• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Pengertian Strategi Komunikasi

4. Partisipasi Masyarakat

Dalam bahasa inggris “participation” yaitu pengambilan bagian atau keikutsertaan seseorang. Menurut Keith Davis, partisipasi ialah suatu keikutsertaan mental dan emosi seseorang terhadap pencapaian tujuan serta ikut bertanggung jawab didalamnya. (Gledis,2013)

Dapat disimpulkan dalam partisipasi masyarakat ialah berupa keikutsertaan seseorang baik secara individu atau kelompok dalam sebuah kegiatan atau program kerja yang di tetapkan oleh camat. Dalam penelitian ini partispasi masyarakat tersebut adalah peran serta dan keikutsertaan dengan sukarela masyarakat yang ada di Desa Kalaena Kiri Kabupaten Luwu Timur.

a. Bentuk partisipasi

Dapat dilihat berbagai macam bentuk partisipasi, tergantung dari situasi dan kondisi partisipasi tersebut. Menurut Keith Davis dalam Sastropoetro (1998) membagi bentuk partisipasi sebagai berikut:

1. Konsultasi dalam bentuk jasa

2. Sumbangan secara langsung berupa uang atau barang

3. Mendirikan sebuah proyek yang dananya berasal dari sumbangan individu atau instansi

4. Mendirikan sebuah proyek yang dibiayai oleh seluruh komuniti (biasanya ditentukan oleh rapat komuniti, rapat desa yang menetapkan anggarannya)

5. Sumbangan dalam bentuk kerja, dan dikerjakan oleh tenaga ahli setempat

6. Aksi massa

7. Menggunakan pembangunan dikalangan desa 8. Membangun proyek yang bersifat otonomi

Bentuk-bentuk partisipasi ini dalam kegiatan pelaksanaanya biasanya memerlukan prasyarat, diantaranya yaitu unsur kesukarelaan dalam melakukan peran serta tersebut, karena dalam melakukan partisipasi artinya ikut dalam suatu masalah yang memerlukan peran serta dari berbagai kalangan disekitnya demi mencapai suatu tujuan. (Nuring,2013:13)

b. Macam-macam Partisipasi

Macam-macam partisipasi dapat dilihat berdasarkan cara keterlibatannya, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi langsung. Partisipasi yang terjadi ketika individu turun langsung dalam suatu partisipasi.

2. Partisipasi tidak langsung. Partisipasi yang terjadi ketika individu memberikan hak partisipasinya kepada orang lain. (Nuring,2013:15) c. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi

Faktor yang mempengaruhi partisipasi menurut Angell dalam Ensiklopedia Wikipedia berjudul partisipasi (2011) ialah partisipasi yang ikut dalam masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Usia

Merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan kemasyarakatan. Seperti kelompok usia menengah ke atas yang keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat cenderung lebih banyak ikut berpartisipasi dibandingkan dengan mereka yang dari kelompok usia lainnya.

2. Jenis Kelamin

Dalam hal ini, jenis kelamin menentukan peran sebagai hal utama dalam proses partisipasi. Seperti peran perempuan yang mampu menggerakkan emansipasi dan pendidikan yang semakin baik.

3. Pendidikan

Sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap mampu memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat.

4. Pekerjaan dan Penghasilan.

Dalam hal pekerjaan dan penghasilan mampu mencukupi kebutuhan seseorang dan mampu mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Pentingnya suatu berpartisipasi dalam kegiatan, harus didukung oleh dana.

5. Lamanya Tinggal.

Seseorang yang sudah lama bertempat tinggal di lingkungan tertentu biasanya berpengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya dapat berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama mereka tinggal di lingkungan tersebut, maka rasa memiliki cenderung dalam berpartisipasi dalam setiap kegiatan. (Wahyuddin,2018:31)

Strategi Komunikasi

Berdasarkan kerangka konsep diatas maka fokus penelitian tentang

“Strategi Komunikasi Publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat (Kantor Camat Kalaena Desa Kalaena kiri Kabupaten Luwu Timur)” adalah sebagai berikut:

STRATEGI KOMUNIKASI CAMAT DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Efek Komunikasi Publik menurut Mc.

Luhan:

1. efek kognitif 2. efek afektif 3. efek behavioral

1. Strategi komunikasi publik kepala wilayah kecamatan, dan 2. Partisipasi Masyarakat

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada komunikasi Camat di Desa Kalaena kiri, Kabupaten Luwu Timur dengan fokus penelitian tentang bagaimana strategi komunikasi publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di Desa Kalaena kiri, Kabupaten Luwu Timur dipengaruh oleh komunikasi publik dan partisipasi masyarakat yaitu:

1. Komunikasi Publik

Komunikasi publik ialah suatu proses komunikasi yang dimana pesan yang disampaikan secara langsung dengan proses tatap muka di depan khalayak. Komunikasi publik bisa dikatakan sebagai komunikasi massa dimana komunikasi publik dan komunikasi massa sama-sama menggunakan media sebagai alat komunikasi.

2. Partisipasi masyarakat

Partisipasi masyarakat ialah keikutsertaan masyarakat baik itu secara individu atau kelompok dalam sebuah kegiatan demi mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini memerlukan waktu kurang lebih dua bulan lamanya untuk menyelesaikan sebuah penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Kalaena kiri, kecamatan kalaena tepatnya di Kantor Camat Kalaena yang beralamat di Jl. Imam Bonjol No.3 yang termasuk dalam Kabupaten Luwu Timur

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif, dimana jenis penelitian ini mengumpulkan dan menghasilkan data lisan maupun tulisan dari masyarakat yang diamati. Tipe penelitian yang digunakan ialah tipe deskiptif, dimana penelitian ini mengumpulkan data secara langung dari lokasi yang diteliti.

C. Sumber Data

1. Data Primer, merupakan data yang didapatkan secara langsung dari narasumber yang berkaitan dengan penelitian. Informan yang bersangkutan benar-benar mengetahui kondisi di lapangan.

2. Data Sekunder, merupakan data pelengkap dari data primer. Biasanya berupa tulisan atau dokumentasi yang mendukung penelitian seperti arsip, dokumen, laporan tertulis, data dari narasumber maupun dari internet.

(Laliani,2017:793)

D. Informan Penelitian

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana purposive sampling adalah pemiilihan sampel

berdasarkan karakteristik yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Fitrah, 2017:161).

Informan yang dipilih mampu memberikan informasi yang sesuai yaitu orang-orang yang dapat memahami permasalahan yang sedang diteliti dan mereka yang memiliki informasi yang diperlukan saat penelitian. Adapun informan yang utama dalam penelitian ini adalah:

1. Kepala Wilayah Kecamatan. : Alimuddin Bahtiar, S.Sos.,MM 2. Lembaga Kemasyarakatan Desa. : Sukeng Prianto

3. Tokoh Agama. : Laginta

4. Tokoh Masyarakat : Masnawati E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara ialah pembicaraan langsung antara informan dengan pewawancara.

2. Observasi yaitu proses pengamatan secara langsung tentang objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan berkenaan dengan topik penelitian.

3. Dokumentasi adalah dengan mengambil gambar yang ada di lingkungan sekitar dan komentar informan melalui handphone untuk memperoleh data yang akurat. (Sianipar,2017:33)

F. Teknik Analisis Data

Menurut miles dan Huberman (Sugiono 2017), dalam penelitian ini, yang digunakan adalah tahap reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Tahap reduksi data, dimana tahap ini dilakukan dengan cara memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal yang penting, dan data yang diperoleh dilapangan kemudian diketik atau ditulis dalam bentuk keterangan atau laporan.

Display data (penyajian data) selanjutnya data yang di peroleh dalam bentuk penjelasan singkat, bagan atau sejenisnya. Penarikan kesimpulan, dimana data yang diperoleh kemudian di kategorikan, mencari tema dan polanya kemudian menarik kesimpulan. Kesimpulan awal masih akan berubah ketika tidak menemukan bukti yang akurat yang mendukung bagian pengumpulan data berikutnya. (Sugiono,2017:246)

G. Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, data bisa dikatakan akurat apabila terjadi keselarasan antara yang dilaporkan dengan perbedaan yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Untuk menguji suatu kebenaran informasi pada metodologi ini dapat digunakan uji kredibilitas (sugiono,2017). Untuk menguji kredibilitas suatu kebenaran dapat dilakukan dengan cara:

1. Perpanjangan pengamatan.

Apabila peneliti masih menemukan kekurangan dalam penelitian, maka peneliti masih bisa mendapatkan informasi yang akurat dari data yang sudah di dapatkan sebelumnya.

2. Triangulasi.

Menurut sugiyono (2017), triagulasi merupakan pemeriksaan data dari berbagai sumber, cara dan waktu. Secara keseluruhan terdapat triagulasi data, triangulasi teknik dan triangulasi waktu antara lain:

a. Triangulasi data, dapat diperoleh dengan cara mengecek kembali data dari beberapa sumber dan dikategorikan berdasarkan pandangan yang sama atau tidak.

b. Triangulasi teknik, yang dilakukan dengan cara mengecek kebenaran data dari sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu, dilakukan dengan cara pengecekan dengan menggunakan situasi yang berbeda.

3. Menggunakan bahan referensi.

Hal ini dilakukan dengan cara memperlihatkan bukti berupa gambar, suara/rekaman sehingga ada pembuktian bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian dan menghasilkan data dari penlitian.

4. Mengadakan membercheck.

Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi data kembali oleh peneliti atas data yang diperoleh dilapangan apakah jawaban yang didapatkan

sesuai dari pertanyaan peniliti atau tidak, sehingga data yang didapatkan ialah data yang akurat. (Sugiono,2017:273)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum lokasi Penelitian

1. Kondisi geografis dan Kondisi demografis a. Kondisi grografis

Gambar 4.1. Kantor Camat Kalaena

Kecamatan Kalaena merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Luwu Timur yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 3 dengan kode pos 92973. Kecamatan Kalaena berada posisi 20 03 00 - 20 30 31”

Lintang Selatan dan 1200 4930 - 1210 00 30Bujur Timur. Kecamatan kalaena berbatasan dengan:

- Sebelah Utara : Kecamatan Wasuponda dan Mangkutana - Sebelah Selatan : Kecamatan Tomoni Timur

- Sebelah Barat : Kecamatan Mangkutana - Sebelah Timur : Kecamatan Angkona

Secara Administrasi Kecamatan Kalaena terbagi menjadi 7 (Tujuh) Desa yaitu :

1. Desa Pertasi Kencana 2. Desa Kalaena Kiri

Wilayah Kecamatan Kalaena merupakan wilayah bukan pantai dengan topografi daratan, hanya desa Argomulyo daan Non Blok yang topografinya berbukit-bukit. Ada dua sungai yang melintasi Kecamatan ini yaitu sungai Wailalo yang melintas di Desa Non Blok, Sumber Makmur dan Sumber Agung dan sungai Manakai yang melintas di Desa Kalaena Kiri, Pertasi Kencana, Sumber Makmur, Sumber Agung dan Argomulyo.

Kecamatan Kalaena memiliki luas wilayah sekitar 372,86 km2 atau sekitar 3,12 % dari luas Kabupaten Luwu Timur, dengan 7 Desa yang masing-masing luas dan jarak tempuh Desa ke ibukota Kecamatan. Desa terluas di Kecamatan Kalaena adalah Desa Non Blok yaitu 15,62 km2 dan terkecil adalah Desa Sumber Agung.

Dari 7 desa di Kecamatan Kalaena, jarak dari yang satu desa yang lain tentunya sangat berbeda. Desa yang cukup jauh dari Kecamatan Kalaena adalah Desa Argomulyo dan desa terdekat adalah desa Kalaena Kiri. tetapi

akses menuju Kecamatan atau Kabupaten sangat mudah untuk dilewati kendaraan roda empat sehingga masyarakat di desa dapat menjangkaunya.

Website : kec-kalaena@luwutimur.go.id No. Telepon : 0473 321005 atau +62474 321005

b. Kondisi demografis

Jumlah penduduk yang berada di Kecamatan Kalaena Desa Kalaena Kiri pada tahun 2019 sebanyak 2.337 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut kebanyakan berprofesi sebagai petani dan berkebun.

2. Sejarah Kecamatan Kalaena

Pada pulan Februari 2003, Kabupaten Luwu Timur pada saat itu terdiri dari 8 kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Mangkutana 2. Kecamatan Nuha

3. Kecamatan Towuti 4. Kecamatan Malili 5. Kecamatan Angkona 6. Kecamatan Wotu 7. Kecamatan Burau 8. Kecamatan Tomoni

Ibukota Kabupaten Luwu Timur adalah Malili, di Kecamatan Malili.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 24 Tahun 2011 tentang Perubahan Status Desa Tomoni menjadi Kelurahan

Tomoni Kecamatan Tomoni, Desa Malili menjadi Kelurahan Malili Kecamatan Malili dan Desa Magani menjadi Kelurahan Magani Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan Tomoni Timur, Kecamatan Kalaena dan Kecamatan Mangkutana.

3. Visi dan Misi Kantor Camat Kalaena

a. Visi

“Luwu Timur Terkemuka 2021”

Artinya melanjutkan pembangunan daerah menuju Kabupaten Luwu Timur yang lebih maju, sejahtera dan mandiri melalui pengembangan ekonomi kerakyatan secara terpadu dan berkelanjutan yang berbasis sumber daya.

Visi ini bermakna bahwa pada tahun 2021 Luwu Timur merupakan daerah terkemuka disbanding Kabupaten/Kota lain di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Aspek-aspek yang menjadi penanda dari “Luwu Timur Terkemuka” adalah daerah yang masyarakat Luwu Timur Maju, sejahtera, dan mandiri. Yang artinya, Luwu Timur pada tahun 2021 akan terkemuka dibandingkan daerah lain di Sulawesi Selatan dalam hal kemajuan, kesejateraan, dan kemandirian.

Adapun tiga pokok visi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. “Maju” adalah kondisi dimana Kabupaten Luwu Timur yang memiliki infrastruktur yang berkualitas dan sumberdaya manusia yang handal, dengan indikator tersedianya sarana transportasi darat, laut dan udara yang memadai dan realisasi IPM yang tinggi.

2. “Sejahtera” adalah kondisi dimana Kabupaten Luwu Timur memiliki masyarakat yang kemakmuran ekonominya tinggi, kesejahteraan sosialnya tinggi, rendahnya tingkat kemiskinan dengan dilandasi oleh prikehidupan yang religius, dengan indikatirnya adalah PDRB perkapita dan angka kemiskinan.

3. “Mandiri” adalah kondisi dimana Kabupaten Luwu Timur memiliki daya saing yang tinggi ditandai dengan berkembangnya iklim investasi yang atraktif, terpenuhinya fasilitas ekonomi yang memadai dan orientasi hidup masyarakat yang beridiri diatas kemampuan sendiri, dengan indikatirnya adalah jumlah dan nilai investasi.

b. Misi

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah berorientasi ekonomi kerakyatan untuk mencapai kesejahteraan social yang berkeadilan dan berkelanjutan didukung oleh stabilitas keamanan wilayah dan nilai-nilai budaya.

2. Pemanfaatan ruang sesuai dengan tata ruang wilayah untuk menjamin kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.

4. Meningkatkan infrastruktur daerah.

5. Reformasi Birokrasi untuk tata kelola pemerintahan yang baik.

6. Mendorong berkembangnya masyarakat yang religious dan kerukunan intra dan antarumat beragama.

7. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antardaerah.

4. Tugas dan fungsi kantor Kecamatan Kalaena

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 56 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten Luwu Timur.

Kantor Kecamtan Kalaena dipimpin oleh seorang camat yang Kedudukan sebagai berikut:

(1). Camat mempunyai tugas pokok membantu bupati dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan.

(2). Camat dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pemerintahan umum;

b. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat desa;

c. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang ketentraman dan ketertiban umum; dan

d. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pelayanan umum.

(3). Camat dalam melaksanakan fungsi tersebut diatas, tugas pokok sebagaimana dimaksud mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Merencanakan operasional kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata;

c. Memberikan petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasional dan pelaporannya;

d. Menyelia pelaksanaan tugas pokok agar organisasi berjalan sesuai dengan rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkungan kecamatan;

e. Mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup kecamatan;

f. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup kecamatan;

g. Menyelenggarakan urusan pemerintahan umum;

h. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

i. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;

j. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;

k. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati;

l. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemerintahan desa dan kelurahan;

m. Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan desa atau sebutan lain dan/atau kelurahan;

n. Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang tidak dilaksanakan unit kerja pemerintah daerah kabupaten yang ada di kecamatan;

o. Melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh Bupati;

p. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan publik;

q. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Camat dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

r. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam pelaksanaan kegiatan Camat dibantu oleh Sekertaris Camat, adapun tugas Sekertaris Camat yaitu sebagai berikut:

1) Sekretaris Camat dalam melaksanakan tugas pokok juga menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang perencanaan dan kepegawaian;

b. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas dibidang umum dibidang umum dan keuangan; dan

c. Pelakasanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

2) Sekretaris Camat, dalam melaksanakan tugas pokok mempunyai rincian tugas:

a. Merencanakan operasional kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata;

c. Memberi petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasional dan pelaporannya;

d. Menyelia pelaksanaan tugas pokok agar organisasi berjalan sesuai dengan rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Sekretariat;

e. Mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Sekretariat;

f. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup Sekretariat;

g. Melaksanakan koordinasi kepada seluruh bidang serta menyiapkan bahan penyusunan program kecamatan;

h. Melaksanakan koordinasi perencanaan dan perumusan kebijakan teknis di lingkungan kecamatan;

i. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan kecamatan sehingga terwujud koordinasi, singkronisasi dan integrasi peaksanaan kegiatan;

j. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja kecamatan;

k. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pengolahan dan penyajian data dan informasi;

l. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelayanan ketatatusahaan;

m. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelayanan administrasi umum dan aparatur;

n. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelayanan administrasi keuangan dan asset;

o. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan organisasi dan tatalaksana dalam lingungan kecamatan;

p. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan rumah tangga kecamatan;

q. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kehumasan dan protokoler;

r. Melaksanakan dan mengkoordinasikan administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang;

s. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sekretaris dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;

t. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;

Adapun seksi dalam pemberdayaan masyarakat dan desa diantaranya sebagai berikut:

1. Seksi pemberdayaan masyarakat dan desa di pimpin oleh kepala seksi, mempunyai tugas pokok memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusun kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi pemberdayaan masyarakat dan desa. Adapun uraian tugas kepala seksi pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Kepala seksi pemberdayaan masyarakat dan desa, dalam melaksanakan tugas pokok penyelenggaraan fungsi:

a. Menyimpan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa.

b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat desa.

c. Pembinaan dan pelaksaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Kepala pemberdayaan masyarakat dan desa dalam melaksanakan tugas pokok mempunyai rincian tugas:

a. Merencanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas kepada bawahan agar terciptanya distribusi tugas yang merata;

c. Menyelia pelaksanaan tugas pokok agar organisasi berjalan sesuai dengan rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi;

d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi;

e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana tepat waktu, berkualitas dalam lingkup seksi;

f. Melakukan pembinaan desa dalam rangka persiapan lomba desa;

g. Melakukan pendataan dan penyusunan poteni/profil kecamatan;

h. Melakukan fasilitas dan koordinasi penyelenggaraan penguatan kelembagaan masyarakat dan pelaksanaan pengembagan manajemen pembangunan partisipatif masyarakat dengan instansi pemerintah atau swasta di wilayah kecamatan;

i. Melakukan fasilitas dan koordinasi pelaksanaan peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan pendayagunaan ruang kawasan pendesaan di wilayah kecamatan;

j. Melakukan fasilitas, koordinasi, pembinaan dan supervisi pelaksanaan gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) di desa/ kelurahan dalam wilayah kecamatan serta pemberdayaan lembaga adat/ budaya pemberdayaan perempuan dengan instansi pemerintah;

k. Melakukan fasilitasi dan koordinasi penyelenggaran pengembangan lembaga keuangan mikro pedesaan, produksi dan pemasaran hasil usaha masyarakat serta pertanian pangan dan peningkatan ketahanan pangan masyarakat di wilayah kecamatan;

l. Melakukan fasilitasi dan koordinasi pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna di wilayah kecamatan;

m. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi atas pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana yang dibiayai dari pemerintah propinsi/kabupaten;

n. Melakukan koordinasi dalam rangka perencanaan perkembangan wilayah kecamatan dengan mengadakan diskusi, menyusun RPTK, daftar skala prioritas, RPJMK agar diperoleh singkronisasi dalam pelaksanaan pembangunan;

o. Menginventarisir permasalahan, hasil pembangunan, peningkatana partisipatif masyarakat sadaya dan gorong royong masyarakat dengan menginventarisir data dari desa/kelurahan agar diketahui tingkat

p. Melakukan fasilitasi penyusunan program dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan desa;

q. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas seksi Pemberdayaan masyarakat desa dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

r. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai boding tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

5. Struktur Organisasi Kantor Camat Kalaena

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Kantor Camat Kalaena Keterangan:

Camat : Alimuddun Bahtiar, S.Sos.,MM

Sekretaris : Andi Irfan Saputra, SE

Kasubag perencanaan dan kepegawaian : Awan Darmawan, S.IP

Kasubag umum dan keuangan : Rufaedah, A.Md Camat

Kasi pemberdayaan masyarakat : Sartana, S.Pd

Kasi pelayanan Umum : Hartati

Kasi ketemtraman ketertiban : Sumangerukka, SP Kasi pemerintahan umum : Muh. Jauri Saleh, S.Sos

6. Sumber Daya Manusia

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kecamatan Kalaena secara optimal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, sarana dan prasarana, anggaran yang

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kecamatan Kalaena secara optimal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, sarana dan prasarana, anggaran yang

Dokumen terkait