• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AMṠĀL BA‘ŪḌAH DALAM AL-QUR’AN

E. Nyamuk

Setelah dideskripsikan mengenai definisi tentang amtsal beserta jenis dan fungsinya, selanjutnya yaitu pembahasan mengenai salah satu dari beberapa ayat yang menggunakan istilah hewan ataupun hewan sebagai perumpamaan di dalam al-Qur‟an. Adapun bahwa hewan yang akan dijelaskan adalah seekor nyamuk. Adapun orang yang beriman mereka meyakini bahwa perumpamaan itu dari Tuhan. Dan nyamuk selalu digambarkan sebagai hewan penghisap darah, pada kenyataannya tidak semua benar. Pada hakikatnya hanya nyamuk betina yang dapat menghisap darah, sedangkan untuk nyamuk jantan tidak.21

Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu banyak orang yang di beri-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan oleh Allah kecuali orang-orang yang munafik. Contohnya pada Qs. al-Baqarah ayat 26 sebagaimana berikut ini:

اَهَػقْوَػف اَمَف ًةَضوُعَػب اَّم ًلًَثَم َبِرْضَي نَأ يِيْحَتْسَي َلَ َوَّللا َّنِإ ُوَّنَأ َنوُمَلْعَػيَػف اوُنَمآ َنيِذَّلا اَّمَأَف ۚ

ْمِهبَِّّر نِم ُّقَْلْا ًلًَثَم اَذََِٰبِّ ُوَّللا َداَرَأ اَذاَم َنوُلوُقَػيَػف اوُرَفَك َنيِذَّلا اَّمَأَو ۚ

يِدْهَػيَو اًيرِثَك ِوِب ُّلِضُي ۚ

اًيرِثَك ِوِب َيِقِساَفْلا َّلَِإ ِوِب ُّلِضُي اَمَو ۚ

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang

21Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, ,(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), 268-269.

beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberiNya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (Qs. al-Baqarah/ 2: 26).

Di dalam tafsir ibnu katsir yang di maksud ayat di atas adalah Allah telah memberitahukan bahwa Dia tidak pernah menganggap remeh sesuatu apapun yang telah dijadikannya sebagai perumpamaan, meskipun hal yang hina dan kecil seperti hal nya nyamuk. Sebagaimana Allah tidak memandang enteng ciptaan-Nya, Dia pun tidak segan untuk membuat perumpamaan dengan nyamuk tersebut, sebagaimana Dia telah membuat perumpamaan dengan lalat dan laba-laba. Ketika perumpamaan itu benar dan tepat maka dengan demikian itu merupakan penyesatan bagi mereka orang-orang munafik dan dengan perumpamaan itu Dia telah memberikan banyak petunjuk bagi orang-orang yang beriman.22

Maksud ayat di atas menjelaskan, bahwa Allah dengan tegas menyatakan tidak segan membuat perumpamaan dalam penjelasan informasinya dengan perumpamaan seekor nyamuk atau bahkan lebih kecil dari itu. Secara umum kita mengetahui bahwa nyamuk adalah penghisap darah manusia dan binatang lainnya, nyamuk yang kecil ini dijadikan contoh untuk memperlihatkan kebesaran Tuhan.

Berikut ini adalah hal-hal yang mendeskripsikan dan berkaitang dengan nyamuk diantaranya ialah bentuk fisik serta fungsinya, proses perkembangbiakan nyamuk serta dampak dampak yang terjadi dari adanya nyamuk.

1. Bentuk Fisik Serta Fungsinya

22Ismail bin Umar Al-Quraisy, Tafsir Ibn Kaṡr, jilid 1, (Bogor: pustaka imam syafi‟i, 2004), 95.

27

Nyamuk adalah termasuk binatang ciptaan Allah yang memiliki bentuk ukuran sangat kecil. Namun dengan ukuran yang cukup kecil, bukan berarti tidak memiliki komponen, organ maupun sistem organ yang lebih sederhana dari makhluk lain yang berukuran lebih besar. Jika dilihat dengan alat electron microscope ada sekitar 100 mata tersebut berbentuk sarang lebah, kemudian nyamuk itu memiliki mulut yang terdapat 48 gigi, di dadanya ada sekitar 3 jantung, yakni jantung utama, dua jantung untuk setiap sayapnya dan setiap jantung memiliki 2 telinga, 2 perut, dan 2 katup.23 Nyamuk juga memiliki organ tubuh yang dapat digunakan untuk mendeteksi darah atau keberadaan makhluk hidup yang ada di sekitarnya.24 Selain itu, nyamuk juga mampu menangkap suhu tubuh dalam bentuk warna.

Selain daripada itu di belalai nyamuk terdapat sekitar 6 pisau. 4 pisau di pergunakan untuk dapat menusuk kulit makhluk yang di sengat dengan bentuk luka segiempat, sementara untuk pisau ke 5 dan 6 bertemu membentuk pembuluh guna menghisap darah.25.

2. Proses Perkembangbiakan Nyamuk

Sama halnya dengan kupu-kupu, nyamuk juga mengalami metamorfosis secara sempurna. Seperti yang diketahui bahwa metamorfosis dibagi menjadi dua jenis yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Pada saat menjadi nyamuk dewasa, maka nyamuk jantan akan selalu mencari nyamuk betina dengan panca indra pendengarannya. Hal demikian dikarenakan pancaindra pendengaran nyamuk jantan lebih kuat serta lebih tajam jika dibandingkan dengan indra pendengaran nyamuk betina.

23 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Hewan Dalam Prespektif Al-Qur’an dan Sains, 268.

24Yusuf al-Hajj Ahmad, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur’an dan Sunnah, terj. Matsuri Irham dkk (PT Kharisma Ilmu, t.tt), 61.

25Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, 268-269.

Siklus untuk kehidupan nyamuk dapat melalui empat tahap yaitu: telur, larva, pupa dan dewasa.26 Nyamuk jantan biasanya hanya terbang atau berkelompok dengan kawanan nyamuk jantan lainnya, sedangkan nyamuk betina hanya dapat mengandung telur kemudian melakukan aktifitasnya untuk menghisap darah untuk memberikan nutrisi pada telur-telur yang sedang dikandungnya. Ketika baru di keluarkan telur nyamuk yang berwarna putih serta panjangnya tidak bisa lebih dari 1 mm. setelah beberapa waktu telur tersebut akan berubah menjadi larva dan dengan adanya zat getah dari tubuhnya, maka larva nyamuk akan dapat bertahan hidup.27 Pada saat fase ini, nyamuk menghadapi situasi yang cukup berbahaya yakni masuknya air ke dalam telur. Supaya hal yang berbahaya ini tidak terjadi pada telur nyamuk, maka kepala nyamuk dilindungi oleh cairan lengket atau atau getah khusus yang akan menghalangi masuknya air kedalam telur tersebut.28

3. Dampak-dampak Adanya Nyamuk

Diketahui bahwa nyamuk dapat berperan sebagai sumber berbagi beberapa penyakit yang bisa menyerang manusia, seperti penyakit malaria, penyakit demam berdarah, hingga penyakit kaki gajah. Kondisi seperti ini harus membuat manusia semakin termotivasi untuk senantiasa mempelajari makhluk Allah baik yang berukuran Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2018, terdapat beberapa laporan kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Adapun informasi tentang kasus-kasus tersebut adalah sebagaimana berikut ini sekecil nyamuk bahkan yang lebih kecil dari nyamuk.29

26 Moch Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yosuff “perumpamaan serangga dalam al-Qur‟an: Analis „Ijaz”.

27Yusuf al-Hajj Ahmad, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah, 64.

28Yusuf al-Hajj Ahmad, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah, 65.

29Lajnah Pentahsihan Mushaf Al-Qur‟an, Hewan dalam perspektif Al-Qur’an dan Sains, 271.

29

a. Demam Berdarah Dengue (DBD), penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama yakni Aedes Aegepti ataupun Aedes Albapictus yang dapat muncul sepanjang tahun serta dapat menyerang seluruh kelompok umur. Tahun 2018 tersebut, terdapat sekitar 65.602 kasus DBD dengan jumah kematian 467 jiwa.30 b. Chikungunya atau demam chik yang ditandai dengan gejala demam

mendadak, nyeri pada persendian, terutama pada sendi lutut, pergelangan, jari kaki serta tangan dan tulang belakang, selain itu juga disertai ruam pada kulit. Albapictus juga menjadi perantara menularnya penyakit tersebut. Faktor yang mempengaruhi munculnya demam chik ini diantaranya ialah rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan banyaknya nyamuk yang merupakan faktor dari penularan demam tersebut. Ketika 2018, terdapat sebanyak 97 kasus demam chik, jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

c. Filariasis, penyakit ini merupakan penyakit menular lagi menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui nyamuk. Di Indonesia, cacing filaria terdapat tiga spesies yakni Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi serta Brugia Timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Adapun cara penularan penyakit ini ialah melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria didalamnya.

Di dalam tubuh manusia, cacing filaria tersebut akan tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe yang mengakibatkan pembengkakan pada kaki, tungkai, payudara, lengan serta organ genital. Di Indonesia terdapat sekitar 10.681 kasus filariasis yang tersebar di 34 provinsi.

30 Kementerian Kesehatan RI, Profil kesehatan Indonesia Tahun 2018, (Jakarta:Kementrian kesehatan RI, 2019), 217.

d. Malaria, yakni suatu penyakit akut yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium. Gejala dari penyakit ini berupa demam, anemia hingga pembesaran limpa. Adapun yang berperan dalam kasus malaria ialah nyamuk anopheles betina yang menularkan parasit malaria yang disebut plasmodium.

31 BAB III

M. QURAISH SHIHAB DAN BUYA HAMKA

A. Biografi M. Quraish Shihab dan Profil Kitab al- Misbah 1. Seputar Kehidupan M. Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab berasal dari keluarga ulama-saudagar yang sangat berpengaruh di Ujung Pandang (Makassar). Ayahnya yaitu Abdurrahman Shihab (1905-1986) adalah seorang ulama Indonesia yang mempunyai keturunan Arab terpelajar, dan juga sebagai guru besar dalam bidang tafsir.1

Abdurrahman Shihab sangat yakin bahwa pendidikan merupakan salah satu alat untuk membuat perubahan. Inilah yang membuat Abdurrahman Shihab untuk mengedepankan pendidikan yang paling terbaik untuk anak-anaknya dari sejak belia, salah satunya yaitu M. Quraish Shihab. Pendidikan yang terarah inilah yang mampu mewujudkan anak-anaknya menjadi tokoh-tokoh besar di Indonesia, bahkan melebihi pencapaian orang tuanya.2

Abdurrahman Shihab merupakan ulama besar yang ahli dalam bidang tafsir. Selain mengajar dan berwiraswasta, ia selalu menyempatkan waktunya untuk membaca tafsir. Ia juga sering mengajak anak-anaknya duduk bersama untuk bercengkrama sambil menyampaikan nasehat dan pesan-pesan moral yang merupakan ayat-ayat al-Qur‟an dan pesan-pesan Nabi, sahabat atau para ahli al-Qur‟an lainnya.3 Inilah yang dilakukan Abdrurrahman Shihab kepada anak-anaknya, diantaranya Quraish Shihab untuk mendapatkan motivasi dan benih kecintaan terhadap al-Qur‟an dan studi dalam bidang Tafsir.

1Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufasir al- Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Insani Madanu, 2008), 236-237.

2M. Quraish Shihab, Membumikan Kalam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 64.

3 M. Quraish Shihab, membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 2002), 14.

Pendidikan formal M. Quraish Shihab dimulai pada sekolah dasar di Ujung Pandang. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan Sekolah Tingkat Pertama di Kota Malang di Pondok Pesantren Darul Hadits al-Falaqiyah di Jawa Timur. Untuk lebih mendalami studi keislamannya, Ia melanjutkan pendidikannya ke al-Azhar, Kairo, Mesir pada tahun 1958 dengan bantuan beasiswa dari Pemerintah Sulawesi Selatan dan diterima di kelas dua Tsanawiyah. Setelah itu Ia melanjutkan pendidikannya di Universitas al-Azhar pada Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis. Pada tahun 1967, gelar LC (setingkat sarjana S1) berhasil ia raih. Kemudian pada tahun 1696, M. Quraish Shihab meraih gelar M.A pada jurusan Tafsir Hadits di Universitas al-Azhar.4

Pada tahun 1980 M Quraish Shihab kembali melanjutkan studinya di Universitas al-Azhar untuk menempuh program doctoral. Hanya butuh dua tahun untuk menempuh pendidikan S3 nya tersebut, 1982 M. Dan Ia tercatat sebagai orang paling pertama di Indonesia yang meraih gelar doktor dalam studi Islam di Universitas al-Azhar.5

Selain menjalani pendidikan formal, Quraish Shihab pun mendapatkan pendidikan non-formal dari guru-gurunya, baik para ulama-ulama di Universitas al-Azhar maupun ulama mesir lainnya. Pendidikan intelektual yang di jalaninya selama 13 tahun lamanya, dapat membangun dan mengembangkan intelektual akademiknya. Namun peran lingkungan terutama ayahnya sangat mempengaruhi dalam perkembangan intelektualnya. M Quraish Shihab sendiri yang mengakui tentang besarnya pengaruh ayahnya dalam membentuk karakter intelektual akademisnya.6

Hal inilah yang melatarbelakangi M Quraish Shihab memilih jurusan tafsir, bahkan sampai rela mengulang satu tahun demi mendapatkan

4 Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufasir al- Qur’an, 237.

5 Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufasir al- Qur’an, 237.

6 Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, 14.

33

kesempatan untuk melanjutkan ke jurusan tafsir, walaupun jurusan lain pada fakultas-fakultas berbeda sangat membuka pintu selebar-lebarnya untuk M Quraish Shihab.7

a. Karya-karya M Quraish Shihab:

1. Tafsir Al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang, IAIN Alaudin, 1984).

2. Untaian Permata Buat Anakku (Bandung: Mizan, 1988).

3. Menyikap Tabir Ilahi, Asma Al-Husna dalam Perspektif Al-Qur‟an (Jakarta: Lentara Hati, 1988).

4. Haji Bersama Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1999).

5. Pengantin Al-Qur‟an (Jakarta: Lentera Hati, 1999).

6. Sahur Bersama Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1999).

7. Anda Bertanya, Quraish Shihab Menjawab Berbagai Masalah Keislaman (Mizan Pustaka).

8. Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Ibadah Mahda (Bandung:

Mizan, 1999).

9. Fatwa-fatwa M. Quraish Shihab Seputar Al-Qur‟an dan Hadits (Bandung: Mizan, 1999).

10. Fatwa-fatwa M. Quraish Shihab Seputar Ibadah Muamalah (Bandung:

Mizan, 1999).

11. Fatwa-fatwa M. Quraish Shihab Seputar Wawasan Agama (Bandung:

Mizan, 1999).

12. Panduan Puasa bersama Quraish Shihab (Jakarta: Penerbit Republika, November 2000).

13. Fatwa-fatwa M. Quraish Shihab Seputar Tafsir al-Qur‟an (Bandung:

Mizan, 1999).

7 Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, 15.

14. Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Depatemen Agama, 1987).

15. Satu Islam, Sebuah Dilema (Bandung: Mizan, 1987).

16. Pandangan Islam Tentang Perkawinan Usia Muda (MUI & Unesco, 1990).

17. Kedudukan Wanita Dalam Islam (Depatemen Agama).

18. Membumikan al-Qur‟an, Fungsi dan Kedudukan Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1994).

19. Lentera Hati, Kisah dan Hikmah Kehidupan (Bandung: Mizan,1994).

20. Wawasan al-Qur‟an, Tafsir Maudhu‟I atas Berbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1996).

21. Studi Kritik Tafsir Al-Manar (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996).

22. Secercah Cahaya Ilahi, Hidup Bersama al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 1999).

23. Tafsir al-Qur‟an (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997).

24. Hidangan Ilahi, Tafsir Ayat-ayat Tahlili (Jakarta: Lentera Hati, 1999).

25. Jalan Menuju Keabadian (Jakarta: Lentera Hati, 2000).

26. Tafsir al-Misbah, Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur‟an (Volume 15, Jakarta: Lentera Hati, 2003).

27. Menjemput Maut, Bekal Perjalanan Menuju Alllah SWT (Jakarta:

Lentera Hati, 2003).

28. Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, dalam Pandangan Ulama dan Cendekiawan Kontemporer (Jakarta: Lentera Hati, 2004).

29. Dia dimana-mana, Tangan Tuhan dibalik Setiap Fenomena (Jakarta:

Lentera Hati, 2004).

30. Perempuan (Jakarta: Lentera Hati, 2005).

31. Logika Agama, Kedudukan Wahyu & Batas-batas Akal Dalam Islam (Jakarta: Lentera Hati, 2005).

35

32. Rasionalitas al-Qur‟an, Studi Kritis atas Tafsir al-Manar (Jakarta:

Lentera Hati, 2006).

33. Menabur Pesan Ilahi, al-Qur‟an dan Dinamika Kehidupan Masyarakat (Jakarta: Lentera Hati, 2006).

34. Wawasan al-Qur‟an Tentang Dzikir dan Do‟a (Jakarta: Lentera Hati, 2006).

35. Asma al-Husna, Dalam Perspektif al-Qur‟an (Jakarta: Lentera Hati).

36. Sunnah – Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?, Kajian atas Konsep Ajaran dan Pemikiran (Jakarta: Lentera Hati, Maret 2007).

37. Al-Lubab, Makna Tujuan dan Pelajaran dari al-Fatihah dan Juz „Amma (Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2008).

38. 40 Hadits Qudsi Pilihan (Jakarta: Lentera Hati).

39. Berbisnis dengan Allah, Tips Jitu Jadi Pebisnis Sukses Dunia Akhirat (Jakarta: Lentera Hati).

40. M. Quraish Shihab Menjawab, 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui (Jakarta: Lentera Hati, 2008).

41. Do‟a Harian Bersama M. Quraish Shihab (Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2009).

42. Seri yang Halus dan Tak Terlihat, Jin dalam al-Qur‟an (Jakarta: Lentera Hati).

43. Seri yang Halus dan Tak Terlihat, Malaikat dalam al-Qur‟an (Jakarta:

Lentera Hati).

44. Seri yang Halus dan Tak Terlihat, Setan dalam al-Qur‟an (Jakarta:

Lentera Hati).

45. M. Quraish Shihab Menjawab, 1001 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui (Jakarta: Lentera Hati, Maret 2010).

46. Al-Qur‟an dam Maknanya, Terjemahan Makna disusun oleh M. Quraish Shihab (Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2010).

47. Membumikan al-Qur‟an Jilid 2, Memfungsikan Wahyu dalam Kehidupan (Jakarta: Lentera Hati, Februari 2011).

48. Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW, dalam sorotan al-Qur‟an dan Hadits Shahih (Jakarta: Lentera Hati, Juni 2011).

49. Do‟a al-Asma al-Husna (Do‟a yang disukai Allah SWT) (Jakarta:

Lentera Hati, juli 2011).

50. Tafsir al-Lubah, Makna Tujuan dan Pelajaran dari surah-surah al-Qur‟an (Jakarta: Lentera Hati, Juli 2012).

2. Profil Kitab al-Misbah

Kitab Tafsir al-Misbah adalah salah satu karya tulis monumental Quraish Shihab diantara sekian banyak karya-karya tulis lainnya. Upaya penulisan Tafsir al-Misbah dimulai pada hari Jumat 4 Rabi‟ul Awal 1420 H / 18 Juni 1999 M di Cairo Mesir dan diselesaikan pada hari Jumat 8 Rajab 1423 H / 5 September 2003. Karya ini mencapai lima belas volume. Dalam penulisan Tafsir al-Misbah ini, ia sambil mengemban tugas dari Bapak Bahruddin Yusuf Habibi yang menawari beliau sebagai Duta Besar dan berkuasa penuh di Mesir, djibouti, Somalia.8 Sebelum menulis Tafsir al-Misbah, Ia juga pernah menulis kitab tafsir yaitu Tafsir al-Qur‟an al-Karim yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka Hidayah pada tahun 1997. Ada sekitar 24 surat yang disajikan disana, namun Quraish Shihab masih belum puas dan merasa banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyajian di dalam kitab tersebut. Oleh karena itu, kitab Tafsir al-Misbah merupakan penyempurna dari kitab tafsir sebelumnya.

Quraish Shihab mengamati masyarakat muslim Indonesia bahwa mereka sangat mencintai al-Qur‟an dan mengagumi al-Qur‟an, namun sebagian dari mereka hanya mengagumi al-Qur‟an dari segi gaya bacaan dengan melantunkan suara merdu. Hal ini seolah-olah mengindikasikan bahwa

8 Lihat kata penutup M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an, vol. 15, cetakan 5 (Jakarta: Lentera Hati, 2006).

37

Qur‟an hanya sekedar untuk dibaca saja.9 Pada hakikatnya, bacaan dan lantunan al-Qur‟an harus disertai dengan pemahaman dan penghayatan dengan menggunakan akal dan hati untuk menggungkap pesan-pesan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tradisi qira‟ah, tilawah, dan tadabbur al-Qur‟an adalah upaya dalam memahami dan mengamalkan al-Qur‟an.

Adapun tujuan Quraish Shihab menulis Tafsir al-Misbah ialah:10Pertama, memberikan kemudahan kepada umat Islam dalam memahami isi dan kandungan ayat-ayat al-Qur‟an dengan menjelaskan secara rinci tentang nilai-nilai dan pesan-pesan yang dibawa oleh al-Qur‟an, dan menjelaskan tema-tema yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan Manusia. Menurut Quraish Shihab walaupun banyak orang yang ingin memahami pesan-pesan dalam al-Qur‟an, namun pasti ada kendala baik dari segi keilmuan, keterbatasan waktu, dan keterbatasan referensi sebagai bahan acuan. Kedua, kekeliruan umat Islam dam memaknai fungsi al-Qur‟an. Misal, tradisi membaca surah Yasin berkali-kali, akan tetapi tidak memahami apa yang mereka baca tersebut. Indikiasi tersebut dapat dilihat dengan banyaknya buku-buku keutamaan membaca surah-surah dalam al-Qur‟an. Oleh karena itu, pentingnya memberikan buku bacaan baru yang menjelaskan tema-tema atau pesan-pesan al-Qur‟an pada ayat-ayat yang mereka baca. Ketiga, kekeliruan terhadap masyarakat terpelajar di dunia studi al-Qur‟an, banyak diantara mereka yang tidak mengetahui bahwa sitematika dalam penulisan al-Qur‟an mempunyai aspek pendidikan yang sangat menyentuh. Keempat, banyaknya dorongan dari umat Islam Indonesia yang membulatkan tekad Quraish Shihab dalam menulis karya tafsir.

b. Metode Penafsiran Kitab al-Misbah

Metode tulisan Quraish Shihab dalam tafsirnya yaitu Tafsir al-Misbah, lebih condong kepada tafsir tahlīli. Ia menjelaskan al-Qur‟an dengan ketelitian

9 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Vol I (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 4.

10 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, 4.

redaksi kemudian menyusun kandungannya dengan gaya bahasa indah yang menonjolkan petunjuk dan nilai-nilai dalam al-Qur‟an bagi kehidupan masyarakat dan menghubungkan pesan ayat-ayat al-Quran dengan hukum-hukum alam yang terjadi pada masyarakat. Saat mempaparkan uraian-uraian, ia sangat memperhatikan kosa kata atau ungkapan al-Qur‟an dengan menyajikan pandangan para pakar bahasa, kemudian menjelaskan bagaimana ungkapan itu dipakai dalam al-Qur‟an.11

Dalam karya lainnya, Quraish Shihab lebih memilih menggunakan metode mauḍū’ī dalam menyajikan pemikirannya pada penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an. Hal ini dilakukannya, karna dengan menggunakannya metode mauḍū’ī (tematik) ia dapat memaparkan pendapat-pendapat al-Qur‟an tentang berbagai masalah kehidupan serta menjadi bukti bahwa ayat-ayat al-Qur‟an sejalan dengan perkembangan dan kemajuan peradaban masyarakat. Berbeda dengan hasil karyanya yang menggunakan metode tahlili yaitu Tafsir al-Misbah.

Quraish Shihab mempunyai beberapa prinsip yang ia pegang dalam karya tafsirnya, baik tahlīli maupun mauḍū’ī, salah satunya adalah al-Qur‟an merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Dalam menafsirkan al-Qur‟an beliau tidak pernah lupa dari pembahasan ilmu al-munasabah ayat yang tercermin dalam enam perkara ini:

a. Keserasian kandungan ayat dengan penutup ayat.

b. Keserasian kata demi kata dalam satu surah.

c. Keserasian tema surah dengan nama surah.

d. Keserasian uraian awal satu surah dengan penutupnya.

e. Keserasian hubungan ayat dengan ayat berikutnya.

f. Keserasian penutup surah dengan uraian awal surah sesudahnya.

11 Mahmud Yunus, Tafsir al-Qur’an al-Karim (PT Hidakarya Agung, 2004), 4.

39

c. Corak dan Sistematika Penulisan Tafsir al-Misbah

Quraish Shihab dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an lebih condong menggunakan corak al-Adabi al-Ijtimā‘ī (sosial kemasyarakatan). Yaitu corak tafsir yang berusaha memahami ayat-ayat al-Qur‟an dengan cara mempaparkan ungkapan-ungkapan al-Qur‟an secara teliti. Kemudian menjelaskan tujuan dan makna yang dimaksud dengan gaya bahasa yang indah dan menarik. Ia menggunakan corak tersebut karena penafsiran al-Qur‟an dari zaman ke zaman selalu ada perubahan tergantungan dengan perkembangan dan kondisi pada zaman tersebut. Corak ini ditekankan bukan hanya ke dalam tafsir fiqh, tafsir isyarī, tafsir lugawī maupun tafsir „ilmī, akan tetapi arah penafsiran ini lebih ditekankan pada kebutuhan masyarakat dan sosial kemasyarakatan yang disebut corak al-Adabi al-Ijtima„ī.12

Corak tafsir al-Misbah merupakan salah satu daya tarik pembaca yang dapat menumbuhkan kecintaan kepada al-Qur‟an dan memotivasi untuk mendalami pemahaman makna-makna dan rahasia-rahasia al-Qur‟an. Menurut

Corak tafsir al-Misbah merupakan salah satu daya tarik pembaca yang dapat menumbuhkan kecintaan kepada al-Qur‟an dan memotivasi untuk mendalami pemahaman makna-makna dan rahasia-rahasia al-Qur‟an. Menurut

Dokumen terkait