• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Islam mengenai penyakit menular seksual

2. ANTIBIOTIK LAIN

7.8 Pandangan Islam mengenai penyakit menular seksual

Infeksi Menular seksual merupakan masalah kesehatan reprduksi yang sangat berbahaya. Kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai keadaan fisik, mental, sosial yang utuh dan aman dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi. Pengertian kesehatan reproduksi yang demikian luas, akan membawa berbagai persoalan yang luas pula. Ia antara lain menyangkut kesehatan alat-alat reproduksi perempuan pra produksi (masa remaja), ketika produksi (masa hamil dan

menyusui) dan pasca produksi (masa menopouse). Persoalan-persoalan lain yang acap tertinggal dalam kajian atasnya adalah tentang kehidupan seksual perempuan secara memuaskan dan aman, tidak dipaksa, hak-haknya untuk mengatur kelahiran, menentukan jumlah anak, hak-hak-haknya untuk mendapatkan perlakuan yang baik dari semua pihak baik dalam sektor domestik maupun publik, hak untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan yang benar dan lain-lain.

Istilah seksualitas sering disederhanakan pengertiannya hanya untuk hal-hal yang mengacu pada aktivitas biologis yang berhubungan dengan organ kelamin baik laki-laki maupun perempuan. Lebih dari sekedar soal hasrat tubuh biologis, seksualitas adalah sebuah eksistensi manusia yang mengandung di dalamnya aspek emosi, cinta, aktualisasi, ekspresi, perspektif dan orientasi atas tubuh yang lain. Dalam konteks ini seksualitas merupakan ruang kebudayaan manusia untuk mengekspresikan dirinya terhadap yang lain dengan arti yang sangat kompleks.

Di ruang social, perempuan terlarang tampil sendirian. Ia harus selalu dikontrol dan dibatasi. Ekspresi dan aktualisasi diri perempuan atas keinginan-keinginannya dan usahanya untuk memperoleh hak-hak seksualitasnya terlalu sering dianggap bertentangan dengan kepentingan-kepentingan laki-laki dan melawan hak-hak laki-laki atas mereka. Alasan utama dan paling sering diungkap adalah demi melindungi mereka. Perempuan dipandang sebagai makhluk Tuhan yang lemah secara fisik, lebih rendah secara intelektual dan menggoda secara seksual. Dalam perspektif ini, perempuan dianggap cenderung melakukan pelanggaran terhadap aturan social maupun agama. Norma social telah hafal bunyi sebuah hadits Sahih :“Aku tidak meninggalkan, sesudah aku tiada, sebuah “fitnah” yang membahayakan laki-laki, kecuali perempuan”. Dari sini kemudian pandangan mainstream mengatakan : “perempuan adalah sumber fitnah, sebuah kata yang dimaknai sebagai kekacauan, petaka social.

Situasi perempuan seperti di atas sesungguhnya telah menimbulkan kondisi eksistensi perempuan yang serius. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Hasil-hasil penelitian para ahli kependudukan menyatakan bahwa komplikasi kehamilan dan persalinan benar-benar merupakan pembunuh utama dari kaum wanita usia subur. Data-data menunjukkan bahwa 20 – 45 % dari semua kematian kaum wanita dalam kelompok usia subur (15-49 tahun) di kebanyakan negara berkembang disebabkan oleh penyakit yang ada kaitannya dengan kehamilan

Aborsi tidak aman meningkat. Dr dr Budi Santoso dari Divisi Fertilitas Endrokinologi Reproduksi Obstetri dan Ginekolog Fakultas Kediokteran Unair-RSUD Dr Soetomo mengatakan: “Di Indonesia ada 1,5 juta ibu yang menjalani aborsi yang tidak aman,”. ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) semakin bertaambah dan meluas. Kanker rahim dan payudara masih banyak, relasi seksual tidak sehat semakin menggejala.

Islam normatif mengapresiasi seksualitas sebagai fitrah manusia baik laki-laki maupun perempuan yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang sehat. Dalam bahasa agama seks adalah anugerah Tuhan. Hasrat seks harus dipenuhi sepanjang manusia membutuhkannya. Pengekangan atasnya bisa menimbulkan krisis psikologi dan social. Islam tidak menganjurkan celibat dan asketisme. Islam mengabsahkan hubungan seks hanya melalui proses ritual perkawinan. Islam dengan begitu tidak membenarkan promiskuitas (seks bebas), karena cara ini dipandang tidak bertanggungjawab. Tentang ini, bukan hanya Islam, melainkan juga agama-agama dan tradisi-tradisi masyarakat berketuhanan.

Satu ayat al-Qur’an yang sering dikemukakan untuk menjawab bagaimana Islam memberikan apresiasinya terhadap seksualitas adalah : “Dan di antara bukti-bukti kemahabesaran Tuhan adalah bahwa Dia menciptakan untuk kamu dari entitasmu sendiri pasangan, agar kamu

menjadi tenteram dan Dia menjadikan di antara kamu (relasi yang) saling mencinta dan merahmati (mengasihi). Hal itu (seharusnya) menjadi renungan bagi orang-orang yang berpikir” (Q.S. al-Rum [30]:21). Ada sejumlah tujuan yang hendak dicapai dari pernikahan ini. Pertama sebagai cara manusia menyalurkan hasrat libidonya untuk memperoleh kenikmatan/kepuasan seksual. Inilah yang sering disebut “rekreasi”. Kedua merupakan ikhtiar manusia untuk melestarikan kehidupan manusia di bumi. Pernikahan dalam arti ini mengandung fungsi “prokreasi” sekaligus reproduksi. Ketiga, menjadi wahana manusia menemukan tempat ketenangan dan keindahannya. Melalui perkawinan, kegelisaan dan kesusahan hati manusia mendapatkan salurannya. Untuk pencapaian tujuan tersebut disyaratkan melalui pola relasi kesalingan (al-tabadul).

BAB VIII PENUTUP 8.1 . Kesimpulan

Pasien laki-laki mengeluhkan kencing nanah karena sering jajan dan diberi obat namun pada hari ke-6 penisnya gatal, keluar cairan bening dari penis dan istrinya mengeluhkan keluarnya cairan behih dari vaginanya. Penyakit yang diderita oleh pasien besar kemungkinan adalah infeksi menular seksual karena letaknya berada pada organ genitalia, yang mana ada 4 penyebabnya yaitu bakteri, virus, parasit dan protozoa. Kencing nanah menandakan adanya proses infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Proses terjadinya kencing nanah dikarenakan

bakteri menginvasi mukosa saluran genital sehingga menstimulasi dilepaskannya mediator-mediator inflamasi area sekitar infeksi, yang mengundang makrofag, monosit dan sel PMN secara kemotaksis untuk melokalisasi area infeksi, memfagosit mikroorganisme, dan sisa jaringan nekrosis. Hal ini menimbulkan respon perandangan secara cepat akibat destruksi sel mukosa sehingga mengakibatkan keluarnya sekret purulen kuning kehijauan dari uretra pria dan dari ostium vagina atau serviks wanita.

Infeksi menular seksual dapat menyebar kearea lain yang lebih luas salah satu diantaranya adalah pada endometrium dan tuba fallopi yang menyebabkan perdarahan abnormal vagina, nyeri panggul dan abdomen, serta gejala radang panggul progresif, sebagai penyebab utama timbulnya infertilitas pada perempuan. Jika istri pasien hamil maka yang akan terjadi pada ibunya adalah keguguran, KET, endometriosis, dan aborsi spontan, sedangkan pada janinnya adalah sepsis infeksi aliran darah, infeksi kulit kepala, arthritis, konjungtivitis dan bahkan kebutaan.

Adapun hari ke-6 pasien mengelukan gatal dan keluar cairan bening dari penisnya kemungkinan disebabkan karena infeksi yang berulang, resistensi antibiotik, atau ketidakpatuhan dalam pengobatan. Oleh karena itu pentingnya kepatuhan terhadap dokter dalam proses penyebuhan penyakit pasien.

Dalam pandangan islam infeksi menular seksual harusnya tidak terjadi apabila pasien taat kepada Al-quran dan sunah. Dalam firman Allah, janganlah kamu mendekati perbuatan zina, karena mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya. Maka setelah sembuh pasien diharapkan tidak melakukan zina sehingga terhindar dari penyakit menular seksual.

8.2. . Saran

1. Mahasiswa harus memperhatikan temannya yang lagi menjelaskan dalam tutorial.

3. Mahasiswa menuliskan logbok dengan rapi agar dapat dibaca lagi apabila lupa dengan materi yang telah disampaikan.