• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN II RAPBN PERUBAHAN TAHUN 2016 DAN APBN JANGKA

BAB 6 PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN ANGGARAN DAN

6.1.2 Pembiayaan Anggaran

6.1.2.1 Pembiayaan Nonutang

6.1.2.1.2 Nonperbankan Dalam Negeri

Pembiayaan nonutang yang berasal dari sumber-sumber nonperbankan dalam negeri dalam RAPBNP tahun 2016 diperkirakan mencapai negatif Rp97.865,8 miliar, yang berarti mengalami peningkatan sebesar Rp34.661,6 miliar dari alokasinya dalam APBN tahun 2016 sebesar negatif Rp63.204,2 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan tambahan alokasi dana investasi Pemerintah. Di sisi lain, alokasi kewajiban penjaminan justru mengalami penurunan. Penjelasan lebih rinci tentang pembiayaan nonutang yang berasal dari sumber-sumber nonperbankan dalam negeri disampaikan sebagai berikut.

6.1.2.1.2.1 Dana Investasi Pemerintah

Dalam RAPBNP tahun 2016, dana investasi Pemerintah diperkirakan sebesar negatif Rp92.484,8 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp34.873,6 miliar jika dibandingkan dengan yang ditetapkan dalam APBN tahun 2016 sebesar negatif Rp57.611,2 miliar. Perubahan tersebut disebabkan oleh tambahan penerimaan kembali investasi, alokasi PMN, dan alokasi pembiayaan investasi kepada BLU LMAN. Rincian mengenai alokasi dana investasi Pemerintah dalam RAPBNP tahun 2015—2016 disajikan dalam Tabel II.6.3.

Nom inal % A . Perbankan Dalam Negeri 5 .498,3 25 .360,7 19.862,4 361,2

1 . Penerimaan Cicilan Pengembalian Pene rusan Pinjaman 5.498,3 6.349,7 851 ,4 1 5,5 2. Saldo Anggaran Lebih - 1 9.01 1 ,1 1 9.01 1 ,1

-B. Non perban kan Dalam Negeri (63.204,2) (97 .865 ,8) (34.661,6) 5 4,8 1 . Hasil Pengelolaan A se t 325,0 325,0 -

-2. Dana Inv e stasi Pe merintah (5 7 .61 1 ,2) (9 2.484 ,8) (3 4.87 3,6) 60,5 3. Dana Pengemb angan Pendidikan Nasional (5 .000,0) (5 .000,0) -

-4. Kewajiban Pe njaminan (9 1 8,0) (6 51 ,7 ) 266,3 (2 9,0)

5. - (5 4,3) (5 4,3)

-(5 7 .7 05 ,9) (7 2.5 05 ,1) (14.7 99,2) 25 ,6 Sumber: Kementerian Keuangan

RA PBNP

Cadangan Pembiay aan untuk Dana A ntisipasi Pe mbay aran kepada Masy arakat Terdampak Lumpur Sidoarjo

Selisih

Ju m lah

PEMBIAYAAN NONUTANG 2016 (miliar rupiah)

6.1.2.1.2.1.1 Penerimaan Kembali Investasi

Tambahan alokasi penerimaan kembali investasi dalam RAPBNP tahun 2016 merupakan penarikan dana bergulir yang dialokasikan kepada BLU Bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol sebesar Rp1.401,9 miliar yang akan dialihkan menjadi pembiayaan investasi Pemerintah kepada BLU LMAN. Penerimaan kembali investasi dimaksud terkait dengan rencana Pemerintah untuk melaksanakan fungsi land bank guna mendorong pelaksanaan pengadaan lahan untuk pembangunan infrastruktur.

6.1.2.1.2.1.2 Penyertaan Modal Negara

Dalam RAPBNP tahun 2016, alokasi PMN direncanakan sebesar Rp68.658,8 miliar atau meningkat sebesar Rp20.275,5 miliar dari alokasinya dalam APBN tahun 2016 sebesar Rp48.383,3 miliar. Peningkatan alokasi PMN tersebut digunakan untuk PMN kepada BUMN dan PMN Lainnya. Sementara itu, PMN kepada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional (LKI) mengalami penurunan. Penjelasan mengenai perubahan alokasi PMN disampaikan sebagai berikut.

A. Penyertaan Modal Negara kepada BUMN

Alokasi PMN pada BUMN dalam RAPBNP tahun 2016 direncanakan sebesar Rp53.980,8 miliar, meningkat Rp13.560,0 miliar jika dibandingkan dengan alokasinya dalam APBN tahun 2016 sebesar Rp40.420,8 miliar. Perubahan alokasi PMN disebabkan penambahan PMN kepada PT PLN (Persero) dalam rangka mendukung program 35.000 MW. Rincian PMN kepada BUMN tahun 2016 disajikan pada Tabel II.6.4.

Nom inal %

1 . Penerimaan Kembali Investasi 1 9.1 34,9 - 1 .401 ,9 1 .401 ,9 -2. Penyertaan Modal Negara (7 1 .933,4) (48.383,3) (68.658,8) (20.27 5 ,5 ) 41,9 3. Dana Bergulir (5 .35 6,3) (9.227 ,9) (9.227 ,9) -

-4. (1 .5 00,0) - (1 6.000,0) (1 6.000,0)

-(5 9.65 4,8) (5 7 .611,2) (92.484,8) (34.87 3,6) 60,5

Sumber: Kementerian Keuangan

TABEL II.6.3

DANA INVESTASI PEMERINTAH, 2015—2016 (miliar rupiah)

Uraian

2015 2016

Selisih LKPP

Unaudited APBN RAPBNP

Pembiayaan Investasi kepada BLU LMAN

Penjelasan PMN untuk BUMN yang mengalami perubahan alokasi disajikan sebagai berikut.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)

PT PLN (Persero) merupakan BUMN yang diberi kewenangan oleh Pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum, serta diberikan tugas untuk melaksanakan pekerjaan usaha penunjang tenaga listrik. Dalam menjalankan usahanya, PT PLN (Persero) mempunyai tiga unit bisnis yaitu unit bisnis pembangkitan, unit bisnis penyaluran, dan unit bisnis distribusi. Tambahan alokasi PMN kepada PT PLN (Persero) sebesar Rp13.560,0 miliar akan digunakan dalam rangka mendukung program 35.000 MW.

B. Penyertaan Modal Negara kepada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional (LKI)

Alokasi PMN kepada Organisasi/LKI dalam RAPBNP tahun 2016 direncanakan sebesar Rp3.792,3 miliar, turun Rp112,4 miliar jika dibandingkan dengan alokasinya dalam APBN

Nominal %

1 PT Sarana Multi Infrastruktur 4.160,0 4.160,0 -

-2 PT Sarana Multigriya Finansial 1.000,0 1.000,0 -

-3 PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia 1.000,0 1.000,0 -

-4 Perum Bulog 2.000,0 2.000,0 -

-5 PT Pertani 500,0 500,0 -

-6 PT Perikanan Nusantara 29,4 29,4 -

-7 PT Rajawali Nusantara Indonesia 692,5 692,5 -

-8 PT Angkasa Pura II 2.000,0 2.000,0 - -9 PT Pelni 564,8 564,8 - -10 PT Barata Indonesia 500,0 500,0 - -11 PT Hutama Karya 3.000,0 3.000,0 - -12 PT Wijaya Karya 4.000,0 4.000,0 - -13 PT Pembangunan Perumahan 2.250,0 2.250,0 - -14 Perum Perumnas 485,4 485,4 - -15 PT Jasa Marga 1.250,0 1.250,0 -

-16 PT Industri Kereta Api 1.000,0 1.000,0 -

-17 PT Pelindo III 1.000,0 1.000,0 -

-18 PT Krakatau Steel 2.456,5 2.456,5 -

-19 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia 500,0 500,0 -

-20 PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 1.000,0 1.000,0 -

-21 PT Perusahaan Listrik Negara 10.000,0 23.560,0 13.560,0 135,6

22 PT Askrindo 500,0 500,0 - -23 Perum Jamkrindo 500,0 500,0 - -24 PT Amarta Karya 32,1 32,1 - -40.420,8 53.980,8 13.560,0 33,5 RAPBNP Selisih TABEL II.6.4 PMN KEPADA BUMN 2016 (miliar rupiah)

No. BUMN Penerima PMN APBN

Jumlah

asumsi nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat dalam RAPBNP tahun 2016. Rincian PMN kepada Organisasi/LKI dalam tahun 2016 disajikan pada Tabel II.6.5.

C. Penyertaan Modal Negara Lainnya

Alokasi PMN lainnya dalam RAPBNP tahun 2016 direncanakan sebesar Rp10.885,7 miliar, meningkat sebesar Rp6.827,9 miliar jika dibandingkan dengan alokasinya dalam APBN tahun 2016 sebesar Rp4.057,8 miliar. Peningkatan PMN lainnya tersebut seluruhnya berasal dari alokasi untuk PMN kepada BPJS Kesehatan.

Alokasi PMN kepada BPJS Kesehatan adalah untuk menjaga kecukupan Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan karena tidak seimbangnya antara jumlah iuran yang dibayarkan peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dengan biaya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan. Selanjutnya, PMN kepada BPJS Kesehatan tersebut nantinya akan diteruskan kepada DJS Kesehatan untuk menambah aset bersih yang diharapkan dapat digunakan untuk membiayai jaminan kesehatan sehingga kesinambungan program JKN dapat terjaga. Rincian PMN lainnya dalam tahun 2016 disajikan pada Tabel II.6.6.

Nominal %

1 80,1 77,8 (2,3) (2,9)

2 41,7 40,5 (1,2) (2,9)

3 0,2 0,2 (0,0) (2,9)

4 International Development Association (IDA) 45,6 44,3 (1,3) (2,9) 5 Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) 3.737,1 3.629,5 (107,5) (2,9)

3.904,7 3.792,3 (112,4) (2,9)

APBN

TABEL II.6.5

PMN KEPADA ORGANISASI/LKI 2016 (miliar rupiah)

No. Uraian RAPBNP Selisih

International Fund for Agricultural and Development (IFAD) Islamic Development Bank (IDB)

International Finance Corporation (IFC)

JUMLAH

Sumber: Kementerian Keuangan

Nominal % 1 4.000,0 4.000,0 - -2 - 6.827,9 6.827,9 -3 25,0 25,0 - -4 32,8 32,8 - -4.057,8 10.885,7 6.827,9 168,3 RAPBNP Selisih TABEL II.6.6 PMN LAINNYA 2016 (miliar rupiah)

No. Uraian APBN

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

PT Perkebunan Nusantara I PT Perkebunan Nusantara VIII

JUMLAH Sumber: Kementerian Keuangan

Lembaga Manajemen Aset Negara (BLU LMAN)

BLU LMAN merupakan operator dari Pengelola Barang, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2014 tentang pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah, yang didirikan dalam rangka optimalisasi aset negara dan pelaksanaan fungsi land bank yang akan mendukung pendanaan pengadaan lahan untuk pembangunan infrastruktur.

BLU LMAN memiliki fl eksibilitas dalam pengelolaan keuangan dan pengelolaan aset, yang

dapat memberikan layanan dengan menerapkan praktik bisnis yang sehat.

Alokasi pembiayaan investasi kepada BLU LMAN ditujukan untuk mendukung pelaksanaan fungsi land bank, yang akan digunakan dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan pengadaan lahan untuk pembangunan infrastruktur, khususnya proyek strategis nasional terutama jalan tol. Manfaat alokasi pembiayaan investasi yaitu bagi BLU akan memberikan kemampuan melakukan pembayaran lahan untuk pembangunan infrastruktur dan/atau penggantian pembayaran yang telah diberikan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sebesar nilai uang ganti rugi dan nilai tambahnya. Pembayaran tersebut harus berdasarkan permohonan dari Kementerian Negara/Lembaga yang membutuhkan lahan yang dilengkapi dengan persyaratan-persyaratan termasuk laporan hasil pengawasan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Sementara itu, manfaat alokasi pembiayaan investasi bagi Pemerintah dan masyarakat yaitu terwujudnya percepatan pembangunan infrastruktur yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan konektivitas, dan menurunkan biaya distribusi.

6.1.2.1.2.2 Kewajiban Penjaminan

Anggaran kewajiban penjaminan dialokasikan dalam APBN tahun 2016 sebagai upaya pemberian jaminan Pemerintah guna percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara (Fast Track Project tahap 1/FTP 1), percepatan penyediaan air minum, dan pelaksanaan proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur (BUPI).

Dalam RAPBNP tahun 2016, alokasi anggaran kewajiban penjaminan mengalami perubahan yang disebabkan oleh: (1) perubahan outstanding kredit pinjaman pada penjaminan proyek FTP 1 dan proyek penyediaan air minum; serta (2) perubahan eksposur investasi karena

kemunduran target pemenuhan fi nancial close investment oleh Independent Power Producer

(IPP) dari semula semester II tahun 2015 menjadi semester I tahun 2016 akibat penyelesaian pembebasan lahan pada penjaminan proyek KPBU (proyek PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW). Rincian perubahan dimaksud sebagaimana Tabel II.6.7.

Nominal %

1 Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga

Listrik Y ang Menggunakan Batubara 792,0 593,9 570,5 (23,4) (3,9) 2 Percepatan Penyediaan Air Minum 1,8 0,9 0,6 (0,3) (33,3) 3 Proyek Kerjasama Pemerintah dengan badan usaha

melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur 49,7 323,2 80,6 (242,7) (75,1)

843,5 918,0 651,7 (266,3) (29,0)

TABEL II.6.7

ANGGARAN KEWAJIBAN PENJAMINAN, 2015—2016 (miliar rupiah)

Jumlah

NO. Rincian Penjaminan Pemerintah 2015

APBNP

2016

kepada Masyarakat Terdampak Lumpur Sidoarjo

Untuk menjamin pelunasan pembelian atas tanah dan bangunan kepada masyarakat korban di dalam peta area terdampak lumpur Sidoarjo, Pemerintah mengalokasikan cadangan pembiayaan untuk dana antisipasi pembayaran kepada masyarakat terdampak lumpur Sidoarjo sebesar Rp54,3 miliar. Cadangan pembiayaan untuk dana antisipasi tersebut dialokasikan untuk memenuhi kekurangan alokasi tahun anggaran 2015 yang digunakan untuk pembayaran kepada masyarakat yang memiliki tanah dan bangunan yang terkena luapan lumpur Sidoarjo dalam peta area terdampak 22 Maret 2007 yang bila digunakan akan menjadi pinjaman PT Lapindo Brantas Inc./PT Minarak Lapindo Jaya kepada Pemerintah.

Dokumen terkait