• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORDER TANAH

Dalam dokumen KLASIFIKASI TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN (Halaman 76-84)

Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti kuliah mengenai order tanah dalamTaksonomi Tanah., 75 % mahasiswa mampu menjelaskan dan menetapkan order-order dari suatu profil tanah

Sasaran Belajar

1. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat pembeda masing-masing order tanah

2. Mahasiswa mampu menetapkan order Tanah dari suatu profil Tanah berdasarkan Kunci Taksonomi Tanah

Dalam mengklasifikasikan suatu tanah maka mula-mula tanah dianggap sebagai bagian dari populasi yang luas sehingga tanah diklasifikasikan terlebih dahulu ke dalam kategori tertinggi yaitu kedalam order tanah. Apabila telah diketahui order dari tanah tersebut maka selanjutnya diklasifikasikan ke dalam sub order, great group dan seterusnya.

Cara mengklasifikasikan tanah ke dalam masing-masing kategori tersebut dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat tanah yang dimiliki dengan kriteria-kriteria untuk berbagai taksa yang dalam Taksonomi Tanah telah disusun dalam bentuk ―kunci‖ yaitu Keys to Soil Taxonomy. Dalam kunci tersebut telah disusun untuk kategori order, sub order, great group dan sub group sedemikian rupa sehingga dalam membandingkan sifat-sifat tanah dengan kriteria-kriteria untuk taksa yang ditulis harus berurutan dan harus dimulai dari kriteria untuk taksa yang ditulis paling dulu. Apabila tanah tidak dapat diklasifikasikan ke dalam taksa yang disebut paling awal, bari dicoba untuk taksa yang kedua, ketiga dan seterusnya.

Dalam mengklasifikasikan tanah ke dalam kategori order mula-mula sifat-sifat tanah dibandingkan dengan kunci pertama yaitu untuk order Gelisol. Bila ternyata tidak dapat diklasifikasikan sebagai Gelisol, maka selanjutnya dibandingkan dengan kunci kedua yaitu untuk order Histosol. Apabila tanah tidak dapat diklasifikasikan juga ke dalam order Histosol, maka dicoba lagi ke order yang ketiga yaitu order Andisol dan seterusnya sampai ditemukan order yang sesuai.

Kunci Order Tanah A. Tanah-tanah yang :

1. Mempunyai permafrost sampai pada kedalaman 100 cm dari permukaan tanah, atau

2. Mempunyai material gelik (gelic material) sampai pada kedalaman 100 cm dari permukaan tanah dan permafrost sampai pada kedalaman 200 cm dari permukaan tanah.

GELISOL B. Tanah-tanah yang :

1. Mempunyai bahan tanah organik dari permukaan sampai salah satu kedalaman berikut :

a. Sampai kedalaman kontak litik atau paralitik bila kontak litik atau paralitik ditemukan pada kedalaman 10 cm atau kurang, asalkan ketebalan bahan tanah organik lebih dari dua kali ketebalan tanah mineral di atas kontak tersebut; atau

b. Sampai kedalaman berapa saja bila bahan tanah organik terdapat di atas bahan fragmental (kerikil, batu, kerakal) dan celah-celah diantaranya terisi oleh bahan organik, atau bahan fragmental tersebut terdapat di atas kontak litik atau paralitik; atau

2. Mempunyai bahan tanah organik yang batas atasnya terletak pada kedalaman ≤ 40 cm dari permukaan, dan

a. Mempunyai salah satu dari ketebalan berikut :

(1) 60 cm atau lebih bila tiga perempat atau lebih dari volume terdiri dari serat lumut atau kerapatan lindak lembab < 0,1 g/cc; atau

(2) 40 cm atau lebih bila

* bahan tanah organik jenuh air untuk jangka waktu lama (lebih dari 6 bulan) atau dikeringkan secara buatan; dan

* bahan tanah organik terdiri dari bahan saprik atau hemik atau terdiri dari bahan fibrik yang serat lumutnya kurang dari tiga perempat volume dan mempunyai kerapatan lindak ≥ 0,1 g/cc. dan

b. Mempunyai bahan tanah organik yang

(1) Tidak mempunyai lapisan tanah mineral setebal 40 cm yang terdapat di permukaan tanah ataupun batas atasnya pada kedalaman ≤ 40 cm dari permukaan; dan

(2) Tidak mempunyai lapisan-lapisan tanah mineral yang tebal komulatifnya 40 cm pada kedalaman < 80 cm.

HISTOSOL

C. Tanah lain yang mempunyai sifat andik di seluruh sub horison, baik tertimbun maupun tidak, yang ketebalan komulatifnya 35 cm atau lebih pada kedalaman 60 cm atau kurang dari permukaan tanah mineral atau dari batas lapisan organik yang memenuhi syarat sifat tanah andik (pilih yang lebih dangkal).

ANDISOL

D. Tanah-tanah lain yang tidak mempunyai epipedon plaggen, tetapi mempunyai : 1. Horison spodik yang batas atasnya pada kedalaman ≤ 2 m dari permukaan; atau

2. Horison plakik yang memenuhi semua persyaratan horison spodik kecuali ketebalan dan indeks akumulasi dan terletak di atas frangipan, di atas horison spodik, atau di atas horison albik yang terketak di atas frangipan.

SPODOSOL E. Tanah-tanah lain yang :

1. Mempunyai horison oksik yang batas atasnya pada kedalaman ≤ 150 cm dari permukaan dan tidak menunjukkan adanya kenaikan kandungan liat yang memenuhi syarat sebagai batas atas horison kandik pada kedalaman ≤ 150 cm dari permukaan; atau 2. Mempunyai 40 persen atau lebih liat pada 18 cm lapisan tanah permukaan, setelah dicampur, dan mempunyai baik horison oksik atau horison kandik yang jumlah mineral mudah lapuknya memenuhi syarat horison oksik, dan batas atasnya terletak pada kedalaman ≤ 150 cm.

OXISOL F. Tanah-tanah lain yang :

1. Tidak mempunyai kontak litik atau paralitik, horison petrokalsik, atau duripan pada kedalaman ≤ 50 cm dari permukaan;

2. Sesudah tanah sampai kedalaman 18 cm dicampur, misalnya oleh pengolahan, mengandung 30 persen atau lebih liat pada semua sub horison sampai pada kedalaman 50 cm atau lebih;

3. Dalam jangka waktu tertentu (hampir setiap tahun, kecuali bila tanah diairi atau diusahakan mempunyai retakan-retakan terbuka yang pada kedalamn 50 cm sekurang-kurangnya lebarnya satu sentimeter yang meluas sampai ke permukaan atau sampai ke dasar lapisan olah atau dasar kerak permukaan (surface crust); dan

4. Mempunyai salah satu dari sifat berikut : a.Gilgai.

b. Pada kedalaman antara 25 cm dan satu meter ditemukan bidang-bidang kilir yang masing-masing cukup dekat untuk saling berpotongan ; atau

c. Pada kedalaman antara 25 dan satu meter ditemukan agregat struktur alami berbentuk baji yang sumbu panjangnya membentuk sudut 10o sampai 60o dengan sumbu horisontal.

VERTISOL G. Tanah-tanah lain yang mempunyai epipedon okrik atau antrofik dan 1. Tidak mempunyai horison argilik atau natrik tetapi

a. Jenuh air pada kedalaman ≤ 1 m dari permukaan selama satu bulan atau lebih, dalam beberapa tahun dan mempunyai horison salik yang batas atasnya pada kedalaman ≤ 75 cm dari permukaan; atau

b. Mempunyai salah satu atau lebih horison-horison berikut : horison petrokalsik, kalsik, gipsik, petrogipsik, cambik atau duripan; dan mempunyai regim kelembaban aribik. 2. Mempunyai horison argilik atau natrik dan mempunyai

a. Regim kelembaban aridik; dan

b. Epipedon yang tidak masif dan keras atau sangat keras bila kering. ARIDISOL H. Tanah-tanah lain yang

1. Mempunyai regim temperatur mesik, isomesik atau lebih panas;

2. Dalam horison argilik tidak terdapat lidah-lidah bahan albik dengan ukuran vertikal 50 cm bila dalam fraksi 20 – 200 mikron terdapat mineral mudah lapuk > 10 persen; tetapi 3. Mempunyai salah dari gabungan sifat-sifat berikut :

a. Mempunyai horison argilik atau kandik tetapi tidak mempunyai fragipan dan mempunyai kejenuhan basa (berdasar jumlah kation) kurang dari 35 persen pada kedalaman :

- Bila horison argilik atau kandik pada beberapa bagian mempunyai hue 5 YR atau lebih kuning atau value warna lembab atau lebih, atau value warna kering lebih dari satu satuan lebih tinggi dari value lembab, maka pada kedalaman yang paling dangkal dari yang berikut :

(2) 1,8 m dari permukaan tanah; atau

(3) langsung di atas kontak litik atau paralitik;

- Bila horison argilik atau kandik berwarna lain apabila epipedon mempunyai kelas ukuran butir berpasir atau berpasir skeletal pada seluruh epipedon, maka pada kedalaman yang terdalam dari 1,25 m dari batas atas horison argilik; 1,8 m dari permukaan tanah, atau langsung di atas kontak litik atau paralitik jika kontak ini lebih dangkal; atau

b. M empunyai fragipan yang

- Memenuhi semua persyaratan horison argilik atau kandik, atau mempunyai selaput liat setebal lebih dari satu milimeter di beberapa bagian, atau berada di bawah horison argilik atau kandik; dan

- Mempunyai kejenuhan basa (berdasar jumlah kation) < 35 persen pada kedalaman 75 cm di bawah batas atas fragipan atau langsung di atas kontak litik atau paralitik bila kontak ini lebih dangkal.

ULTISOL I. Tanah-tanah yang :

1. Mempunyai salah satu sifat berikut : a. Epipedon molik; atau

b. Horison permukaan yang sesudah tanah dicampur sampai kedalaman 18 cm, memenuhi semua persyaratan epipedon molik kecuali ketebalan, dan disamping itu, 7,5 cm bagian atas subhorison yang termasuk dalam horison argilik, kandik atau natrik memenuhi semua persyaratan epipedon molik dalam hal warna, kadar karbon organik, kejenuhan basa, struktur, tetapi terpisah dari horison permukaan oleh horison albik; dan, kecuali itu

2. Mempunyai kejenuhan basa ≥ 50 persen (NH4OAc) pada kedalaman berikut :

a. Bila terdapat horiosn argilik, kandik atau natrik, dari baats atas horison tersebut sampai kedalaman 1,25 m di bawah batas itu, atau sampai kedalaman 1,8 m di bawah permukaan tanah, atau sampai kontak litik atau paralitik, yang manapun yang terdangkal; atau

b. Bila tidak terdapat horison argilik, kandik atau natrik, pada semua sub horison sampai kedalaman 1,8 m di bawah permukaan tanah atau sampai kontak litik atau paralitik, yang manapun yang terdangkal.

J. Tanah-tanah lain yang :

1. Mempunyai horison argilik, kandik atau natrik, tetapi tanpa fragipan; atau 2. Mempunyai fragipan yang

a. Berada di dalam atau di bawah horison argilik, kandik atau natrik; atau b. Memenuhi semua persyaratan horison argilik atau kandik; atau

c. Mempunyai selaput liat setebal lebih 1 mm pada beberapa bagian. ALFISOL K. Tanah-tanah lain yang :

1. Tidak mempunyai bahan sulfidik pada kedalaman ≤ 50 cm dari permukaan tanah mineral; dan

2. Pada kedalaman antara 20 dan 50 cm di bawah permukaan tanah mineral mempunyai nilai n = 0,7 atau kurang pada salah satu subhorison atau lebih, atau liat kurang 8 persen pada salah satu subhorison atau lebih; dan

3. Mempunyai salah satu atau lebih sifat berikut :

a. Mempunyai epipedon umbrik, molik, histik (mineral atau organik) atau plaggen; atau b. Horison kambik atau mempunyai regim kelembaban akuik dan permafrost; atau c. pada kedalaman ≤ 1 m dari permukaan ditemukan horison kalsik, petrokalsik, gipsik, petrogipsik, plakik atau duripan, atau

d. Fragipan atau horison oksik yang batas atasnya pada kedalaman antara 150 dan 2000 cm, atau

e. Horison sulfurik yang batas atasnya pada kedalaman ≤ 50 cm dari permukaan; atau f. Pada setengah atau lebih dari 50 cm teratas mempunyai SAR > 13 (atau kejenuhan Na > 15 persen) yang menurun dengan kedalaman di bawah 50 cm, dan pada kedalaman ≤ 1 m mempunyai air tanah selama bebrapa waktu setiap tahun bila tanah tidak membeku di bagian manapun.

INCEPTISOL L. Tanah-tanah lain yang

ENTISOL

Untuk kunci determinasi dari order ke sub-order, sub-ordo ke great group dan seterusnya dapat di baca pada Keys to Soil Taxonomy (1998) (Soil Surveys Staff, 1998).

Bahan diskusi :

1. Berapa ada order tanah

2. Tentukan order tanah di bawah ini

Pada suatu kawasan lahan kering di Kabupaten Tabanan ditemukan pedon tanah yang berkembang dari batuan volkanik dengan vegetasi : albisia, cengkeh dan pisang. Kawasan ini memiliki regim kelembaban udik dengan suhu tanah rata-rata tahunan 26,5 o C (beda suhu terpanas dan terdingin < 5 o C). Adapun deskripsi profil dan analisis laboratorium tanah tersebut sebagai berikut :

Deskripsi profil tanah :

Ap—0-26 cm , coklat gelap (10 YR 3/3), lempung; struktur gumpal agak membulat, sangat kasar, cukup; agak lekat, agak plastis; pori-pori mikro banyak, meso dan makro sedikit; akar mikro cukup, meso dan makro sedikit; reaksi tanah agak masam; batas jelas dan rata.

Bw1—26- 42 cm , coklat gelap kekuningan (10 YR 4/3), lempung; struktur gumpal agak membulat, kasar, cukup; agak lekat, agak plastis; pori-pori mikro banyak, meso dan makro sedikit; akar mikro cukup, meso dan makro sedikit; reaksi tanah agak masam; batas jelas dan rata.

R-- > 42 cm, batuan volkanik yang keras. Hasil analisis laboratorium :

Horis on Tekstur pH BO (%) KTK me/100g tanah KB (%) Pasir (%) Debu (%)

Liat (%) Klas tekstur

Ap 27,30 47,89 24,81 lempung 5,99 2,50 24,02 78,94

Bw1 27,13 47,71 24,16 Lempung 6,12 2,45 25,90 80,10

Latihan terstruktur :

Mahasiwa melakukan praktikum penentuan order tanah berdasarkan sifat-sifat tanah yang dimiliki dan kriteria yang tertera dalam Kuni Taksonomi Tanah.

Tugas mandiri :

Mahasiswa menentukan sendiri beberapa order tanah dari beberapa data yang didapat di internet.

Balai Penelitian Tanah. 2004. Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah. Puslittanak Bogor. Buol, S.W; F.D. Hole, and R.J. Mc.Cracken. 1980. Soil Genesis and Classification. The IOWA State University Press, ames.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. CV. Akademika Pressindo, Jakarta.

Lopullisa, C. 2004. Tanah-tanah Utama Dunia. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Soil Survey Staff,. 1998. Keys to Soil Taxonomy. USDA. SCS. Sixth Edition.

Sasaran Belajar

1. Setelah melakukan diskusi mahasiswa dapat memahami pengertian sumberdaya lahan

2. Setelah melakukan diskusi mahasiswa dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya degradasi lahan dan lingkungan.

3. Setelah dijelaskan dan diskusi, mahasiswa dapat menjelaskan permasalahan -permasalahan dalam penggunaan lahan

4. Setelah melakukan diskusi, mahasiswa dapat memahami produktivitas lahan. 5. Setelah dijelaskan dan diskusi, mahasiswa dapat memahami pengertian lahan marginal dan lahan kritis.

6. Setelah melakukan diskusi, mahasiswa dapat menjelaskan sebab-sebab kerusakan lingkungan.

Dalam dokumen KLASIFIKASI TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN (Halaman 76-84)

Dokumen terkait