• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi ganda. Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis sederhana.

Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Menurut Somantri dan Muhidin (2006:243) analisis regresi ganda digunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui secara sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen (X1), (X2), (X3) ….(Xn) mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

commit to user 1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum data dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan beberapa uji prasyarat statistik yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari sampel yang normal. Sudjana (1992:291) berpendapat cukup mudah dimengerti kiranya bahwa asumsi normalitas perlu dicek keberlakuannya agar langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan. dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors (Sudjana, 1992:466). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan x1, x2 …, xn dijadikan bilangan baku zi,z2,...,zndengan menggunakan rumus :

Zi = S

X Xi

Keterangan :

Xi = Nilai yang dimiliki tiap sampel X = Rata-rata

S = Simpangan baku

2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z zi)

commit to user

3) Selanjutnya dihitung proporsi zi,z2,...,znyang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (zi)

Maka S (Zi) = suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Untuk uji linieritas regresi dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis varians dari Sudjana (1992:322) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

commit to user 2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi masing-masing prediktor terhadap kriterium dan menghitung korelasi ganda antara prediktor dan kriterium. Adapun penghitungan dalam pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. Menghitung Koefisien Korelasi Masing-Masing Prediktor

Dilakukan untuk mengetahui apakah ada keterkaitan antar variabel bebas dalam penelitian. Analisis yang digunakan untuk menguji independensi digunakan analisis product moment dari Sudjana (1992:369) sebagai berikut:

rxy =

commit to user b. Menghitung Korelasi Ganda

Dalam menghitung koefisien korelasi ganda antara prediktor dan kriterium menggunakan analisis regresi tiga prediktor. Adapun hal-hal yang akan dicari antara lain:

1) Menghitung Regresi

Dalam menghitung regresi menggunakan analisis regresi tiga prediktor dari Sutrisno Hadi (1982:33-46). Adapun hal-hal yang dicari antara lain adalah:

= a1X1 + a2X2 + a3X3 + K

Keterangan:

= Estimasi Y X1 = Prediktor 1 X2 = Prediktor 2 X3 = Prediktor 3

a1 = Bilangan koefisien prediktor 1 a2 = Bilangan koefisien prediktor 2 a3 = Bilangan koefisien prediktor 3 K = Nilai angka konstanta

commit to user 2) Mencari koefisien korelasi tiga prediktor

Rumus koefisien korelasi tiga prediktor dari Sutrisno Hadi (1982:21) sebagai berikut:

R(1, 2, 3) = koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium Y = kriterium

∑ x1Y = jumlah produk skor deviasi antara prediktor 1 dengan kriterium

∑ x2Y = jumlah produk skor deviasi antara prediktor 2 dengan kriterium

∑ x3Y = jumlah produk skor deviasi antara prediktor 3 dengan kriterium

a1 =bilangan kofisien prediktor 1 a2 = bilangan kofisien prediktor 2 a3 = bilangan kofisien prediktor 3 3) Melakukan uji signifikasi regresi

Dalam melakukan uji signifikansi tersebut degan menggunakan rumus dari Sutrisno Hadi (1982:32) sebagai berikut:

commit to user

F

reg

=

Keterangan :

Freg = Harga F garis regresi RKreg = Rata-rata kuadrat regresi RKres = Rata-rata kuadrat residu

4) Mencari kontribusi masing-masing prediktor

Untuk mencari seberapa besar kontribusi variabel tiap-tiap prediktor menggunakan rumus sebagai berikut :

a) Sumbangan Relatif

(1) Prediktor X1 = SR % = (2) Prediktor X2 = SR % = (3) Prediktor X3 = SR % =

b) Sumbangan Efektif X1, X2, X3 terhadap Y dengan rumus:

(1) SE % X1 = SR % X1. R2 (2) SE % X2 = SR % X2. R2 (3) SE % X3 = SR % X3. R2

commit to user Keterangan :

SR % = sumbangan relatif dalam persen SE % = Sumbangan efektif dalam persen JKreg = Jumlah kuadrat regresi

Y = Kriterium

∑ x1Y = Jumlah produk skor deviasi antara predikator 1 dengan kriterium

∑ x2Y = Jumlah produk skor deviasi antara predikator 2 dengan kriterium

∑ x3Y = Jumlah produk skor deviasi antara predikator 3 dengan kriterium

a1 =Bilangan kofisien prediktor 1 a2 = Bilangan kofisien prediktor 2 a3 = Bilangan kofisien prediktor 3

R = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor

commit to user 130 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengumpulan data dari masing-masing variabel penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas yaitu: panjang tungkai, kekuatan otot tungkai, volume oksigen maksimal dan satu variabel terikat yaitu prestasi olahraga selam. Data yang diperoleh dari tiap-tiap variabel tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran.

Adapun rangkuman deskripsi data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Tes Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Volume Oksigen Maksimal dan Prestasi Olahraga Selam

Variabel N Mean SD Max Min

Panjang Tungkai 14 82,714 6,821 92 72

Kekuatan otot tungkai 14 91,071 7,000 105 80

Volume oksigen maksimal 14 39,386 3,212 43,9 35 Prestasi olahraga selam 14 0,789 0,102 0,95 0,65

commit to user 1. Data Panjang Tungkai (X1)

Data panjang tungkai (X1) merupakan skor yang didapat dari pengukuran panjang tungkai. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh skor tertinggi sebesar 92, dan terendah sebesar 72. Mean sebesar 82,714, Simpangan baku (standar deviasi/SD) sebesar 6,821.

2. Data Kekuatan Otot Tungkai

Data kekuatan otot tungkai (X2) merupakan skor yang didapat dari pengukuran kekuatan otot tungkai dengan Leg Dynamometer. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh skor tertinggi sebesar 105, dan terendah sebesar 80.

Mean sebesar 91,071, Simpangan baku (standar deviasi/SD) sebesar 7,000.

3. Data Volume Oksigen Maksimal

Data volume oksigen maksimal (X3) merupakan skor yang didapat dari pengukuran Volume oksigen maksimal dengan MFT. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh skor tertinggi sebesar 43,9, dan terendah sebesar 35. Mean sebesar 39,386, Simpangan baku (standar deviasi/SD) sebesar 3,212.

4. Data Pretasi Olahraga Selam

Data prestasi olahraga selam (Y) merupakan skor yang didapat dari pengukuran Volume oksigen maksimal dengan MFT. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh skor tertinggi sebesar 0,95, dan terendah sebesar 0,65. Mean sebesar 0,789, Simpangan baku (standar deviasi/SD) sebesar 0,102.

commit to user B. Uji Prasyarat Analisis

1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors.

Adapun hasil uji normalitas yang dilakukan pada hasil tes panjang tungkai (X1), kekuatan otot tungkai (X2), volume oksigen maksimal (X3) dan prestasi olahraga selam (Y) dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Normalitas Panjang Tungkai

Dari penghitungan data diperoleh mean sebesar 82,714, Simpangan baku (standar deviasi/SD) 6,821. L hitung sebesar 0,1854 dengan n sebesar 14 dan taraf signifikasi 5%, nilai L tabel sebesar 0,2270. Ternyata niliai L hitung lebih kecil dari L tabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima dan data termasuk berdistribusi normal

b. Normalitas Kekuatan Otot Tungkai

Dari penghitungan data diperoleh mean sebesar 91,071, Simpangan baku (standar deviasi/SD) 7,000. L hitung sebesar 0,1448 dengan n sebesar 14 dan taraf signifikasi 5%, nilai L tabel sebesar 0,2270. Ternyata niliai L hitung lebih kecil dari L tabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima dan data termasuk berdistribusi normal

c. Normalitas Volume Oksigen Maksimal

Dari penghitungan data diperoleh mean sebesar 39,386, Simpangan baku (standar deviasi/SD) 3,212. L hitung sebesar 0,1808 dengan n sebesar 14 dan taraf signifikasi 5%, nilai L tabel sebesar 0,2270. Ternyata niliai L hitung lebih kecil

commit to user

dari L tabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima dan data termasuk berdistribusi normal

d. Normalitas Prestasi Olahraga Selam

Dari penghitungan data diperoleh mean sebesar 0,789, Simpangan baku (standar deviasi/SD) 0,102. L hitung sebesar 0,1622 dengan n sebesar 14 dan taraf signifikasi 5%, nilai L tabel sebesar 0,2270. Ternyata niliai L hitung lebih kecil dari L tabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima dan data termasuk berdistribusi normal

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Variabel N Mean SD Lhitung Ltabel 5%

Panjang Tungkai 14 82,714 6,821 0,1854 0,2270

Kekuatan otot tungkai 14 91,071 7,000 0,1448 0,2270 Volume oksigen maksimal 14 39,386 3,212 0,1808 0,2270 Prestasi olahraga selam 14 0,789 0,102 0,1622 0,2270

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap variabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai Lhitung dari tiap-tiap variabel lebih kecil dari nilai L dalam tabel. Dengan demikian hipotesis nol masing-masing variabel diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data hasil tes panjang tungkai (X1), kekuatan otot tungkai (X2), volume oksigen maksimal (X3) dan prestasi olahraga selam (Y) tersebut termasuk berdistribusi normal.

commit to user 2 Uji Linieritas

Dalam bagian ini akan diuji apakah persamaan regresi sederhana Y atas X1, Y atas X2, dan Y atas X3, berarti dan linear atau tidak. Adapun rangkuman hasil uji linieritas tersebut sebagai berikut:

a. Persamaan regresi Y atas X1

Hasil analisis regresi Y atas X1 diperoleh persamaan regresi Y = 0,255 + 0,012 X1.

Gambar 30. Grafik Uji LinieritasY = 0,255 + 0,012 X1

Dari hasil penghitungan di atas diperoleh nilai t sebesar 5,38 dan p-value sebesar 0,000. Hal ini berarti persamaan regresi Y = 0,255 + 0,012 X1 bersifat linier. Sementara itu, dari hasil analisis variansi diperoleh F0 sebesar 28,90 dan p-value sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y = 0,255 + 0,012 X1 bersifat linier dan korelasinya signifikan.

commit to user b. Persamaan regresi Y atas X2

Hasil analisis Y atas X2 diperoleh persamaan regresi Y = 0,34 + 0,012 X2.

Gambar 31. Grafik Uji Linieritas Y = 0,34 + 0,012 X2

Dari hasil penghitungan di atas diperoleh nilai t sebesar 5,61 dan p-value sebesar 0,000. Hal ini berarti persamaan regresi Y = 0,34 + 0,012 X2 bersifat linier. Sementara itu, dari hasil analisis variansi diperoleh F0 sebesar 31,52 dan p-value sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y = 0,34 + 0,012 X2 bersifat linier dan korelasinya signifikan.

c. Persamaan regresi Y atas X3

Hasil analisis Y atas X3 diperoleh persamaan regresi Y = 0,36 + 0,029 X3. Hasil perhitungan dengan bantuan program statistik Minitab 16 adalah sebagai berikut :

commit to user

Gambar 32. Grafik Uji Linieritas Y = 0,36 + 0,029 X3

Dari hasil penghitungan di atas diperoleh nilai t sebesar 7,99 dan p-value sebesar 0,000. Hal ini berarti persamaan regresi Y = 0,36 + 0,029 X3 bersifat linier. Sementara itu, dari hasil analisis variansi diperoleh F0 sebesar 63,77 dan p-value sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y = 0,36 + 0,029 X3 bersifat linier dan korelasinya signifikan.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk menguji atau mengetahui apakah hipotesis nol (H0) yang diajukan pada taraf kepercayaan tertentu ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima, atau sebaliknya hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka hasil pengujian terhadap hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

commit to user

1. Hubungan antara Panjang Tungkai dengan Prestasi Olahraga Selam Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam. Dalam hal ini akan diuji hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara panjang tungkai dengann prestasi olahraga selam” melawan hipotesis alternatif (H1), yang menyatakan „ada hubungan positif antara panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam”.

Berdasarkan analisis korelasi antara panjang tungkai (X1) dengan prestasi olahraga selam (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,841. Dengan N =14, nilai r tabel 5% sebesar 0,497. Ternyata r hitung sebesar 0,841 lebih besar dari r tabel 5% sebesar 0,497. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara panjang tungkai (X1) dengan prestasi selam (Y).

Analisis regresi linier sederhana antara panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,012 dan konstanta 0,255. Bentuk hubungan antara panjang tungkai dengan pretasi olahraga selam digambarkan dengan persamaan regresi Y = 0,255 + 0,012 X1.

Dari analisis variansi diperoleh harga Fo sebesar 28,90, p-value = 0,000.

Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam. Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam” ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan “ada hubungan positif antara panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam” diterima.

commit to user

Sumbangan relatif panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam sebesar 36, 07%, sedangkan sumbangan efektif panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam sebesar 18, 12%. Yang artinya prestasi olahraga selam ditentukan oleh panjang tungkai dengan ketepatan garis regresi sebesar 18,12% dan kontribusi dari variabel bebas sebesar 36,07%. Semakin tinggi kontribusi panjang tungkai semakin baik prestasi olahraga selam.

2. Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Prestasi Olahraga Selam

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam. Dalam hal ini akan diuji hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam” melawan hipotesis alternatif (H1), yang menyatakan „ada hubungan positif antara antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam”.

Berdasarkan analisis korelasi antara kekuatan otot tungkai (X2) dengan prestasi olahraga selam (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,851.

Dengan N =14, nilai r tabel 5% sebesar 0,497. Ternyata r hitung sebesar 0,851 lebih besar dari r tabel 5% sebesar 0,497. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai (X2) dengan prestasi selam (Y).

Analisis regresi linier sederhana antara antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,012 dan konstanta 0,34. Bentuk hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan

commit to user

prestasi olahraga selam dapat digambarkan dengan persamaan regresi Y = 0,34 + 0,012 X2.

Dari analisis variansi diperoleh harga Fo sebesar 31,52, p-value = 0,000.

Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam. Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam” ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan “ada hubungan positif antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam” diterima.

Sumbangan relatif kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam sebesar 15, 27%, sedangkan sumbangan efektif panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam sebesar 7, 67%. Yang artinya prestasi olahraga selam ditentukan oleh kekuatan otot tungkai dengan ketepatan garis regresi sebesar 7,67% dan kontribusi dari variabel bebas sebesar 15,27%. Semakin tinggi kontribusi kekuatan otot tungkai semakin baik prestasi olahraga selam.

3. Hubungan antara Volume Oksigen Maksimal dengan Prestasi Olahraga Selam

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam. Dalam hal ini akan diuji hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam” melawan hipotesis alternatif (H1), yang menyatakan „ada hubungan positif antara volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam”.

commit to user

Berdasarkan analisis korelasi antara volume oksigen maksimal (X3) dengan prestasi olahraga selam (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,928.

Dengan N =14, nilai r tabel 5% sebesar 0,497. Ternyata r hitung sebesar 0,928 lebih besar dari r tabel 5% sebesar 0,497. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara volume oksigen maksimal (X3) dengan prestasi selam (Y).

Analisis regresi linier sederhana antara volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,029 dan konstanta 0,36. Bentuk hubungan antara volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam dapat digambarkan dengan persamaan regresi Y = 0,36 + 0,029 X3.

Dari analisis variansi diperoleh harga Fo sebesar 63,77, p-value = 0,000.

Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam. Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam” ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan “ada hubungan positif antara volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam” diterima.

Sumbangan relatif kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam sebesar 48, 66%, sedangkan sumbangan efektif panjang tungkai dengan prestasi olahraga selam sebesar 24, 45%. Yang artinya prestasi olahraga selam ditentukan oleh volume oksigen maksimal dengan ketepatan garis regresi sebesar 24,45%

commit to user

dan kontribusi dari variabel bebas sebesar 48,66%.semakin tinggi volume oksigen maksimal semakin baik prestasi olahraga selam.

4. Hubungan antara Panjang Tungkai dan Kekuatan Otot Tungkai secara bersama-sama dengan Prestasi Olahraga Selam

Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam. Dalam hal ini akan diuji hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sam dengan prestasi olahraga selam”

melawan hipotesis alternatif (H1), yang menyatakan “ada hubungan positif antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam”.

Berdasarkan analisis korelasi antara panjang tungkai (X1) dan kekuatan otot tungkai (X2) dengan prestasi olahraga selam (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,878. Dengan N =14, nilai r tabel 5% sebesar 0,497.

Ternyata r hitung sebesar 0,878 lebih besar dari r tabel 5% sebesar 0,497. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara volume oksigen maksimal (X3) dengan prestasi selam (Y).

Analisis regresi ganda antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,0062 untuk panjang tungkai, 0,0071 untuk motivasi kerja dan konstanta 0,388. Bentuk hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot

commit to user

tungkai secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam dapat digambarkan dengan persamaan regresi Y = 0,388 + 0,00630 X1 + 0,00720 X2

. Dari analisis variansi diperoleh harga Fo sebesar 18,55, p-value = 0,000.

Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam. Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan

“tidak ada hubungan positif antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam” ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan “ada hubungan positif antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam”

diterima.

Sumbangan relatif panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam sebesar 82,47%, sedangkan sumbangan efektif panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan prestasi olahraga selam sebesar 41,24%. Yang artinya prestasi olahraga selam ditentukan oleh panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan ketepatan garis regresi sebesar 41,24% dan kontribusi dari variabel bebas sebesar 82,47%. Semakin tinggi panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai semakin baik prestasi olahraga selam.

5. Hubungan antara Panjang Tungkai dan Volume Oksigen Maksimal secara Bersama-sama dengan Prestasi Olahraga Selam

Hipotesis kelima yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara panjang tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam. Dalam hal ini akan diuji hipotesis nol (H0)

commit to user

yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara panjang tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam” melawan hipotesis alternatif (H1), yang menyatakan “ada hubungan positif antara panjang tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam”.

Berdasarkan analisis korelasi antara panjang tungkai (X1) dan volume oksigen maksimal (X3) dengan prestasi olahraga selam (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,863. Dengan N = 14, nilai r tabel 5% = 0,497. Ternyata r hitung sebesar 0,863 lebih besar r tabel 5% sebesar 0,497. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara antara panjang tungkai (X1) dan volume oksigen maksimal (X3) dengan prestasi olahraga selam (Y).

Analisis regresi ganda antara panjang tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,0020 untuk panjang tungkai, 0,025 untuk volume oksigen maksimal dan konstanta 0,38. Bentuk hubungan antara panjang tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam dapat digambarkan dengan persamaan regresi Y = 0,381 + 0,00203 X1 + 0,0254 X3

Dari analisis variansi diperoleh harga Fo sebesar 30,12, p-value = 0,000.

Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara panjang tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam. Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara panjang tungkai dan volume

commit to user

oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam” ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan “ada hubungan positif antara panjang tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam” diterima.

Sumbangan relatif panjang tungkai dan volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam sebesar 15, 93%, sedangkan sumbangan efektif panjang tungkai dan volume oksigen maksimal dengan prestasi olahraga selam sebesar 7,96%. Yang artinya prestasi olahraga selam ditentukan oleh panjang tungkai dan volume oksigen maksimal dengan ketepatan garis regresi sebesar 7,96% dan kontribusi dari variabel bebas sebesar 15,93%. Semakin tinggi panjang tungkai dan volume oksigen maksimal semakin baik prestasi olahraga selam.

6. Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai dan Volume Oksigen Maksimal secara Bersama-sama dengan Prestasi Olahraga Selam

Hipotesis keenam yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam. Dalam hal ini akan diuji hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam” melawan hipotesis alternatif (H1), yang menyatakan “ada hubungan positif antara antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam”.

Berdasarkan analisis korelasi antara kekuatan otot tungkai (X2) dan volume oksigen maksimal (X3) dengan prestasi olahraga selam (Y), diperoleh

commit to user

koefisien korelasi sebesar 0,929. Dengan N = 14, nilai r tabel 5% = 0,497.

Ternyata r hitung sebesar 0,929 lebih besar r tabel 5% sebesar 0,497. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara antara kekuatan otot tungkai (X2) dan volume oksigen maksimal (X3)dengan prestasi olahraga selam (Y).

Analisis regresi ganda antara antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,0023 untuk kekuatan otot tungkai, 0,0247 untuk volume oksigen maksimal, konstanta 0,397. Bentuk hubungan antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam dapat digambarkan dengan persamaan regresi Y = 0,397 + 0,00233X2 + 0,0247X3

Dari analisis variansi diperoleh harga Fo sebesar 30,40 p-value = 0,000.

Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam. Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam” ditolak,

Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam. Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal secara bersama-sama dengan prestasi olahraga selam” ditolak,