MAKNA SIMBOL PROSESI DALAM UPACARA PENGANTIN JAWA
ATUR PANAMPI
E. Panggih Pengantin (Pertemuan Pengantin)
Panggih artinya bertemu atau pertemuan. Dalam prosesi pernikahan adat Jawa, kedua mempelai berjalan dari arah yang berbeda membawa gantal (daun sirih yang diikat dengan benang) dan bertemu di suatu tempat yang ditentukan (di depan pelaminan). Setelah saling dekat, pengantin putri melemparkan gantal (daun sirih yang dilinting dan diikat dengan benang) ke pengantin laki-laki dan dibalas pengantin laki-laki dengan cara yang sama. Makna dari simbol ini dapat disimak pada hasil wawancara berikut.
Panggih adalah prosesi mempertemukan kedua pengantin. Ini dimaksudkan agar kedua mempelai dalam mengarungi keluarga senantiasa satu cipta, rasa, karsa, dan karya (A6.01).
Panggih merupakan acara adat Jawa bahwa sebelum memasuki hidup baru dalam keluarga, kedua pengantin ditemukan terlebih dahulu. Panggih adalah pertemuan kedua pengantin. Ini menggambarkan persatuan mereka saat mengawali hidup baru akan dibawa ke kehidupan selanjutnya yang penuh perjuangan dalam mencapai tujuan, yaitu kebahagiaan lahir dan batin (A6.02).
Panggih adalah mempertemukan pengantin. Ketika sudah dekat, mereka saling berpandangan. Bertemunya dua mata diikuti bertemunya dua hati yang penuh kesyahduan. Ini adalah harapan semoga mereka berdua senantiasa bersatu dalam cinta, cita-cita, dan karsa (A6.03).
Makna T
at
a S
imbol dalam Upac
ar
a P
eng
antin Jaw
a
Panggih artinya bertemu atau pertemuan. Dalam prosesi pernikahan adat Jawa, kedua mempelai berjalan dari arah yang berbeda membawa gantal dan bertemu di suatu tempat yang ditentukan (di depan pelaminan). Setelah saling dekat, pengantin putri melemparkan gantal (daun sirih yang digulung dan diikat dengan benang) ke pengantin laki-laki dan dibalas pengantin laki-laki dengan cara yang sama. Ini dimaksudkan agar kedua mempelai dalam mengarungi keluarga senantiasa satu cipta, rasa, karsa, dan karya agar tujuan pernikahan dapat tercapai, yakni membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah (tenteram, penuh cinta, dan kasih sayang).
Gambar 7.04: Prosesi panggih pengantin; Balang Gantal
Makna T
at
a S
imbol dalam Upac
ar
a P
eng
antin Jaw
a
Dalam upacara ini, Pewara berkomentar sebagai berikut:
Swaraning pradangga munya hangrangin kadi asung pepuji mring penganten kekalih, kang kaesti dadi kang sinedya dadya. Saya caket, saya caket denira lumaksana penganten putri dupi wus prapteng ungyan kang tinuju. Nulya penganten kekalih samya apagut tingal. Tempuking pandulu catur netra ingkang linambaran budi luhur satemah wonten daya pangaribawa ingkang hambabar rasa gaib tumanem ing sanubari. (Suara
musik (gamelan) terdengar sayup-sayup seolah mendo’akan pengantin berdua agar semua harapan dapat terwujudkan. Semakin dekat perjalanan menuju tempat yang dituju, kedua pengantin saling berpandangan. Pertemuan empat mata yang berlandaskan budi mulia mampu menanamkan kesyahduan dalam hati) (Tim Dwija, 2018).
Dalam prosesi panggih, dua mempelai yang dulunya tidak saling mengenal dipertemukan untuk menyatukan hati, jiwa, dan cita-cita membangun keluarga yang diidamkan. Ada beberapa prosesi lanjutan dalam panggih ini, yakni menginjak telur, membasuh kaki, dan minum air bening. Telur melambangkan benih kehidupan. Dengan memecahkan telor dimaksudkan kedua mempelai segera dikaruniai anak sebagai perekat cinta dalam keluarga. Pengantin putri membasuh kaki pengantin laki-laki menunjukkan bahwa seorang istri harus berbakti dan mengabdi kepada suami. Sementara dalam meminum air bening dikandung maksud agar segala perilaku, usaha, dan tindakan senantiasa didasarkan pada kejernihan pikiran dan ketenangan hati agar perjalanan kehidupan keluarga selalu dalam ketenteraman, kedamaian, dan kebahagiaan. Namun, beberapa orang, terutama umat Islam, karena mengharap syafaat dari Rasululah, upacara panggih pengantin biasanya diiringi oleh Shalawat Badar.
Makna T
at
a S
imbol dalam Upac
ar
a P
eng
antin Jaw
a
Dalam prosesi panggih ada tiga tahapan, yaitu 1) balangan gantal (berbalangan sirih), 2) mrepeg ponang antigan (memecah telur), dan 3) wijikan (membasuh kaki laki-laki). Melempat gantal mengandungdung makna bahwa pengantin berdua harus satu rasa, rasa cipta, dan satu karya dalam mengarungi bahtera rumah tangga, suka-duka harus dirasakan bersama. Menginjak telur (mrepeg ponang antigan) bermakna harapan bahwa pengantin berdua harus sudah siap hidup mandiri (pecah nalar atau pecah pikir). Sementara itu, wijikan yang berisikan bunga pancawarna dan air yang diambil dari kali tempur mengandung makna bahwa pengantin berdua membersihkan diri dari segala kotoran agar mampu menjalani kehidupan keluarga dengan baik, dengan kesucian jiwa (Setyawati, Zaidah, & Fatimah, 2019).
Makna T
at
a S
imbol dalam Upac
ar
a P
eng
antin Jaw
a
Prosesi panggih merupakan puncak dari upacara pengantin Jawa. Pernikahan yang diharapkan hanya berlangsung sekali seumur hidup, yang diharapkan berlangsung sekali seumur hidup, prosesi panggih memiliki makna penting dalam pernikahan. Prosesi yang dimulai dengan saling melempar gantal, minum air, menginjak telor, mencuci kaki, dan sinduran memiliki makna yang agung dalam pernikahan. Gantal adalah simbol menyatunya cipta, rasa, karsa, dan karya pengantin berdua. Menginjak telur bermakna kemandirian dalam berumah tangga. Mencuci kaki bermakna menghilangkan halangan dan rintangan dalam berkeluarga. Sinduran adalah tuntunan dari orang tua agar pengantin berdua dalam mengarungi kehidupannya senantiasa berada dalam jalan yang benar. Dari sini, prosesi panggih, dapat dilihat dari aspek ekspresi dan aspek performansi (Zaidah, 2016).
Dalam prosesi panggih pengantin, ada nilai filosofis dan kearifan lokal, yakni pasangan pengantin harus memiliki hubungan yang baik, komunikasi yang baik dan setara. Mereka memiliki tanggung jawab dan saling mencintai. Nilai-nilai tersebut dikandung dalam balangan gantal sirih, wijik kaki, kacar-kucur, dhahar klimah, dan sungkeman (Indrati, 2018). Dalam prosesi panggih juga terdapat nilai pendidikan katakter. Dengan menggunakan teori interpretivisme simbolik yang dikemukakan oleh Clifford Geertz, dalam prosesi panggih pengantin terdapat nilai-nilai pendidikan karakter, yakni nilai 1) menghormati; 2) tangung jawab; 3) kejujuran; 4) kerja keras; 5) kepatuhan; 6) keberanian ; 7) kebaktian 8) kebersamaan dan 9) kesabaran (Saputra & Fitriani, 2019).
Makna T
at
a S
imbol dalam Upac
ar a P eng antin Jaw a