对待一切就能懂得治国的原则,懂得了治国的原则,
进而就能了解自然规律。了解了自然规律,进而就能掌握道。掌握了道,就
能长久生存,终身不会遇到危险. ”
Lǎozi shuō:“Dǒngde zhège yǒngyuǎn bù biàn de dàolǐ jiù néng bāoróng yīqiè,
nénggòu bāoróng yīqiè jiù nénggòu gōngzhèng duìdài yīqiè. Nénggòu gōngzhèng duìdài yīqiè jiù néng dǒngde zhìguó de yuánzé, dǒngdéliǎo zhìguó de yuánzé,
jìn'ér jiù néng liǎojiě zìrán guīlǜ. Liǎojiě Le zìrán guīlǜ, jìn'ér jiù néng zhǎngwò
dào. Zhǎngwòle dào, jiù néng chángjiǔ shēngcún, zhōngshēn bù huì yù dào
wéixiǎn.”
Lao Zi (2006: 172) mengatakan: “…Mengikuti hukum alam berati mau menampung semuanya, mau menampung semuanya baru bisa berbuat adil. Jika sudah berbuat adil baru bisa melayani semuanya. Mau melayani semuanya berati sudah berbakti kepada Tian (Langit). Mau melayani berarti sudah mengikuti prinsip Dao. Bila mengikuti prinsip Dao baru mampu bertahan lama, selama hidupnya tidak akan mengalami bahaya.”
Renungan ini mengajarkan agar berlapang dada terhadap sesama seperti luasnya lembah, bisa menampung semua tanpa membeda-bedakan asal-usulnya, dari situlah baru bisa
berbuat adil kepada semua orang. Kalau sudah berbuat adil, maka akan mau melayani semua