• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Koordinasi dalam Sistem Pemerintahan Indonesia

KOORDINASI DAN HUBUNGAN KERJA

D. Pelaksanaan Koordinasi dalam Sistem Pemerintahan Indonesia

1. Sidang Kabinet

Sidang Kabinet adalah suatu forum koordinasi tertinggi yang dipimpin langsung oleh Presiden. Sidang Kabinet itu ada dua macam:

a. Sidang Kabinet Paripurna yaitu Sidang Kabinet lengkap yang dihadiri oleh seluruh anggota Kabinet dan pejabat-pejabat lain yang dianggap perlu oleh Presiden.

b. Sidang Kabinet Terbatas yaitu Sidang Kabinet yang dihadiri oleh Menteri-menteri tertentu sesuai dengan bidang yang akan

dibahas. Sidang Kabinet ini dihadiri pula oleh pejabat lainnya yang bukan Menteri yang ditunjuk oleh Presiden.

2. Rapat di Lingkungan Menteri Koordinator

Oleh karena Menteri-menteri yang harus dikoordinasikan oleh Presiden jumlahnya banyak, dengan beranekaragam per- masalahan, maka Presiden mengangkat Menteri Koordinator, seperti dalam Kabinet Indonesia bersatu sekarang ini ada Menteri Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan, Menko Perekonomian, dan Menko Kesejahteraan Rakyat. Rapat-rapat Menteri Koordinator sesuai dengan bidangnya dipimpin oleh Menko yang bersangkutan dengan dihadiri oleh Menteri dan pejabat-pejabat lain bukan Menteri yang tugasnya berkaitan erat dengan bidang permasalahan yang sedang dibahas. Hasil rapat-rapat Menteri Koordinator yang dipimpin oleh Menteri Koordinator ini dilaporkan kepada Presiden.

3. Koordinasi antara Departemen/Instansi Pemerintah

Tingkat Pusat

Dilaksanakan antara Departemen/Instansi Pemerintah Tingkat Pusat yang satu dengan Departemen/Instansi Pemerintah Tingkat Pusat lainnya, yang dalam pelaksanaannya dapat terjadi baik tanpa wadah tertentu, maupun dengan menggunakan suatu wadah seperti Rapat Koordinasi Sektor-sektor, Panitia-panitia Antar-Departemen dan lain-lain.

Pola koordinasi tersebut berlaku pula untuk koordinasi antara suatu satuan organisasi dalam suatu Departemen/Instansi Pemerintah Tingkat Pusat dengan satuan organisasi Departemen/ Instansi Pemerintah Tingkat Pusat lainnya.

Peningkatan koordinasi tersebut merupakan suatu keharusan dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

4. Koordinasi Pemerintah Pusat dengan Perwakilan RI Luar Negeri Untuk melaksanakan kebijakan hubungan Luar Negeri antara lain dibentuk perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di Luar Negeri yang pembinaannya dilakukan oleh Departemen Luar Negeri. Sebagai wakil dari Pemerintah Republik Indonesia, perwakilan- perwakilan di luar negeri itu mempunyai hubungan fungsional dengan instansi-instansi Pemerintah Tingkat Pusat. Jika dipandang perlu instansi-instansi tersebut dapat mempunyai Atase didalam Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri di Negara-negara tertentu sesuai dengan kebutuhan, seperti Atase Kebudayaan, Atase Pertahanan, setelah berkonsultasi dengan Departemen Luar Negeri. Dalam pelaksanaan tugasnya di Luar Negeri, para Atase tersebut dikoordinasikan oleh Kepala Perwakilan RI setempat.

5. Koordinasi Tingkat Pusat mengenai Pemerintahan Daerah a. Selaku aparatur pusat yang secara fungsional membantu Presiden dalam urusan-urusan daerah pada umumnya, Menteri Dalam Negeri:

b. Secara fungsional horizontal mengkoordinasikan departemen dan instansi tingkat pusat lainnya sepanjang mengenai masalah-masalah umum di daerah.

c. Secara fungsional diagonal mengkoordinasikan propinsi, kabupaten dan kota.

d. Menteri/departemen dan instansi teknis melakukan koordinasi baik terhadap instansi pusat lainnya (koordinasi fungsional horizontal) maupun terhadap provinsi, kabupaten dan kota (koordinasi fungsional diagonal) sepanjang mengenai bidang tugas pokoknya.

6. Koordinasi di Tingkat Daerah

a. Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat melakukan koordinasi fungsional teritorial disamping terhadap instansi vertikal, juga terhadap Bupati dan Walikota.

b. Kepala Daerah, disamping mengkoordinasikan aparatur daerahnya sendiri (koordinasi hierarkis), berwenang pula secara operasional mengkoordinasikan instansi-instansi lain yang berada di daerahnya (koordinasi fungsional teritorial). 7. Koordinasi dan Hubungan Kerja

Koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua hal yang tidak identik, namun sulit untuk dibedakan secara tegas, apalagi dipisahkan. Untuk mengefektifkan koordinasi mutlak diperlukan adanya hubungan kerja, baik formal maupun informal.

Koordinasi selalu bersifat hubungan kerja, namun demikian, hubungan kerja tidak selalu bersifat koordinatif, karena hubungan kerja dapat pula bersifat konsultatif dan informatif saja.

E. Latihan/Diskusi

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat koordinasi? 2. Dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan koordinasi dapat

dibedakan atas koordinasi hierarkis (vertikal) dan koordinasi fungsional. Jelaskan tentang kedua koordinasi tersebut?

3. Jelaskan dengan ringkas apa saja yang tercakup dalam sarana dan mekanisme koordinasi?

4. Jelaskan keterkaitan antara koordinasi dan hubungan kerja? 5. Bagaimana pendapat Saudara tentang pelaksanaan koordinasi

antar instansi selama ini?

F. Rangkuman

Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan dan memperlancar pelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur pemerintah perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan untuk mencegah timbulnya tumpang tindih, perbenturan, kesimpang siuran dan atau kekacauan. Oleh karena itu koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintah harus dilakukan.

Koordinasi dalam pemerintahan pada hakikatnya merupakan upaya memadukan (mengintegrasikan), menyerasikan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang saling berkaitan beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran bersama.

Koordinasi perlu dilaksanakan mulai dari proses perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai kepada pengawasan dan pengendaliannya.

BAB VI

P E N U T U P

A. Simpulan

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) secara luas memiliki arti Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti sempit, SANRI adalah idiil Pancasila, Konstitusional - UUD 1945, Operasional RPJM Nasional serta kebijakan-kebijakan lainnya. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-faktor fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara diselenggarakan fungsi-fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 dengan amandemennya.

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari sistem Penyelenggaraan negara. Operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945 merupakan bagian yang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Agar pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan dan memperlancar pelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur pemerintah perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan untuk mencegah timbulnya tumpang tindih, pembenturan, kesimpangsiuran dan atau kekacauan, oleh karena itu koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintah harus dilakukan mulai dari proses perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai kepada pengawasan, dan pengendaliannya.

Dokumen terkait