• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat

2. Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah salah satu jenis perpustakaan, oleh karena itu masih banyak para tokoh mengartikan makna TBM sama dengan perpustakaan. Menurut Muhsin Kalida (2012: 2) TBM adalah suatu lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai ilmu pengetahuan dalam bentuk bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya.

Dalam Juknis Penguatan TBM disebutkan bahwa Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM (Kemendikbud, 2014: 3).

TBM sebagai salah satu pendidikan non formal memiliki peranan penting dalam mewujudkan budaya baca dalam masyarakat. Seperti yang disebutkan S. Wisni Septiarti dan Mulyadi (2009: 5) TBM merupakan instrument penting dalam pengembangan minat hingga budaya baca, selain itu TBM juga memiliki fungsi sebagai pendukung gerakan pemberantasan buta aksara dan agar aksarawan baru tidak kembali menjadi buta aksara.

TBM merupakan wadah atau tempat untuk memberikan layanan bahan bacaan kepada masyarakat dalam rangka menumbuhkan minat baca

22

hingga budaya baca dan mendukung gerakan pemberantasan buta aksara. Terkait dengan hal tersebut ada tiga fungsi yang melekat pada TBM, yaitu: 1. Sebagai sumber belajar

TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca, misal praktek memasak, budidaya ikan, menanam cabe, mengolah barang bekas dan lainnya.

2. Sebagai sumber informasi

TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet, dan/atau akses internet dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi.

3. Sebagai tempat rekreasi-edukasi

Dengan buku-buku nonfi ksi yang disediakan memberikan hiburan yang mendidik dan menyenangkan. Lebih jauh dari itu, TBM dengan bahan bacaan yang disediakan mampu membawa masyarakat lebih dewasa dalam berperilaku, bergaul di masyarakat lingkugan (Kemendikbud, 2012: 7).

Penyelenggaraan TBM dimaksudkan memberikan akses layanan pembelajaran berupa layanan bahan bacaan kepada masyarakat secara luas, merata dan terjangkau oleh masyarakat, sejalan dengan hal tersebut maka tujuan penyelenggaraan TBM sebagai berikut:

23

1. Meningkatkan kemampuan keberaksaraan dan keterampilan membaca. 2. Menumbuh kembangkan minat dan kegemaran membaca.

3. Membangun masyarakat membaca dan belajar.

4. Mendorong terwujudnya masayarakat pembelajar sepanjang hayat. 5. Mewujudkan kualitas dan kemandirian masyarakat yang

berpengetahuan, berketerampilan, berbudaya maju, dan beradab (Kemendikbud, 2012: 6).

Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pengelolaan yang baik, berikut aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan TBM dilihat dari segi manajemen TBM, yaitu sebagai berikut;

1. Perencanaan, yaitu proses menentukan aktifitas apa dan bagaimana yang akan dilakukan, bersama siapa, kapan dilakukan, di mana, dan dari mana sumber dananya. Agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar, pembiayaan terhadap program pendidikan masyarakat perlu dipikirkan sejak awal.

2. Pengorganisasian, yaitu mencakup struktur pengelolaan personil serta tugas dan fungsi masing-masing pengelola. Sering terjadi konsep pengorganisasian dalam lembaga pendidikan nonformal, miskin pengurus atau pengelola tetapi kaya tugas dan fungsi. Tetapi ada pula yang memperkaya pengurus dan pengelola dengan sedikit tugas dan fungsi. Namun, struktur organisasi yang semakin banyak anggotanya bukanlah suatu indikator yang menunjukan bahwa cara kerja organisasi itu bagus dan memiliki produk yang bermutu tinggi. Ada

24

kalanya semakin kompleks dan banyak pengelola yang dilibatkan, sementara kegiatan sedikit, akan menghambat kinerja lembaga dan kurang efisien.

3. Pelaksanaan, yaitu merupakan operasionalisasi dari apa yang direncanakan. Pelaksanaan kegiatan merupakan inti dari program TBM. Orang akan melihat dan menaruh perhatian pada lembaga ini apabila ada gerakan dan aksi nyata. Apabila gerakan ini tidak ada, maka masyarakat tidak akan peduli (Muhsin Kalida, 2010: 17-18).

Namun, pengelolaan TBM yang baik belum cukup, dibutuhkan juga pengembangan TBM sebagai salah satu jenis perpustakaan. Dalam UU No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 19 “Pengembangan perpustakaan merupakan upaya peningkatan sumber daya, pelayanan, dan pengelolaan perpustakaan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas”. Menurut Sutarno NS (2006: 113-122) untuk pengembangan sebuah perpustakaan ada beberapa bidang yang perlu dikembangkan antara lain: 1. Pengembangan Koleksi

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama sebuah perpustakaaan. Pengembangan koleksi mencakup: (a) jumlah, judul, jenis dan eksemplar, (b) terbitan baru, (c) variasi, baik yang tercetak seperti buku, majalah, koran, maupun yang terekam, (c) sumber penerbitnya, makin banyak, (e) sumber asalnya, dalam negeri (Bahasa Indonesia dan bahasa daerah), dari luar negeri, terjemahan, saduran bahasa Inggris, dan bahasa lainnya.

25

Pada akhirnya pengembangan koleksi bertujuan untuk (a) menambah jumlah, (b) meningkatkan jenis bahan bacaan serta (c) meningkatkan mutunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai. Pada sisi yang lain, apabila koleksi terus bertambah, sedangkan ruangan, rak dan tempat penyimpanan tidak dikembangkan, maka pada suatu saat nanti perpustakaan akan penuh. Untuk menghindari keadaan demikian, maka dalam kegiatan pengembangan koleksi harus disertai kegiatan penyiangan. Untuk memisahkan koleksi yang kadalu warsa, rusak, dan tidak terpakai lagi, dikeluarkan dari jajarannya di rak buku, dan tempatnya dipergunakan untuk koleksi baru.

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di perpustakaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu harus selalu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Pengembangan sumber daya manusia mencakup 2 bidang yaitu:

a. Kualitas pengetahuan, ketrampilan dan sikap, kepribadian, perilaku. Pengembangan di bidang ini dilakukan dengan:

1) Mengikutsertakan dalam pendidikan formal berjenjang.

2) Mengikutsertakan pegawai atau pengelola didalam pendidikan dan pelatihan (Diklat) (in the job training).

3) Mengikutsertakan pegawai atau pengelola dalam kursus-kursus dan sejenisnya.

26

4) Mengikutsertakan pegawai atau pengelola dalam pendidikan professional (of the job training). Misalnya untuk menambah kemampuan bahasa, computer, dan teknologi informasi lainnya.

5) Mengikutsertakan pegawai atau pengelola dalam latihan jabatan, pra jabatan, magang dan sejenisnya.

b. Kuantitas (jumlah)

1) Menambah jumlah pegawai atau pengelola, apabila perkembangan organisasi, yang berarti tersedia formasi baru dan volume pekerjaan bertambah.

2) Mengurangi jumlah pegawai atau pengelola, apabila terjadi perampingan struktur organisasi, karena penggabungan atau penghapusan sebagian dari struktur yang sudah ada.

3) Mempertahankan yang ada, namun dilakukan efisiensi dan efektifitas agar terjadi penghematan waktu, tenaga, dan biaya serta sarana dan prasarana, namun tujuan dapat tercapai dengan lebih baik.

3. Pengembangan pengunjung perpustakaan

Pengunjung perpustakaan merupakan target dan sasaran utama penyelenggaraan perpustakaan. Semua daya dan upaya semata-mata diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Maksudnya adalah agar masyarakat yang berpotensi diharapkan

27

memakai perpustakaan dapat berkembang dan bertambah jumlahnya dari waktu ke waktu.

Pengembangan pengunjung perpustakaan tidak terbatas pada penambahan jumlah dan intensitas waktu kunjungan ke perpustakaan. Namun akan bertambah pula permintaan jenis dan variasi sumber informasi atau koleksi bahan pustaka. Perkembangan pengunjung perpustakaan dapat disebabkan beberapa hal yaitu: pertama, upaya perpustakaan melalui berbagai cara dan media, yakni atas dorongan dari luar (faktor eksternal), dan kedua, disebabkan makin bertambahnya pengetahuan, wawasan dan kesadaran yang tumbuh dari diri mereka sendiri (faktor internal).

Pengembangan pengunjung perpustakaan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

a. Sosialisasi perpustakaan kepada masyarakat.

b. Membuka dan memperluas akses dan informasi perpustakaan. c. Mengadakan kegiatan yang melibatkan masyarakat.

d. Memberikan kemudahan layanan dan pemakaian perpustakaan. e. Mengembangkan jenis layanan.

f. Menciptakan suasana dan kesan yang menarik dan baik kepada pengunjung.

g. Menerapkan teknologi tepat guna yang dapat membantu pemakai. h. Memenuhi semua kebutuhan informasi pemakai dengan cepat dan

28

i. Menciptakan citra layanan yang baik, sehingga pengunjung termotivasi untuk datang berkunjung kembali.

4. Pengembangan Sistem Layanan

Penerapan suatu sistem layanan di perpustakaan adalah dimaksudkan agar proses pemberian jasa layanan dapat berlangsung tertib, teratur dan cepat tanpa ada hambatan. Sistem layanan perpustakaan merupakan mata rantai rangkaian kegiatan yang terdiri atas beberapa subbagian yang saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing jenis perpustakaan akan memilih sistem yang paling cocok dengan pemakainya dan kesiapan petugas dan ketersediaan sarana dan prasarananya. Layanan yang dikembangkan oleh perpustakaaan adalah agar tercipta layanan terbaik sejauh dapat dilaksanakan, yaitu yang sering disebut sebagai layanan prima yang dilaksanakan secara professional. Sebelum dapat diciptakan layanan prima diupayakan dulu layanan minimal yang pada intinya berlangsung secara mudah, sederhana, cepat, tepat, dan bermanfaat serta murah.

Layanan TBM merupakan salah satu hal penting dalam pengembangan TBM, oleh karena itu pengelola TBM diharapkan mampu menggunakan kreativitasnya untuk memberikan layanan yang mampu mendorong dan menarik masyarakat untuk datang berkunjung. Layanan TBM yang dapat diberikan berupa:

29

1. Layanan taman bacaan masyarakat secara elekronik meliputi antara lain: (i) layanan bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar/koran) digital, (ii) layanan informasi secara elektronik baik melalui media terkemas maupun dunia maya. Dengan adanya layanan elektronik diharapkan terwujudnya masyarakat berkeaksaraan media, teknologi, dan informasi karena tidak dapat dipungkiri perkembangan IPTEK sangat pesat.

2. Membaca ditempat, dengan menyediakan ruangan yang nyaman dan didukung dengan variasi bahan bacaan bermutu, sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Untuk dapat menyediakan bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan perlu berupaya untuk menemukenali minat dan karakteristik pengunjung.

3. Meminjamkan buku, artinya buku dapat dibawa pulang untuk dibaca dirumah, dan dalam waktu tertentu dan peminjam wajib mengembalikan buku.

4. Pembelajaran, dengan menggunakakan berbagai pendekatan seperti membimbing teknik membaca cepat, menemukan kalimat dan kata kunci dari bacaan, dan belajar efektif.

5. Praktek keterampilan. Dengan buku kerampilan yang ada, pengunjung diajak untuk mempraktekan bersama, seperti praktek memasak, membuat kerajinan, dll.

6. Kegiatan literasi. Melaksanakan kegiatan literasi yang menyenangkan dan bermanfaat, seperti: bedah buku, diskusi isu

30

yang sedang berkembang, temu penulis, dan belajar menulis cerpen.

7. Melaksanakan lomba-lomba, seperti: lomba kemampuan membaca dan cerdas cermat (Kemendikbud, 2012: 8-9).

Dalam pengembangan TBM perlu diperhatikan juga ruang lingkup program TBM, yaitu sebagai berikut:

1. Penerima manfaat layanan TBM

Seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan segmentasinya masing-masing terutama masyarakat yang memiliki kebutuhan bahan bacaan untuk meningkatkan keberaksaraannya. Penerima manfaat layanan TBM tidak terbatas baik dalam kelompok umur, jenis kelamin, maupun golongan; oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, Program Pengembangan TBM diharapkan untuk memperluas pilihan menu bahan bacaannya.

2. Lembaga penyelenggara TBM

Satuan pendidikan nonformal penyelenggara taman bacaan, diantaranya: PKBM, LKP, rumah Pintar, Yayasan, UPTD SKB, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan unsur masyarakat yang menyelenggarakan program PNF lainnya.

3. Sumber Daya Manusia

31

a. Ketua, mempunyai tugas: (1) memimpin TBM, (2) menyusun dan menetapkan program, (3) memajukan dan mengembangkan TBM, (4) melakukan hubungan kerja sama, dan (5) mengelola keuangan. b. Urusan Administrasi dan Teknis, mempunyai tugas: (1) mengurus

administrasi dan surat menyurat, (2) mengadakan seleksi dan pengadaan bahan bacaan, (3) melaksanakan pengelolaan bahan bacaan, dan (4) melaksanakan pengembangan bahan bacaan. c. Urusan Layanan, mempunyai tugas: (1) membuat tata tertib, (2)

memberikan layanan TBM, dan (3) melaksanakan administrasi keanggotaan.

4. Sarana dan prasarana yang wajib dimiliki

Sarana dan Prasarana TBM dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: sumber daya fisik utama (sarana), dan sumber daya fisik pendukung (prasarana).

a. Sumber daya fisik utama adalah bahan bacaan, yaitu: semua jenis bahan bacaan dalam berbagai bentuk media seperti : buku, majalah, tabloid, koran, CD dan lainnya. Perlu disadari bahwa bahan bacaan yang disediakan tidak lain untuk melayani masyarakat sehingga masyarakat sebagai kelompok sasaran perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh, oleh karena itu penentuan bahan bacaan yang harus disediakan perlu memperhatikan : karakteristik masyarakat (meliputi jenis kelamin, rentang usia

32

profesi, dll), kebutuhan nyata masyarakat, kemampuan baca masyarakat, dan sesuai dengan potensi lokal.

b. Sumber daya pendukung, adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan TBM, antara lain: rak/almari buku, display buku baru, rak majalah, gantungan koran, meja kerja, perangkat peralatan elektronik yang relevan dan merupakan salah satu komponen penting terwujudnya layanan taman bacaan masyarakat secara elektronik. Perangkat tersebut sekurangnya meliputi (1) komputer personal atau komputer jinjing, (2) Kamera Digital (3) fasilitas modem internal/eksternal (mobile/ ADSL), (4) alat pencetak (printer), (5) televisi, (6) alat pemutar video digital (DVD Palyer), (8) Pencadang Sumberdaya Listrik (UPS), Almari penyimpanan dan fasilitas lain untuk membaca seper฀ : meja baca/bangku, alas duduk (tikar/kapet) dan kaca mata baca perlu juga disediakan.

5. Inovasi kreatif TBM

Dalam pengembangan TBM, layanan yang diberikan harus selalu ada inovasi kreatif supaya pengunjung atau masyarakat selalu tertarik untuk berkunjung dan menjadikan TBM sebagai tempat belajar yang menyenangkan karena mendorong masyarakat untuk datang tidak hanya dengan menyediakan buku bacaan yang baragam. Berikut kiat untuk mendorong masyarakat untuk mau datang dam mampu membaca:

33

a. Mengenali masyarakat dan mengenali berbagai kebutuhannya. Agar dapat mengajak masyarakat di TBM perlu mengenal lebih dahulu masyarakat di sekitar TBM sebagai sasarannya. Dengan maksud untuk mengetahui sosial–budaya, ekonomi, agama, potensi lingkungan, latar belakang pendidikan, serta kebutuhan nyata yang diperlukan. Hal ini penting sekali sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, juga penting dalam penyediaan koleksi bahan-bahan bacaan yang akan disediakan.

b. Melakukan sosialisasi TBM dan memberi kesadaran arti pentingnya kepada masyarakat. TBM sebagaimana perpustakaan, memberikan layanan di bidang bahan bacaan kepada masyarakat, dengan jumlah bahan bacaan yang terbatas baik jumlah maupun jenisnya perlu dioptimalkan pemanfaatannya dengan cara mengenalkan TBM kepada masyarakat melalui sosialisasi keberadaan TBM, dan sekaligus memberi kesadaran terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca.

c. Membentuk kelompok sasaran berdasarkan kemampuan baca/kebutuhan. Membentuk kelompok sasaran berdasarkan kemampuan baca/kebutuhan dengan maksud untuk mempermudah melakukan pendekatan dan bimbingan. Seperti membentuk kelompok sasaran: (a) Pelajar, (b) Mahasiswa, (c) Petani/ Nelayan, (d) Pedagang/Wiraswasta; (e) Religius, dan (f) pegawai/karyawan.

34

d. Membimbing dan meningkatkan kemampuan baca kelompok sasaran, Salah satu faktor penyebab masyarakat Indonesia belum berbudaya baca antara lain kemampuan membaca yang rendah. Kemampuan membaca dalam arti : 1) memahami isi bacaan, 2) menginterpretasikan bacaan, atau 3) mengkombinasikan bacaan satu dengan yang lain.

e. Menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat. Praktek keterampilan dari buku-buku yang tersedia di TBM dengan cara pengelola mencarikan narasumber teknis di bidang keterampilan tertentu misalnya membuat sampo, sabun cuci, kecap, atau minyak kelapa dengan cara demo. Beberapacontoh kegiatan yang dapat dipadukan dengan buku bacaan adalah mempraktekkan isi buku, mendiskusikan isi buku baru, dan lomba-lomba seperti lomba menulis synopsis, lomba memasak, dan cerdas cermat (Kemendikbud, 2014: 3-7).

Dokumen terkait