• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Abdul Gani *)









rang substitusi (komplementer) serta kita sadar bahwa kebutuhan air yang layak berpengaruh terhadap derajat kesehatan. Namun demikian, anehnya di negeri ini sektor air minum secara faktual masih kalah dengan sektor lainnya.

Hal mendasar yang perlu dilakukan oleh semua pihak yaitu bagaimana men- ciptakan wacana dan persepsi yang sa- ma bahwa peran pemenuhan kebutuh- an air minum, merupakan tanggung ja- wab bersama antara unsur pemerintah (pusat/daerah), unit/badan penyeleng- gara dan partisipasi komponen masya- rakat sesuai dengan fungsi dan tang- gung jawabnya secara proporsional.

Secara pragmatis, perlu pemahaman yang konkrit terhadap peran, tanggung jawab dan komitmen, misalnya secara sederhana perlu pemahaman hal beri- kut :

Kondisi Aktual PDAM

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai penyelenggara utama pelayanan air minum di daerah selain mengemban misi sosial juga mengem- ban misi komersial di samping berfung-

si sebagai pengatur dan penentu kebi- jakan dan sebagai operator.

Secara yuridis formal keberadaan PDAM saat ini merupakan perpanjang- an tangan pemerintah daerah yang di- berikan otoritas kepada Direksi PDAM untuk menyelenggarakan fungsi pela- yanan air minum guna memenuhi kebu- tuhan masyarakat. Bentuk susunan or- ganisasi PDAM berdasarkan Surat Ke- putusan Bersama Mendagri dan Men- teri Pekerjaan Umum Nomor 28/KPTS- /1984, bahwa kedudukan PDAM adalah sebagai alat kelengkapan otonomi dae- rah dan diselenggarakan atas dasar eko- nomi perusahaan yang berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan masya- rakat. Dalam pengelolaannya dipimpin oleh Direksi di bawah pengawasan sua- tu Badan Pengawas (Bab II-Pasal 2).

Permasalahan umum yang dihadapi dalam pengelolaan PDAM, saat ini an- tara lain:

Kondisi keuangan yang masih belum sehat, yang berdampak pada kesulit- an pembayaran utang jatuh tempo Tarif air yang rendah, mengakibatkan ketidakseimbangan antara pendapat- an yang diterima dan pengeluaran,

selanjutnya mengganggu kinerja ope- rasional pelayanan.

Kehilangan air yang cukup tinggi, mengakibatkan berkurangnya pelu- ang pendapatan.

Cakupan pelayanan rendah, karena tidak dapat mengalokasikan biaya investasi

Rasio produktivitas karyawan rendah. Tingkat efisiensi penerimaan tagihan rekening air rendah, yang berakibat terganggunya arus kas perusahaan (cash flow)

Materi Lokakarya Pola Tindak Peningkatan Kinerja PDAM, Puslitbang Kimpraswil 2003

Selain permasalahan umum terse- but, ada beberapa kondisi aktual yang terjadi pasca pemberlakuan kebijakan OTDA, misalnya: i) adanya pemekaran wilayah, sehingga PDAM harus terpi- sah, ii) konflik kepentingan air baku an- tar daerah dan atau institusi

Tantangan

Dengan mengetahui permasalahan yang dihadapi PDAM secara aktual dan tantangan yang dihadapi di masa depan maka langkah/strategi yang perlu diru- muskan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Tantangan yang akan dihadapi PDAM di masa depan, antara lain :

Aktualisasi dan implementasi Good Corporate Governance (GCG), dalam pengelolaan PDAM

Jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan PDAM (dampak PP No. 16/ 2005, tentang SPAM)

Persaingan dalam pemanfaatan sum- ber daya air minum

Kebebasan akses informasi dan transparansi informasi pelayanan

Rencana Strategis

Berdasarkan identifikasi perma- salahan aktual dan tantangan yang akan dihadapi PDAM masa depan, maka strategi yang dilakukan sebaiknya ber- fokus pada pengembangan kapasitas (capacity building) untuk mencapai PDAM yang mandiri, profesional dan

WAWA S A N

U

NSUR

/ K

OMPONEN Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah (termasuk unsur DPRD) Badan Penyelenggara (PDAM) Masyarakat / LSM

P

ERAN

/ F

UNGSI Menciptakan peraturan/ke- tentuan sistem penyediaan air minum seacara nasional

Mempedomani peraturan/ke- tentuan pusat untuk, mencip- takan PERDA

Menyelenggarakan kegiatan pelayanan air minum sesuai dengan sisdur dan ketentuan yang ditetapkan

Ikut mendungkung dan meng- awasi implementasi sektor air minum

T

ANGGUNG

J

AWAB

Koordinasi, sinkronisasi dan memfasilitasi implementasi kebijakan sektor air minum

Mengatur dan mengawasi im- plementasi sektor air minum sesuai kebutuhan daerah dan tidak bertentangan dengan kebijakan nasional Pemenuhan kebutuhan pela- yanan air minum bagi masya- rakat sesuai dg standar yang disyaratkan

Mentaati peraturan dan ke- tentuan yang berkaitan de- ngan sistem pengelolaan air minum

K

OMITMEN

Hanya sebagi fasili- tator, supervisor, bukan operator

Berfungsi sebagai regulator, supervi- sor dan bukan oper- ator

Berfungsi sebagai operator yg mandi- ri, profesional dan akuntabel Partisipasi aktif pro- gram pengembang- an air minum         

memenuhi aspek transparansi dan akuntabilitas. Secara sederhana konsep rencana strategis yang prioritas untuk dilakukan baik oleh pemerintah, penye- lenggara maupun peran unsur masyara- kat, antara lain :

a. Penguatan Aspek Institusi Redefinisi dan restrukturisasi badan hukum PDAM menjadi PT (persero- da).

Tindakan strategis yang harus dilakukan pemerintah adalah segera mengesahkan RUU BUMD menjadi undang-undang agar landasan yuridis formal tentang status PDAM semakin jelas dan pasti

Dukungan legal formal tentang do- kumen kebijakan rencana pengem- bangan air minum di daerah, yang di- tuangkan dalam bentuk PERDA. Kejelasan dan kepastian hukum ten- tang mekanisme kerja dan hubungan struktural antara PDAM, Pemilik, Ba- dan Pengawas dan unsur legislatif (implementasi konsep GCG)

b. Aspek Kinerja Keuangan Adanya perubahan kebijakan manaje- men sumber daya keuangan yang ber- fokus pada optimalisasi pendapatan (Cost Based On Revenue). Maknanya setiap aktivitas operasional per- usahaan berbasis Cost and Benefit. Perlu dibentuk standar (kisaran nor- mal) struktur tarif air minimum re- gional. Format standar tarif air ber- dasarkan studi kelompok sejenis ber- dasarkan karakteristik masing-ma- sing PDAM dengan model Full Cost Recovery

Sistem penyesuaian tarif air minum berdasarkan besaran inflasi dan seba- iknya tercantum dalam dokumen cor- porate plan

c. Sistem dan Organisasi

Tersedia SOP di lingkungan kerja internal PDAM, sebagai langkah stra- tegis pelaksanaan kegiatan operasio- nal sesuai dengan fungsi dan tang- gung jawab di setiap unit kerja

Terdapat sistem pelaporan manaje- men berbasis kinerja, suatu bentuk laporan atas kegiatan manajemen PDAM berdasarkan pencapaian hasil yang dapat diukur, dibandingkan dan berorientasi pada kebutuhan infor- masi stakeholder.

Bentuk struktur organisasi PDAM yang mampu memenuhi tuntutan lingkungan saat dan masa depan cen- derung menggunakan model yang fungsional dan horizontal (tidak lagi struktural)

d. Aspek Pengembangan SDM Tersedia dokumen rencana strategis sistem pembinaan dan pengembang- an pegawai

Memiliki SOP Rekrutmen Direksi dan Karyawan

Mulai menerapkan sistem penilaian prestasi kerja berdasarkan hasil

Kesimpulan

Untuk mewujudkan perspektif PDAM masa depan yang mandiri, pro- fesional, transparan dan akuntabel dibutuhkan upaya strategis yang meli- batkan unsur pemerintah, masyarakat dan jajaran PDAM sendiri, dengan dilandasi kesamaan persepsi, tindakan dan ditindaklanjuti dengan komitmen yang kongkrit. Model pendekatan kom- prehensif "capacity building" meru- pakan rencana tindakan yang strategis untuk mengembangkan PDAM yang semakin profesional dalam menja- lankan visi dan misi yang lebih realistis dengan tuntutan lingkungan dan kebu- tuhan stakeholder. „

*) Tim Leader Studi Pemberdayaan PDAM Berbasis Penguatan Stakeholder dan Tim Benchmarking PERPAMSI

WAWA S A N

           

Model pendekatan

komprehensif "capacity building"

Dokumen terkait