• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTABLES CASES AFFECTING THE COMPANY

Dalam dokumen ANNUAL PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK (Halaman 110-115)

Providing full authority and authority to the Board of Directors of the Company

NOTABLES CASES AFFECTING THE COMPANY

Sesuai Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang 2012-2013 bahwa tanah yang belum dikembangkan PT Bhaskara Mutu Sentosa, anak Perusahaan termasuk dalam wilayah ruang terbuka hijau (jalur hijau).

According Local Regulations of Tangerang City No. 6 of 2012 on the Spatial Plan of Tangerang City 2012-2013, undeveloped land owned by PT Bhaskara Mutu Sentosa, a subsidiary of the Company, is classified as green open space

Karena masih minimnya data yang kami ketahui tentang hal tersebut, maka PT Bhaskara Mutu Sentosa melakukan langkah-langkah klarifikasi kepada Pemda Kota Tangerang atas status tanah tersebut yang mana PT Bhaskara Mutu Sentosa telah mengajukan permohonan izin lokasi untuk pembangunan perumahan di kawasan seluas ±150.000 m2 yang terletak di Desa Cipondoh, Kecamatan Cipondoh, Kotamadya Tangerang, dan pemberian izin lokasi tersebut telah dikabulkan oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang melalui suratnya Nomor 595.1/SK.04-Pem/1993 yang diterbitkan pada tanggal 4 Agustus 1993. Bahwa atas pemberian izin lokasi tersebut telah dilakukan perpanjangan dengan dikeluarkannya perpanjangan izin lokasi melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang Nomor 460.05-SK.106.P tanggal 9 Agustus 1994.

Due to the lack of data available, PT Bhaskara Mutu Sentosa, seek clarifications to the Local Government of Tangerang City regarding the status of the land in which the PT Bhaskara Mutu Sentosa had applied for a site development permit for housings covering the

area of ± 150,000 m2 located in Cipondoh

village, Cipondoh District, Tangerang

Municipality, and permit has been granted by the Major of Tangerang Municipality through letter Number 595.1/SK. 04-Pem/1993, issued on August 4, 1993. And the permit period had been extended the decree of the Head of Land Office of Tangerang Municipality Number SK-460.05.106.P dated August 9, 1994.

109 Bahwa terhadap pemberian izin lokasi tersebut, PT Bhaskara Mutu Sentosa telah melakukan pembebasan tanah seluas 127.093 m2, sebagaimana dinyatakan pada Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 6342/Cipondoh dan Nomor 6343/Cipondoh yang diterbitkan Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang bahwa PT Bhaskara Mutu Sentosa adalah pemegang Hak Guna Bangunan atas lokasi yang dimaksud pada Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang, bahwa selanjutnya dalam Lampiran 1 Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang 2012-2013 tanah tersebut diatas dinyatakan sebagai kawasan hijau. Karena tiadanya jawaban atas surat permintaan penjelasan mengenai status tanah dari Pemerintah Daerah Kotamadya Tangerang maka PT Bhaskara Mutu Sentosa mengirimkan somasi pertama tertanggal 25 Februari 2014 dengan Nomor 01/Dir.BMS/XII/14 guna menanyakan kejelasan status tanah tersebut kepada Walikota Tangerang.

That based on the development permit obtained, PT Bhaskara Mutu Sentosa had purchased

127,093 m2 land, as stated in the Certificate for

Building Use Right Number 6342/Cipondoh and Number 6343/Cipondoh issued by the Land Office of Tangerang Municipality that PT Bhaskara Mutu Sentosa has the right over the location listed on the Decree of Major of Tangerang Municipality, specifically, that in the Appendix 1 of Local Regulation of Tangerang City No. 6 in 2012 on the Spatial Plan of Tangerang City 2012-2013 the land above was declared as a green area. Because PT Bhaskara Mutu Santosa did not receives any response for letter requesting explanation of the status of the land from the Local Government of Tangerang Municipality, PT Bhaskara Mutu Sentosa sent the first reprimand letter dated February 25, 2014 with Number 01/Dir.BMS/XII/14 to inquire the land status to the Mayor of Tangerang.

Karena tidak mendapatkan jawaban, maka PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali mengirimkan somasi kedua dengan Nomor 002/Dir.BMS/III/ 14 tanggal 10 Maret 2014 yang masih tidak mendapat tanggapan, lalu PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali mengirimkan somasi ketiga pada tanggal 17 April 2014. Kemudian pada tanggal 25 Juli 2014 Walikota Tangerang mengirimkan Surat Tanggapan Nomor 180/ 2705-Bag.Hukum/2014 yang menyatakan bahwa Hak Guna Bangunan tersebut ditetapkan sebagai Ruang Terbuka Hijau. Berdasarkan Surat Tanggapan tersebut, PT Bhaskara Mutu Sentosa mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara melalui Kantor Hukum William Soerjonegoro & Partners yang diterima pada tanggal 21 Oktober 2014 di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang dengan Nomor Perkara 46/G/2014/PTUN.SRG

Because PT Bhaskara Mutu Santosa still did not receive any response, PT Bhaskara Mutu Sentosa sent the second reprimand letter with the Number 002/Dir.BMS/III/14 dated March 10, 2014 which still did not receive any reply, and then PT Bhaskara Mutu Sentosa sent the third reprimand letter on April 17, 2014. On July 25, 2014 Tangerang Mayor sent a letter Response Number 180/3475-Bag.Hukum/2014 stating that the Building Use Rightis established as Open Green Space. Based on the Response Letter, PT Bhaskara Mutu Sentosa filed a lawsuit to the State Administrative Court through the Law Office of William Soerjonegoro & Partners received on October 21, 2014 in TheClerk Office of Serang State Administrative Court with a Case Number 46/G/2014/PTUN. SRG.

110 Pada tanggal 26 Februari 2015 Pengadilan Tata Usaha Negara memutuskan bahwa gugatan yang diajukan oleh PT Bhaskara Mutu Sentosa tidak diterima.

Berdasarkan hasil tersebut, pada tanggal 11 Maret 2015 PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali melakukan upaya hukum selanjutnya yaitu permohonan Banding di Pengadilan Tata Usaha Negara. Pada tanggal 17 April 2015 memori banding atas putusan Pengadilan Tata Usaha

Negara dengan gugatan No.

46/G/2014/PTUN.SRG telah diterima oleh Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang.

Pada tanggal 15 Juli 2015, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta mengeluarkan Putusan atas perkara No. 46/G/2014/PTUN-SR G jo 131/B/2015/PT.TUN. JKT yang amar putusannya menyatakan untuk menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang No. 46/G/2014/PTUN-SRG tanggal 26 Februari 2015.

Pada tanggal 23 Februari 2016 PT Bhaskara Mutu Sentosa melakukan upaya hukum lainnya yaitu Judicial Review di Mahkamah Agung Republik Indonesia atas Peraturan Daerah No. 6 tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah kota Tangerang dengan Nomor Register 11 P/HUM/2016 melalui Law Office Muara Karta, S.H., MM & Partners, sebagaimana tercantum dalam Surat Kuasa Khusus Nomor 184/MKP/SK/XII/2014, tanggal 12 Desember 2014.

Pada tanggal 02 Nopember 2016, PT Bhaskara Mutu Sentosa menerima amar Putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia yang menyatakan bahwa Judicial Review tersebut ditolak.

On the February 26, 2015 state administrative courts decided that a lawsuit field by PT Bhaskara Mutu Sentosa not accepted.

Based on these results, on March 11, 2015 PT Bhaskara Mutu Sentosa made its appeal at Pengadialan Tata Usaha. On April 17, 2015

memory appeal of the award state

administrative courts with a lawsuit No. 46/G/2014/PTUN.SRG has been received by Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang.

On July 15, 2015, the High Court Administrative Jakarta ruled over the case No. 46/G/2014/

PTUN-SR G jo 131/B/2015/PT.TUN. JKT which

rulling summary reconfirm the decision from

Pengadilan Tata Usaha Negara Serang No.

46/G/2014/PTUN-SRG on February 26, 2015.

On February 23, 2016 PT Bhaskara Mutu Sentosa submitted for judicial review in the supreme court of the republic of Indonesia on the regulation of regional No 6 2012 about the spatial planning of Tangerang with register number 11 P/HUM/2016 through law office Muara Karta, S.H., MM & Partners, as set forth in

the power of attorney special No.

184/MKP/SK/XII/2014, December 12, 2014.

On the November 2, 2016 PT Bhaskara Mutu Sentosa received decision summary from Supreme Court of Republic of Indonesia stating the Judicial Review was rejected

111

SANKSI ADMINISTRATIF ADMINISTRATIVE SANCTIONS

Selama tahun 2017, Perseroan tidak pernah dikenakan sanksi administrasi oleh otoritas pasar modal dan otoritas lainnya.

During the year 2017, the company was never penalized an administrationsanction by capital market authority and other authorities.

KODE ETIK DAN BUDAYA PERSEROAN CODE OF ETHICS AND CULTURE OF

COMPANY

Kode Etik Perusahaan The Code of Ethics

Kode etik Perseroan merupakan aturan guna mengatur perilaku etika dan menetapkan larangan yang berlaku dalam ruang lingkup Perseroan, di mana mewajibkan dan berlaku bagi dewan komisaris dan direksi serta seluruh karyawan untuk mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku.

The company's code of ethics is the ethics rules to govern the behavior and set restrictions that apply within the scope of the company, in which oblige and applicable for the Board of Commissioners and Board of Directors as well as the all employees for comply with the rules and conditions.

Isi Kode Etika The Contents of the Code of Ethics

Kode Etika berisi ketentuan umum yang mewajibkan seluruh karyawan Perseroan untuk mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku sehubungan dengan aktivitas perkerjaannya di dalam Perseroan, dan ketentuan mengenai hal-hasl khusus yang dapat mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaan bagi Perseroan seperti:

1. Kepatuhan atas hukum yang berlaku 2. Pembayaran tidak resmi

3. Komisi, hadiah, jamuan, jasa atau layanan lainnya

4. Pertentangan kepentingan 5. Hubungan antar karyawan

6. Mempekerjakan anggota keluarga

7. Sumbangan untuk kemanusiaan, pembinaan olah raga, dan kemasyarakatan

8. Pemberian imbalan

9. Mempekerjaan pejabat atau pegawai pemerintah

10. Kegiatan dan sumbangan politik 11. Catatan keuangan

Code of Ethics contains general provisions that require that all employees of the company to comply with the entire legislation and conditions with respect to the activities of its work within the company, and the provisions concerning special matters that may affect employees in doing work for the company such as:

1. Compliance with the applicable law 2. Unofficial Payments

3. Commissions, gifts, meals, services or other services

4. Conflict of interests

5. Relationships between employees 6. Hiring family members

7. Donations for humanitarian, sports

coaching, and societal 8. The granting of rewards

9. Hiring officials or Government employees 10. Political contributions and Activities 11. Financial records

112 Kode Etika Berlaku di Seluruh Level Organisasi Perusahaan

Di dalam Ketentuan Umum Kode Etika ditegaskan bahwa ketentuan dalam Kode Etika mewajibkan seluruh karyawan Perseroan untuk memahami dan mematuhi Kode Etika, peraturan perundangan, peraturan dan ketentuan lain yang berlaku.

The Code of Ethics applies across the Company's Organization Level

In the General provisions of the Ethics Code confirmed that the provisions in the code of ethics requires that all employees of the company to understand and adhere to a code of ethics, legal regulations, rules and other

applicable provisions.

Sosialisasi dan Upaya Penegakan Kode Etika Perseroan memberikan salinan Kode Etika kepada setiap anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan seluruh karyawan. Salinan kode etika diberikan kepada pihak lain yang melakukan hubungan bisnis dengan atau atas nama Perseroan, antara lain: konsultan, kontraktor, pemasok, pejabat atau pegawai pemerintahan, serta kepada pihak lain yang memiliki kepentingan keuangan dengan Perseroan, dengan maksud agar pihak-pihak tersebut mengetahui dan menghargai standar perilaku dalam Kode Etika tersebut.

Budaya Perusahaan

Budaya Perseroan merupakan suatu pola mendasar yang dimiliki oleh seluruh anggota Perseroan yang berisi nilai-nilai dan norma-norma serta kebiasaan yang dapat mempengaruhi pemikiran, perilaku serta metode kerja karyawan.

Socialization and Enforcement Efforts of Code of Ethics

The company provided a copy of a code of Ethics to each Member of the Board of Commissioners, Board of Directors, and all employees. A copy of the code of ethics was given to others who do business with or on behalf of the company, among other things: consultants, contractors, suppliers, officials or Government officials, as well as to others who have a financial interest with the company, with the intention of enabling the parties acknowledge and appreciate the standard behavior in the code of ethics.

Company Culture

The Company culture is a fundamental pattern shared by all members of the company containing the values and norms and habits that can affect your thoughts, behavior and methods of work of employees.

Budaya Perusahaan yang ditanamkan di lingkup Perseroan dan seluruh unit bisnis, dirumuskan dalam nilai-nilai Perusahaan, yaitu:

a. Harmoni: keharmonisan dalam bekerja dengan pelanggan, rekan usaha, pemegang saham dan masyarakat

b. Tangguh: gigih memberikan usaha yang optimal

c. Mutu: menjaga mutu dalam setiap tahap pengembangan

Company culture embedded in the scope of the company and the entire business unit, formulated in the values of the company, namely:

a. Harmony: harmony in working with customers, colleagues, shareholders and business community

b. Resilient: provides optimal business

advocate

c. Quality: maintaining quality in every stage of development

113 d. Ramah Lingkungan: Memperhatikan aspek

lingkungan hidup dalam usaha pengembangannya

d. Environmentally friendly: pay attention to

the environmental aspects of its

development efforts

Pokok-pokok budaya Perseroan memiliki fungsi di dalam suatu organisasi antara lain memiliki suatu peran dalam batas-batas tertentu yaitu menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. Selain itu, budaya digunakan untuk menyampaikan indentitas bagi anggota-anggotanya, apabila setiap orang dalam perusahaan mampu menyelaraskan budaya dengan strategi organisasi, maka tujuan perusahaan akan lebih efektif untuk dicapai. SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN

Perseroan memiliki pedoman sistem pelaporan dan penyelidikan pelanggaran atas suatu sistem dan prosedur dalam melakukan pengawasan kegiatan bisnis Perseroan yang terus semakin berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dapat mencegah segala kemungkinan terjadinya segala pelanggaran yang dapat terjadi.

The principles of company culture have a function within an organization, among others, of having a role in a certain boundaries that is creating difference between the organizations. In addition, cultural identity used to convey to its members, if everyone in the company is able to align culture with the Organization's strategy, then the purpose of the company would be more effective to achieve.

Dalam dokumen ANNUAL PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK (Halaman 110-115)