BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Olahraga Selam
a. Pengertian Olahraga Selam
Kondisi lingkungan dibawah air berbeda dengan kondisi di darat yang membuat dibutuhkannya peralatan khusus untuk melakukan aktivitas selama menjelajahi perairan. Alat yang digunakan setidaknya menggunakan Fin (sirip kaki), Masker, dan Snorkel yang digunakan dalam aktivitas selam dipermukaan air yang disebut dengan Skin Diving atau disebut Selam Bebas. Menurut Ariadno, Baroeno dkk (2003:1.3) Skin Diving adalah aktivitas yang dilakukan pada kedalaman yang relatif dangkal dan waktu penyelaman yang relatif terbatas tergantung pada kemampuan paru-paru. Sedangkan Scuba Diving dijelaskan Ariadno, Baroeno dkk (2003:1.3) adalah penyelaman yang dilakukan lebih lama dibawah air dengan menggunakan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus) dan peralatan lain sesuai kebutuhan. Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
commit to user b. Sejarah Olahraga Selam
Menyelam merupakan kegiatan yang sudah tua usianya dalam sejarah peradaban umat manusia. disebutkan bahwa pada dunia pewayangan, mengenal Raden Jayakatwang, salah seorang putra dari Aria Bima, kemampuannya adalah menyelam di laut. Dari literatur asing, sejarah penyelaman diterangkan secara ringkas pada 415 SM para penyelam Yunani menghancurkan dermaga bekas di Sirakusa. Tahun. 1837. Augustus Siebe”s menciptakan pakaian selam dengan sistem saluran udara dari permukaan, yang kemudian dikenal sebagai ASK (Alat Selam Klasik). Tahun 1959. J.Y. Cousteau melaksanakan eksplorasi bawah air dengan kapal Calypso.
Menurut dari web POSSI (http://www.possi.or.id, diakses 12 Mei 2012) mengenai sejarah olahraga selam di Indonesia dijelaskan Olahraga Selam adalah jenis atau cabang olahraga yang istimewa, karena olahraga ini memiliki muatan yang dapat dikembangkan kearah prestasi, rekreasi maupun profesi. Olahraga selam telah ada di Indonesia sebelum tahun 1962 tetapi kebanyakan masih dilakukan oleh orang asing yang bekerja di Indonesia. Pada tahun 1962 TNI – AL mendirikan Instalasi Pusat Penyelaman dan Sekolah Penyelaman. Dengan berdirinya kedua lembaga tersebut maka makin bertambah banyak orang Indonesia yang berlatih dan belajar selam, terutama di lingkungan TNI – AL.
Pada tahun 1973 olahraga selam dikembangkan oleh beberapa tokoh masyarakat seperti Adam Malik, Sudomo, Saleh Basarah dan Urip Santoso serta beberapa orang lainnya. Bersama-sama dengan tokoh tersebut, mereka membentuk club selam pertama di Indonesia yaitu: Nusantara Diving Club (NDC)
commit to user
dan kemudian juga terbentuk Surabaya Diving Club (SDC), kedua club selam ini masuk ke dalam wadah Organisasi Persatuan Olahraga Perairan Indonesia (PEROPI) sebagai cabang olahraga selam, Perkembangan Olahraga di Indonesia sangat banyak didukung oleh TNI – AL baik personil maupun material serta pembinaan di daerah-daerah.
Pada tahun 1973 dengan persetujuan pimpinan PEROPI olahraga selam berdiri sendiri sebagai Induk Organisasi menjadi POSSI. Pada tanggal 5 Agustus 1977 POSSI resmi menjadi Induk Organisasi Selam di Indonesia. Sebagai induk organisasi POSSI menyusun PPDSI sebagai pedoman kegiatan. POSSI menjadi anggota dari Federasi Olahraga Perairan Indonesia (FOPINDO) serta diterima sebagai anggota KONI Pusat dan Federasi Selam Dunia yaitu Confederation Mondiale Des Activities Subaquatiques (CMAS) yang bermarkas di Roma – Italia dan anggota dari Federasi Selam Asia (AUF)
Tahun 1981 olahraga selam pertama kali masuk dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) yaitu pada PON XI dan Pengda yang ikut dalam Pekan Olahraga Nasional tersebut berjumlah 4 Pengda POSSI yaitu: Pengda POSSI DKI, Pengda POSSI Jawa Barat, Pengda POSSI Jawa Timur dan Pengda POSSI Bali.
Tahun 1984 POSSI juga menyusun buku Petunjuk Wisata Tirta untuk DITJENPAR serta mendidik Scuba Diver untuk Personil PHPA. Tahun 1985 POSSI melaksanakan Pendidikan Selam dan Pemotretan / Video Bawah Air untuk kameramen PPFN, pada tahun 1985 cabang selam juga dipertandingkan kembali dalam Pekan Olahraga Nasional XII dan Pengda yang ikut dalam kegiatan tersebut berjumlah 10 Pengda POSSI yaitu : Pengda POSSI DKI, Pengda POSSI
commit to user
Jawa Barat, Pengda POSSI Jawa Timur, Pengda POSSI Bali, Pengda POSSI Irian Jaya, Pengda POSSI Maluku, Pengda POSSI Sulawesi Utara, Pengda POSSI Sulawesi Selatan, Pengda POSSI Lampung dan Pengda POSSI Kalimantan Selatan.
Tahun 1987 – 1997 dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini telah terjadi pengembangan yang luar biasa, terutama dari jumlah peselam yang meningkat sampai 10 kali lipat. Tahun 1988 Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah pada Kejuaraan Asia Competition of Fin Swimming I di Jakarta. Tahun 1993 Indonesia dipercaya untuk menyelenggarakan Asia Championship of Fin Swimming III di Jakarta.
Tahun 1997 Indonesia mengikuti Kejuaraan Asia Championship of Fin Swimming V di Hobart – Australia dan Indonesia menempati urutan ke IV.
Tahun 1998 PB POSSI melaksanakan Kongres V sebagai wujud nyata dari pelaksanaan Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) PB POSSI.
Setelah PB POSSI melaksanakan Kongres, PB POSSI kembali berupaya kembali agar cabang olahraga selam masuk kembali ke dalam PON XV di Surabaya, melalui perjuangan yang tidak kenal lelah dari para Pengurus PB POSSI akhirnya KONI Pusat menyetujui dan memutuskan bahwa cabang olahraga selam dapat dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional XV tahun 2000 di Surabaya dengan catatan bahwa semua biaya penyelenggaraan ditanggung sendiri oleh PB POSSI. Pada tahun 2000 cabang olahraga selam dipertandingkan kembali dalam event PON XV di Surabaya dan PB POSSI berhasil dengan sukses menyelenggarakan event terbesar di Indonesia tersebut untuk cabang selam.
commit to user
PB POSSI saat ini telah memiliki 27 Pengda POSSI yaitu: Pengda POSSI Jawa Timur, Pengda POSSI Nanggroe Aceh Darussalam, Pengda POSSI Sumatera Selatan, Pengda POSSI Bangka Belitung, Pengda POSSI Lampung, Pengda POSSI Yogyakarta, Pengda POSSI Kalimantan Timur, Pengda POSSI Jawa Tengah, Pengda POSSI Maluku, Pengda POSSI Sumatera Barat, Pengda POSSI Kalimantan Barat, Pengda POSSI Kalimantan Selatan, Pengda POSSI DKI Jaya, Pengda POSSI Jawa Barat, Pengda POSSI Papua, Pengda POSSI Sulawesi Selatan, Pengda POSSI Sulawesi Tenggara, Pengda POSSI Sulawesi Tengah, Pengda POSSI Sulawesi Utara, Pengda POSSI Kalimantan Tengah, Pengda POSSI Bali, Pengda POSSI Sumatera Utara, Pengda POSSI Riau, Pengda POSSI Batam, Pengda POSSI Bengkulu, Pengda POSSI Nusa Tenggara Barat, Pengda POSSI Jambi
.
c. Jenis Penyelaman
Kegiatan menyelam dapat dibedakan menjadi 3 macam antara lain:
kedalaman, tujuan dan jenis peralatan yang digunakan. Pada penyelaman kedalaman, maka penyelaman dapat dibedakan menjadi :
a. Penyelaman dangkal
Yaitu penyelaman yang dilakukan dengan kedalaman maksimum 10 m.
b. Penyelaman sedang
Yaitu penyelaman yang dilakukan dengan kedalaman < 10 m s/d 30 m.
commit to user c. Penyelaman dalam
Penyelaman yang dilakukan dengan kedalaman > 30 m. Penyelaman didasarkan kepada tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan, maka penyelaman dibedakan menjadi :
1) Penyelaman untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, antara lain :
- Tactical (Combat) Diving yaitu penyelaman untuk tugas-tugas tempur
- Submarine Rescue, penyelamatan kapal selam - Search & Rescue (SAR)
- Inspection & Repair (inspeksi dan perbaikan) - Ship Salvage
Penyelaman-penyelaman jenis ini pada umumnya dilaksanakan oleh para penyelam Angkatan Bersenjata.
2) Penyelaman komersial
Yaitu penyelaman professional antara lain untuk kepentingan konstruksi dibawah permukaan air, penambangan lepas pantai (Off shore drilling), salvage, dll.
3) Penyelaman Ilmiah (Scientific Diving)
Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan ilmiah, antara lain : penelitian biologi, geologi, arkeologi dan kelautan pada umumnya.
4) Penyelaman Olah Raga (Sport Diving)
Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan dan kebugaran jiwa dan raga. Penyelaman olah
commit to user
raga (sport diving) ini dapat dibedakan berdasarkan peralatan yang digunakan yaitu :
- Skin Diving : penyelaman yang dilakukan dengan menggunakan peralatan dasar selam (masker, snorkel dan fins).
- Scuba Diving : penyelaman menggunakan peralatan Scuba.
Pada umumnya seseorang harus terlebih dahulu mahir dalam skin diving sebelum menjadi penyelam scuba (Scuba Diver).
d. Syarat Menjadi Penyelam
Setiap orang dapat menjadi penyelam jika dapat memenuhi dan melewati beberapa prasyarat dan syarat yang ditentukan sesuai jenjangnya. Menurut Pramono, Djoko (2006:3) prasyarat calon penyelam harus memenuhi:
- Batas usia minimum
- Berbadan sehat dan layak meyelam - Memiliki kemampuan di air yang layak
- Memiliki mental yang sehat dan disiplin pribadi.
Sedangkan syarat usia minimum untuk jenjang pemula adalah usia 14 tahun.
Untuk seorang calon penyelam menurut Pramono, Djoko (2006:3) harus memenuhi prakualifikasi antara lain:
1) Syarat dokumen.
2) Syarat kemampuan air yang layak.
e. Standar Jenjang Penyelaman Olahraga
Pelaksanaan pendidikan selam olahraga dilakukan secara bertahap yang mewajibkan setiap calon penyelam mempelajari tingkat menurut jenjang yang
commit to user
telah dibakukan dan berlaku di Indonesia. Dengan mengadakan penjejangan, diharapkan setiap penyelam akan menyelam dalam batas kewajaran dan keamanan sesuai dengan tingkat kemahiran yang telah dicapainya. Menurut Pramono, Djoko (2006:3) jenjang olahraga selam di Indonesia terdiri atas:
1) Jenjang Peselam non Bintang a) Junior Snorkel Diver b) Snorkel Diver 2) Jenjang Peselam
a) 1 Star Diver CMAS Indonesia – A1 b) 2 Star diver CMAS Indonesia – A2 c) 3 Star Diver CMAS Indonesia – A3 d) 4 Star diver CMAS Indonesia – A4 3) Instruktur
a) Star Instruktur – B1 b) 2 Star Instruktur – B2 c) 3 Star Instruktur – B3
commit to user Keterangan:
1. Peselam non Bintang/ Skin Diver
Merupakan jenjang bagi seorang pemula yang mempunyai kemampuan atau kemahiran selam bebas, dasar-dasar P.A.P. dan penggunaan peralatan dasar selam.
2. One Star (A1)
Jenjang bagi seorang penyelam yang telah mampu menyelam dilingkungan terbatas dengan kondisi perairan yang baik, jernih dan tidak terlalu dalam (maks. 18 meter) dan diawasi oleh instruktur atau 3 star diver.
3. Two Star (A2)
Jenjang bagi penyelam Scuba Diver A1 yang sudah melakukan penyelaman minimal 10 kali dan dengan penyelaman kedalaman 18 meter.
Pada jenjang ini bertujuan untuk memberi pengetahuan pada 5 spesialisasi selam.
4. Three Star (A3)
Jenjang ini merupakan kursus bagi penyelam jenjang A2 yang tertarik untuk meningkatkan kompetensi dalam peran tanggung jawab terhadap penyelam lain pada tingkat dasar kepemimpinan selam. Pada jenjang ini bertujuan untuk memberi pengetahuan pada 4 spesialisasi selam.
Penyelaman yang wajib dilakukan minimal 30 kali penyelaman dengan batas kedalaman 30 meter.
5. Master Scuba (A4)
Jenjang ini bagi penyelam dengan jenjang A3 yang tertarik untuk
commit to user
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan spesialisasi selam pada 7 area penyelaman khusus, serta meningkatkan tanggung jawab terhadap peselam.
f. Program Pendidikan dan pelatihan Selam Olahraga
Menyelam merupakan aktivitas yang mempunyai resiko tinggi bagi kesehatan dan keselamatan. Karena itu, pendidikan dan pelatihan selam harus dikelola sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang bersistem dalam arti mempunyai program yang jelas, terukur dan terorganisir penyelenggaraannya,.
Adapun program pendidikan & pelatihan selam menurut Pramono, Djoko (2006:5) disusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Pengetahuan Akademis Penyelaman (PAP)
Kegiatan menyelam jika dilakukan tanpa prosedur yang benar dapat mengandung bahaya yang tinggi, terutama bila dilakukan dengan ceroboh tanpa didukung oleh mental dan fisik yang memadai, serta pendidikan dan latihan yang baik. Pengetahuan Akademis Penyelaman merupakan pengetahuan teoritis yang harus dimiliki oleh setiap penyelam agar memahami baik peralatan yang digunakan, batas kemampuan fisik manusia dalam cara kerja tubuh terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul dari aktivitas selam, penerapan hukum-hukum fisika dalam penyelaman, daerah dan kondisi penyelaman, dan sebagainya, yang akan membantunya menjadi penyelam yang berkompeten dan dapat melakukan penyelaman dengan aman dan selamat. Dalam melakukan penyelaman seorang penyelam memerlukan sebuah alat untuk memasuki dunia di bawah air, antara lain:
commit to user a) Peralatan Dasar Selam
Penyelaman olah raga pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: Skin Diving dan Scuba Diving. Skin Diving adalah penyelaman olahraga yang hanya menggunakan peralatan dasar selam (Skin Diving Equipment), antara lain: Mask, Snorkel, Fins, WetSuit, Weight belt dan Buoyancy Vest.
(1) Mask (kacamata selam)
Mask dapat memberikan suatu rongga udara antara mata dengan air.
Selain itu mask dapat membuat pandangan menjadi lebih jelas dan melindungi mata terhadap iritasi. Penggunaan mask dapat menyebabkan tejadinya tekanan hidrostatis pada daerah wajah pada saat menyelam. Syarat dari sebuah mask yang baik untuk menyelam adalah :
- Safety glass
Kaca dari mask harus dibuat kuat dari tekanan (tempered) bukan dari plastik yang mudah tergores.
- Volume kecil
Dengan volume kecil dapat memudahkan melakukan equalizing (penyamaan tekanan pada rongga telinga) ataupun mask clearing (pembersihan kaca mata selam).
- Pengelihatan luas
Sebuah mask dibuat supaya dapat melakukan pengelihatan secara luas. Hal ini dapat dilakukan dengan dilakukan dengan cara yaitu memilih kaca yang luas atau dengan cara memilih
commit to user
kaca yang tidak lerlalu luas tetapi sedekat mungkin dengan mata.
Gambar 1. Masker (Clinchy, Richard. 1992:7)
(2) Snorkel
Snorkel merupakan sebuah pipa untuk bernafas secara sederhana dan berguna pada skin diving atau beristirahat dipemukaan air dan digunakan pada perlombaan finswimming. Dengan menggunakan snorkel, dapat mudah bernafas tanpa harus mengeluarkan kepala dari dalam air untuk mengambil udara. Tipe dari snorkel dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Dilihat dari bahan - Neoprene - Silikon
2. Dilihat dari bentuk - J shaped
Tipe dari snorkel ini cukup efisien dan udara lancar melalui pipa tanpa hambatan
commit to user Gambar 2. Snorkel
mavericksdiving.co.uk. (Diakses 12 Mei 2012) - Tipe Counter
Tipe ini lebih efisien dari tipe J, karena pada bagian ujungnya dibuat melengkung yang memudahkan untuk pergerakan pada tangan.
Gambar 3. Snorkel
scuba-snorkeling-adventures (Diakses 12 Mei 2012)
commit to user - Fleksible Hose
Pada bagian pipa yang melengkung terbuat dari bahan yang fleksibel dan didalamnya dibuat bergelombang.
Gambar 4. Snorkel
sportdiver.com (Diakses 12 Mei 2012)
(3) Fin
Fin diartikan dengan istilah “sirip selam” atau “kaki katak” diciptakan untuk memberi kekuatan pada kaki dan merupakan peralatan penggerak. Fin dibuat tidak untuk menambah kecepatan berenang melainkan untuk menambah daya kayuh. Dengan bantuan fin kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih besar dibanding tanpa menggunakan fins. Ada dua macam jenis fin :
1. Jenis Full foot
Fin dari tipe full foot mempunyai ukuran yang sama dengan ukuran sepatu. Pada umumnya fin tipe ini lebih nyaman bila dipakai bertelanjang kaki tanpa menggunakan sepatu atau boot.
commit to user
Gambar 5. Fin
(Ariadno, Baroeno. 2003:2.14)
2. Jenis Open Heel
Fin pada tipe open heel mempunyai strap yang bisa diatur sesuai dengan ukuran kaki selain itu dilengkapi juga dengan buckle yang dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. Fins open heel biasanya dibuat dengan ukuran yang berbeda yaitu kecil, medium, besar, dan ekstra besar.
Gambar 6. Fin (Ariadno, Baroeno. 2003:2.15)
(4) Boots
Boot atau pelindung kaki merupakan keharusan, terutama digunakan untuk daerah-daerah berkarang dan bebatuan. Penggunaan boot juga memberi perlindungan akibat kejang kaki disebabkan kedinginan dan kemungkinan kaki
commit to user
lecet. Boots dari karet busa dengan sol keras adalah jenis perlengkapan pelindung kaki yang umum dipakai penyelam. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pada pemilihan ukuran fins yang cocok dan pas jika menggunakan boot.
Gambar 7. Boot (Ariadno, Baroeno. 2003:2.16)
(5) Wetsuit
Didalam melakukan olahraga selam, para penyelam sering menggunakan pakaian pelindung. Pakaian pelindung yang dipakai oleh penyelam umumnya adalah Foam Neoprene Wetsuit, terbuat dari karet neoprene yang mempunyai gelembung udara. Fungsi dari wetsuit adalah untuk mengurangi panas tubuh yang keluar di dalam air dan melindungi penyelam dari goresan karang. Wetsuit tidak membuat penyelam menjadi hangat, tetapi mencegah penyelam dari kedinginan.
Gambar 8. Wetsuit (Clinchy, Richard A.1992:34)
commit to user (6) Buoyancy Vest
Buoyancy vest adalah perlengkapan penting bagi seorang penyelam.
Fungsi dari peralatan tersebut adalah :
- Untuk memberikan daya apung positif selama berenang di permukaan air, dengan demikian seorang penyelam dapat bergerak tanpa banyak mengeluarkan tenaga.
- Untuk memberikan daya apung agar dapat beristirahat atau menyangga penyelam yang mengalami keadaan darurat.
- Untuk memberi daya apung netral (neutral buoyancy) terkendali di dalam air.
Gambar 9. Buoyancy vest (Ariadno, Baroeno. 2003:2.16)
b) Peralatan SCUBA
Untuk dapat melakukan penyelaman lebih lama dan lebih dalam maka digunakan peralatan yang disebut dengan SCUBA Diving (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Peralatan dasar SCUBA diving terdiri dari bermacam-macam alat antara lain:
commit to user
(1) Buoyancy Compensator Device (BCD)
Secara umum BCD didesain dalam satu kesatuan dengan back pack untuk digunakan pada tabung SCUBA. Udara dapat ditambahkan kedalam BCD untuk mendapat daya apung netral. Selain itu BCD juga bermanfaat untuk mempertahankan daya apung positif saat beristirahat dipermukaan air dan bermanfaat dalam penyelamatan diri saat keadaan darurat. Syarat kelengkapan standar BCD untuk penyelaman antara lain:
- Low pressure power inflator dan oral inflator
- Over expansion relief valve, dump valve, tombol deflator manual - Buckle dan strap yang mudah disetel
- Back pack yang kuat untuk menyangga tabung SCUBA
- Ring atau tempat untuk mengaitkan perlatan seperti console, octopus dan lain-lain.
- Ada kantung untuk membawa perlengkapan kecil.
Gambar 10. BCD (Ariadno, Baroeno.2003:2.18)
commit to user
Ada 2 tipe utama BCD yang umum antara lain:
1. Tipe jaket
2. Tipe back mounted
3. Tipe human underwater breathing system
(2) Tabung SCUBA
Suatu tabung udara yang bertekanan tinggi dapat dibawa kemana saja dikenal dengan istilah tabung SCUBA. Tabung SCUBA terbuat dari bahan steel (baja) dan Alluminium Alloy yang kuat terhadap tekanan udara yang tinggi.
Volume dan tekanan dari tabung bermacam-macam ukurannya, antara lain 50, 71.2, 80, 90, dan 100 Cuft. Tabung yang dapat digunakan dan memiliki standar dalam penyelaman memiliki tanda pada tabung seperti :
DOT-3Al-3000 P 353463 LUXFER 7 87 H 7 92
Gambar 11. Tabung SCUBA (Ariadno, Baroeno. 2003:2.22)
commit to user Dimana:
DOT = Departement of Transportation yaitu badan yang berwenang di Amerika yang mengawasi peredaran tabung gas yang bertekanan.
3 Al = Kode logam aluminium yang dipakai
3000 = Tabung udara yang bisa diisi udara hingga tekanan 3000 Psi
P 353463 = Nomor seri tabung, huruf P untuk tabung ukuran tabung 80 cuft, Y untuk 71.2 cuft, R untuk 50 cuft, dan KK untuk tabung 15 cuft
LUXFER = pabrik yang mengeluarkan tabung.
7 87 = tanggal dan tahun tes hidrostatis yang pertama
H 7 92 = tanggal dan tahun tes hidrostatis yang terakhir dilakukan.
Tabung SCUBA memiliki salah satu bagian di bagian atas yang disebut dengan Tank Valve. Tank valve ini dipasang pada leher tabung yang dilengkapi dengan sebuah karet kecil berbentuk bundar yang disebut dengan O – ring yang berfungsi sebagai kran air yang menutup dan membuka udara.
Bentuk dari tank valve ini terdiri dari 2 macam:
commit to user 1. Bentuk K – Valve
Bentuk ini merupakan tipe yang paling sederhana, yang mempunyai lubang untuk keluar dan masuk udara dengan sebah kran yang terletak disampingnya.
Gambar 12. K-Valve (Ariadno, Baroeno.2003:2.25)
2. Bentuk J – Valve
Bentuk valve tipe J ini hampir sama dengan valve tipe K, tetapi perbedaannya memiliki sebuah klep cadangan mekanis (reserve). Reserve mekanis akan bekerja menghentikan aliran udara jika tekanan tabung turun dibawah batas tekanan yang ditentukan (300 Psi). Untuk dapat bernafas, penyelam dapat membuka katup cadangan dengan menarik katup tersebut.
Gambar 13. J-Valve
(Ariadno, Baroeno.2003:2.25)
commit to user (3) Back Pack
Back pack merupakan alat untuk mengikat tabung supaya dapat dipakai pada punggung penyelam. Sekarang ini back pack telah banyak didesain menjadi satu dengan BCD sehingga penyelam dapat mudah memasang BCD pada tabung tanpa mengalami kesulitan.
(4) Regulator
Regulator SCUBA merupakan alat sederhana yang berfungsi merubah tekanan tinggi pada tabung menjadi udara yang bertekanan sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa macam Regulator, yaitu :
1. Single Hose
Pada umumnya, penyelam menggunakan single hose regulator yang terdiri dari 2 tingkatan yaitu tingkat pertama (first stage) yang dipasang pada valve tabung dan tingkat kedua (second stage) yang dipasang pada mulut penyelam.
2. Double Hose
Regulator double hose ini sering dipakai untuk penyelaman di air dingin, penyelam komersional dan ilmiah. Cara kerja regulator ini hampir sama dengan single hose, tetapi sisa udara dari mouth piece dikembalikan ke first stage dan kemudian dikeluarkan.
commit to user
Gambar 14. Regulator (Ariadno, Baroeno.2003:2.29)
(5) Weight Belt
Weight belt atau sabuk beban diperlukan untuk mengatur daya apung (buoyancy). Setiap penyelam mempunyai daya apung yang berbeda.. Weight belt harus dilengkapi dengan Quick Release Buckle yaitu suatu gesper pengancing yang dapat dilepas secara cepat. Cara pemakaian weight belt dipasang paling terakhir dan paling pertama dilepas, jika dalam keadaan darurat.
Gambar 15. Weight Belt (Clinchy, Richard A. 1992:44)
commit to user (6) Pressure Gauge
Pressure gauge merupakan alat ukur yang mengukur tekanan dari sebuah tabung dalam ukuran Psi atau bar.
(7) Deep Gauge
Deep gauge merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kedalaman. Satuan dalam deep gauge ditunjukkan dalam feet atau meter.
Gambar 16. Deep Gauge dan Pressure Gauge (Ariadno, Baroeno.2003:2.31)
c) Fisika penyelaman (Physics of Diving)
Pengetahuan terapan hukum-hukum fisika yang berhubungan dengan penyelaman merupakan syarat penting bagi teknik penyelaman yang aman.
Banyak masalah kesehatan penyelaman yang secara langsung diakibatkan oleh pengaruh-pengaruh fisiologis dari hukum-hukum tersebut terhadap manusia.
(1) Satuan tekanan
Tekanan udara di permukaan laut pada suhu 0 C pada dasarnya adalah tekanan yang disebabkan oleh berat atmosfir di atasnya. Tekanan ini konstan yaitu sekitar 760 mm Hg (14.7 Psi) dan dijadikan dasar ukuran satu atmosfir.
commit to user Persamaan tekanan
1 Atmosfir = 10.07m (10m) air laut = 33.05feet (33feet) air Laut
= 33.93feet (34feet) air tawar = 1.033 kg/cm2
= 14.696 (14.7) Lbs/inc2
= 1.013 bars
= 101 kilopascals
= 760 mm air raksa ( mm Hg)
Gambar 17. Perbandingan tekanan (Clinchy, Richard A. 1992:135)
Tekanan akan menurun pada ketinggian karena atmosfir diatasnya berkurang, sehingga berat udara berkurang. Demikian sebaliknya tekanan akan meningkat bila seorang menyelam dibawah permukaan air. Hal ini disebabkan karena berat dari atmosfir dan berat dari air diatas penyelam. Ukuran-ukuran