• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Wu Wei yang Bersifat Penyangkalan Diri

METODE PENELITIAN

4.1 Nilai Moral Wu Wei dalam karya Lao Zi Says

4.1.1 Nilai Moral Wu Wei Berdasarkan Etika Normatif Individu

4.1.1.3 Nilai Wu Wei yang Bersifat Penyangkalan Diri

Penyangkalan diri yang berarti manusia tidak merasa memiliki dirinya dan menyadari semua hal yang ada di dunia ini tidaklah kekal. Setelah dilakukan analisis terhadap 45 butir nilai Wu Wei yang bersifat penyangkalan diri, ditemukan 25 butir yang berhubungan dengan

etika normatif individu. Berikut renungan di bawah ini. 1. Butir ke-47

不出户,知天下;不窥牖,知天道。

Bù chū hù, zhī tiānxià; bù kuī yǒu, zhī tiāndào.

老子说:“足不出户,便知道天下大事;不向窗外看,就知道天的运行规

律。”

Lǎozi shuō:“Zú bù chū hù, biàn zhīdào tiānxià dàshì; bù xiàng chuāngwài kàn, jiù zhīdào tiān de yùn háng guīlǜ.”

Lao Zi (2006: 6) mengatakan: “…Sheng ren (orang bijak) tidak perlu keluar rumah, namun sudah mengetahui masalah dunia; Mampu memahami hukum alam tanpa perlu mengintip dari jendela. “

Menurut Lao Zi, orang yang memahami prinsip Dao tidak perlu keluar dari rumah

untuk mengerti masalah dunia dan tidak perlu pergi jauh untuk mencari ilmu. Dia juga sudah memahami hukum alam tanpa perlu mengintip dari jendela. Lao Zi juga mengatakan bahwa

kalau orang pergi makin jauh menuntut ilmu, yang dia dapat makin sedikit. Ilmu di sini adalah ilmu spiritual yang hanya akan diperoleh dengan banyak melakukan introspeksi diri dan dengan menjadi diri sendiri. Menurut Lao Zi, seorang yang bijak sudah tahu banyak

tentang masalah dunia tanpa harus pergi jauh karena dia sudah punya indera keenam.

Zhuang Zi yang merupakan penerus ajaran Dao dalam buku Wang yang berjudul The

Wisdom of Lao Zi (2010: 163) mengatakan: “…Terbang dengan sayap itu mudah. Namun,

terbang tanpa sayap itu sulit. Menjadi pintar dari ilmu pengetahuan itu gampang. Namun, menjadi pintar tanpa ilmu pengetahuan itu sulit.” Kebanyakan orang pintar hanya pandai menghafal teori yang pernah dipelajari dan bangga memperlihatkan kehafalannya itu. Namun, dia tidak mampu memperbaiki diri dan mempraktikkan ilmunya agar berguna untuk masyarakat banyak.

Renungan tersebut mengingatkan bahwa orang bijak lebih mementingkan penyangkalan diri, yaitu dengan cara menggali ilmu dari dalam diri sendiri daripada dari orang lain, sehingga mampu menemukan jati diri dan mengetahui siapa “aku” ini sebenarnya. Maka dikatakan bahwa orang yang bijak sudah tahu tentang masalah dunia tanpa harus harus pergi jauh, sudah terkenal tanpa perlu menonjolkan diri, dan bisa berhasil tanpa melakukan apa-apa. Hal ini perlu diterapkan dalam diri sendiri sehingga dapat memanfaatkan segala sesuatu dengan kebijaksanaan.

2. Butir ke-51

Dàoshēng zhī, dé chù zhī, wù xíng zhī, shì chéng zhī. Shì yǐ wànwù mòbù zūn dào

ér guì dé.

老子说:“道产生万物,德养育万物并使万物成形,环境使万物完成。因此 天下万物没有不尊崇道而重视德的。”

Lǎozi shuō:“Dào chǎnshēng wànwù, dé yǎngyù wànwù bìng shǐ wànwù chéngxíng,

huánjìng shǐ wànwù wánchéng. Yīncǐ tiānxià wànwù méiyǒu bù zūnchóng dào ér

zhòngshì dé de.”

Lao Zi (2006: 30) mengatakan: ”…Dao yang menciptakan segala sesuatu, De yang memelihara segala sesuatu, lingkungan sekitar membuat segala sesuatu tercipta dengan sempurna. Oleh karena itu, tidak ada makhluk satupun yang tidak memuliakan Dao dan menghargai De.”

Renungan ini menyarankan agar setiap orang mesti mencontoh kebesaran Dao dan De

yang telah menciptakan dan menjaga segala sesuatu yang ada di muka bumi ini tanpa pamrih. Meskipun telah menciptakan, membesarkan, dan memelihara namun tidak ada niat untuk memiliki dan menguasai ciptaan-Nya. Hal ini dikarenakan tidak ada ke-Aku-an dalam diri. Inilah kebajikan yang mempunyai makna yang sangat dalam. Hal ini dapat diterapkan pada diri sendri yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Butir ke-1

故常无欲,以观其妙 ; 常有欲,以观其徼.

Gùcháng wú yù, yǐ guān qí miào; cháng yǒu yù, yǐ guān qí jiǎo

老子说:“所以如果能保持清静无欲,就可以观察天地万物的微妙之处;如 果贪欲太多,就只可以看到天地万物的表面现象。”

Lǎozi shuō:“Suǒyǐ rúguǒ néng bǎochí qīngjìng wú yù, jiù kěyǐ guānchá tiāndì

wànwù de wéimiào zhī chù; rúguǒ tān yù tài duō, jiù zhǐ kěyǐ kàn dào tiāndì

wànwù de biǎomiàn xiànxiàng.”

Lao Zi (2006:42) mengatakan: ”…Orang yang bebas dari segala nafsu keinginan, pandangannya baru mampu menerobos jauh ke depan; Jika pikirannya dipenuhi dengan nafsu keinginan, penglihatannya hanya terbatas pada kulitnya.”

Renungan ini mengajarkan bahwa orang yang bebas dari segala nafsu keinginan, pikirannya baru bisa jernih dan tenang, mata batinnya baru mampu menerobos jauh ke depan

memahami misteri di dunia ini. Sebaliknya, kalau pikiran sudah dipenuhi dan dikotori oleh nafsu keinginan, hidup akan dipenuhi dengan ketegangan dan pikiran menjadi dangkal, tidak jernih, serta tidak tenang lagi. Jika melihat suatu persoalan, pandangannya hanya terbatas pada kulitnya saja. Dia menjadi orang yang subjektif, tidak bijak, dan sempit pandangannya. Hal ini perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kita, agar dapat memandang segala sesuatu secara bijak.

4. Butir ke-21

惚兮恍兮,其中有象。恍兮惚兮,其中有物。

Hū xī huǎng xī, qízhōng yǒu xiàng. Huǎng xī hū xī, qízhōng yǒu wù.

老子说:“在恍惚迷离之中,却有形象。在迷离恍惚之中,却有实体。 Lǎozi shuō:“Zài huǎnghū mílí zhī zhōng, què yǒu xíngxiàng. Zài mílí huǎnghū zhī zhōng, què yǒu shítǐ.”

Lao Zi (2006: 48) mengatakan: “…Meskipun samar-samar tidak jelas, namun dalmnya seperti ada bentuknya. Walaupun samar-samar tidak kelihatan, namun dalmnya seperti ada bentuknya.”

Renungan ini mengatakan bahwa hidup orang yang tinggi kebajikannya selalu mengikuti jejak Dao dan mau beradaptasi dengan hukum alam. Lao Zi mencoba

menggambarkan seperti apa “wajah” Sang Pencipta dalam renungan ini. Menurut Lao Zi,

Sang Pencipta memang sulit digambarkan atau dijelaskan dengan kata-kata. Dao itu

samar-samar tanpa bentuk dan berada di tempat yang amat jauh, tetapi di dalam Dao terkandung

intisari yang nyata, murni, dan bisa dipercaya keberadaanya. Oleh karena itu, meskipun keberadaan Dao masih samar-samar dan tak jelas, namun tak ada salahnya kita yakin dan

mengikuti ajarannya yang sangat nyata dan diaplikasikan dalam kehidupan demi menempuh hidup yang lebih baik.

5. Butir ke-46

Huò mòdà yú bùzhī zú, jiù mòdà yú yù de. Gù zhīzú zhī zú, cháng zú yǐ.

老子说:“最大的灾祸是不知道满足,最大的危险是贪得无厌。所以知道满 足的这种满足,才能永远感到满足。”

Lǎozi shuō:“Zuìdà de zāihuò shì bù zhīdào mǎnzú, zuìdà de wéixiǎn shì tāndéwúyàn. Suǒyǐ zhīdào mǎnzú de zhè zhǒng mǎnzú, cáinéng yǒngyuǎn gǎndào

mǎnzú.”

Lao Zi (2006: 50) mengatakan: ”…Tidak ada bencana yang lebih besar daripada merasa diri belum cukup, tidak ada bahaya yang lebih besar daripada keserakahan. Maka, orang yang merasa sudah cukup baru bisa merasakan kecukupan yang sesungguhnya.”

Renungan ini mengajarkan agar jangan selalu merasa belum cukup, karena keserakahan hanya akan merugikan diri sendiri. Sebaliknya, orang yang merasa cukup merupakan orang yang paling bahagia di dunia. Terapkanlah prinsip Dao yang selalu

menganjurkan untuk hidup sederhana dan terlepas dari nafsu keinginan, maka hidup yang dijalani akan lebih bahagia.

6. Butir ke-58

祸兮,福之所倚;福兮,祸之所伏。 Huò xī, fú zhī suǒ yǐ; fú xī, huò zhī suǒ fú.

老子说:“灾祸里藏隐着幸福;幸福里隐伏着灾祸。”

Lǎozi shuō:“Zāihuò lǐ cáng yǐnzhe xìngfú; xìngfú lǐ yǐnfúzhe zāihuò.”

Lao Zi (2006: 54) mengatakan: ”…Nasib buruk menopang nasib baik di belakangnya; Nasib baik tersembunyi nasib buruk di bawahnya.”

Renungan ini mengajarkan agar jangan bersedih dan kecewa bila sedang bernasib buruk, karena kadang kala bisa kedatangan “tamu nasib baik” yang tidak diundang. Ada pepatah kuno yang mengatakan bahwa kemalangan besar berlalu, pasti akan datang keberuntungan berikutnya. Sebaliknya, janganlah pula kita terlalu berlebihan menikmati “nasib baik” yang kita dapat, karena “nasib baik” bisa saja tersembunyi di bawahnya “nasib buruk”. Tidak sedikit orang yang pernah mendapatkan “nasib baik” atau banyak rezeki lalu

menjadi arogan dan takabur dengan berfoya-foya. Hal ini mendatangkan kehancuran bagi dirinya sendiri. Bukankah “nasib baik” yang mendatangkan “nasib buruk”? Oleh karena itu, berusahalah mengontrol diri sendiri agar selalu berada di atas garis Dao, karena akan sangat

membantu kita dalam menghadapi segala rintangan. 7. Butir ke-9

金玉满堂,莫之能守。富贵而骄,自遗其咎。功成身退,天之道。

Jīnyù mǎntáng, mò zhī néng shǒu. Fùguì ér jiāo, zì yí qí jiù. Gōng chéng shēn tuì, tiān zhī dào

老子说:“黄金美玉堆满屋宇,没有人能守得住传给子孙后代。富贵而傲慢, 是自取灾祸。事业成就后引 身告退这是合乎天道的。”

Lǎozi shuō:“Huángjīn měiyù duī mǎn wūyǔ, méiyǒu rén néng shǒu de zhù chuán

gěi zǐsūn hòudài. Fùguì ér àomàn, shì zì qǔ zāihuò. Shìyè chéngjiù hòu yǐn shēn

gàotuì zhè shì héhū tiāndào de.”

Lao Zi (2006: 62) mengatakan: ”…Menimbun kekayaan emas dan giok tak akan bertahan lama. Membanggakan kekayaan dan kedudukan akan mengundang bahaya bagi diri sendiri. Rela mundur setelah berjasa dan terkenal merupakan jalan Dao dari langit.”

Renungan ini mengajarkan untuk tidak terlalu menjunjung tinggi harta kekayaan, karena kekayaan sebanyak apapun tidak bisa dipertahankan selamanya. Semua yang ada di dunia ini akan ditinggalkan setelah meninggal nanti. Orang yang suka membanggakan harta kekayaan atau kedudukannya hanya akan menyimpan bahaya bagi dirinya sendiri. Kita harus menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini hanya bersifat sementara, tidak kekal. Begitu juga dengan kedudukan yang kita peroleh, setinggi apapun juga tidak akan bertahan lama selama kita masih terpedaya oleh kata ke”Aku”-an. Hal ini sangatlah penting diterapkan dalam kehidupan agar tidak terlalu melekat pada nafsu duniawi yang hanya akan membawa penderitaan pada kehidupan.

民之从事,常于几成 而败之。慎终如始,则无败事。

Mín zhī cóngshì, cháng yú jǐ chéng ér bài zhī. Shèn zhōng rú shǐ, zé wú bài shì.

老子说:“人们做事,常常快要成功的时候失败了。如果谨慎小心,始终如

一,就不会把事情办坏。”

Lǎozi shuō:“Rénmen zuòshì, chángcháng kuàiyào chénggōng de shíhou shībàile.

Rúguǒ jǐnshèn xiǎoxīn, shǐzhōng rúyī, jiù bù huì bǎ shìqíng bàn huài.”

Lao Zi (2006: 74) mengatakan: ”…Saat melakukan sesuatu, seringkali pada saat mau mencapai kesuksesan maka kegagalan akan menghampiri. Oleh karena itu, jika tidak hati hati, maka hanya akan menghancurkan segala hal yang kita bangun dan harus mulai dari awal.”

Renungan ini mengajarkan saat melakukan segala sesuatu, janganlah mudah merasa puas atas apa yang baru kita bangun, janganlah mudah puas atas hasil yang tak seberapa itu, karena di saat mulai merasa puas, maka tanpa disadari itu merupakan awal dari kehancuran. Hal ini mengakibatkan segala hal yang sudah dibangun dengan jerih payah mesti diulang dari awal.

9. Butir ke-21

孔德之容,惟道是从。道之为物,惟恍惟惚。

Kǒng dé zhī róng, wéi dào shì cóng. Dào zhī wèi wù, wéi huǎng wéi hū.

老子说:“大德之人的一举一动,都是和道保持一致。道这个东西,是看不 见,摸不着的。”

Lǎozi shuō:“Dà dé zhī rén de yījǔ yīdòng, dōu shì hé dào bǎochí yīzhì. Dào zhège dōngxi, shì kàn bùjiàn, mō bùzháo de.”

Lao Zi (2006: 70) mengatakan: ”…Orang yang tinggi kebajikannya selalu mengikuti jejak Dao. Kalaupun Dao dianggap punya bentuk, bentuknya hanya samar-samar tidak jelas.”

Renungan ini mengajarkan bahwa meskipun Dao mempunyai bentuk yang tidak jelas,

namun tak ada salahnya apabila kita mempelajari ajarannya yang sangat jelas memberikan dampak yang positif dalam kehidupan kita.

人法地,地法天,天法道,道法自然。 Rén fǎ de, dì fǎ tiān, tiān fǎ dào, dào fǎ zìrán.

老子说:“人效法地,地效法天,天效法道,道效法自然 。”

Lǎozi shuō:“Rén xiàofǎ de, dì xiàofǎ tiān, tiān xiàofǎ dào, dào xiàofǎ zìrán.” Lao Zi (2006:84): ”…Manusia mengikuti jalannya hukum bumi, Bumi mengikuti jalannya hukum langit, Langit mengikuti jalannya hukum Dao, Dao mengikuti jalannya hukum alam.”

Lao Zi melihat ada Empat Besar di alam semesta, yaitu Dao, Langit, Bumi, dan

Manusia. Manusia dimasukkan dalam Empat Besar karena merupakan makhluk tertinggi yang punya volume otak lebih besar daripada makhluk lain, serta punya roh, akal, budi pekerti, dan hati nurani. Maka dikatakan bahwa, manusia mengikuti hukum bumi, Bumi mengikuti hukum Langit, Langit mengikuti hukum Dao, dan hukum Dao berwujud hukum alam. Apabila kita

melanggar kodrat yang sudah ditentukan, maka kita dianggap telah melanggar prinsip Dao

dan kita akan mendapat ganjarannya. 11.Butir ke-41

上士闻道,勤而行之;中士闻道。若存若亡;下士闻道,大笑之,不笑,不 足以为道.

Shàng shì wén dào, qín ér xíng zhī; zhōng shì wén dào. Ruò cún ruò wáng; xiàshì wén dào, dà xiào zhī, bù xiào, bùzú yǐwéi dào

老子说:“高明之士听说道,就努力去实行;普通人听说道,会将信将疑; 粗俗之人听说道,会嘲笑它,如果道不被这种人嘲笑就不足以成其为道 了。”

Lǎozi shuō:“Gāomíng zhī shì tīng shuōdao, jiù nǔlì qù shíxíng; pǔtōng rén tīng shuōdao, huì jiāngxìnjiāngyí; cūsú zhī rén tīng shuōda o, huì cháoxiào tā, rúguǒ

dào bù bèi zhè zhǒng rén cháoxiào jiù bùzú yǐ chéng qí wèi dàole.”

Lao Zi (2006: 100): ”…Orang yang tinggi kecerdasannya mendengar Dao, maka dia mau memahami-Nya dan berusaha mempraktikkan ajaran-Nya; Orang yang sedang kecerdasannya mendengar Dao, meragukannya antara percaya dan tidak percaya; Orang yang rendah kecerdasannya mendengar Dao, akan menertawakan-Nya dengan terbahak-bahak, kalau saja tidak ditertawakan oleh mereka maka Dao sudah tidak lagi mempunyai arti sama sekali.”

Renungan ini mengumpamakan buku Daodejing yang sulit dipahami, apabila

membacanya berulang kali, secara perlahan-lahan akan bisa memahami inti ajaran yang disalurkan dari buku tersebut. Inti renungan tersebut mengajarkan bahwa sebuah keberhasilan besar tidak mungkin dicapi dalam waktu sekejap, namun butuh usaha keras, waktu yang panjang, dan kesabaran yang tinggi untuk mewujudkannya.

12.Butir ke-1

无名,天地之始;有名,万物之母。

Wúmíng, tiāndì zhī shǐ; yǒumíng, wànwù zhī mǔ.

老子说:“无名,是天地的开端 ;有名,是万物的体源。”

Lǎozi shuō:“Wúmíng, shì tiāndì de kāiduān; yǒumíng, shì wànwù de tǐ yuán.”

Lao Zi (2006: 142) mengatakan: “…Wu disebut sebagai awal dari terciptanya bumi dan langit ini; You disebut ibunda dari semua ciptaan-Nya yang ada.”

Renungan ini mengibaratkan Wu sebagai awal dari segalanya yang ada di langit dan

bumi, sedangkan You diibaratkan sebagai ibunda yang dapat melahirkan semua yang ada di

dunia ini, karena seorang ibu mempunyai kodrat melahirkan banyak anak, dan anak-anaknya akan melahirkan lebih banyak lagi. Begitu seterusnya tanpa berhenti. Inilah roda kehidupan yang begitu panjang yang akan kita jalani. Inti renungan ini mengajarkan agar tetap berpegang pada prinsip Dao yaitu dengan menghilangkan rasa ke”aku”-an, maka kehidupan

yang kita jalani akan terasa mudah. 13.Butir ke-70

知我者希,则我者贵。是以圣人被褐怀玉。

Zhī wǒ zhě xī, zé wǒ zhě guì. Shì yǐ shèngrén pī hè huái yù.

老子说:“理解我的人太少了,能够效法我的人更为难得。所以圣人虽然怀 着美好的才能,却过着贫贱的生活。”

Lǎozi shuō:Lǐjiě wǒ de rén tài shǎole, nénggòu xiàofǎ wǒ de rén gèng wéi

nándé. Suǒyǐ shèngrén suīrán huáizhe měihǎo de cáinéng, quèguòzhe pínjiàn de

shēnghuó.

Lao Zi (2006: 182) mengatakan: “…Makin sedikit yang mampu mengerti kata-kataku, makin sedikit orang yang mempraktikkan ajaranku. Oleh karena itu, meski orang bijak memiliki kemampuan yang luar biasa, namun harus melewati hidup yang sederhana.”

Renungan tersebut mengatakan bahwa ajaran Lao Zi sangat sederhana dan mudah

dimengerti, namun pada kenyataannya makin sedikit orang yang mengerti dan memahaminya. Itu karena orang awam yang memiliki pengetahuan yang dangkal dan pandangan yang dipengaruhi oleh You Wei, sehingga sulit untuk memahami inti ajaran Dao. Oleh karena itu,

hanya orang yang benar-benar serius dalam menjalankan ajaran Dao yang mampu mengerti

inti ajaran Dao dan mencapai ke alam yang bahagia.

14.Butir ke-81

天之道,利而不害。圣人之道,为而不争。

Tiān zhī dào, lì ér bù hài. Shèngrén zhī dào, wéi ér bùzhēng.

老子说:“天道是施利于万物而不伤害万物。圣人的处世原则是只帮助别人

而不与人争利。”

Lǎozi shuō:Tiāndào shì shī lìyú wànwù ér bù shānghài wànwù. Shèngrén de chǔshì yuánzé shì zhǐ bāngzhù biérén ér bù yǔ rén zhēng lì.

Lao Zi (2006: 134) mengatakan: “…Meskipun telah banyak membantu orang, namun dia selalu merasa cukup. Meskipun dia telah banyak memberi, namun tidak merasa kekurangan.”

Renungan ini mengatakan bahwa saling membantu merupakan salah satu kewajiban kita. Pada saat melakukan kebajikan janganlah pernah merasa ada sesuatu yang hilang atau kurang, karena semua itu kembali ke prinsip Dao yang mengatakan semua yang kita punya

merupakan pemberian dari alam, dan akan diambil sewaktu-waktu disaat kita sudah tidak dipercayai untuk menjaganya lagi.

15.Butir ke-2

圣人处无为之事,行不言之教.

Shèngrén chù wúwéi zhī shì, xíng bù yán zhī jiào.

老子说:“圣人所做的事就是顺应自然不提倡人为,不用空洞的言辞教化而