• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Observasi Pra Penelitian

Obeservasi ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi awal keadaan kelas sebelum merepakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division maupun setelah penarapan model pembelajaran tersebut.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengtahui hasil belajar siswa antara sebelum maupun sesudah pembelajaran berlangsung.

3. Koesioner

Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner. angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

4. Wawancara

Untuk mendapakan data tentang tingkat keberhasilan penerapan kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiaran untuk mengumpulkan data agar kegiatan tesebut menjadi sistematis dan memudahkan dalam memperoleh data tersebut36

1. Alat pengumpulan data a) Observasi

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitif yang digunakan untuk melihat kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

b) Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dan susesudah diterapkannya model pembelajaran Student Teams Achievement Division.

c) Kuesioner

Kuesioner yang berupa lembar-lembar isian, yaitu kuesioner tertutup serta diukur menggunakan rating scala (skala bertingkat)

2. Validitas dan Reliabilitas a) Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah tes. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kreteria.37

36 Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, Renika Cipta, Jakarta, hlm. 100

37 Suharsismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Akasara, Jakarta,

Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrument maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson.

= �∑ − ∑ ∑

√{�∑ − ∑ }{�∑ − ∑ }

Keterangan:

rxy = koofisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

N = jumlah siswa tes

XY = jumlah perkalian antara X dengan Y X2 = kuadrat dari X

Y2 = kuadrat dari Y b) Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes. Konsep reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila peneliti sudah memahami konsep validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel.38 Dalam mencari reliabilitas instrument, peneliti menggunakan rumus Spearman-Brown yakni dengan teknik belah dua.

11= . � + �

Keterangan:

r1/21/2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 = koefesien reliabilitas yang sudah disesuaikan

38 Ibid, hlm. 101

3. Hasil Uji Coba Instrumen a. Validitas

Instrumen dinyatakan valid bila mencapai taraf signifikan 0,75 keatas, apabila instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan gugur. Berikut ini merupakan hasil pegujian validitas di lapangan.

1) Motivasi

Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 40 item instrumen yang valid berjumlah 39 item dan instrumen yang gugur berjumlah 1 item yaitu nomor 34.

2) Prestasi

Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, pada siklus I dari 30 item instrumen yang valid berjumlah 23 item dan instrumen yang gugur berjumlah 7 yaitu nomor 4, 8, 11, 14, 16, 22, 23, dan 25, pada siklus II dari 30 item instrumen valid berjumlah 26 dan instrumen yang gugur berjumlah 4 yaitu nomor 7, 16, 22, dan 25.

b. Reliabilitas

Instrumen dinyatakan reliabel bila mencapai taraf signifikan 0,75 keatas, apabila instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan gugur. Berikut ini merupakan hasil pegujian reliabilitas di lapangan.

1) Motivasi

Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, pada pra siklus tingkat reliabilitas instrumen adalah r = 894 atau signifikan = 0,995 dari 40 item. Pada siklus I tingkat reliabilitas instrumen adalah r = 945 atau signifikan =

0,995 dari 40 item. Pada siklus II tingkat reliabilitas instrumen adalah r = 945 atau signifikan = 0,995 dari 40 item.

2) Prestasi

Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, pada siklus I tingkat reliabilitas adalah r = 409 dan signifikan = 0,975. Pada siklus II tingkat reliabilitas adalah r = 641 atau signifikan = 0,975.

Maka berdasarkan hasil di atas instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian.

I. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini di adopsi dari Suharsimi Arikunto, ialah sebagai berikut:

Gambar II : Bagan Rancangan Siklus Penelitian39

39 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas,

Aditya Media, Yogyakarta, 2010, hlm. 17

Perencanaan Tindakan I

Refleksi I Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan I Refleksi II Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Pengamatan II Motivasi dan prestasi belajar sejarah meningkat Permasalahan baru hasil refleksi

Siklus II Siklus I

J. Teknik Analisis Data

Tahap selanjutnya setelah pengumpulan data adalah melakukan analisis data. Analisis data ini dilakukan dalam setiap aspek penelitian. Pada saat pengambilan data di lapangan melalui observasi tentang proses ataupun kegiatan pembelajaran di kelas, maka peneliti dapat langsung menganalis mengenai hal yang diamati seperti situasi dan kondisi di kelas, cara guru mengajar, interaksi antar siswa dengan siswa, interaksi guru dengan siswa dan lain sebagainya. Analisi data itu sendiri mempunyai peranan yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu peneliti harus memahami analisis data dengan baik dan tepat agar manfaat penelitian mempunyai nilai ilmiah yang tinggi.

Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dapat mengumpulkan data yang berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

1. Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan pada data observasi kegiatan belajar, motivasi dan prestasi belajar siswa. Data observasi kegiatan belajar, motivasi dan prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan PAP I (Penilaian Acuan Patakan I).40

1) Data observasi kegiatan siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik.

Untuk mengetahui tingkat kegiatan belajar siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik, maka data kegiatan belajar siswa dianalisis dengan menggunakan persentase. Kegiatan belajar siswa merupakan salah satu bagian dalam penilaian, karena melalui kegiatan belajar siswa dapat menunjang

peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Hal yang diamati berupa on task dan off task. On task meliputi mengikuti proses pembelajaran,

memperhatikan penjelasan guru, menganggapi pembehasan pembelajaran, mencatat hal-hal penting, mengerjakan tugas dengan baik, bertanya kepada guru, membawa buku paket, menjawab pertanyaan guru, bekerja sama dalam proses pembelajaran, mengemukakan pendappat di depan kelas dan mengambil giliran. Sementara off task meliputi mengobrol di dalam kelas, mengantuk di dalam kelas, bermain handphone, keluar masuk kelas dan kurang memperhatikan proses pembelajaran.

1) Menghitung nilai siswa

Tabel 2 : Penilaian Kegiatan Belajar Siswa On task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran 4 Siswa mencatat hal-hal penting

5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik 6 Siswa bertanya kepada guru

7 Siswa membawa buku paket

8 Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik 9 Siswa aktif berkerja sama dalam proses

pembelajaran

10 Siswa berani mengemukakan pendapat di depan kelas

Off task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase

1 Siswa mengobrol dalam kelas 2 Siswa banyak yang mengantuk 3 Siswa sibuk bermain Handphone 4 Siswa keluar masuk kelas

5 Siswa kurang memperhatikan proses pembelajaran

Nilai = Σ Skor Perolehan Σ Skor Maksimal x

N = Nilai hasil pengamatan

Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai

Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati

Tabel 3: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I

Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria 90% - 100% Sangat Tinggi

80% - 89% Tinggi

70% - 79% Cukup

60% - 69% Kurang

0% - 59% Sangat Kurang Tabel 4: Analisis Tingkat Kegiatan Belajar Siswa

No Skala Kegiatan Belajar

Siswa Kriteria Frekuensi Persentase 1 90-100 Sangat Tinggi

2 80-89 Tinggi

3 70-79 Cukup

4 55-64 Kurang

a. Data motivasi belajar siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik

Dalam penelitian ini, data motivasi belajar siswa baik keadaan awal sebelum tindakan, maupun data siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) sebagaimana yang digunakan dalam pengukuran prestasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

����� =Σ Skor Perolehan Σ Skor Maksimal �

N = Nilai hasil pengamatan

Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai

Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang dinilai

1) Tabel motivasi belajar siswa

Untuk mengetahui motivasi belajar sejarah siswa, peneliti membuat skala sikap dalam bentuk pernyataan berjumlah 40 butir. Contoh tabel skala sikap sebagai berikut:

Tabel 5: Contoh Tabel Angket Motivasi Belajar Siswa

No Pernyataan Pilihan STS TS R S SS Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

R : Ragu-ragu S : Setuju

2) Menghitung tingkat motivasi belajar siswa

Adapun cara untuk menentukan tingkat motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) sebagai berikut:41

a) Menentukan skala motivasi belajar siswa

Tabel 6: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I

Tingkat Motivasi Kriteria 90% - 100% Sangat Tinggi

80% - 89% Tinggi

70% - 79% Cukup

60% - 69% Kurang

0% - 59% Sangat Kurang

b) Tabel tingkat motivasi belajar siswa

Tabel 7: Analisis Motivasi Belajar Sejarah Siswa No Skala Motivasi

Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata

1 90-100 Sangat Tinggi

2 80-89 Tinggi

3 70-79 Cukup

4 55-64 Kurang

5 0-59 Sangat Kurang

b. Data prestasi belajar siswa kelas XI IPS Negeri 2 Ngaglik

Pada data prestasi belajar siswa, baik kondisi awal sebelum tindakan maupun siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I). Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

Nilai = Σ Skor Perolehan Σ Skor Maksimal x

41 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur, PT. Remaja Rosdakarya,

N = Nilai hasil penilaian

Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai

Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang dinilai

1) Menghitung tingkat prestasi belajar siswa

Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa baik pada kondisi awal maupun pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) dengan KKM 75. Berikut cara untuk menentukan tingkat prestasi belajar siswa:

a) Menentukan skala prestasi belajar siswa

Tabel 8: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I

Tingkat Penguasaan Kriteria 90% - 100% Sangat Tinggi

80% - 89% Tinggi

70% - 79% Cukup

60% - 69% Kurang

0% - 59% Sangat Kurang b) Tabel tingkat prestasi belajar siswa

Tabel 9: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa

No Skala Prestasi Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata

1 90-100 Sangat Tinggi 2 80-89 Tinggi 3 70-79 Cukup 4 55-64 Kurang 5 0-59 Sangat Kurang 2) Menghitung persentase

Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat melalui persentase siswa yang mencapai KKM berdasarkan ketentuan dan tidak mencapai KKM. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

a) Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM

N =Jumlah siswa mencapai KKM Jumlah siswa keseluruhan x

b) Menghitung persentase jumlah siswa tidak mencapai KKM

N =Jumlah siswa tidak mencapai KKMJumlah siswa keseluruhan x

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif meruakan analisis yang dilakukan secara deskriktif yaitu untuk menjelaskan dan memaparkan data tentang suatu gejala yang diamati. Dalam penelitia ini akan dideskripsikan data tentang:

a. Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung.

b. Kegiatan siklus I dan siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan tingkat keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada pelajaran sejarah.

3. Analisis Komparatif

Pada penelitian ini, analisis komparatif yaitu membandingkan hasil pengamatan kegiatan belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa antara pra tindakan dengan pada saat tindakan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Analisis komparatif ini bertujuan untuk

belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).

a. Tabel analisis komparatif kegiatan belajar siswa

Tabel 10: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa

Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task)

No Aspek yang diamati Kegiatan Selisih Keterangan PP Skl I J % N T Te 1 Siswa siap mengikuti proses

pembelajaran

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru 3 Siswa menanggapi pembahasan

pelajaran

4 Siswa mencatat hal-hal penting 5 Siswa mengerjakan tugas dengan

baik

6 Siswa bertanya kepada guru 7 Siswa membawa buku paket 8 Siswa menjawab pertanyaan guru

dengan baik

9 Siswa aktif berkerja sama dalam proses pembelajaran 10 Siswa berani mengemukakan

pendapat di depan kelas 11 Siswa mengambil giliran

Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task)

No Aspek yang diamati Kegiatan Selisih Keterangan PP Skl I J % N T Te 1 Siswa mengobrol dalam kelas

2 Siswa banyak yang mengantuk 3 Siswa sibuk bermain Handphone 4 Siswa keluar masuk kelas

5 Siswa kurang memperhatikan proses pembelajaran

b. Tabel analisis komparatif motivasi belajar siswa Tabel 11: Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa

No Nama

Siswa

Motivasi Selisih Keterangan

PP Skl I J % N T Te 1 2 3 4 5

c. Tabel analisis komparatif prestasi belajar siswa Tabel 12: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa No. Nama

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Tuntas Tidak

Tuntas Nilai Tuntas

Tidak

Tuntas Nilai Tuntas

Tidak Tuntas 1 A H K 2 A D 3 A I 4 A S P 5 C H B K. Prosedur Penelitian

Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection). Adapun prosedur pelaksanaanya diuraikan sebegai berikut:

1. Pra Siklus a) Permintaan Izin

Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan kelas XI IPS 2 SMA Negeri Ngaglik dan Ketua Jurusan IPS Universitas Sanata Dharma.

b)Obeservasi

Observasi dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik dengan jumlah siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian dan mengatahui model pembelajaran serta media yang digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division.

c) Menyusun Silabus

Peneliti menyusun silabus untuk kegiatan pembelajaran. d)Menysun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun sebanyak 4 kali dalam dua siklus.

e) Mempersiapkan Media Pembelajaran

Media yang akan digunakan peneliti adalah power point, gambar, film dokumenter dan papan tulis.

f) Menyiapkan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunaan instrumen yaitu soal test, lembar pengamatan siswa, dan lembar diskusi

2. Rencana Tindakan

PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian dalam 4 tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati (observasi) dan reflksi. Tahap-

tahap ini diterapkan di setiap siklus, dimana siklus yang dijalankan minimal dua siklus, dan PTK ini masih bisa dilanjutkan ke dalam siklus berikutnya jika hasilnya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.

a) Siklus 1 1) Perencanaan

Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua instrument yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian, seperti bahan bahan ajar maupun alat peraga yang dibutuhkan saat melakukan penelitian.

2) Tindakan

Setelah melakukan perencanaan, peneliti malaksanakan tindakan penelitian di kelas. Dalam melaksanakan tindakan ini, pertama peneliti menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyampaikan materi pengantar, guru membagi siswa dalam kelompok, setiap siswa masuk kedalam kelompoknya masing-masing, guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok, setiap kelompok mendiskusikan pertanyaan yang telah diberikan, guru memanggil setiap perwakilan kelompok untuk memprentasikan hasil diskusi, guru memberi kesempatan kepada siswa lain memberikan tanggapan, kesimpulan 3) Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan terhadap setiap kelompok, mengamati kerjasama kelompok dalam menjawab pertanyaan. Dalam pengamatan ini dibantu dengan menggunakan instrument observasi.

4) Refleksi

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran maka peneliti memberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Setelah dilakukan tes, peneliti mengetahui hasilnya dan hasil dari tes ini peneliti membuat rencana untuk perbaikkan pada siklus kedua dan menganalisis apa saja yang perlu ditingkatkan pada siklus kedua.

b)Siklus 2

Tahap-tahap dalam siklus yang kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap yang dilakukan pada siklus yang pertama. Hanya saja tindakan pada siklus dua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus satu.

1) Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan merupakan renacana tindakan selanjutnya pada siklus kedua.

2) Pelaksanaan

Guru mengimplementasikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3) Pengamatan

Tim peneliti yaitu guru dan kolaborator, melakukan pengamatan terhadap akitivitas pembelajaran model Student Teams Achievement Division.

4) Refleksi

L. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam melakukan perbaikan mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Berikut tabel indikator keberhasilan motivasi dan prestasi belajar siswa yaitu:

Tabel 13: Indikator keberhasilan Motivasi dan Prestasi Belajar

Variabel Keadaan Awal Siklus I Siklus II

Motivasi 70,38% 75% 80%

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 2 NGAGLIK pada Kelas XI IPS I pada mata pelajaran sejarah yang dilakukan pada dua siklus penelitian. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 April dan 14 April 2016 dan siklus II dilaksanakan tanggal 21 April dan 26 April 2016. Sebelum kegiatan penelitian dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan belajar pada kelas XI IPS I. Kegiatan pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam 08.30- 10.30 WIB. Hasil observasi pra penelitian dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siklus I dan II akan diuraikan sebagai berikut.

1. Observasi Pra Penelitian

Observasi pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam 08.30-10.30 WIB sesuai dengan jam pelajaran di kelas XI IPS I di SMA NEGERI 2 NGAGLIK. Guru mata pelajaran pada penelitian ini adalah Ibu Siti Aptinah. Observasi pra penelitian dilakukan pada hari selasa. 22 Maret 2016 pada jam ketiga dan keempat. Jumlah siswa kelas XI IPS I secara keseluruhan berjumlah 32 siswa, 18 siswi dan 14 siswa.

Sebelum pelajaran dimulai beberapa siswa mengeluarkan buku pelajaran sejarah. Pada saat guru masuk kedalam kelas, guru menyapa siswa dengan menanyakan kabar mereka sebelum pelajaran dimulai. Pada awal pembelajaran mereka memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting. Namun

keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena ada beberapa siswa terlihat sibuk sendiri, mengobrol dengan temannya dan bermain HP.

Pada saat guru menugaskan siswa membentuk kelompok para siswa terlihat bermalas-malasan. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok hanya beberapa kelompok yang aktif, kebanyakan para siswa asik mengobrol dengan temannya, sibuk sendiri, tidur-tiduran dan lain sebagainya. Kondisi kelas yang tidak kondusif mengganggu kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, terutama bagi siswa yang sungguh-sungguh serius mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pada saat guru melakukan tanya jawab tentang materi yang didiskusikan hanya beberapa peserta didik yang mengajukan pertanyaan, namun semua siswa mendengarkan pada saat kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Untuk lebih jelasnya, hasil observasi kegiatan belajar siswa kelas IX IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik dapat dilihat pada tabel berikut

a. Keadaan Awal Kegiatan Belajar Sejarah Siswa

Tabel 14 : Data Hasil Observasi Pra Penelitian Terhadap Kegiatan Belajar Sejarah Siswa kelas IX IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik

On task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran 24 75 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru 23 71 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran 5 15

4 Siswa mencatat hal-hal penting 7 21,8

5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik 24 75

6 Siswa bertanya kepada guru 3 9,3

7 Siswa membawa buku paket 26 81,2

8 Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik 4 12,5 9 Siswa aktif berkerja sama dalam proses

pembelajaran 24 75

10 Siswa berani mengemukakan pendapat di

depan kelas 4 12,5

11 Siswa mengambil giliran 9 28,1

Off task

No Aspek yang diamati Jumlah Persentase

1 Siswa mengobrol dalam kelas 19 59,3

2 Siswa banyak yang mengantuk 6 18,7

3 Siswa sibuk bermain Handphone 12 37,5

4 Siswa keluar masuk kelas 0 0

5 Siswa kurang memperhatikan proses

pembelajaran 8 25

Tabel 14 di atas menujukkan bahwa hasil observasi terhadap kegiatan belajar selama mengikuti proses belajar berlangsung. Pada saat tindakan pertama semua siswa hadir mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan data yang terkumpul dalam tabel di atas terlihat siswa yang siap mengikuti pembelajaran 24 siswa atau 75%, yang memperhatikan guru mengajar ada 23 siswa atau 71%, menanggapi pembahasan guru 5 siswa atau 15,6%, kerja sama dalam menjawab pertanyaan 24 siswa atau 75%, mengemukakan pendapat 4 siswa atau 12,5%, siswa bekerja sama dalam proses pembelajaran 24 atau 75%, siswa berani mengemukakan pendapat 4 siswa atau 12,5% siswa mengambil giliran 9 siswa atau 28,1%, dan yang bertanya kepada kelompok yang berpresentasi 3 siswa atau 9,3%. Selain itu pengamatan offtas siswa yang mengobrol di dalam kelas 19 siswa atau 59,3%, mengantuk di dalam kelas 6 atau 18,7%, bermain Handphone 12 siswa atau 37,5%, siswa kurang memperhatikan proses pembelajaran 8 siswa atau 25%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil terhadap kegiatan belajar pada tindakan pertemuan pertama belum semuanya fokus dalam mengikuti proses pembelajaran.

b. Keadaan Awal Motivasi Belajar Sejarah Siswa

Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba angket motivasi untuk mengetahui keadaan awal motivasi belajar sejarah siswa. Hasil angket motivasi belajar sejarah siswa dapat dilihat pada tabel. Untuk mengetahui keadaan awal motivasi belajar siswa, peneliti menggunakan angket motivasi belajar sejarah siswa. Angket motivasi siswa sebagai berikut:

Tabel 15 : Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Sejarah Siswa

NO. NAMA

Skor Nilai Keterangan

ST T S R SR 1 A H K 169 84,50 √ 2 A D 138 69,00 √ 3 A I 152 76,00 √ 4 A S P 157 78,50 √ 5 C H B 141 70,50 √ 6 B C W 134 67,00 √ 7 C A G 136 68,00 √ 8 C A 152 76,00 √ 9 C L S 135 67,50 √ 10 D A 133 66,50 √ 11 D P 119 59,50 √ 12 D A P 139 69,50 √ 13 D C N 136 68,00 √ 14 D K 154 77,00 √ 15 D S 143 71,50 √ 16 D H I 157 78,50 √ 17 F A 139 69,50 √ 18 Ft 143 71,50 √ 19 F H 140 70,00 √ 20 F N A 154 77,00 √ 21 F Y S 132 66,00 √ 22 G P T 118 59,00 √ 23 I J F 136 68,00 √ 24 I N 159 79,50 √ 25 I M H 144 72,00 √ 26 I N 155 77,50 √ 27 K W 138 69,00 √ 28 L J 118 59,00 √ 29 V O 121 60,50 √

30 Y K 137 68,50 √ 31 Y C 138 69,00 √ 32 Y P 137 68,50 √ Total 4504 2252 0 2 14 14 2 Tertinggi 169 84,50 Terendah 118 59,00 Rata-rata 140,75 70,38

Berdasarkan tabel 15 di atas diketahui bahwa keadaan motivasi belajar siswa dikategorikan kedalam kategori yaitu sangat tinggi (ST), Tinggi (T), sedang (S), rendah (R), dan sangat rendah (SR). hasil analisis data menunjukkan bahwa keadaan awal motivasi belajar siswa seluruhnya berada pada kategori sedang, nilai tertinggi pada keadaan awal motivasi belajar siswa terletak pada skor 169 dengan nilai sebesar 84,80, nilai terendah terletak pada skor 118 dengan nilai 59,00, sedangkan rata-rata keadaan awal motivasi belajar siswa sebesar 70,38. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum tercapainya dalam peningkatan motivasi siswa pada mata pelajaran sejarah. Berdasarkan hasil keadaan awal motivasi belajar siswa

Dokumen terkait