• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

E. Perencanaan Pajak

Perencanaan pajak merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisiensikan jumlah pajak yang akan ditransfer ke

pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (tax avoidance) dan bukan penyelundupan pajak (tax evasion) yang merupakan tindak pidana fiskal yang tidak dapat ditoleransi.

1. Strategi Perencanaan Pajak

Menurut Suandy (2016: 135), penghematan pajak menganut prinsip the least and latest, yaitu membayar dalam jumlah seminimal mungkin dan pada waktu

terakhir yang masih diizinkan oleh undang-undang dan peraturan perpajakan.

Strategi mengefisienkan beban dalam upaya penghematan pajak dari berbagai literatur dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Mengambil keuntungan dari bentuk badan hukum. Bentuk perseorangan, firma, dan kongsi merupakan bentuk badan hukum yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan perseroan terbatas yang pemegang saham perseorangan atau badan kurang dari 25% sehingga pajak atas perseroan dikenakan dua kali. Pengenaan pajak yang dikenakan dua kali terhadap perseroan terjadi pada saat penghasilan diperoleh oleh pihak perseroan dan pada saat perseroan membagikan dividen kepada pemegang saham perseorangan atau badan yang memiliki saham kurang dari 25%.

b. Mengambil keuntungan sebesar‐besarnya atau semaksimal mungkin dari berbagai pengecualian, potongan atau pengurangan atas penghasilan kena pajak yang diperbolehkan oleh undang‐undang.

c. Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uang atau natura dan kenikmatan (fringe Benefit) dapat sebagai salah satu pilihan untuk menghindari lapisan tarif maksimum (shift to lower bracket). Karena pada dasarnya pemberian dalam bentuk natura dan kenikmatan (fringe benefit) dapat dikurangkan sebagai biaya oleh pemberi kerja sepanjang pemberian tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan yang dikenakan pajak bagi pegawai yang menerimanya.

d. Pemilihan metode penilaian persediaan. Ada dua metode penilaian yang dizinkan oleh peraturan perpajakan, yaitu metode rata‐rata (average) dan metode masuk pertama keluar pertama (first in first out). Dalam kondisi perekonomian yang cenderung mengalami inflasi, metode rata‐rata (average) akan menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi dibanding dengan metode masuk pertama keluar pertama (first in first out). Harga pokok penjualan (HPP) yang lebih tinggi akan mengakibatkan laba kotor menjadi lebih kecil.

e. Untuk pendanaan aktiva tetap dapat mempertimbangkan sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) di samping pembelian langsung karena jangka waktu leasing umumnya lebih pendek dari umur aktiva dan pembayaran leasing dapat dibiayakan seluruhnya. Dengan demikian, aktiva tersebut dapat dibiayakan lebih cepat dibandingkan melalui penyusutan jika pembelian dilakukan secara langsung.

f. Melalui pemilihan metode penyusutan yang diperbolehkan peraturan perpajakan yang berlaku. Jika perusahaan mempunyai prediksi laba yang cukup besar maka dapat dipakai metode penyusutan yang dipercepat (saldo menurun) sehingga atas biaya penyusutan tersebut dapat mengurangi laba kena pajak dan sebaliknya jika diperkirakan pada awal tahun investasi belum bisa memberikan keuntungan atau timbul kerugian maka pilihannya adalah menggunakan metode penyusutan yang memberikan biaya yang lebih kecil (garis lurus) supaya biaya penyusutan dapat ditunda untuk tahun berikutnya.

g. Menghindari dari pengenaan pajak dengan cara mengarahkan pada transaksi yang bukan objek pajak.

h. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan, untuk ini wajib pajak harus jeli untuk memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang dapat dikreditkan.

i. Penundaan pembayaran kewajiban pajak dapat dilakukan dengan cara melakukan pembayaran pada saat mendekati tanggal jatuh tempo. Khusus untuk menunda pembayaran PPN dapat dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak sampai batas waktu yang diperkenankan khususnya atas penjualan kredit. Perusahaan dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan penyerahan barang.

j. Menghindari pemeriksaan pajak, pemeriksaan pajak oleh Direktorat jenderal pajak dilakukan terhadap wajib pajak yang:

1) SPT lebih bayar 2) SPT rugi

3) Tidak memasukkan SPT atau terlambat memasukkan SPT 4) Terdapat informasi pelanggaran

5) Memenuhi kriteria tertentu yang ditetapkan oleh Dirjen pajak 6) Menghindari lebih bayar dapat dilakukan dengan cara:

a) Mengajukan pengurangan pembayaran lumpsum (angsuran masa) PPh pasal 25 ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang bersangkutan, apabila diperkirakan dalam tahun pajak berjalan akan terjadi kelebihan pembayaran pajak.

b) Mengajukan permohonan pembebasan PPh Pasal 22 impor apabila perusahaan melakukan impor.

k. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara menguasai peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Prinsip Taxable dan Deductible

Menurut Zain (2007: 75), prinsip Taxable dan Deductible pada umumnya mengubah biaya yang tidak boleh dikurangkan menjadi biaya yang boleh dikurangkan atau sebaliknya mengubah penghasilan yang merupakan objek pajak menjadi penghasilan yang bukan objek pajak dengan konsekuensi terjadinya perubahan pajak terutang akibat pengubahan tersebut. Taxable

biasanya ditujukan untuk pengenaan pajak atas penghasilan yang diperoleh orang atau badan tanpa melihat dari mana penghasilan tersebut diperoleh (sumber penghasilan), sedangkan Deductible merupakan biaya yang diakui oleh pajak, biasanya ditujukan kepada beban/biaya yang menurut ketentuan menjadi pengurang penghasilan Bruto sebagaimana diatur Undang-undang Pajak Penghasilan Pasal 6. Dalam hal ini WP Badan harus mempertimbangkan mana yang lebih menguntungkan, apakah jumlah pajak terutang menjadi lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan jumlah pajak terutang akibat koreksi fiskal apabila tidak dilakukan pengubahan tersebut.

3. Langkah-langkah dalam Perencanaan Pajak

Dalam rangka melakukan perencanaan pajak menurut Sumarsan (2013: 129), langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak Badan untuk menyusun perencanaan pajak bagi perusahaannya.

a. Memahami dan menerapkan peraturan dan perundang-undangan perpajakan. Jenis-jenis peraturan perpajakan adalah Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, Peraturan Dirjen Pajak, dan Surat Edaran Dirjen Pajak. Dengan mengetahui peraturan dan perundang-undangan perpajakan makan WP Badan dapat mengoptimalkan fasilitas perpajakan yang ada. WP Badan harus dapat mengoptimalkan penerapan kegiatan operasional perusahaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan.

b. Hasil yang ingin dicapai setelah melakukan perencanaan pajak, sebagai berikut.

1) Wajib Pajak melakukan efisiensi pembayaran pajak yang masih dalam ruang lingkup peraturan dan perundang-undangan perpajakan.

2) Wajib Pajak menerapkan seluruh peraturan dan perundang-undangan perpajakan sehingga terhindar dari pengenaan sanksi-sanksi, baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana.

3) Wajib Pajak yang menggunakan jasa angkut laut atau udara, wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 15.

4) Wajib Pajak dalam membayar gaji karyawan atau penggunaan jasa tenaga ahli (dokter, konsultan atau pengacara), maka harus melakukan pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21.

5) Wajib Pajak yang dalam melakukan pembelian, baik pembelian barang jadi atau pembelian bahan baku, harus memotong atau memungut Pajak Penghasilan Pasal 22.

6) Wajib Pajak yang menjalankan kegiatan operasional usahanya harus memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa yang digunakan perusahaan, seperti jasa iklan, jasa promosi, dan penggunaan aktiva modal (royalti, sewa mobil, peminjaman uang dari nonbank, dan lainnya).

7) Wajib Pajak wajib memotong atau memungut Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) jika perusahaan memberikan hadiah undian kepada

pemenang, pembayaran kepada pemberi jasa konstruksi, pembayaran sewa tanah dan/atau bangunan dan pembayaran dividen kepada para pemegang saham.

c. Menganalisis komponen-komponen yang berbeda pengakuannya antara komersial dan fiskal. Kemudian menyusun laporan keuangan fiskal yang telah dilakukan koreksi dari laporan keuangan komersial.

d. Menerapkan teknik transformasi, yaitu melakukan transformasi beban yang tidak dapat mengurangi (non-deductible expenses) penghasilan menjadi beban yang dapat mengurangi (deductible expenses).

e. Membayar pajak yang terutang dengan tepat waktu untuk menghindari adanya sanksi keterlambatan dari kantor pajak.

f. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) ke Kantor Pajak tepat waktu sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku untuk menghindari adanya pemeriksaan pajak.

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif (penggambaran).

Menurut Umar (2013: 81) penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Desain penelitian deskriptif ini berfokus pada penjelasan sistematis terkait fakta yang diperoleh saat melakukan penelitian di CV Arti Bumi Intaran terkait dengan penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pajak (tax planning) yang dapat dilakukan oleh CV Arti Bumi Intaran sehingga WP Badan dapat membayar pajak penghasilan yang terutang menjadi lebih rendah.

Penelitian dengan menggunakan desain penelitian deskriptif ini juga memerlukan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa Laporan Laba Rugi, Daftar Aktiva Tetap beserta tahun dan harga perolehannya, data tambahan yang diperoleh selama penulis melakukan penelitian di CV Arti Bumi Intaran yang berkaitan dengan pembayaran pajak yang dapat dijadikan beban dan dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan bruto seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Meterai (BM), Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Data kualitatif berupa hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan mengenai sejarah singkat dan struktur organisasi serta bagian keuangan terkait Daftar Aktiva Tetap

beserta tahun perolehan dan harga perolehan, Laporan Laba Rugi Tahun 2019, dan data tambahan yang dibutuhkan oleh penulis.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di CV Arti Bumi Intaran yang berlokasi Mangkuyudan MJ II/216 Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan pada Juni sampai Juli 2020.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu pihak-pihak yang ikut terlibat di dalam penelitian dan sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu pimpinan perusahaan yang bernama bapak Syaptaji Hadi Prawira, S.Pd.I dan bagian keuangan perusahaan yang bernama ibu Endang Murtiningsih, SE.

D. Data Penelitian

1. Gambaran umum WP Badan.

2. Daftar aktiva tetap beserta tahun perolehan dan harga perolehan.

3. Laporan Laba Rugi Tahun 2019.

4. SPT Tahun 2019.

5. Data tambahan seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Meterai (BM), Pajak Hotel dan Pajak Restoran.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu cara untuk melengkapi data yang diperlukan dengan cara melihat catatan-catatan yang ada atau dipublikasikan yang menyangkut data-data yang berhubungan dengan Daftar Aktiva Tetap beserta tahun perolehan

dan harga perolehan, Laporan Laba Rugi Tahun 2019, dan data tambahan yang dapat dijadikan beban dan dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan bruto seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Meterai (BM), Pajak Hotel dan Pajak Restoran.

2. Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan dan tanya jawab secara langsung kepada pimpinan perusahaan mengenai sejarah singkat dan struktur organisasi serta bagian keuangan terkait Daftar Aktiva Tetap beserta tahun perolehan dan harga perolehan, Laporan Laba Rugi Tahun 2019, dan data tambahan yang dapat dijadikan beban dan dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan bruto seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Meterai (BM), Pajak Hotel dan Pajak Restoran.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan menggunakan deskriptif kuantitatif. Teknik deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dengan menggunakan penghitungan angka. Langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data ini adalah:

1. Mendeskripsikan Laporan Laba Rugi yang berisikan pendapatan usaha, beban usaha dan laba sebelum pajak dalam satu tahun periode 1 Januari 2019 sampai dengan 30 Desember 2019 yang kemudian dijelaskan berdasarkan pos-pos yang ada dalam Laporan Laba Rugi Tahun 2019.

2. Mendeskripsikan Daftar Aktiva Tetap yang dimiliki oleh Wajib Pajak sesuai dengan tahun dan harga perolehan, kemudian menggolongkan Aktiva Tetap berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 /PMK.03 /2009 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan.

3. Mendeskripsikan data tambahan yang didapatkan oleh penulis selama melakukan penelitian di CV Arti Bumi Intaran yang berguna untuk membantu dalam perencanaan pajak (tax planning).

4. Melakukan Penghitungan Pajak Terutang berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008.

5. Melakukan Evaluasi terhadap penyesuaian fiskal dengan menggunakan Prinsip Taxable dan Deductible dimana Taxable merupakan suatu penghasilan yang

dapat dipajaki bagi yang menerimanya dan atas pengeluaran penghasilan tersebut menjadi biaya yang dapat dibebankan oleh pihak yang mengeluarkan penghasilan tersebut (Deductible).

6. Melakukan serangkaian penghitungan untuk menentukan penggunaan Metode Penyusutan Aktiva Tetap.

a. Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan Pasal 11 dengan menggunakan 2 metode penyusutan yaitu Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun.

b. Menghitung Pajak Penghasilan yang Terutang dengan Biaya Penyusutan menggunakan Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun.

c. Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap dengan Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun menggunakan Present Value.

d. Memilih Metode Penyusutan yang menghasilkan Pajak Penghasilan yang lebih rendah.

7. Melakukan Penghitungan Pajak Penghasilan terutang dengan menggunakan data tambahan yang didapatkan oleh Penulis selama melakukan penelitian di CV Arti Bumi Intaran.

8. Melakukan Penghitungan Pajak terutang keseluruhan dengan menerapkan perencanaan pajak (tax planning) yang meliputi penyesuaian fiskal dengan menggunakan Prinsip Taxable dan Deductible, pemilihan Metode Penyusutan yang menghasilkan Pajak Penghasilan terutang yang paling kecil, dan menambahkan data tambahan yang telah didapatkan penulis selama melakukan penelitian di CV Arti Bumi Intaran.

9. Berdasarkan hasil penghitungan Pajak Penghasilan terutang dengan menerapkan perencanaan pajak (tax planning) kemudian dibandingkan dengan Pajak Penghasilan terutang yang sebelumnya telah dihitung oleh penulis berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, selanjutnya penulis membuat kesimpulan. Kesimpulan dibuat untuk menjawab rumusan masalah bagaimana perencanaan pajak (tax planning) yang dapat dilakukan oleh WP Badan CV Arti Bumi Intaran tanpa melanggar peraturan yang ada.

44 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan

CV Arti Bumi Intaran merupakan badan usaha berbentuk Perseroan Komanditer (CV) yang berkedudukan di Kota Yogyakarta dan bergerak dalam bidang Penerbitan dan Percetakan. CV Arti Bumi Intaran pada awal berdirinya dikukuhkan dan disahkan di hadapan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Muchammad Agus Hanafi, SH pada tanggal 17 Maret 2003. Kemudian dalam perkembangannya, susunan kepengurusan CV Arti Bumi Intaran mengalami perubahan atau pergantian kepengurusan yang dikukuhkan dan disahkan di hadapan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Sri Soewanti Soeweno, SH pada tanggal 17 Oktober 2013.

Untuk mendukung operasional perusahaan, CV Arti Bumi Intaran memiliki identitas perusahaan yang pada praktek dan perkembangannya sebagai Logo dari perusahaan. Dengan berjalannya waktu, perusahaan mengalami perubahan serta perkembangan dari desain Logo yang digunakan sebagai identitas perusahaan.

Perubahan pada Logo seperti gambar dibawah ini:

Gambar 1. Logo Perusahaan Sumber: CV Arti Bumi Intaran

B. Bidang Usaha

CV Arti Bumi Intaran bergerak dalam bidang Penerbitan dan Percetakan buku.

Alasan dipilihnya bidang usaha ini adalah sebagai berikut.

1. Memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berpengalaman pada bidang Penerbitan dan Produksi Percetakan

2. Memiliki jaringan pendukung sebagai modal potensial 3. Market yang sudah terbentuk

4. Jaringan bisnis dalam kelompok yang cukup luas dan mencakup banyak bidang jasa rekanan baik di Kantor Instansi Pemerintah maupun Swasta.

Lingkup pekerjaan dalam bidang Penerbitan dan percetakan adalah sebagai berikut.

1. Penerbitan

Penerbitan adalah awal dari usaha kerja dari CV Arti Bumi Intaran, dimana sampai saat ini terdapat ratusan judul buku yang sudah diterbitkan. Adapun spesifikasi hasil terbitan CV Arti Bumi Intaran dapat digolongkan sebagai berikut.

a. Buku Ilmiah b. Buku Sastra

c. Buku Panduan Pelajaran Anak Sekolah d. Buku Agamis (Bernuansa Islami) e. Buletin, Jurnal, dan Proceeding

Dalam bidang penerbitan buku, CV Arti Bumi Intaran juga memiliki imprint penerbitan diantaranya ARTI BUMI INTARAN, ARTILINE, SAJADAH PRESS, STAR BOOK, dan RIAK. Namun dalam perkembangannya semua penerbitan buku sampai saat ini kebanyakan menggunakan nama ARTI BUMI INTARAN saja.

2. Percetakan

Lingkup pekerjaan yang dijalankan dalam bidang ini terfokus pada jasa percetakan berbagai macam produk cetak sejenis buku, majalah, jurnal, katalog, agenda, dan lain sebagainya. Percetakan meliputi:

a. Cetakan Full Color/Separasi b. Cetakan Monochrome/BW c. Cetakan Blangko Kantor

d. Cetakan Souvenir dan Accessoris C. Struktur Organisasi

Gambar 2. Struktur Organisasi Sumber: CV Arti Bumi Intaran

Penjabaran tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasi pada CV Arti Bumi Intaran adalah sebagai berikut.

1. Komisaris

a. Bertanggung jawab penuh atas kelangsungan hidup perusahaan.

b. Bertugas sebagai pengawas untuk seluruh kegiatan operasional perusahaan.

c. Bertugas dalam memutuskan kebijakan dalam perusahaan serta melakukan pemecahan masalah bersama-sama dengan bawahannya.

2. Direksi

a. Bertanggung jawab secara langsung kepada komisaris atas seluruh kegiatan operasional perusahaan dan memastikan seluruh fungsi bagian dibawahnya berjalan dengan baik.

b. Bertugas membantu komisaris dalam mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan.

3. Keuangan

a. Bertanggung jawab dalam mengelola seluruh transaksi keuangan dalam perusahaan serta menjaga kelancaran kegiatan operasional yang berhubungan dengan masalah keuangan.

b. Bertugas untuk mencatat aliran kas, membuat laporan keuangan, dan menghitung pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

4. Unit Produksi

a. Bertanggung jawab untuk segala bidang usaha yaitu penerbitan maupun percetakan, dan memastikan semua produksi dalam perusahaan berjalan dengan lancar.

b. Bertugas mengawasi fungsi bagian dibawahnya yaitu operator, grafis atau editor, dan staff finishing, agar semuanya berjalan sesuai fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing.

5. Unit Bahan dan Sirkulasi

a. Bertanggung jawab dalam menyediakan persediaan barang-barang yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, serta memastikan semua sirkulasi barang berjalan dengan lancar.

b. Bertugas dalam mengawasi fungsi dibawahnya yaitu staff bagian unit bahan serta sub teknisi dan sarana.

6. Unit Pemasaran

a. Bertanggung jawab dalam menjaga hubungan kerjasama dengan pelanggan agar berjalan dengan baik, serta bertanggung jawab juga dalam menyampaikan atau menawarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan.

b. Bertugas dalam mengawasi staf bagian unit pemasaran.

D. Data Umum Perusahaan

CV Arti Bumi Intaran merupakan perusahaan berbadan usaha Perseroan Komanditer (CV), beralamat di Mangkuyudan MJ III/216 Yogyakarta. CV Arti Bumi Intaran juga memiliki website resmi yaitu http://artibumiintaran.net/ yang digunakan sebagai salah satu cara dalam mempromosikan produk dan jasa mereka.

Berikut adalah data umum perusahaan dari CV Arti Bumi Intaran.

1. Akte Pendirian Perusahaan Nomor : 04/2003 Tanggal : 17 Maret 2003

Notaris : Muchammad Agus Hanafi, SH 2. Akte Perusahaan (Perubahan)

Nomor : 15/2013

Tanggal : 17 Oktober 2013

Notaris : Sri Soewanti Soeweno, SH

3. Pengesahan Panitera pengadilan Negeri (PN) Kota Yogyakarta Hari/tanggal : Kamis, 01 Mei 2003

Nomor : 681/CV/KUM.01.01/VI/2003

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) & Perusahaan Kena Pajak (PKP) Nomor NPWP : 02.264.755.6-541.000

Tanggal Pengukuhan PKP : 10 Mei 2013

Nomor PKP : PEM-01739/WPJ.23/KP.0203/2013 5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil

Nomor : 184/12-05/PK/VIII/2014----5168/13 Tanggal : 25 Agustus 2014

6. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Nomor : 120535201601/5170/33 Tanggal : 25 Agustus 2014

7. Tanda Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Nomor : 087/DIY/2014

Tanggal : 01 Juli 2014

52 BAB V

ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

CV Arti Bumi Intaran sebagai Wajib Pajak Badan berusaha mematuhi kewajibannya dalam membayar pajak. Sebagai WP Badan yang berorientasi pada laba, tentunya WP Badan akan melakukan tindakan untuk memaksimalkan laba yang didapatkan. Wajib Pajak Badan akan berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena pajak merupakan beban yang pada akhirnya akan menurunkan laba setelah pajak. Oleh karena itu WP Badan membutuhkan perencanaan pajak atau tax planning yang tepat agar WP Badan dapat membayar pajak penghasilan menjadi

lebih rendah.

CV Arti Bumi Intaran dalam penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, peraturan ini mencabut peraturan pemerintah sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, yang mulai berlaku 1 Juli 2018.

Namun, pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk Koperasi,

Persekutuan Komanditer (CV), atau Firma. Setelah jangka waktu berakhir, Wajib Pajak Badan harus menggunakan skema normal yang mengacu pada Pasal 17 ayat (2a) atau Pasal 17 ayat (2b) dan Pasal 31E Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008.

Pada penelitian ini Penulis membuat Perencanaan Pajak (tax planning) menggunakan data Tahun 2019 kemudian menghitung Pajak Penghasilan terutang menggunakan tarif normal yang mengacu pada Pasal 17 ayat (2a) atau Pasal 17 ayat (2b) dan Pasal 31E Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008.

Penghitungan oleh Penulis ini bisa dijadikan sebagai contoh oleh Wajib Pajak dalam penghitungan Pajak Penghasilan terutang untuk periode Tahun Pajak berikutnya pada saat jangka waktu pengenaan Pajak Penghasilan bersifat final telah berakhir.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: Laporan Laba Rugi Komersial, Daftar Aktiva serta bulan dan tahun diperolehnya, serta data-data tambahan yang diperoleh selama penelitian. Data-data yang diperoleh secara lengkap disajikan sebagai berikut.

1. Laporan Laba Rugi 2019

Laporan Laba Rugi ini merupakan Laporan Laba Rugi Komersial yang disusun dengan mengacu pada prinsip akuntansi. Laporan ini berisikan pendapatan usaha, beban usaha dan laba sebelum pajak dalam satu tahun periode 1 Januari 2019 sampai dengan 30 Desember 2019.

Tabel 3. Laporan Laba Rugi Komersial Tahun 2019 (dalam Ribuan Rupiah)

Pendapatan Usaha:

Pendapatan dan Penjualan 765.605.460 Harga Pokok Penjualan 520.000.000

Laba Kotor 245.605.460

Beban Usaha:

Gaji Karyawan 70.500.000

Listrik/Telepon 65.044.914

Jasa Angkut 12.870.000

Biaya Paket 8.750.000

Biaya Pemeliharaan 6.800.000

Biaya Retribusi 180.000

Bahan Bakar Minyak 1.800.000

Sembako 3.200.000

Rumah Tangga Kantor 3.100.000

Jumlah 172.244.914

Laba Sebelum Pajak 73.360.546

Sumber: Laporan Keuangan CV Arti Bumi Intaran Tahun 2019

Penjelasan dari tiap-tiap pos dalam Laporan Laba Rugi CV Arti Bumi Intaran

Penjelasan dari tiap-tiap pos dalam Laporan Laba Rugi CV Arti Bumi Intaran

Dokumen terkait