• Tidak ada hasil yang ditemukan

orang membentuk empat komisi DPRD

Lembaga Kepolisian Nasional

dengan 75 orang membentuk empat komisi DPRD

Provinsi yang beranggotakan lebih dari 75 orang membentuk lima komisi;

2) DPRD Kabupaten/Kota yang beranggotakan 20 orang

sampai dengan 35 orang membentuk tiga komisi.

DPRD Kabupaten/Kota yang beranggotakan lebih dari

35 orang membentuk empat komisi.

3. Istilah-istilah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah disamping istilah- istilah yang sudah disebutkan dari uraian di atas, ada beberapa istilah-istilah lain yang sering digunakan untuk memperjelas tentang Pemerintahan Daerah itu sendiri, antara lain seperti:

a. Otonomi daerah, adalah hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat memuat prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Sistem Negara Republik Indonesia.

c. Desentralisasi, adalah penyerahan wewenang pemerintahan

oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Dekonsentrasi, adalah pelimpahan wewenang pemerintahan

oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

e. Tugas Pembantuan, adalah penugasan dari Pemerintah kepada

daerah dan/atau desa, dari Pemerintah provinsi kepada Kabupaten/Kota dan/atau desa, serta dari pemerintah Kabupaten/ Kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

f. Desa atau yang disingkat dengan nama lain, selanjutnya

disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan

asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain hal-hal yang telah dikemukakan di atas tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004, dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dikenal pula adanya daerah-daerah otonomi khusus yang masing-masing diatur dengan peraturan perundang-undangan tersendiri, seperti DKI diatur dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 1999; Daerah Istimewa Yogyakarta diatur dengan UU No.44 Tahun 1999, Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diatur dengan UU No. 18 Tahun 2001 dan Otonomi Khusus, Papua yang diatur dengan UU No.21 Tahun 2001.

1) Aparatur Perekonomian Negara

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa aparatur pemerintah pengertiannya mencakup perusahaan milik negara, dan perusahaan milik daerah selaku aparatur perekonomian negara. Dengan demikian aparatur perekonomian negara mencakup: a. Perusahaan Negara (PN) atau Badan Usaha Milik

Negara (BUMN);

b. Perusahaan Daerah (PD) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BUMN saat ini diatur dengan UU No.19 Tahun 2003. BUMN yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari

kekayaan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam Sistem Perekonomian Nasional,

disamping usaha swasta dan koperasi. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN, Swasta dan Koperasi melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi.

Dalam sistem perekonomian nasional BUMN ikut berperan menghasilkan barang dan/atau jasa yang dipasarkan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.

Peran BUMN dirasakan semakin penting sebagai pelopor dan/ atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati usaha swasta. Disamping itu, BUMN juga mempunyai peran strategis sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang

kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi.

BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaan

negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen dan hasil privatisasi.

1) Maksud dan Tujuan Pendirian BUMN

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 UU No.19 Tahun 2003, maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah:

a) Memberikan sumbangan bagi perkembangan per- ekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;

b) Mengejar keuntungan;

c) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa pengen- dalian barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; d) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum

dapat diselesaikan oleh sektor swasta dan koperasi; e) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada

pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.

2) Organ BUMN

Organ BUMN adalah Direksi. Selaku organ BUMN, Direksi ditugasi melakukan pengawasan tunduk pada semua peraturan yang berlaku terhadap BUMN dan tetap berpegang pada penerapan prinsip-prinsip good corporate governance yang meliputi: a) Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan

proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan;

b) Kemandirian, yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

c) Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ sehingga pengolahan perusahaan terlaksana secara efektif;

d) Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian didalam pengolahan perusahaan terhadap peraturan perundang- undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; e) Kewajaran, yaitu kesesuaian didalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Sedangkan pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas.

3) Jenis BUMN

BUMN terdiri dari : Perusahan Perseroan (Persero) dan Perusahaan Umum (Perum).

a) Perusahaan Perseroan (Persero) adalah BUMN yang

berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam

saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima

puluh satu persen). Sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan;

Perusahaan Perseroan Terbuka yang selanjutnya

disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal

dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum

yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Terhadap Persero berlaku segala ketentuan dan prinsip- prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam UU No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan terbatas.

Maksud dan Tujuan Pendirian Persero adalah ¾ menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi

dan berdaya saing kuat;

¾ Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.

Organ Persero adalah : Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS), Direksi, dan Komisaris.

b) Perusahaan Umum (Perum) adalah BUMN yang seluruh

modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan.

Maksud dan Tujuan pendirian Perum adalah untuk

kemanfaatan umum berupa pengendalian barang dan/atau jasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan yang sehat.

Organ Perum adalah : Menteri, Direksi, dan Dewan

Pengawas.

c) Badan Usaha Milik Daerah

Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004; Pasal 177 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan

Peraturan Daerah yang berpedoman pada peraturan

perundang-undangan.

Perusahaan Daerah dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 5/1992 tentang Perusahaan Daerah dan yang dimaksud adalah semua perusahaan yang modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang- undang. Perusahaan Daerah didirikan dengan Peraturan

Daerah. Pembinaan umum terhadap Perusahaan Daerah

dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri.

Agar pengelolaan Perusahaan Daerah dapat diselenggara- kan secara efisien, efektif dan produktif, sehingga benar- benar dapat menunjang perwujudan Otonomi seluas- luasnya, maka sambil menunggu berlakunya undang-undang yang baru tentang Perusahaan Daerah, sudah diterbitkan instruksi Menteri Dalam negeri No. 5 Tahun 1990 tentang Perubahan Bentuk Badan Usaha Milik Daerah kedalam dua bentuk, yaitu Perumda dan Perseroda.

1) Perumda (Perusahaan Umum Daerah-Publik Corporation/Service).

Didirikan dengan maksud, tujuan dan sifat usahanya adalah mengutamakan penyelenggaraan pelayanan umum (publik service) disamping mencari keuntungan sebagai sumber pendapatan asli daerah, dengan tetap berpegang teguh pada: (1) syarat-syarat efisiensi dan efektivitas, (2) prinsip-prinsip ekonomi perusahaan dan (3) pelayanan yang baik pada masyarakat.

2) Perseroda (Perusahaan Perseroan Daerah).

Maksud dan tujuan usaha Perseroda adalah untuk memupuk keuntungan dalam arti baik pelayanan dan pembinaan organisasinya harus secara efektif dan efisien dengan orientasi bisnis.

J. Latihan/Diskusi

1. Tugas pokok aparatur pemerintah adalah menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan. Jelaskan maksud pernyataan ini.

2. Apa saja fungsi-fungsi yang umumnya dimiliki oleh Departemen? Mengapa seperti itu?

3. Sebutkan fungsi Menteri Koordinator dan Menteri Negara? Mengapa seperti itu?

4. Bagaimana pendapat saudara dengan banyaknya muncul lembaga-lembaga ekstra struktural seperti Komisi, Badan, dan lain-lain dalam penyelenggaraan pemerintahan negara kita? 5. Penyelenggaraan pemerintahan daerah terakhir diatur

berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sebutkan apa yang dimaksud dengan pemerintah

BAB V

Dokumen terkait