• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Partisipasi Pemuda

Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul; (2) Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi Pemuda.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif jenis studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun. Subyek penelitian ini adalah ketua TBM, ketua dan anggota karang taruna, tokoh masyarakat, dan kepala dusun. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data komponensial yang dilakukan secara induktif. Teknik keabsahan data dengan trianggulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun meliputi: tingkatan, bentuk, hasil, dan dampak partisipasi. Tingkatan partisipasi meliputi: konsultasi, pengambilan keputusan bersama, bertindak bersama, dan memberikan dukungan. Bentuk partisipasi meliputi: partisipasi vertikal, horizontal, fisik, dan non fisik. Hasil partisipasi meliputi: (a) penambahan rak buku, banner, dan dekorasi rungan terkait sarana dan prasarana, (b) merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda, (c) link atau jalinan kerjasama menjadi bertambah, (4d TBM lebih dikenal banyak orang, dan (e) masyarakat selalu datang ketika TBM mengadakan kegiatan atau program. Dampak partisipasi meliputi: (a) pemuda ada rasa memiliki terhadap TBM, (b) dari perpustakaan masjid menjadi TBM yang memiliki berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan keagamaan, (c) semangat pemuda menjadi bertambah untuk terlibat dalam kegiatan TBM, (d) pemuda menjadi lebih berani bersosialisasi, dan (e) pengunjung TBM menjadi bertambah. (2) Faktor pedukung dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun. Faktor pendukung pertisipasi pemuda, yaitu (a) pengelola TBM dapat merangkul pemuda, (b) pengelola memahami makna arti penting keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, dan (c) Tokoh masyarakat dan perangkat dusun mendukung kegiatan atau program TBM baik secara materiil maupun non materiil. Sedangkan faktor penghambat partisipasi pemuda, yaitu: kesibukan dan keterbatasan pendidikan.

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir skripsi yang berjudul “Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu,Bantul”.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan yang telah memberikan fasilitas dan sarana sehingga saya lancar studi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan tugas akhir.

3. Bapak Lutfi Wibawa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu guna memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan yang membangun, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah yang telah

mendidik saya selama menuntut ilmu di bangku kuliah.

5. Kepala Dusun Jambon yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan bersedia menjadi narasumber sehingga penelitian berjalan lancar.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Fokus Penelitian ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 10

1. Partisipasi Pemuda ... 10

a. Pengertian ... 10 hal

xi

b. Bentuk-bentuk Partisipasi Pemuda ... 11

c. Macam-macam Partisipasi Pemuda ... 13

d. Faktor-faktor Partisipasi ... 15

e. Tingkatan Partisipasi ... 18

2. Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat ... 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

C. Kerangka Berpikir ... 36

D. Pertanyaan Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 40

B. Subjek Penelitian ... 41

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

D. Metode Pengambilan Data ... 41

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 46

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

a. Sejarah Berdiri ... 51

b. Lokasi ... 53

c. Tujuan Pendirian ... 53

xii

e. Sasaran ... 55

f. Data Kegiatan atau Program ... 55

g. Pengaturan Operasional TBM ... 58

2. Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat .... 58

a. Bentuk Partisipasi ... 58

b. Hasil Partisipasi ... 75

c. Dampak Partisipasi ... 79

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi ... 83

B. Pembahasan ... 89

1. Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat .... 89

a. Bentuk Partisipasi ... 89

b. Hasil Partisipasi ... 103

c. Dampak Partisipasi ... 106

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Panduan Pengambilan Data Lapangan (Metode Wawancara) ... 44 Tabel 2. Panduan Pengambilan Data Lapangan (Metode Observasi) ... 44 Tabel 3. Panduan Pengambilan Data Lapangan (Metode Studi Dokumentasi) . 45 hal

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 120

Lampiran 2. Pedoman Wawancara PengelolaTBM ... 121

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pengurus Kelompok Pemuda ... 124

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Anggota Kelompok Pemuda ... 127

Lampiran 5. Pedoman Wawancara Tokoh Masyarakat ... 130

Lampiran 6. Pedoman Wawancara Perangkat Dusun ... 131

Lampiran 7. Pedoman Observasi ... 132

Lampiran 8. Pedoman Studi Dokumentasi ... 133

Lampiran 9. Catatan Lapangan ... 134

Lampiran 10. Transkrip Wawancara ... 150

Lampiran 11. Hasil Studi Dokumen ... 179

Lampiran 12. Reduksi, Display, Kesimpulan ... 180

Lampiran 13. Trianggulasi ... 200

Lampiran 14. Data Sarana dan Prasarana ... 220

Lampiran 15. Struktur Pengelola TBM ... 221

Lampiran 16. Presensi Rapat Karang Taruna ... 222

Lampiran 17. Foto ... 224

Lampiran 18. Surat-surat Penelitian ... 227 hal

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya dilihat dari aspek pendidikan. Kualitas pendidikan menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 13 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Ketiga jalur tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan potensi manusia. Pendidikan nonformal berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, salah satunya melalui program Taman Bacaan Masyarakat.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM (Kemendikbud, 2014: 3).

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai salah satu program yang ingin mewujudkan budaya baca dimasyarakat karena minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Menurut survey UNESCO minat baca masyarakat Indonesia baru 0,01 persen. Artinya, dalam 10.000 anak bangsa hanya ada satu anak bangsa yang memiliki minat baca (Kompas.com: 2015).

2

Dan berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca (Kompas.com: 2016).

TBM selain berfungsi untuk meningkatkan minat baca masyarakat, juga berfungsi sebagai pendukung gerakan pemberantasan buta aksara karena penduduk Indonesia khususnya DIY belum terbebas dari buta aksra. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2015 penduduk usia 15-44 tahun yang mengalami buta aksara sebanyak 1,1% dan untuk penduduk usia diatas 45 tahun ada sekitar 11,89 %. Sedangkan untuk DIY pada pada tahun 2015 penduduk usia 15-44 tahun yang mengalami buta aksara sebanyak 0,19% dan untuk penduduk usia diatas 45 tahun ada sekitar 12,8%. TBM menjadi sarana pendukung yang efektif dalam pemberantasan buta aksara. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan layanan pendidikan nonformal bagi masyarakat (Muhsin Kalida, 2012: 5-6).

Salah satu penyebab rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah tingginya budaya menonton televisi. Dewasa ini, budaya baca termarjinalkan oleh hadirnya media televisi yang lebih menawarkan fitur-fitur yang menggiurkan sehingga banyak menarik minat masyarakat untuk menonton (Nurul Hayati dan Yoyon Suryono, 2015: 176). Merujuk data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik tahun 2012, sebanyak 91,58 persen penduduk Indonesia yang berusia 10 tahun ke atas lebih suka menonton televisi (Kompas.com: 2016). Menonton dianggap kegiatan yang lebih praktis

3

dan menyenangkan untuk dilakukan dari pada membaca. Apalagi dengan kemajuan IPTEK yang sangat pesat. Kita dapat melihat media televisi telah mendominasi dikalangan masyarakat karena menawarkan tontonan yang menggiurkan. Bahkan media televisi memberikan dampak yang besar dalam kehidupan manusia, baik dampak positif maupun negatif. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dampak negatif yang ditimbulkan lebih besar. Apalagi dikalangan anak-anak karena mereka belum dapat memilah apa yang ditonton. Dewasa ini sering ditemui fenomena taman bacaan masyarakat bukanlah tempat menyenangkan untuk dikunjungi bahkan menjadi tempat yang dianggap membosankan. Hal tersebut menyebabkan taman bacaan masyarakat sepi pengunjung. Ada beberapa faktor yang menyebabkan taman bacaan masyarakat sepi peminat, diantaranya adalah terbatasnya koleksi buku yang dimiliki, fasilitas yang belum memadai, pengelolaan yang belum profesional, dan tidak adanya kegiatan-kegiatan yang menarik minat pengunjung. Selain faktor-faktor tersebut, sepinya taman bacaan masyarakat juga karena masih kurangnya pengembangan dalam penyelenggarannya. Taman bacaan masyarakat sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat, keberadaannya memang seringkali mengalami ketertinggalan dari penelusuran informasi. Keadaan ini dimungkinkan karena masyarakat belum mengetahui seluk-beluk taman bacaan masyarakat, disamping minat baca masyarakat yang masih rendah (Muhsin Kalida, 2012: 8).

Melihat fenomena tersebut perlu adanya pengembangan dalam penyelenggaran taman bacaan masyarakat, baik dari segi fasilitas maupun

4

kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Dalam hal ini perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Selain dari pemerintah, diperlukan juga dukungan dari masyarakat sekitar taman bacaan masyarakat termasuk didalamnya adalah keterlibatan pemuda. Pemuda adalah motor penggerak dalam menciptakan perubahan di masyarakat. Seperti yang dikatakan Akbar Tandjung dalam Lutfi Wibawa (2016: 22) pemuda memiliki idealisme murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Dengan adanya partisipasi dari pemuda diharapkan taman bacaan masyarakat dapat lebih berkembang dan diminati masyarakat.

Namun, dalam prakteknya pemuda saat ini jauh dari kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut menyebabkan keterlibatan pemuda dalam kegiatan sosial sangat minim. Fenomena ini dapat kita lihat dalam kegiatan-kegiatan sosial yang ada dimasyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut sangat sulit melihat pemuda yang terlibat didalamnya. Pemuda hari ini sering dibingkai di media massa sebagai: sumber masalah, sumber kerusuhan, apatis, dan individualis yang jauh dari pergerakkan masyarakat (Lutfi Wibawa, 2016: 34). Ada beberapa faktor yang menyebabkan minimnya keterlibatan pemuda dalam kegiatan sosial diantaranya: kesibukan di lingkungan sekolah, kampus, maupun pekerjaan, sikap acuh terhadap kegiatan sosial dimasyarakat, dan keingin tahuan yang besar terhadap hal baru diluar lingkungan masyarakatnya. Masalah-masalah yang dihadapi pemuda juga menjauhkan mereka dari kehidupan bermasyarakat dan menjadi isu yang dikhawatirkan untuk segera menemukan solusinya, misalnya rumah tangga single parent, obat terlarang

5

dan penyalahgunaan alkohol, gaya hidup dan materialisme, serta kesenjangan tingkat pendidikan (Lutfi Wibawa, 2016: 26-32). Terkait dengan hal tersebut Kompas.com (2016) melangsir data tentang pengguna narkoba. Ira Rachmawati menyebutkan pengguna narkoba di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan, sebelumnya pada bulan juni 2015 tercatat 4,2 juta pengguna dan pada November menjadi 5,9 juta pengguna.

Program taman bacaan masyarakat merupakan salah satu kegiatan sosial yang ada dimasyarakat. Seperti Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun yang merupakan salah satu program Karang Taruna Guyub Rukun. Karang Taruna Guyub Rukun memiliki tiga program besar yaitu Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Bank Pupuk Organik (BPO), dan Barisan Remaja Peduli Alam Sekitar (BARKAS). Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun berlokasi di Dusun Jambon, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Untuk sementara TBM berada di teras dan ruang tamu kediaman Saudara Triyanto (RT 29) dengan sedikit modifikasi. Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun diresmikan pada tanggal 17 Mei 2015 dengan besaran koleksi masih sekitan 500 judul buku yang berasal dari beberapa swadaya masyarakat dan sumbangan-sumbangan dari donatur, dan fasilitas yang masih minim. Bersadarkan hasil wawancara dengan saudara “Ty” pada tanggal 11 November 2016 selaku Ketua Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diketahui bahwa ada beberapa kegiatan atau program yang dilaksanakan di Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diantaranya: sirkulasi buku, layanan

6

paket pinjam, bimbingan belajar, bermain sambil belajar sabtu sore, bank sampah, dan bank pupuk organik.

Dalam penyelenggaraannya, Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun masih memerlukan pengembangan agar lebih dapat menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung. Pengembangan yang dapat dilakukan meliputi pengembangan koleksi, pengembangan sumber daya, pengembangan pengunjung, dan pengembangan sistem layanan. Dalam pengembangan tersebut dibutuhkan partisipasi pemuda sebagai anggota Karang Taruna Guyub Rukun. Partisipasi pemuda dalah keikutsertaan pemuda dalam kegiatan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Partisipasi pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat sangatlah penting karena pemuda memiliki potensi yang sangat besar. Gagasan-gagasan pemuda dapat menjadi bahan masukan untuk pengembangan taman bacaan masyarakat. Namun, pada kenyataannya pemuda belum menyadari akan pentingnya partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Guyub Rukun. Bersadarkan hasil wawancara dengan saudara “Ty” pada tanggal 11 November 2016 selaku Ketua Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diketahui bahwa sebagian pemuda tidak pernah terlibat dalam kegiatan atau program rutin TBM seperti bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore. Hal tersebut dikarenakan adanya rasa malas untuk mengajar dan kurangnya percaya diri.

Belum menyadari akan pentingnya partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Guyub Rukun berdampak pada

7

kurang maksimalnya partisipasi pemuda dalam hal tersebut. Bersadarkan hasil wawancara dengan saudara “Ty” pada tanggal 11 November 2016 selaku Ketua Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diketahui bahwa pemuda akan berpartisipasi ketika mendapat ajakan atau teguran dari pengelola taman bacaan masyarakat. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian tentang “Partisipasi Pemuda Dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Perlunya pengembangan dalam penyelenggaraan taman bacaan masyarakat.

2. Minimnya keterlibatan pemuda dalam kegiatan sosial dimasyarakat. 3. Pemuda belum menyadari akan pentingnya partisipasi pemuda dalam

pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun 4. Kurang maksimalnya keterlibatan pemuda dalam pengembangan Taman

Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun. C. Fokus Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang terdapat di identifikasi masalah, agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti memfokuskan penelitian pada (1) tingkatan partisipasi yang meliputi: konsultasi, pengambilan keputusan bersama, bertindak bersama, dan memberikan dukunga; (2) bentuk partisipasi yang meliputi: vertikal,

8

horizontal, fisik, dan non fisik; (3) hasil partisipasi; dan (4) dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan

Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul.

2. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

9

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang program taman bacaan masyarakat terkait dengan partisipasi pemuda dalam pengembangan program. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong atau bahan kajian penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapka berguna bagi “Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun” dalam memberikan masukan bagi pemuda agar mereka ikut berpartisipasi aktif dalam pengembangan taman bacaan masyarakat.

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Partisipasi Pemuda a. Pengertian

Partisipasi adalah keikutsertaan individu atau sekelompok individu dalam suatu kegiatan. Partisipasi merupakan proses yang akan menciptakan jaringan sosial baru yang masing-masing berusaha untuk melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan demi tercapainya tujuan akhir yang diinginkan (Aprillia Theresia, dkk, 2014: 196-197).

Dr. Made Pidarta dalam Siti Irene A.D. (2015: 50) mengatakan bahwa partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksnakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas segala keterlibatan.

Partisipasi merupakan keterlibatan individu atau kelompok baik secara mental, emosional, maupun fisik dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam kegiatan sosial yang berada dimasyarakat dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, salah satunya adalah pertisipasi pemuda karena pemuda dipandang sebagai agen perubahan. Seperti yang disebutkan Akbar Tandjung dalam Lutfi Wibawa (2016: 22)

11

pemuda memiliki idealisme murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Selain itu Ambarita dalam Lutfi Wibawa (2016: 26) juga menyebutkan bahwa pemuda memiliki nilai serta posisi yang strategis dalam masyarakat yang memungkinkan mereka berpartisipasi aktif di dalamnya baik secara sukarela maupun kemauan pribadi yang tegas.

Partisipasi pemuda adalah keterlibatan pemuda dan remaja serta tanggung jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu kegiatan sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga akhirnya pada tahap evaluasi (Nurul Sawitri, 2014: 46). Sejalan dengan pendapat tersebut Lutfi Wibawa (2016: 93) menyebutkan keterlibatan pemuda memiliki arti bahwa orang muda mempengaruhi proses, keputusan, dan kegiatan yang mempengaruhi kehidupan mereka dan kehidupan orang lain dalam komunitas mereka atau organisasi.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemuda merupakan keikutsertaan pemuda baik secara mental, emosional, maupun fisik dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga akhirnya pada tahap evaluasi.

b. Bentuk-bentuk Partisipasi Pemuda

Menurut Effendi dalam Siti Irene Astuti D (2015: 58) bentuk partisipasi terbagi menjadi dua, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal. Dalam partisipasi vertikal, pemuda berstatus sebagai

12

bawahan, pengikut, atau klien dari program pihak lain. Sedangkan dalam partisipasi horizontal, pemuda mempunyai prakarsa dimana setiap individu atau kelompok berpartisipasi satu dengan yang lainya.

Basrowi berpendapat dalam Siti Irene A.D. (2015: 58) partisipasi dilihat dari bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi fisik dan non fisik. Dalam pengembangan taman bacaan masyarakat, partisipasi fisik dapat berupa pembuatan atau pengadaan rak buku, pengadaan buku, dan sebagainya. Sedangkan partisipasi non fisik adalah keikutsertaan pemuda dalam menentukan arah pengembangan taman bacaan masyarakat. Partisipasi dapat berupa ide, gagasan, atau masukan yang berguna bagi pengembangan taman bacaan masyarakat. Menurut Dusseldorp dalam Aprillia Theresia, dkk (2014: 200) mengidentifikasi beragam bentuk-bentuk kegiatan partisipasi yang dilakukan warga masyarakat dapat berupa:

1. Menjadi kelompok-kelompok masyarakat. 2. Melibatkan diri pada kegitan diskusi kelompok.

3. Melibatkan diri pada kegitan-kegiatan organisasi untuk menggerakan partisipasi-partisipasi masyarakat yang lain.

4. Menggerakan sumberdaya masyarakat.

5. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan.

6. Memanfaatkan hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakatnya.

13

Berdasarkan bentuk partisipasi yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat partisipasi pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat dapat dikategorikan kedalam empat bentuk partisipasi, yaitu partisipasi horizontal, partisipasi vertikal, partisipasi fisik, dan atau partisipasi nonfisik.

c. Macam-macam Partisipasi Pemuda

Menurut Cohen dan Uphoff dalam Siti Irene A.D. (2015: 61) partisipasi dibagi menjadi empat jenis, yaitu (1) partisipasi dalam pengambilan keputusan, (2) partisipasi dalam pelaksanaan, (3) partisipasi dalam pengambilan manfaat, dan (4) partisipasi dalam evalusi.

Pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Hal ini

terkait dengan penentuan alternatif dengan pemuda untuk menuju kata sepakat tentang berbagai gagasan menyangkut kepentingan bersama. Wujud dari partisipasi dalam pengambilan keputusan seperti kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan. Kedua, Partisipasi dalam pelaksanaan. Partisipasi ini berkaitan dengan penggerakan sumber daya dan dana. Ketiga, Partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi ini melihat kualitas dan kuantitas dari hasil pelaksanaan program yang telah dicapai. Dari segi kualitas, keberhasilan program ditandai dengan adanya peningkatan output, sedangkan dari segi kuantitas dilihat dari seberapa prosentase keberhasilan program. Dan

14

keempat, Partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi ini berkaitan dengan

pelaksanaan program secara menyeluruh. Partisipasi dalam evaluasi bertujuan mengetahui bagaimana pelaksanaan program berjalan (Siti Irene Astuti D, 2015: 61-63).

Menurut Yadav dalam Aprillia Theresia, dkk (2014: 198-199) mengemukakan ada empat macam partisipasi, yaitu:

1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Untuk menumbuhkan partisipasi perlu dibukanya forum yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi langsung di dalam proses pengambilan keputusan tentang program-program yang ada.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan. Partisipasi ini diartikan sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan atau beragam bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan apa yang akan diterima. Selain itu, pemeliharaan proyek atau program-program yang telah berhasil diselesaikan. 3. Partisipasi dalam pemantauan evaluasi. Dalam hal ini, partisipasi

untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan perkembangan kegiatan serta perilaku aparat yang terlibat dalam proyek atau program yang bersangkutan.

4. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil. Dalam hal ini, partisipasi yang dimaksud adalah partisipasi dalam pemanfaatn hasil proyek atau program. Pemanfaatan hasil proyek atau program akan

15

merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu

Dokumen terkait