Matriks RPL Kegiatan Rencana Pembangunan Tambang Batu Gamping, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat
TAHAP OPERASIONAL 1 Penurunan
kualitas
TSP, CO, SO2 dan
Mobilisasi alat berat
1. Pemasangan penghalang di
1. Kendaraan 2. Workshop
1. Sebelum beroperasi
1. Telah dilakukan
Berdasarkan hasil analisis
1. Pengambilan sampel kualitas
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan udara
Ambient
NO2 kendaraan
dipantau dengan pengamatan visual 2. Perawatan
kendaraan dipantai dari surat KIR 3. Penyiraman jalan
dipantau dengan pengamatan visual 4. Debu (TSP) dan
gas udara Ambient (SO₂ dan NO₂).
Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.
3. Jalur yang dilewati kendaraan (kampung maruni RT 4)
kendaraan 2. 1 bulan
sekali 3. 2 kali
dalam sehari
2. Kendaraan telah di KIR 3. Penyiraman
jalan telah dilakukan 4. Telah
dilakukan sampling udara
Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
udara dilakukan pada bulan Desember 2020 2. Hasil sampling
dianalisis di laboratorium PT.
Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
2 Kebisingan Tingkat kebisingan
Mobilisasi alat berat
1. Pekerjaan dipantau secara visual 2. Kecepatan
kendaraan dipantau dengan alat
pengukur kecapatan 3. Metode
pengumpulan data menggunakan cara
1. Jalur mobilisasi 2. Jalur
mobilisasi 3. Jalur
mobilisasi
2 kali sebulan Pengukuran tingkat kebisingan menggunaka n sound level meter
Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku
1. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada bulan
Desember 2020 2. Hasil
pengukuran
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan langsung
menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
mutu tingkat kebisingan sesuai Kep.
MENLH No. 48 Tahun 1996
dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor,
Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir) 3 Perubahan
kualitas iklim mikro
1. Kecepata n angin ≤ berkisar 7,0
Pembersihan Lahan
1. Luas lahan tambang batu gamping yang dibuka ≤ 2 ha/hari dipantau dengan visual 2. Jumlah biopori
dengan
diameter 10 cm, kedalaman 1 m 3. Penyemprotan
air secara rutin pada pagi, siang dan sore.
4. Mengukur indeks kenyamanan (suhu dan kelembaban) dengan menggunakan persamaan Niewolt (THI=0,8T (RH.T)/500)
1. Areal yang dibuka 2. Areal yang
telah dibuka 3. Di areal
yang sedang dibuka 4. Pada titik yang bebas hambatan 6. Di tempat
penampung an air hujan AWS
1. 1 kali / minggu pada tahap operasi pembersih an lahan 2. 1 kali/bulan
pada tahap operasi pembersih an lahan 3. 1 kali/
minggu pada tahap operasi pembersih an lahan 4. 1 kali/
bulan pada tahap operasi pembersih an lahan 5. 1 kali/
1. Areal tambang dibuka secara bertahap 2. Penyemprot
an dilakukan secara rutin
Kondisi iklim tidak
mengalami perubahan
1. Sampling dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di laboratorium PT.
Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan 5. Dengan
menggunakan AWS (automatic Weather
System) untuk mengukur kecepatan, arah angin,
danindeks kenyamanan 6. Mengukur ph
air hujan dengan ph meter atau kertas lakmus
bulan pada tahap operasi pembersih an lahan 6. 1 kali/
bulan pada tahap operasi pembersih an lahan
4 Peningkatan Laju Aliran Permukaan
Luapan Aliran permukaan
Pembersihan Lahan
1. Saat pembukaan lahan dibuat paritan atau toe dipantau secara visual
2. Untuk
pembersihan Blok III volume kolam pengendapan dilakukan dengan pengukuran secara langsung
3. Kapasitas Kolam pengendapan dipantau secara visual dan pengukuran langsung 4. Desain Kolam
1. Pada tapak lahan yang dibersihkan, yaitu di lokasi Penambang an Gamping 2. Di blok III 3. Dilokasi
kolam pengendap an
4. Dilokasi kolam pengendapa n
1. 1 kali / minggu pada tahap operasi reklamasi &
revegetasi 2. 1kali/bulan
pada tahap operasi reklamasi
&revegetas i
3. 1 kali/
minggu pada tahap operasi reklamasi &
revegetasi
1. Parit sudah dibuat 2. Kapasitas
kolam
pengendapan sesuai dengan yang dianjurkan 3. Kolam
penampung telah dibuat
Laju aliran permukaan tidak mengalami perubahan
Pemantauan dilakukan dilokasi pembukaan lahan tambang
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan penampungan
dipantau secara visual
4. 1 kali/
bulan pada tahap operasi reklamasi &
revegetasi 5 Peningkatan
Sedimentasi Sungai
TSS dan TDS
Pembersihan Lahan
1. Pembersihan lahan dipantau secara visual 2. Pembuatan
saluran drainase dan kolam penampungan dilakukan secara visual dan dihitung langsung
1. Lokasi
1. Dilakukan 1 kali sebelum pembersih an lahan dilakukan
1. Pembersiha n lahan dilakukan secara bertahap 2. Drinase dan
kolam penampunga n telah dibuat
Hasil analisis kualitas air sungai masih dibawah baku mutu kualitas air sungai kelas I dan II sesuai PP RI. No. 82 Tahun 2001 (hasil analisis terlampir), peningkatan sedimentasi hanya terjadi pada saat musim hujan
Pemantauan dilakukan di sungai maruni
6 Penurunan Kualitas air sungai
(TDS, TSS dan ph)
Pembersihan lahan
1. Dimensi Settling pond dipantau secara visual 2. Pembuatan
drainase dipantau 3. Data kualitas air
sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di
Sungai Maruni
Setiap 6 bulan sekali pada tahap
konstruksi dan operasi
1. Settling pond berfungsi dengan baik 2. Sampling air
sungai sudah dilakukan
Hasil analisis kualitas air sungai masih dibawah Baku Mutu air kelas I pada PP RI.
No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan lapangan dan
analisis di laboratorium.
Pencemaran Air
Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir) 7 Erosi Tanah Massa
tanah dari erosi aktual (ton/ha/th)
Pengupasa n bahan penutup batu gamping
Petak pengamatan erosi ukuran 1x1 m2.
3 petak pengamatan masing-masing di Kiri dan kanan lereng pada blok
penambangan
Selama penambangan berlangsung, setiap 3 bulan terutama pada saat hujan.
Belum ada petakan pengamantan erosi
Belum Dilakukan
Pemantauan dilakukan pada blok yang sedang ditambang
8 Penurunan kualitas udara Ambient
Tidak melebihi baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP.
RI No. 41 Tahun 1999 (TSP, CO, SO2 dan NO2)
Pengupasan dan
penimbunan tanah pucuk
1. Perawatan
kendaraan dipantau dari surat KIR 2. Penyiraman jalan
dipantau dengan pengamatan visual 3. Debu (TSP) dan gas
udara Ambient (SO₂ dan NO₂).
Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.
1. Workshop 2. Areal
pemukiman terdekat (kampong urwong)
1. 1 bulan sekali 2. 2 kali
sehari pada jalan telah dilakukan 3. Telah
dilakukan sampling udara
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
1. Pengambilan sampel kualitas udara
dilakukan pada bulan
Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor,
Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
9 Peningkatan Tingkat Pengupasan 1. Pekerjaan 1. Lokasi 1 kali sebulan 1. Pengupasan Hasil 1. Pengukuran
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan kebisingan kebisingan dan
penimbunan tanah pucuk
pengupasan diawasi secara visual 2. Metode
pengumpulan data menggunakan cara langsung
menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
pengupasan dan
penimbunan tanah pucuk 2. Kampung
maruni RT 2 dan RT 3
dilakukan sesuai prosedur 2. Pengukuran
kebisingan menggunaka n sound level meter
pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
tingkat kebisingan dilakukan pada bulan
Desember 2020 2. Hasil
pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor,
Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir) 10 Penurunan
Kualitas air sungai
TDS dan TSS
Pengupasa n dan penimbunan tanah pucuk
1. Penempatan tanah pucuk pada daerah yang diperkirakan tidak berdampak erosi
2. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.
Sungai maruni
1 bulan sekali selama proses pengupasan dan
penimbunan tanah pucuk
Tanah pucuk ditempatkan di daerah yang sangat peka terhadap erosi
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan 11 Peningkatan
Sedimentasi laut
TSS, Sedimen Tersuspensi, D50
Pengupasa n dan penimbunan tanah pucuk
1. Analisis kandungan sedimen tersuspensi
(menggunakan alat :Sedimen trap) 2. Analisis sedimen
dasar (analisis Lab).
3. Pengukuran besaran transport sedimen (model transpor sedimen)
Perairan pantai maruni dan muara sungai
Setiap 3 bulan sekali selama tahap Pengupasa n dan penimbunan tanah pucuk
Analisis kandungan sedimen tersuspensi dilakukan di laboratorium Produktifitas dan kualitas Perairan Universitas Hasanuddin Makassar
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut
1. Pengambilan sampel kualitas air laut
dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir) 12 Peningkatan
Sedimentasi Sungai
TSS dan sedimentasi maksimal 10 % dari rona awal
Penggalian Pembongka ran
1. Pengukuran TSS dilakukan dengan cara uji
laboratorium 2. Peritan dan kolam
pengendapan dipantau dengan pengamatan dan pengukuran langsung
3. Pemantauan pada desain kolam pnegendapan dipantau secara visual
1. Sungai Werbedey 2. Lokasi
Paritan dan Kolam Penampunga n
3. Kolam pengendapan
1. 1 kali
Analisis kandungan sedimen tersuspensi dilakukan di laboratorium Produktifitas dan kualitas Perairan Universitas Hasanuddin Makassar
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan 13 Perubahan
Imbuhan air tanah
Imbuhan air tanah
Penggalian/
Pembongkar an Batu Gamping
1. Pembuatan sumur-sumur /kolam-kolam
resapan.dipantau dengan visual dan pengukuran langsung
2. Kemiringan lereng dipantau secara visual
1. Di sumur-sumur resapan 2. Di areal
penambang an batu gamping
1. 1 kali
Pengalian dan pembongkaran dilakukan sesuai yang dianjurkan
Tidak terjadi perubahan imbuhan air tanah
Pemantauan dilakukan diareal tambang
14 Getaran Kerusakan rumah penduduk
Penggalian/
Pembongka ran Batu Gamping
1. Peledakan bisa dipantau melalui pengamatan langsung 2. Penanganan
bahan peledak harus sesuai aturan dipantau dengan cara visual.
3. Dibuat bufferzone (zona penyangga) antara pemukiman penduduk dan lokasi
penambangan dipantau secara langsung
1. Di lokasi penambang an
2. Digudang penyimpana n bahan peledak 3. Di lokasi
Proses peledakan dilakukan sesuai dengan yang dianjurkan
Tidak terjadi kerusakan akibat peledakan
Pemantauan dilakukan di lokasi
penambangan dan permukiman penduduk
15 Penurunan kualitas udara Ambient
TSP, CO, SO2 dan NO2
Penggalian dan
pembongkar an batu
1. Jarak penggalian dan pembongkaran dengan peledakan lebih besar dari
Kampung urwong dan kampung misapmesy
Sebulan sekali
1. Jarak pengggalian sesuai dengan
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan
1. Pengambilan sampel kualitas udara
dilakukan pada
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan gamping radius 600 meter
dari pemukiman dipantau secara visual
2. Penyiraman lahan yang berpotensi menghasilkan debu dipantai secara visual
3. Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.
Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
yang dianjurkan 2. Penyiraman
telah dilakukan 3. Sampling udara telah dilakukan
hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada
dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
bulan Desember 2020 2. Hasil
pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
16 Tingkat kebisingan
Kebisingan Penggalian dan
pembongkar an batu gamping
1. Kegiatan Penggalian dan pembongkaran dipantau secara visual
2. Jarak lokasi
Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud
Sebulan sekali
Pengukuran kebisingan menggunakan Sound Lavel Meter
Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat
1. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan penggalian dan
pembongkaran dipantau secara visual
3. Metode
pengumpulan data menggunakan cara langsung
menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT.
Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
17 Penurunan Kualitas air sungai
TDS dan TSS
Penggalian dan pembongka ran batu gamping
1. Pembuatan settlingpond dipantau secara visual
2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual
3. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.
Air sungai Maruni
6 bulan sekali 1. Settling pond berfungsi dengan baik 2. Sampling
air sungai sudah dilakukan
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
18 Penurunan kualitas air laut
TSS, DO dan ph
Pengoperas ian fasilitas tambang
1. Pembuatan settlingpond dipantau secara visual
Air laut yang berdekatan dengan muara sungai maruni
Satu kali sebulan pada saat
pengoperasia
1. Settling pond berfungsi dengan baik
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan
1. Pengambilan sampel kualitas air laut
dilakukan pada
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan 2. Pembuatan drainasi
dipantau secara visual
3. Data kualitas air laut di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.
n fasilitas tambang
2. Sampling air laut sudah dilakukan
hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir) 19 Peningkatan
Sedimentasi laut
TSS, Sedimen Tersuspensi , D50
Penggalian/
pembongka ran batu gamping
1. Analisis kandungan sedimen tersuspensi
(menggunakan alat : Sedimen trap) 2. Analisis sedimen
dasar (analisis Lab).
3. Pengukuran besaran transport sedimen (model transpor sedimen)
Perairan pantai maruni dan muara sungai
Setiap 3 bulan sekali selama tahap Penggalian/
pembongkar an batu gamping
Analisis kandungan sedimen tersuspensi dilakukan di laboratorium Kesehatan Makassar yang sudah terakreditasi
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
Pemantauan dilakukan di pantai maruni
20 Penurunan kualitas udara Ambient gamping ke crushing plant
1. Pelindung coveyor belt dipantau secara visual
1. Data yang diperlukan untuk kajian
Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud
Sebulan Sekali
1. Pelindung coveyor belt telah dibuat 2. Sampling
kualitas udara telah
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari
1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada bulan Desember 2020 2. Hasil
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan 2. Data kualitas udara
Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.
dilakukan kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor,
Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
21 Tingkat Kebisingan
Kebisingan Pengangkut an batu gamping ke crushing plant
1. Perawatan conveyor belt secara rutin dipantai secara visual
2. Metode
pengumpulan data menggunakan cara langsung
menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud
Sebulan sekali
1. Conveyor belt berfungsi dengan baik 2. Pengukuran kebisingan menggunak an sound level meter
Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
1. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT.
Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir) 22 Penurunan
kualitas udara Ambient
Udara debu (TSP), SO₂ dan NO₂.
Peremukan batu gamping
1. Pembuatan kubah penutup crushing plant dipantau secara visual 2. Data yang
diperlukan untuk
Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud
2 kali setahun 1. Crushing palnt ditutup saat proses peremukan berlangsung 2. Sampling
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua
1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada bulan Desember 2020 2. Hasil
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan kajian perubahan
kualitas udara adalah data parameter kualitas udara Ambient yaitu debu (TSP) dan gas udara Ambient (SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.
Pengambilan debu (TSP) dilakukan dengan metode filtrasi, dimana debu di tahan pada permukaan filter dengan porositas tertentu.
kualitas udara telah dilakukan
parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor,
Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
23 Penurunan Kualitas air sungai
TSS,TDS dan DO
Pengoperas ian fasilitas tambang
1. Pembuatan settling pond dipantau secara visual 2. Pembuatan drainasi
dipantau secara visual
3. Data kualitas air
Sungai Maruni Satu kali sebulan pada saat
pengoperasian fasilitas tambang
1. Settling pond berfungsi dengan baik 2. Sampling
air sungai
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan
Desember 2020
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan sungai di wilayah
studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium
sudah dilakukan
sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir) 24 Penurunan
kualitas air laut
TDS dan pH Pengoperas ian fasilitas tambang
1. Pembuatan settlingpond dipantau secara visual
2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual
3. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium
Air laut yang berdekatan dengan muara sungai
6 bulan sekali
1. Settling pond berfungsi dengan baik 2. Sampling air
laut sudah dilakukan
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hanpir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
1. Pengambilan sampel kualitas air laut
dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir) 25 Perubahan
kualitas iklim mikro
1. Kecepatan angin ≤ 8.7
Reklamasi dan
Revegetasi
1. Luas lahan yang di reklamasi &
reklamasi tambang batu gamping ≥ 1 ha/hari dipantau
1. Areal yang ditanam 2. Areal yang
telah ditanam 3. Di areal
yang
1. 1 kali / minggu pada tahap operasi reklamasi
&
revegetasi
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi perubahan iklim
No
dilakukan Jenis
Dampak
Indikator/
Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan
Frekwensi Pelaksanaan Hasil pemantauan
Keterangan Pemantauan berkisar
7,0
dengan visual 2. Jumlahbiopori
dengan
diameter 10 cm, kedalaman 1 m sebanyak 4 buah per Ha 3. Penyemprotan
air secara rutin pada pagi, siang dan sore.
4. Mengukur indeks kenyamanan
4. Mengukur indeks kenyamanan