• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK KEPALA WILAYAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK KEPALA WILAYAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Studi Pada Kantor Wilayah Kecamatan Kalaena Kabupaten Luwu Timur)

Disusun dan diusulkan oleh:

DEWI SARTIKA 105650003115

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2020

(2)

ii

Strategi Komunikasi Publik Kepala Wilayah Kecamatan Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

(Studi Pada Kantor Wilayah Kecamatan Kalaena Kabupaten Luwu Timur)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun dan diusulkan oleh:

DEWI SARTIKA

Nomor Stambuk: 105650003115

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Dewi Sartika Nomor Stambuk : 105650003115 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar 23 November 2020

Dewi Sartika

(6)

vi

Kabupaten Luwu Timur) (Dibimbing Oleh Anwar Parawangi Dan Muhammad Yahya)

Strategi komunikasi merupakan suatu perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dalam strategi komunikasi yaitu memotivasi, memberitahukan, menyebarkan informasi, dan mendukung pengambilan keputusan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan seseorang secara sadar baik mental dan emosi seseorang terhadap pencapaian tujuan serta ikut bertanggungjawab didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat yang ada di Desa Kalaena Kiri. lokasi penelitian ini bertempat di jalan Imam Bonjol No.3, Desa Kalaena Kiri, Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini menggunakan teori Strategi Komunikasi, Komunikasi Publik dan Partisipasi Masyarakat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif yakni mengumpulkan data dan menghasilkan data lisan maupun tulisan, serta mengumpulkan data secara langsung dari lokasi yang diteliti. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder dengan jumlah informan 4 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Pengabsahan data yang peneliti gunakan yaitu triangulasi data, teknik, dan waktu.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa strategi komunikasi publik Kepala Wilyah Kecamatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat didasari oleh empat faktor yaitu komunikator, pesan komunikasi, media komunikasi dan khalayak sasaran. Adapun efek yang timbul yaitu efek kognitif, afektif dan behavioral. Partisipasi masyarakat sudah mulai meningkat, ditandai dengan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan keagamaan, maupun kegiatan-kegiatan lain seperti melakukan kegiatan gotong royong yang dilakukan setiap hari jumat dari desa ke desa lain serta melakukan kegiatan kampung KB bersama warga masyarakat dan melakukan pembuatan jalan tani bagi masyarakat Desa Kalaena Kiri.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Camat, Partisipasi Masyarakat

(7)

vii

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang menderang seperti sekarang ini. Penyusunan skripsi ini berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK KEPALA WILAYAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Studi Pada Kantor Camat Kalaena Kabupaten Luwu Timur)“ ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyakini bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada

1. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesehatan serta umur yang panjang.

2. Terima kasih kepada kedua orang tua saya yang bernama Hatta dan Suryani yang telah memberikan doa, support, serta dukungan selama proses pembuatan skripsi.

(8)

viii

4. Terima kasih kepada Bapak Dr. Anwar Parawangi, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak tambahan ilmu dan solusi disetiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi.

5. Terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Yahya, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak ilmu, dukungan serta solusi disetiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi.

6. Terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan.

7. Terima kasih kepada Awan Darmawan, S.IP dan Kakak Sumi yang telah membantu selama melakukan penelitian untuk penulisan skripsi.

8. Terima kasih kepada adik sepupu saya Alfina Alimuddin Bahtiar serta Bayu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.

9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat saya Sitti Aisyah, Ainun Rahmadhani, S.Ikom, Umrah Dea Sahbani, Muh. Iqbal, Sabri, Muh.

Jamil Reza dan Arif Arifullah Qadariah yang telah memberikan motivasi serta dukungannya selama penyelesaian skripsi.

10. Dan terima kasih juga kepada teman-teman ILMU KOMUNIKASI 2015.

(9)

ix

yang membangun daari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusunya pada jurusan Ilmu Komunikasi.

Penulis

Dewi Sartika

(10)

x

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Kantor Camat Kalaena ... 53

Gambar 4.3. Media Sosial Kantor Camat Kalaena ... 63

Gambar 4.4. Website Kantor Camat Kalaena ... 64

Gambar 4.5. Pasar Ramadhan ... 65

Gambar 4.6. Kegiatan Rutin Gowes ... 65

(11)

xi

Gambar 4.2. Jumlah PNS Berdasarkan Jabatan ... 55

Gambar 4.3. Jumlah PNS Berdasarkan Pangkat/Golongan ... 55

Gambar 4.4. Jumlah PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

Gambar 4.5. Jumlah PNS Berdasarkan Diklat Penjengjangan ... 56

Gambar 4.6. Tujuan, Sasaran, Strategis dan Kebijakan Kantor Kecamatan Kalaena 2016-2021 ... 57

(12)

xii

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

PENERIMAAN TIM ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu... 5

B. Pengertian Strategi Komunikasi ... 8

1. Strategi Komunikasi ... 8

2. Komunikasi Publik ... 16

3. Kecamatan... 24

4. Partisipasi Masyarakat ... 28

(13)

xiii BAB III METOD PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 34

B. Jenis Dan Tipe Penelitian ... 34

C. Sumber Data... 34

D. Informan Penelitian ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Wawancara ... 35

2. Observasi ... 35

3. Dokumentasi ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 36

G. Pengabsahan Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39

1. Kondisi Geografis dan Kondisi Demografis ... 39

2. Sejarah Kecamatan Kalaena ... 41

3. Visi dan Misi Kantor Camat Kalaena ... 42

4. Tugas dan fungsi Kantor Camat Kalaena ... 44

5. Struktur Organisasi Kantor Camat Kalaena ... 53

6. Sumber Daya Manusia ... 54

B. Strategi Komunikasi Publik Kepala Wilayah Kecamatan Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat ... 58

C. Efek Komunikasi Publik Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat .. 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA

MATRIKS WAWANCARA LAMPIRAN

DOKUMENTASI WAWANCARA INFORMAN RIWAYAT HIDUP

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Strategi komunikasi merupakan paduan suatu perencanaan komunikasi (communication) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.

Untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa melakukan pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi. Dalam penyebaran sebuah informasi sangat diperlukan yang namanya strategi, tanpa adanya strategi informasi tidak akan tersampaikan dengan baik. Karena strategi komunikasi merupakan hal penting yang harus dilakukan guna menyampaikan pesan atau sebuah informasi kepada publik atau khalayak.

Faktor komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam bagaimana sebuah organisasi dapat merubah tingkah laku manusia dalam jumlah yang lebih besar melalui elemen-elemen komunikasi yaitu, komunikator, pesan yang akan disampaikan, saluran atau media yang digunakan, penerima pesan sampai kepada pengaruh atau efek yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan komunikasi yang optimal.

Membangun komunikasi yang baik serta hubungan yang baik kepada khalayak tidaklah mudah, perlu adanya tujuan strategi komunikasi yang digunakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, yaitu dengan

(15)

memberikan motivasi, menyebarkan informasi, serta mendukung adanya pengambilan keputusan.

Kantor camat sebagai suatu organisasi mampu memberikan contoh yang baik serta mampu menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat yang dimaksud agar mampu memberikan suatu informasi yang optimal kepada masyarakat. Camat dalam melaksanakan suatu tugas dan fungsinya tidak dapat dikatakan dengan mudah. Camat harus dikerjakan oleh orang-orang yang dapat berfikir secara logika, berinovasi, serta kreatif, dan camat harus memiliki perencanaan dalam menyusun suatu strategi sehingga mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Partisipasi masyarakat ialah peran serta atau keikutsertaan seseorang atau kelompok masyarakat dalam mengidentifikasi masalah, pengambilan keputusan serta memberikan suatu solusi. Partisipasi masyarakat juga merupakan hak dan kewajiban seseorang untuk memberikan kontribusinya kepada pencapaian suatu tujuan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keikutsertaan mental dan emosi seseorang terhadap pencapaian tujuan serta ikut bertanggungjawab didalamnya. Adapun yang ingin dicapai dalam sebuah partisipasi adalah meningkatnya suatu kemampuan sertiap orang yang ikut terlibat dalam suatu program kegiatan dengan cara melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya serta untuk jangka yang lebih panjang.

Kurangnya partisipasi masyarakat merupakan suatu hal yang sering terjadi dimasyarakat. Hal itu dikarenakan mereka berpandangan bahwa partisipasi

(16)

tidak perlu dilakukan, sebab mereka lebih berfokus pada apa yang mereka lakukan sehingga kurangnya kesadaran akan pentingnya partisipasi. Desa Kalaena Kiri merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kalaena.

Di desa tersebut masih kurangnya partisipasi masyarakat diakibatkan oleh kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat setempat.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan strategi komunikasi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana strategi komunikasi publik kepala wilayah kecamatan dalam meningkatkan partisipasi masyrakat.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti merumuskan judul penelitian ini dengan

“Strategi Komunikasi Publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi komunikasi publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat yang ada di Desa Kalaena Kiri?

2. Bagaimana efek dari komunikasi publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat yang ada di Desa Kalaena Kiri?

(17)

C. Tujuan Penelitian

Berorientasi dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat yang ada di Desa Kalaena Kiri.

2. Untuk mengetahui efek dari komunikasi publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat yang ada di Desa Kalaena Kiri.

D. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis, setelah mengetahui tentang komunikasi publik diharapkan mampu memberikan komunikasi yang baik dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di Desa Kalaena Kiri.

b. Kegunaan Praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan masyarakat mampu memberikan saran atau solusi kepada camat maupun sebaliknya.

(18)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan utuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka tinjauan pustaka ini mencantumkan hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:

1. Hasil penelitian Feliza Zubair

Peneilitian Feliza Zubair (2018), berjudul “Strategi Komunikasi Publik dalam Membangun Pemahaman Mahasiswa Terhadap PTNBH”. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi publik yang dilakukan oleh Humas Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam membangun pemahaman mahasiswa IPB terhadap penerapan PTNBH.

Adapun teori yang digunakan adalah Kontruksi Atas Realitas, teori Stakeholder, teori Relationship Management dan Konsep Komunikasi Publik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa, pihak IPB mengkontruksi esensi dari PTNBH yaitu otonomi, keleluasaan dalam penyelenggaraan rumah tangganya untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu kedalam program-program yang dapat mendukung kemajuan mahasiswa. IPB dapat membangun hubungan manajerial yang alamiah dengan mahasiswa, serta menunjukkan bahwa strategi komunikasi publik yang dilakukan lembaga dapat membentuk kesepahaman dalam upaya menjaga

(19)

relasi yang saling menguntungkan antara pengelola atau manajemen IPB/PTNBH dengan mahasiswa.

2. Hasil penelitian Andi Surahmi, H. Muhammad Farid

Penelitian Andi Surahmi, H. Muhammad Farid (2018), berjudul “Strategi Komunikasi dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Di Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif sebagai metode penyelesaian masalah penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumen-dokumen. Data analisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi dengan menggunakan teori strategi komunikasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang untuk ikut serta dalam pembangunan daerah, strategi komunikasi yang diterapkan oleh aparatur pemerintah Kecamatan Duampanua yaitu Sender (komunikator), Massage (pesan), Chennel (media), Receiver

(komunikan), serta pembangunan tindak lanjut pembangunan secara partisipatif secara faktor yang mempengaruhi komunikasi pembangunan kecamatan secara partisipasi di Kecamatan Duampanua. Adapun tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembangunan di Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, dilakukan dalam bentuk partisipasi fisik dan non fisik.

Dalam partisipasi fisik yaitu keterlibatan masyarakat berupa bantuan tenaga dan bantuan materil. Sedangkan partisipasi non fisik yaitu pemerintah

(20)

Kecamatan Duampanua memberikan peluang kepada masyarakat untuk memberikan sumbangsi pemikiran yang baik untuk rencana pembangunan Kecamatan Duampanua.

3. Hasil penelitian Afrizal Fahlevi Lubis

Penelitian Afrizal Fahlevi Lubis (2018), berjudul “Strategi Komunikasi Pemerintahan Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan di Desa Batasan Kecamatan Katanopan Kabupaten Mandailing Natal”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai peristiwa realitas yang tengah terjadi di masyarakat, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun peristiwa tertentu. Adapun teori yang digunakan pada penelitian ini adalah komunikasi, strategi, strategi komunikasi, konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan, Konsep Pemerintahan Desa dan Konsep Pembangunan Desa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Batahan Kecamatan Katanopan Kabupaten Mandailing Natal, strategi komunikasi yang dilakukan Pemerintahan Desa Batahan dalam proses pembangunan akses jalan adalah dengan melakukan sosialisasi kerumah-rumah masyarakat Desa Batahan untuk memberikan informasi seputar pembangunan akses jalan, mengadakan masyarakat di Balai Desa, menerima saran dan kritik dari

(21)

masyarakat, memasang spanduk-spanduk dipinggir jalan dan sekitar perumahan masyarakat Desa Batahan serta ikut dalam proses pelaksanaan pembangunan dengan masyarakat Desa Batahan.

B. Pengertian Strategi Komunikasi 1. Strategi komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku berjudul dimensi-dimensi komunikasi menyatakan bahwa “strategi komunikasi merupakan paduan suatu perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan bagaimana strategi komunikasimampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata ialah pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi (1981:84). Kemudian menurut Onong Uchjana Effendy dalam Suryadi, strategi komunikasi terdiri dari dua aspek penting yang harus dimengerti dan dipahami dengan baik, yaitu strategi yang dimaknai secara mikro (planned multimedia strategy) dan secara makro (single communication medium strategy).

Ini sangat penting untuk memberikan makna yang lengkap dalam sebuah strategi komunikasi secara praktis nantinya. Dari kedua aspek tersebut memiliki fungsi ganda yaitu: 1) menyampaikan pesan komunikasi yang sifatnya informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis terhadap sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. 2) menjembatani cultural gap, seperti suatu program yang berasal dari produk kebudayaan lain dianggap baik untuk

(22)

diterapkan dan dijadikan sebagai suatu kebudayaan sendiri dapat dilihat tergantung dari bagaimana strategi mengemas informasi tersebut dalam komunikasinya (1981:67). Dari pendapat tersebut terlihat bahwa makna strategi komunikasi lebih cenderung mengarah pada upaya mengemas pesan untuk dapat dikomunikasikan secara efektif.

Menurut Anwar arifin dalam bukunya strategi komunikasi menyatakan bahwa “sesungguhnya suatu strategi ialah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan untuk meencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi artinya memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan mungkin dihadapkan di masa depan untuk mencapai efektifitas. Dengan strategi komunikasi ini bisa ditempuh beberapa cara menggunakan komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat (1984:10).

Pemilihan strategi merupakan langkah awal yang perlu penanganan secara hati-hati dalam suatu perencanaan komunikasi, jika pemilihan strategi salah maka hasil yang diperoleh bisa saja gagal, seperti kerugian dari segi waktu, materi, dan tenaga.

Strategi komunikasi jika dimaknai secara defenisi menurut para ahli tentunya sudah banyak tetapi dalam praktiknya strategi tersebut tidaklah sederhana sebagaimana yang banyak didefenisikan melalui pengertian tertulis. Dari sejumlah praktik-praktik komunikasi yang selama ini berkembang dan dilakukan oleh para pelaku komunikasi, sebenarnya dapat

(23)

dianalisis sejumlah strategi-strategi nyata yang dapat dipelajari secara pragmatis. Sebagai contoh upaya pembuktian atas sejumlah kebenaran maupun sebuah kesalahan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari antara yang direncanakan dengan realita bisa dilakukan. Itulah salah satu gambaran dari sebuah strategi komunikasi yang dilakukan secara individu maupun kelompok.

Dengan demikian yang dimaksud dengan makna dari suatu strategi komunikasi akan berhadapan dengan kenyataan tentang apa dan bagaimana semua aktivitas yang dilakukan mampu efektif dalam mewujudkan ide, pemikiran, dan cara-cara yang sebelumya diketahui dan dipahami oleh para pelaku komunikasi.

Terdapat pendekatan-pendekatan tentang makna dari strategi komunikasi dalam arti konotatif maupun denotatif yang sehari-hari kita bisa melihat dan membedakannya. Demikian juga ada yang bisa dimaknai bahwa sebuah strategi komunikasi ini berhubungan dengan masalah manajemen komunikasi dan organisasi yang dijalankan berdasarkan fungsi-fungsi manajemen oleh seseorang maupun oleh lembaga atau organisasi tertentu.

Pada dasarnya baik makna-makna kiasan maupun makna-makna praktis sebuah rencana yang dilaksanakan dengan baik dalam konteks kehidupan individu manusia secara umum dapat dipandang sebuah strategi komunikasi.

Makna dari “strategi” adalah cara-cara aktivitas, interaksi, kegiatan-kegiatan, dan arah serta jalan yang ditempuh agar tujuan-tujuan dan maksud seseorang dapat tercapai (Suryadi, 2018: 5-7).

(24)

a. Tujuan strategi komunikasi

Sementara tujuan strategi komunikasi itu sendiri menurut Liliweri (2010:248) dalam Suryadi adalah sebagai berikut:

a) Memotivasi (Motivating) b) Memberitahukan (Announcing) c) Menyebarkan informasi (Informing)

d) Mendukung pengambilan keputusan (Supporting Decision Making).

(Suryadi, 2018: 8)

b. Langkah-langkah strategi komunikasi

Pada dasarnya, menurut Liliweri (2010:250) dalam Suryadi strategi komunikasi itu harus dimulai dengan beberapa poin, diantaranya yaitu:

a) Mengidentifikasi visi dan misi

Visi adalah merupakan cita-cita jangka panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi umumnya terdiri dari beberapa kata yang mempunyai tujuan, sasaran dan cita-cita ideal komunikasi. Dan rumusan inilah yang dapat dirumuskan misi yang menerangkan cita- cita ideal tersebut.

b) Menentukan program dan kegiatan

Program dan kegiatan yang dimaksud adalah serangkain aktifitas yang harus dikerjakan dalam arti ini merupakan penjabaran dan misi.

c) Menentukan tujuan dan hasil

Setiap program dan kegiatan biasanya mempunyai tujuan dan hasil yang akan dicapai.

(25)

d) Memilih audiens yang menjadi sasaran

Perencanaan komunikasi menentukan kategori audiens yang bisa dijadikan sasaran komunikasi.

e) Mengembangkan pesan

Semua pesan yang dirampungkan sebisa mungkin memiliki isi yang jelas, persuasif, dan mereflesikan nilai audiens, tampilan isi yang mampu memberikan solusi bagi masyarakat.

f) Identifikasi pembawaan pesan

Kreteria komunikator antara lain kredibilitas, kredibilitas dalam ilmu pengetahuan, keahlian, professional dan keterampilan yang berkaitan denga isi tertentu.

g) Mekanisme komunikasi/media

Memilih media yang mampu memperlancar mekanisme pengiriman dengan baik atau pertukaran informasi. Kreteria media ialah media yang bisa diakses atau yang paling disukai audiens. Misalnya seperti koran, majalah, melalui radio.

h) Scan konteks dan persaingan

Mempertimbangkan resiko dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi. Seperti menghitung peluang untuk memenangkan persaingan dengan merebut hati audiens.

Adapun menurut cangara membagi strategi komunikasi dalam berbagai komponen yaitu:

(26)

1. komunikator

Komunikator merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi. Untuk menjadi komunikator yang baik dan tidak dapat dipercaya oleh komunikate atau khalayak sasaran, maka komunikator harus memiliki daya tarik dan kredibilitas.

2. Pesan Komunikasi

Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran atau komunikate dalam strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu. Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator canggihnya tepat mengenai khalayak sasaran.

3. Media Komunikasi

Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perlu mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang tepat daan dapat menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat. Pemilihan strategi media komunikasi dalam strategi komunikasi tak terkalahkan dengan tujuan yang dicapai, pesan yang disampaikan, serta teknik komunikasi yang digunakan.

4. Khalayak Sasaran

Dalam strategi komunikasi, melakukan panggilan khalayak sasaran adalah hal penting yang harus dilakukan oleh komunikator. Identifikasi

(27)

khalayak sasaran yang tak terkalahkan dengan tujuan komunikasi (Suryadi, 2018: 9).

c. Sifat strategi komunikasi

Strategi komunikasi merupakan sebuah perencanaan komunikasi yang ada di dalamnya. Tentunya ketika direncanakan akan terlihat sumber pesan, proses pengolahan pesan, dan bagaimana pesan digunakan dalam proses komunikasi itu sendiri.

Dengan demikian, berbicara sifat strategi komunikasi maka keberadaannya melekat atau terintegrasi dengan berbagai macam perencanaan komunikasi. Perencanaan komunikasi itu sendiri merupakan kajian dari organisasi komunikasi.

Dengan demikian, sifat strategi komunikasi dapat dijelaskan diantaranya sebagai berikut:

1) Bagian terintegrasi dari kajian perencanaan komunikasi.

2) Membutuhkan peran dari kredibilitas komunikator.

3) Membutuhkan setting komunikasi yang jelas.

4) Dapat digunakan sebagai salah satu proses komunikasi dalam berbagai situasi.

5) Banyak dirasakan implementasinya dalam kajian organisasi.

6) Memberikan manfaat yang sifatnya mengukur tingkat efektifitas pesan tersampaikan dan dimengerti oleh komunikan.

(28)

Dari sifat strategi komunikasi diatas, terdapat juga sifat khusus dari keberadaan strategi komunikasi ini yaitu, mencerminkan suatu epistemology dari semua implementasi model, teori, dan jenis komunikasi dengan tujuan menguasai lingkungan komunikasi sehingga mampu meemperoleh target komunikasi yang unggul.

Sifat strategi komunikasi pada dasarnya melekat pada semua pelaku komunikasi, tetpai pada awaalnya didahului oleh sebuah pemikiran strategis yang dimiliki oleh para pimpinan dari sebuah organisasi tertentu (Suryadi, 2018: 10).

c. Bentuk strategi komunikasi

Bentuk komunikasi yang diterapkan oleh seseorang akan dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapainya sehingga bentuk komunikasi akan terhubung dengan desain-desain komunikasi. Desain komunikasi yang dirumuskan mulai dari tingkatan ide, sampai pada kertas kerja dan praktik- praktik dalam bentuk perilaku individu hingga menghasilkan efek komunikasi. Kemudian dalam prosesnya memanfaatkan sejumlah media dan teknologi sehingga dapat dikatakan bahwa fenomena tersebut menghasilkan sebuah bentuk komunikasi.

Keberhasilan strategi komunikasi tentunya tidak bisa begitu saja diperoleh tanpa menganalisis terlebih dahulu keunggulan dan kesiapan semua komponen yang terlibat di dalamnya. Agar dalam menerapkan strategi komunikasi ini berhasil apabila segala sesuatu harus dipertautkan dengan

(29)

komponen-komponen yang merupakan hasil dari pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1) Who? (siapakah komunikatornya). Dalam hal ini yang dimaksud ialah terbuka, jujur, disiplin, berkeinginan keras dan penuh perhitungan logika dan rasional.

2) Says what? (pesan apa yang dinyatakannya). Dalam hal ini yang dimaksud yaitu benar, rasional, valid, cepat dan jelas sumbernya.

3) In which channel? (media apa yang digunakan). Dalam hal ini adalah media elektronik, cetak, grafis gambar, audio, dan audio visual.

4) To whom? (siapa komunikannya). Yang dimaksud adalah personal, masyarakat luas, anggota baru maupun anggota lama.

5) With what effect? (efek apa yang diharapkan). Dalam hal ini yang dimaksud adalah kerja sama dalam hal memahami pesan, terjalin pemahaman bersama, terjadinya perbedan persepsi, meninjau pada proses pencapaian tujuan bersama dengan pesan yang sama. (Suryadi, 2018: 11)

2. Komunikasi Publik

Menurut Hageman komunikasi publik merupakan komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang melembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang.

Komunikasi ini sering disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, publik speaking, dan komunikasi khayalak (audience

(30)

communication). Selain itu, komunikasi publik menunjukkan suatu proses

komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam keadaan tatap muka di depan khalayak yang lebih luas. Komunikasi publik sering disebut sebagai komunikasi massa, meskipun komunikasi massa lebih spesifik yakni komunikasi menggunakan media massa.

Komunikasi publik lebih luas jangkauannya di bandingkan dengan komunikasi massa. Dimana komunikasi massa hanya menggunakan media massa saja seperti koran, majalah, website, radio, dan televisi. Selain menggunakan media massa, komunikasi publik juga menggunakan media sosial dan media lain yang bisa menjakau khalayak luas. Contohnya aksi demo, seminar, diskusi, dan lain sebagainya. (Cangara,2014:38-39)

Dari segi teknis, komunikasi publik dikenal dengan berbagai istilah, contohnya:

1) Urusan publik (public affairs)

2) Informasi publik (public information) 3) Hubungan publik (public relations)

Adapun teori komunikasi publik menurut para ahli yaitu:

1) Agenda Setting Theory (Teori Agenda Setting)

Teori ini digagas oleh Max McCombs dan Donald Shaw ini menekankan bahwa media tidak perlu mengintruksikan apa yang orang pikirkan tetapi apa yang seharusnya dipikirkan. Media bertindak sebaagai penjaga gerbang informasi dan menentukan isu apa yang penting. Teori agenda setting berpendapat bahwa informasi atau isu yang tampil lebih

(31)

sering di media akan memiliki arti yang lebih penting bagi publik dan menentukan prioritas politik dan sosial. Fenomena ini juga berlaku untuk dampak kampanye terhadap pentingnya masalah sosial dan isu kebijakan.

2) Uses and Gratifications Theory (Teori Uses and Gratifications)

Teori yang ditemukan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch ini adalah salah satu teori komunikasi yang menjelaskan hubungan antara manusia dan media. Teori menawarkan konsep yang berguna dalam memahami motivasi kahalayak untuk memilih media tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Terdapat lima macam kebutuhan yang dipenuhi oleh media yaitu kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, integrase pribadi, integrase sosial dan kebutuhan bebas dari ketegangan.

a. Tujuan komunikasi publik

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku dimensi-dimensi komunikasi beliau mempunyai pendapat mengenai tujuan komunikasi publik sebagai berikut:

1) Memberikan informasi (Publik Information) kepada masyarakat.

Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi yang disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi lebih banyak melalui kegiatan mass communication.

(32)

2) Mendidik masyarakat (Publik Education). Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, dan lebih berkembang. Akan tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah melalui kegiatan komunikasi interpersonal antara penyuluh dengan anggota masyarakat, antara guru dengan murid, antara orang tua dan anak-anaknya

3) Menghibur masyarakat (Publik Entertainment). Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan bagi masyarakat. (Mulyana,2011:4) b. Unsur-unsur komunikasi publik

1) Sumber/Komunikator, merupakan pengirim pesan informasi.

Sumber ini bisa terdiri dari satu orang atau bisa juga dalam kelompok misalnya dari organisasi. Komunikator atau sumber dalam komunikasi publik dapat dilakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan oleh seorang komunikator publik profesional.

2) Pesan, adalah sesuatu yang disampaikan oleh sumber/komunikator kepada penerima/komunikan. Penyampaian pesan dalam komunikasi publik ini berupa ide atau gagasan, informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak sebagai bentuk dari pencerahan, atau tindakan sosialisasi. Pesannya berisi pesan yang penting diketahui publik. Yang dikomunikasikan menyangkut

(33)

urusan publik (Public Affairs) atau yang diharapkan dapat menggugah orang banyak.

3) Media, merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari komunikator kepada komunikan. Sarana komunikasi publik yaitu segala saluran yang bisa menyampaikan pesan kepada publik melalui media massa, jejaring social, spanduk. Yang pasti komunikasi memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efesien.

4) Penerima/komunikan, adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh komunikator. Komunikan/penerima pesan dalam komunikasi publik biasanya orang-orang dalam satu organisasi, ataupun luar organisasi, dengan jumlah yang relatife besar dilakukan disebuah tempat seperti di kelas dan tempat ibadah.

5) Efek/pengaruh, adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan dari komunikator. Efek atau pengaruh yang diterima oleh komunikan tentunya kearah yang lebih baik, karena pesan yang disampaikan dalam komunikasi publik biasanya mengenai pendidikan bahkan pencerahan.

6) Umpan balik/feedback, adalah suatu bentuk tanggapan balik dari komunikan/penerima setelah memperoleh pesan dari komunikator.

Umpan balik dalam komunikasi publik bisa seperti pertanyaan

(34)

yang diajukan ke komunikator yang terbatas ataupun bisa berupa saran. (Mulyana,2011:5)

c. Efek komunikasi publik

Dampak komunikasi, selain positif juga mempunyai dampak negatif.

Menurut Mc. Luhan, membagi tiga aspek mengenai efek dari komunikasi publik, diantaranya:

1) Efek Kognitif. Dimana efek kognitif ini adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.

2) Efek Afektif. Dalam efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahukan kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya.

3) Efek Behavioral. Efek ini merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

(Mulyana,2011:34)

d. Penyampaian Komunikasi Publik

Penyampaian yang baik kiranya diikuti dengan cara penyampaian yang baik pula sehingga dapat memungkinkan komunikasi itu terjadi secara efektif. Pembicara bertanggung jawab atas penyampaian informasi

(35)

sehingga apa yang diinformasikan dapat seefektif mungkin. Untuk penyampaian yang baik harus diperhatikan beberapa hal, diantaranya:

1. Kontak Mata

Teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu pembicara dalam hal menjelaskan ide-idenya kepada pendengar. Seorang pembicara yang berhasil haruslah menjaga kontak mata dengar pendengarnya, dengan adanya kontak mata, maka dapat membantu pembicara mengenai pesan yang disampaikan.

2. Vokalik

Kecepatan berbicara, nada, irama dan suara biasanya menekankan pada kata-kata yang disampaikan perlu diperhatikan, sehingga apa yang disampaikan dengan suara yang jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar. Akan tetapi ketika apa yang disampaikan kurang maksimal maka pendengar yang mendengarkan akan membosankan.

3. Ketepatan

Terkadang suatu persentasi yang disampaikan dalam situasi informal, maka penyampaian informasi sebaiknya disesuaikan dengan situasi dan kondisinya. Begitu juga sebaliknya, bila keadaannyan formal maka cara proses penyampaiannya juga harus formal. Disamping mempertimbangkan kondisi dan topik sebaiknya mempertimbangkan apa yang diharapkan oleh pendengar.

(36)

4. Perencanaan

Kunci strategi yaitu perencanaan. Karena itu, sebelum penyampaian informasi akan lebih baiknya ketika pembicara merencanakan perencanaan yang matang. Kemudian pemilihan topik pembicaraan yang bagus untuk diberikan kepada pendengar didasari pada analisis pendengar. Sehingga informasi yang disampaikan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendengar. (Arni,2008:203-205)

Komunikasi massa itu sendiri menurut Bittner adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

Sedangkan menurut De Fleur dan Denis komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara.

Jenis-jenis komunikasi massa itu sendiri adalah sebagai berikut:

1) Iklan 2) Jurnalisme 3) Humas 4) Media sosial

Elizabeth Noelle Neuman (1983:92) menyebutkan empat tanda pokok dalam komunikasi massa yaitu:

1) Komunikasi massa bersifat tidak langsung.

2) Komunikasi massa bersifat satu arah.

(37)

3) Komunikasi massa terbuka.

4) Memiliki publik yang secara geografis tersebar. (Nurudin, 2015:187)

3. Kecamatan

Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 209 dijelaskan bahwa Kecamatan ialah perangkat Daerah Kabupaten/Kota, sebagaimana dijelaskan pada ayat (2) huruf f adalah sebagai berikut:

(2) perangkat Daerah kabupaten/kota terdiri atas:

a. Sekretariat daerah b. Sekretariat DPRD c. Inspektorat d. Dinas e. Badan, dan f. Kecamatan

Kedudukan Kecamatan dijelaskan pada pasal 221 UU No. 23 Tahun 2014 sebagai berikut:

1) Daerah Kabupaten/Kota membentuk Kecamatan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintah, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan.

2) Kecamatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dibentuk dengan perda Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan pemerintah.

(38)

3) Rancangan perda Kabupaten/Kota tentang pembentukan Kecamatan yang telah mendaptkan persetujuan bersama bupati/wali kota dan DPRD Kabupaten/kota, sebelum ditetapkan oleh Bupati/Wali Kota disampaikan kepada Menteri melalui Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat untuk mendapatkan persetujuan.

Jadi Kecamatan dibentuk untuk meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintah artinya dengan adanya kecamatan, Camat sebagai pemimpin tertinggi di Kecamatan mampu mengkoordinasikan segala urusan pemerintah di Kecamatan, dan juga Camat mampu memberikan pelayanan publik di Kecamatan dan juga pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan.

Kemudian arti Camat dalam pasal 224 UU No. 23 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1) Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/kota melalui sekretaris Daerah.

2) Bupati/wali kota wajib megangkat camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Pengangkatan camat yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibatalkan keputusan pengaangkatan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.

(39)

Dari penjelasan diatas tentang pasal 224 UU No. 23 Tahun 2014 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan menguasai pengetahuan teknis pemerintah adalah dengan dibuktikan dengan ijazah diploma/ sarjana pemerintahan.

Tugas camat itu sendiri menurut pasal 225 UU No. 23 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

(1) Camat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 224 ayat (1) mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan urusan pemerintah umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (6).

b. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan manusia.

c. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

d. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan perda dan perkada.

e. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum.

f. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh perangkat Daerah di Kecamatan.

g. Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa atau kelurahan.

h. Melaksanakan urusan pemerintah yang menjadi kewenagan Daerah Kabupaten/Kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang ada di Kecamatan, dan

i. Melaksanakan tugas sesuai dengan diterapkan peraturan perundang- undangan.

(40)

(2) Pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintah umum sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a dibebankan pada APBN dan pelaksanaan tugas lain sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf I dibebankan kepada yang menguasai.

(3) Camat dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh perangkat Kecamatan.

Selain tugas yang dijelaskan di atas camat juga mendapat pelimpahan wewenang. Hal ini yang di atur dalam pasal 226 uu No. 23 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1) Selain melaksanakan tugas sebagaimana yang di maksud dalam pasal 225 ayat (1), Camat mendapatkan pelimpahan sebagian kewenangan bupati/wali kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten/Kota.

2) Pelimpahan kewenangan Bupati/Wali Kota sebagaimana yang di maksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan pemetaan pelayanan publik yang sesuai dengan karakteristik Kecamatan atau kebutuhan masyarakat pada Kecamatan yang bersangkutan.

3) Pelimpahan kewenangan Bupati/Wali Kota sebagaimana yang di maksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan bupati/ wali kota berpedoman pada peraturan pemerintahan.

Mengenai pendanaan akibat dari pelimpahan wewenang tersebut di atur dalam pasal 227 UU No. 23 Tahun 2014 yaitu: pendanaan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan yang dilakukan oleh Camat

(41)

sebagaimana yang di maksud dalam pasal 225 ayat (1) huruf b sampai dengan huruf h serta pasal 226 ayat (1) dibebankan pada APBD Kabupaten/Kota. (Ali,2017:362)

4. Partisipasi Masyarakat

Dalam bahasa inggris “participation” yaitu pengambilan bagian atau keikutsertaan seseorang. Menurut Keith Davis, partisipasi ialah suatu keikutsertaan mental dan emosi seseorang terhadap pencapaian tujuan serta ikut bertanggung jawab didalamnya. (Gledis,2013)

Dapat disimpulkan dalam partisipasi masyarakat ialah berupa keikutsertaan seseorang baik secara individu atau kelompok dalam sebuah kegiatan atau program kerja yang di tetapkan oleh camat. Dalam penelitian ini partispasi masyarakat tersebut adalah peran serta dan keikutsertaan dengan sukarela masyarakat yang ada di Desa Kalaena Kiri Kabupaten Luwu Timur.

a. Bentuk partisipasi

Dapat dilihat berbagai macam bentuk partisipasi, tergantung dari situasi dan kondisi partisipasi tersebut. Menurut Keith Davis dalam Sastropoetro (1998) membagi bentuk partisipasi sebagai berikut:

1. Konsultasi dalam bentuk jasa

2. Sumbangan secara langsung berupa uang atau barang

3. Mendirikan sebuah proyek yang dananya berasal dari sumbangan individu atau instansi

(42)

4. Mendirikan sebuah proyek yang dibiayai oleh seluruh komuniti (biasanya ditentukan oleh rapat komuniti, rapat desa yang menetapkan anggarannya)

5. Sumbangan dalam bentuk kerja, dan dikerjakan oleh tenaga ahli setempat

6. Aksi massa

7. Menggunakan pembangunan dikalangan desa 8. Membangun proyek yang bersifat otonomi

Bentuk-bentuk partisipasi ini dalam kegiatan pelaksanaanya biasanya memerlukan prasyarat, diantaranya yaitu unsur kesukarelaan dalam melakukan peran serta tersebut, karena dalam melakukan partisipasi artinya ikut dalam suatu masalah yang memerlukan peran serta dari berbagai kalangan disekitnya demi mencapai suatu tujuan. (Nuring,2013:13)

b. Macam-macam Partisipasi

Macam-macam partisipasi dapat dilihat berdasarkan cara keterlibatannya, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi langsung. Partisipasi yang terjadi ketika individu turun langsung dalam suatu partisipasi.

2. Partisipasi tidak langsung. Partisipasi yang terjadi ketika individu memberikan hak partisipasinya kepada orang lain. (Nuring,2013:15) c. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi

(43)

Faktor yang mempengaruhi partisipasi menurut Angell dalam Ensiklopedia Wikipedia berjudul partisipasi (2011) ialah partisipasi yang ikut dalam masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Usia

Merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan kemasyarakatan. Seperti kelompok usia menengah ke atas yang keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat cenderung lebih banyak ikut berpartisipasi dibandingkan dengan mereka yang dari kelompok usia lainnya.

2. Jenis Kelamin

Dalam hal ini, jenis kelamin menentukan peran sebagai hal utama dalam proses partisipasi. Seperti peran perempuan yang mampu menggerakkan emansipasi dan pendidikan yang semakin baik.

3. Pendidikan

Sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap mampu memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat.

4. Pekerjaan dan Penghasilan.

Dalam hal pekerjaan dan penghasilan mampu mencukupi kebutuhan seseorang dan mampu mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam

(44)

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Pentingnya suatu berpartisipasi dalam kegiatan, harus didukung oleh dana.

5. Lamanya Tinggal.

Seseorang yang sudah lama bertempat tinggal di lingkungan tertentu biasanya berpengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya dapat berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama mereka tinggal di lingkungan tersebut, maka rasa memiliki cenderung dalam berpartisipasi dalam setiap kegiatan. (Wahyuddin,2018:31)

(45)

Strategi Komunikasi menurut Cangara:

1. komunikator

2. Pesan komunikasi 3. Media komunikasi 4. Khalayak Sasaran

Partisipasi masyarakat C. Kerangka Pikir

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 2.1: Kerangka Pikir

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep diatas maka fokus penelitian tentang

“Strategi Komunikasi Publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat (Kantor Camat Kalaena Desa Kalaena kiri Kabupaten Luwu Timur)” adalah sebagai berikut:

STRATEGI KOMUNIKASI CAMAT DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Efek Komunikasi Publik menurut Mc.

Luhan:

1. efek kognitif 2. efek afektif 3. efek behavioral

(46)

1. Strategi komunikasi publik kepala wilayah kecamatan, dan 2. Partisipasi Masyarakat

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada komunikasi Camat di Desa Kalaena kiri, Kabupaten Luwu Timur dengan fokus penelitian tentang bagaimana strategi komunikasi publik Kepala Wilayah Kecamatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di Desa Kalaena kiri, Kabupaten Luwu Timur dipengaruh oleh komunikasi publik dan partisipasi masyarakat yaitu:

1. Komunikasi Publik

Komunikasi publik ialah suatu proses komunikasi yang dimana pesan yang disampaikan secara langsung dengan proses tatap muka di depan khalayak. Komunikasi publik bisa dikatakan sebagai komunikasi massa dimana komunikasi publik dan komunikasi massa sama-sama menggunakan media sebagai alat komunikasi.

2. Partisipasi masyarakat

Partisipasi masyarakat ialah keikutsertaan masyarakat baik itu secara individu atau kelompok dalam sebuah kegiatan demi mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

(47)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini memerlukan waktu kurang lebih dua bulan lamanya untuk menyelesaikan sebuah penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Kalaena kiri, kecamatan kalaena tepatnya di Kantor Camat Kalaena yang beralamat di Jl. Imam Bonjol No.3 yang termasuk dalam Kabupaten Luwu Timur

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif, dimana jenis penelitian ini mengumpulkan dan menghasilkan data lisan maupun tulisan dari masyarakat yang diamati. Tipe penelitian yang digunakan ialah tipe deskiptif, dimana penelitian ini mengumpulkan data secara langung dari lokasi yang diteliti.

C. Sumber Data

1. Data Primer, merupakan data yang didapatkan secara langsung dari narasumber yang berkaitan dengan penelitian. Informan yang bersangkutan benar-benar mengetahui kondisi di lapangan.

2. Data Sekunder, merupakan data pelengkap dari data primer. Biasanya berupa tulisan atau dokumentasi yang mendukung penelitian seperti arsip, dokumen, laporan tertulis, data dari narasumber maupun dari internet.

(Laliani,2017:793)

(48)

D. Informan Penelitian

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana purposive sampling adalah pemiilihan sampel

berdasarkan karakteristik yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Fitrah, 2017:161).

Informan yang dipilih mampu memberikan informasi yang sesuai yaitu orang-orang yang dapat memahami permasalahan yang sedang diteliti dan mereka yang memiliki informasi yang diperlukan saat penelitian. Adapun informan yang utama dalam penelitian ini adalah:

1. Kepala Wilayah Kecamatan. : Alimuddin Bahtiar, S.Sos.,MM 2. Lembaga Kemasyarakatan Desa. : Sukeng Prianto

3. Tokoh Agama. : Laginta

4. Tokoh Masyarakat : Masnawati E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara ialah pembicaraan langsung antara informan dengan pewawancara.

2. Observasi yaitu proses pengamatan secara langsung tentang objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan berkenaan dengan topik penelitian.

(49)

3. Dokumentasi adalah dengan mengambil gambar yang ada di lingkungan sekitar dan komentar informan melalui handphone untuk memperoleh data yang akurat. (Sianipar,2017:33)

F. Teknik Analisis Data

Menurut miles dan Huberman (Sugiono 2017), dalam penelitian ini, yang digunakan adalah tahap reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Tahap reduksi data, dimana tahap ini dilakukan dengan cara memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal yang penting, dan data yang diperoleh dilapangan kemudian diketik atau ditulis dalam bentuk keterangan atau laporan.

Display data (penyajian data) selanjutnya data yang di peroleh dalam bentuk penjelasan singkat, bagan atau sejenisnya. Penarikan kesimpulan, dimana data yang diperoleh kemudian di kategorikan, mencari tema dan polanya kemudian menarik kesimpulan. Kesimpulan awal masih akan berubah ketika tidak menemukan bukti yang akurat yang mendukung bagian pengumpulan data berikutnya. (Sugiono,2017:246)

G. Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, data bisa dikatakan akurat apabila terjadi keselarasan antara yang dilaporkan dengan perbedaan yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Untuk menguji suatu kebenaran informasi pada metodologi ini dapat digunakan uji kredibilitas (sugiono,2017). Untuk menguji kredibilitas suatu kebenaran dapat dilakukan dengan cara:

(50)

1. Perpanjangan pengamatan.

Apabila peneliti masih menemukan kekurangan dalam penelitian, maka peneliti masih bisa mendapatkan informasi yang akurat dari data yang sudah di dapatkan sebelumnya.

2. Triangulasi.

Menurut sugiyono (2017), triagulasi merupakan pemeriksaan data dari berbagai sumber, cara dan waktu. Secara keseluruhan terdapat triagulasi data, triangulasi teknik dan triangulasi waktu antara lain:

a. Triangulasi data, dapat diperoleh dengan cara mengecek kembali data dari beberapa sumber dan dikategorikan berdasarkan pandangan yang sama atau tidak.

b. Triangulasi teknik, yang dilakukan dengan cara mengecek kebenaran data dari sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu, dilakukan dengan cara pengecekan dengan menggunakan situasi yang berbeda.

3. Menggunakan bahan referensi.

Hal ini dilakukan dengan cara memperlihatkan bukti berupa gambar, suara/rekaman sehingga ada pembuktian bahwa peneliti benar- benar melakukan penelitian dan menghasilkan data dari penlitian.

4. Mengadakan membercheck.

Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi data kembali oleh peneliti atas data yang diperoleh dilapangan apakah jawaban yang didapatkan

(51)

sesuai dari pertanyaan peniliti atau tidak, sehingga data yang didapatkan ialah data yang akurat. (Sugiono,2017:273)

(52)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum lokasi Penelitian

1. Kondisi geografis dan Kondisi demografis a. Kondisi grografis

Gambar 4.1. Kantor Camat Kalaena

Kecamatan Kalaena merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Luwu Timur yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 3 dengan kode pos 92973. Kecamatan Kalaena berada posisi 20 03 00 - 20 30 31”

Lintang Selatan dan 1200 4930 - 1210 00 30Bujur Timur. Kecamatan kalaena berbatasan dengan:

- Sebelah Utara : Kecamatan Wasuponda dan Mangkutana - Sebelah Selatan : Kecamatan Tomoni Timur

- Sebelah Barat : Kecamatan Mangkutana - Sebelah Timur : Kecamatan Angkona

(53)

Secara Administrasi Kecamatan Kalaena terbagi menjadi 7 (Tujuh) Desa yaitu :

1. Desa Pertasi Kencana 2. Desa Kalaena Kiri 3. Desa Mekar Sari 4. Desa Non Blok 5. Desa Sumber Agung 6. Desa Sumber Makmur 7. Desa Argomulyo

Wilayah Kecamatan Kalaena merupakan wilayah bukan pantai dengan topografi daratan, hanya desa Argomulyo daan Non Blok yang topografinya berbukit-bukit. Ada dua sungai yang melintasi Kecamatan ini yaitu sungai Wailalo yang melintas di Desa Non Blok, Sumber Makmur dan Sumber Agung dan sungai Manakai yang melintas di Desa Kalaena Kiri, Pertasi Kencana, Sumber Makmur, Sumber Agung dan Argomulyo.

Kecamatan Kalaena memiliki luas wilayah sekitar 372,86 km2 atau sekitar 3,12 % dari luas Kabupaten Luwu Timur, dengan 7 Desa yang masing-masing luas dan jarak tempuh Desa ke ibukota Kecamatan. Desa terluas di Kecamatan Kalaena adalah Desa Non Blok yaitu 15,62 km2 dan terkecil adalah Desa Sumber Agung.

Dari 7 desa di Kecamatan Kalaena, jarak dari yang satu desa yang lain tentunya sangat berbeda. Desa yang cukup jauh dari Kecamatan Kalaena adalah Desa Argomulyo dan desa terdekat adalah desa Kalaena Kiri. tetapi

(54)

akses menuju Kecamatan atau Kabupaten sangat mudah untuk dilewati kendaraan roda empat sehingga masyarakat di desa dapat menjangkaunya.

Website : kec-kalaena@luwutimur.go.id No. Telepon : 0473 321005 atau +62474 321005

b. Kondisi demografis

Jumlah penduduk yang berada di Kecamatan Kalaena Desa Kalaena Kiri pada tahun 2019 sebanyak 2.337 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut kebanyakan berprofesi sebagai petani dan berkebun.

2. Sejarah Kecamatan Kalaena

Pada pulan Februari 2003, Kabupaten Luwu Timur pada saat itu terdiri dari 8 kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Mangkutana 2. Kecamatan Nuha

3. Kecamatan Towuti 4. Kecamatan Malili 5. Kecamatan Angkona 6. Kecamatan Wotu 7. Kecamatan Burau 8. Kecamatan Tomoni

Ibukota Kabupaten Luwu Timur adalah Malili, di Kecamatan Malili.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 24 Tahun 2011 tentang Perubahan Status Desa Tomoni menjadi Kelurahan

(55)

Tomoni Kecamatan Tomoni, Desa Malili menjadi Kelurahan Malili Kecamatan Malili dan Desa Magani menjadi Kelurahan Magani Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan Tomoni Timur, Kecamatan Kalaena dan Kecamatan Mangkutana.

3. Visi dan Misi Kantor Camat Kalaena

a. Visi

“Luwu Timur Terkemuka 2021”

Artinya melanjutkan pembangunan daerah menuju Kabupaten Luwu Timur yang lebih maju, sejahtera dan mandiri melalui pengembangan ekonomi kerakyatan secara terpadu dan berkelanjutan yang berbasis sumber daya.

Visi ini bermakna bahwa pada tahun 2021 Luwu Timur merupakan daerah terkemuka disbanding Kabupaten/Kota lain di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Aspek-aspek yang menjadi penanda dari “Luwu Timur Terkemuka” adalah daerah yang masyarakat Luwu Timur Maju, sejahtera, dan mandiri. Yang artinya, Luwu Timur pada tahun 2021 akan terkemuka dibandingkan daerah lain di Sulawesi Selatan dalam hal kemajuan, kesejateraan, dan kemandirian.

(56)

Adapun tiga pokok visi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. “Maju” adalah kondisi dimana Kabupaten Luwu Timur yang memiliki infrastruktur yang berkualitas dan sumberdaya manusia yang handal, dengan indikator tersedianya sarana transportasi darat, laut dan udara yang memadai dan realisasi IPM yang tinggi.

2. “Sejahtera” adalah kondisi dimana Kabupaten Luwu Timur memiliki masyarakat yang kemakmuran ekonominya tinggi, kesejahteraan sosialnya tinggi, rendahnya tingkat kemiskinan dengan dilandasi oleh prikehidupan yang religius, dengan indikatirnya adalah PDRB perkapita dan angka kemiskinan.

3. “Mandiri” adalah kondisi dimana Kabupaten Luwu Timur memiliki daya saing yang tinggi ditandai dengan berkembangnya iklim investasi yang atraktif, terpenuhinya fasilitas ekonomi yang memadai dan orientasi hidup masyarakat yang beridiri diatas kemampuan sendiri, dengan indikatirnya adalah jumlah dan nilai investasi.

b. Misi

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah berorientasi ekonomi kerakyatan untuk mencapai kesejahteraan social yang berkeadilan dan berkelanjutan didukung oleh stabilitas keamanan wilayah dan nilai-nilai budaya.

2. Pemanfaatan ruang sesuai dengan tata ruang wilayah untuk menjamin kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.

(57)

4. Meningkatkan infrastruktur daerah.

5. Reformasi Birokrasi untuk tata kelola pemerintahan yang baik.

6. Mendorong berkembangnya masyarakat yang religious dan kerukunan intra dan antarumat beragama.

7. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antardaerah.

4. Tugas dan fungsi kantor Kecamatan Kalaena

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 56 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten Luwu Timur.

Kantor Kecamtan Kalaena dipimpin oleh seorang camat yang Kedudukan sebagai berikut:

(1). Camat mempunyai tugas pokok membantu bupati dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan.

(2). Camat dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pemerintahan umum;

b. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat desa;

(58)

c. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang ketentraman dan ketertiban umum; dan

d. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pelayanan umum.

(3). Camat dalam melaksanakan fungsi tersebut diatas, tugas pokok sebagaimana dimaksud mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Merencanakan operasional kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata;

c. Memberikan petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasional dan pelaporannya;

d. Menyelia pelaksanaan tugas pokok agar organisasi berjalan sesuai dengan rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkungan kecamatan;

e. Mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup kecamatan;

f. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup kecamatan;

g. Menyelenggarakan urusan pemerintahan umum;

h. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

i. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;

(59)

j. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;

k. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati;

l. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemerintahan desa dan kelurahan;

m. Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan desa atau sebutan lain dan/atau kelurahan;

n. Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang tidak dilaksanakan unit kerja pemerintah daerah kabupaten yang ada di kecamatan;

o. Melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh Bupati;

p. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan publik;

q. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Camat dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

r. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam pelaksanaan kegiatan Camat dibantu oleh Sekertaris Camat, adapun tugas Sekertaris Camat yaitu sebagai berikut:

1) Sekretaris Camat dalam melaksanakan tugas pokok juga menyelenggarakan fungsi :

(60)

a. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang perencanaan dan kepegawaian;

b. Perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas dibidang umum dibidang umum dan keuangan; dan

c. Pelakasanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

2) Sekretaris Camat, dalam melaksanakan tugas pokok mempunyai rincian tugas:

a. Merencanakan operasional kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata;

c. Memberi petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasional dan pelaporannya;

d. Menyelia pelaksanaan tugas pokok agar organisasi berjalan sesuai dengan rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Sekretariat;

e. Mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Sekretariat;

f. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup Sekretariat;

g. Melaksanakan koordinasi kepada seluruh bidang serta menyiapkan bahan penyusunan program kecamatan;

Gambar

Gambar 2.1: Kerangka Pikir
Gambar 4.1. Kantor Camat Kalaena
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Kantor Camat Kalaena  Keterangan:
Tabel 4.2: Jumlah PNS Berdasarkan Jabatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

A. Investor wajib memiliki Rekening Efek sebelum bertransaksi Obligasi. Apabila Investor belum memiliki Rekening Efek maka Investor wajib membubuhkan tanda centang

Tingkat total utang mengalami kenaikan ditahun 2010 dan 2011, sedangkan ditahun 2012 mengalami penurunan sebesar 8,00 persen, dan meningkat kembali sebesar Rp768.186.000.000,00

Sumber: PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk, PEFINDO Sumber: PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk, PEFINDO Riset dan Konsultasi – Divisi Valuasi Saham & Indexing Riset dan Konsultasi

• Litologi daerah panas bumi Massepe terdiri dari batuan vulkanik, sedimen dan endapan permukaan yang membentuk morfologi perbukitan bergelombang lemah-terjal, perbukitan kubah

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Program Simulasi Eksperimen Difraksi

SMA Yadika 6 adalah sekolah Swasta yang bergerak dalam bidang pendidikan yang berlokasi di jalan JurangMangu Barat No 25A. Pada Tempat ini Penulis melakukan

Standar I: Pengkajian Keperawatan. Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, karena data diperoleh secara tidak langsung dan merupakan data yang