• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4) Nilai keindahan

5.2 Obyek Daya Tarik Wisata Sekitar Suaka Alam Merapi

Jalur Koto Baru berbatasan langsung dengan nagari-nagari yang memiliki obyek wisata budaya dan sejarah. Obyek-obyek tersebut dapat dijadikan obyek ekowisata penunjang. Obyek-obyek tersebut adalah nagari tenunan dan ukiran “Pandai Sikek”, komplek makam dan mesjid Tuanku Pamansingan, situs makam Haji Miskin, air terjun Lembah Anai, makanan tradisional “Bika Si Mariana”, atraksi budaya (randai dan adu kerbau) dan kawasan pertanian Koto Baru.

5.2.1 Tenunan dan Ukiran “Pandai Sikek”

Tahun 1347, Raja Minangkabau “Adityawarman” memindahkan pusat kerajaan Minangkabau ke Pagaruyung yang terletak di sekitar Gunung Merapi. Sejak itu berkembang kebudayaan dan kesenian Minangkabau, seperti budaya menenun. Adat istiadat Minangkabau mewajibkan masyarakatnya, terutama datuk, raja dan puti untuk selalu memakai kain tenunan dalam setiap acara adat. Kata-kata adat hampir selalu diabadikan dalam setiap nama motif tenunan kain.

Gambar 18 Nagari Pandai Sikek. Ket: (A) Ibu Hj. Sanuar, pimpinan “Rumah Pusako”; dan (B) Pusat kerajinan Pandai Sikek “Rumah Pusako”. Seluruh nagari di Minangkabau (Sumatera Barat) umumnya memiliki pusat-pusat kerajinan tenunan, masing-masing mempunyai corak tersendiri. Tenunan yang terkenal adalah tenunan dan sulaman Pandai Sikek. Nagari Pandai Sikek sangat berdekatan dengan Nagari Kotobaru yang merupakan jalur masuk menuju obyek-obyek dalam kawasan. Salah satu pusat kerajinan Pandai Sikek yang terkenal adalah “Rumah Pusako” yang saat ini dipimpin oleh Ibu Hj. Sanuar. Keluarga Hj. Sanuar sudah lebih dari 250 tahun bermukim di Nagari Pandai Sikek dan mengembangkan kerajinan tenunan dan sulaman Pandai Sikek.

Gambar 19 Berbagai bentuk ukiran Pandai Sikek. Ket: (A,B) Ukiran pada lemari; dan (C) Ukiran pada lampu.

Nagari Pandai Sikek menjadi sentral untuk belajar kerajinan tenunan, sulaman dan ukiran, memiliki 446 unit usaha sentra industri kecil/kerajinan dengan jumlah tenaga kerja mencapai 796 orang (BPS Tanah Datar 2006). Berikut adalah daftar beberapa toko souvenir dan pengrajin Pandai Sikek (Tabel 26).

Tabel 26 Daftar beberapa toko souvenir dan pengrajin Pandai Sikek

No Nama Toko Alamat Pimpinan

A. TENUNAN

1. Pandai Sikek Art Centre Jl. Pandai Sikek No. 5 (0752) 498240 2. Fatimah Sayuti Simpang Koto Tinggi (0752) 498162 3. Indah Karya Jl. Pandai Sikek No. 293 (0752) 498466 4. Yun’s Traditional Weaving Pasar Pandai Sikek

5. Pusako Traditional Weaving Jl. Pandai Sikek (0752) 498193 6. Pusako Minang Jl. Koto Laweh, Pandai Sikek

7. Ati Pinang Jorong Koto Tinggi, Pandai Sikek (0752) 498017 8. Hj. Jalisah Jorong Tanjuang, Pandai Sikek (0752) 498305 9. Srikandi Jorong Tanjuang, Pandai Sikek (0752) 498496 10. Songket Balapah Nagari Pandai Sikek

11. Nan Sari Baruah, Pandai Sikek Dt.Mangkuto Kayo 12. Tenun Pusako Baruah, Pandai Sikek Hj. Sanuar

13. Weaving House Baruah, Pandai Sikek Hj. Yurni 14. Hj. Marlis Baruah, Pandai Sikek Hj. Marlis 15. Minang Maimbau Pagu-Pagu, Pandai Sikek Wawan S. 16. Puti Rumah Gadang Koto Tinggi, Pandai Sikek Sulnita Rahim 17. Amanah Tanjuang, Pandai Sikek

B. UKIRAN

1. Istana Art Shop Baruah, Pandai Sikek 2. Can Umar Nagari Pandai Sikek 3. Atrinovrizal Nagari Pandai Sikek 4. Nivia Warman Nagari Pandai Sikek

5. Lima Saudara Nagari Pandai Sikek M. Natsir 6. Afrizal Nagari Pandai Sikek

7. Istiqamah Nagari Pandai Sikek Alwirzal

8. Limbago Nagari Pandai Sikek Afauzi

9. Fatimah Sayuti Nagari Pandai Sikek (0752) 498162 10. Saciok Bak Ayam Nagari Pandai Sikek

Sumber: Observasi lapang dan Disbudpar Kabupaten Tanah Datar (2009)

5.2.2 Cagar Budaya (Komplek Makam dan Mesjid)

Nagari Pandai Sikek dan Nagari Koto Laweh memiliki situs cagar budaya, berupa komplek makam dan mesjid. Nagari Pandai Sikek memiliki situs makam Haji Miskin, sedangkan Nagari Koto Laweh memiliki komplek makam dan mesjid Tuanku Pamansingan.

Gambar 20 Komplek makam Haji Miskin. Ket: (A) Pintu masuk; (B) Komplek makam; (C) Makam Haji Miskin; dan (D) Pemandangan Gunung Merapi dari makam Haji Miskin.

Haji Miskin dan Tuanku Pamansingan adalah anggota dari Harimau Salapan (Harimau Delapan berarti 8 orang wali), keduanya adalah pejuang Perang Paderi di Sumatera Barat. Ajaran Islam di Minangkabau dahulunya tidak dijalankan secara ketat karena penganutnya masih menganut tradisi adat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Pada waktu itu segolongan ulama di Minangkabau (1803) melakukan perang Paderi dengan membentuk “Harimau Salapan”, anggotanya terdiri dari Tuanku Nan Renceh, Tuanku Kubu Sanang, Tuanku Ladang Laweh, Tuanku Ambalau, Tuanku Padang Lua, Tuanku Koto Ambalau, Tuanku Pamansingan dan Tuanku Haji Miskin. Haji Miskin sendiri adalah salah satu dari empat asisten Tuanku Imam Bonjol dalam Perang Paderi (1803-1836).

A B

Gambar 21 Komplek makam Tuanku Pamansingan. Ket: (A) Mesjid Tuanku Pamansingan; (B) Pintu masuk ke makam; (C) Komplek makam Tuanku Pamansingan dan pengikutnya; dan (D) Wisata ziarah yang dilakukan salah seorang pengunjung.

5.2.3 Air Terjun Lembah Anai

Lembah Anai berupa air terjun yang terletak di Nagari Singgalang. Bentang alamnya berupa lembah dan air terjun Lembah Anai. Pengunjung yang menempuh perjalanan Padang – Koto Baru – Bukit Tinggi pasti menikmati pemandangan air terjun Lembah Anai karena letaknya tepat di seberang jalan lintas utama. Air terjun Lembah Anai sangat indah dan belum pernah berhenti mengalir meski musim kemarau sekalipun.

A

B

Gambar 22 Air terjun Lembah Anai.

5.2.4 Makanan Tradisional “Bika Si Mariana”

Koto Baru memiliki makanan tradisional “Bika Si Mariana”. Bika adalah sejenis penganan (kue) yang terbuat dari tepung beras yang diisi parutan kelapa, gula merah dan sedikit aroma kayu manis, adonannya dibakar bersama kulit pisang. Bika dibuat dengan cara dibakar di dalam kuali belanga di atas api kayu bakar. Kayu yang digunakan sebagai bahan bakarnya adalah kayu manis (Cinnamomum burmanii), kayu bakar akan terus diganti hingga bika matang.

Gambar 23 Bika, makanan khas Koto Baru.

5.2.5 Atraksi Budaya: Randai dan Adu Kerbau

Atraksi budaya lainnya yang dapat ditemukan di Kecamatan X Koto adalah randai dan adu kerbau. Randai adalah salah satu kesenian tradisional Minangkabau. Randai merupakan perpaduan antara seni sastra, seni musik, seni tari, seni suara dan pencak silat yang keseluruhannya digabungkan hingga membentuk sebuah drama. Cerita yang disampaikan di dalam sebuah atraksi randai biasanya diambil dari cerita-cerita rakyat yang terdapat dalam tambo alam

Minangkabau. Randai Nilam Suri adalah salah satu group randai yang paling terkenal di Sumatera Barat, terdapat di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto. Group ini dipimpin oleh Datuk Gindo dengan jumlah anggotanya sebanyak 25 orang.

Gambar 24 Atraksi randai, kebudayaan khas Minangkabau (Sumber: Disbudpar Kab. Tanah Datar).

Suku Minangkabau mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan kerbau. Hal ini terlihat pada berbagai identitas budaya Minangkabau, seperti atap Rumah Gadang (rumah tradisional Sumatera Barat) yang berbentuk seperti tanduk kerbau. Begitu pula pada pakaian wanitanya (Baju Tanduak Kabau). Kegiatan adu kerbau di Nagari Koto Baru umumnya dilakukan pada perayaan-perayaan besar, seperti Hari Kemerdekaan RI.

Gambar 25 Adu kerbau, atraksi budaya Koto Baru (Sumber: Disbudpar Kab. Tanah Datar).

5.2.6 Kawasan Pertanian Koto Baru

Nagari Koto Baru telah mengembangkan tanaman pertanian dengan jenis tanaman hortikultura, yaitu wortel, kubis, kentang, tomat, buncis, cabai, bawang daun dan labu siam (hasil wawancara dengan Wali Nagari Koto Baru). Nagari Koto Baru berada di dataran tinggi Gunung Merapi.

Kecamatan X Koto umumnya memiliki banyak pasar yang menjual hasil sayuran, seperti Pasar Koto Baru di Koto Baru, Pasar Rabaa di Panyalaian dan Pasar Baruah di Pandai Sikek. Sayur-sayuran disini langsung didatangkan dari kebun masyarakat yang ada di sekitarnya. Dari lokasi pasar itu juga terhampar pemandangan kebun sayur masyarakat yang dilatarbelakangi pemandangan alam Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Pasar yang terdapat di Nagari Koto Baru luasannya 1,5 ha. Fasilitas yang ada terdiri dari 22 petak los berukuran rata-rata 2x2 m dan 14 gudang berukuran rata-rata 2x4 m. Akan tetapi pasar ini mempunyai permasalahan ketidaktersediaan fasilitas penunjang, seperti lokasi parkir dan jumlah gudang yang memadai. Oleh karena itu sejak Oktober 2005 telah dibangun Sub Terminal Agropolitan (STA) yang berada di Jorong Koto, tepatnya di depan rumah industri makanan tradisional “Bika Si Mariana”. Luasannya 2,5 ha dan memiliki sarana prasarana yang relatif lengkap, yaitu gedung pemasaran, gedung penyimpanan, tempat pameran sayur-sayuran, ruang penyortiran, perkantoran, mushola, ruang pertemuan dan lapangan parkir.

Gambar 26 Gedung pasar Sub Terminal Agropolitan di Koto Baru.