• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat (Community Development) sangat bergantung kepada peranan pemerintah dan masyarakatnya. Keduanya harus mampu menciptakan sinergi. Tanpa melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan dapat mencapai hasil pembangunan secara optimal. Pembangunan hanya akan melahirkan produk-produk baru yang kurang berarti bagi masyarakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Demikian pula sebaliknya, tanpa peran yang optimal dari pemerintah, pembangunan akan berjalan secara tidak teratur dan tidak terarah, yang akhirnya akan menimbulkan permasalahan baru. Selain memerlukan keterlibatan masyarakat, pembangunan juga membutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih efisien segi pembiayaan dan efektif dari segi hasil. Pemilihan strategi pembangunan ini penting karena akan menentukan di mana peran pemerintah dan di mana peran masyarakat, sehingga kedua pihak mampu berperan secara optimal dan sinergi. (http//www.eeqbal.blogspot.com).

Berbicara mengenai strategi berarti secara langsung kita berbicara mengenai bagaimana cara mencapai suatu tujuan bersama untuk kepentingan bersama pula yang dilakukan melalui cara-cara yang disepakati secara bersama. Konsep yang dijalankan oleh Pemerintah KSB dalam penyusunan program selalu menggunakan cara pendelegasian program dari atas ke bawah (Top Down). Salah satu program yang telah dilaksanakan yang bersifat top down tersebut adalah PPSDR. Konsep yang digunakan dalam pelaksanaan program tersebut munculkan dua premis kepermukaan, yaitu kegagalan dan harapan. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya tujuan yang tetapkan yaitu keberlanjutan dari program. Sedangkan harapan muncul adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam PPSDR.

Oleh karena itu, PPSDR yang dilaksanakan oleh Dishutbuntan KSB ini lebih menekankankan pada peningkatan partisipasi secara aktif dari masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan mereka, sehingga program-program yang dilaksanakan tersebut mendukung tercapainya visi Pemerintah KSB.

Untuk mendorong terwujudnya masyarakat yang berdaya perlu sekiranya dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat (empowerment society) yang lebih komprehensif serta berorientasi jauh kedepan dan berkelanjutan (suistanable). Pemberdayaan yang dilakukan adalah bagaimana pemerintah dan stakeholder lainnya mampu bersinergi dalam merencanakan program melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.

Perancangan kegiatan atau program pengembangan hortikultura tertuang pada Renstra Kabupaten Sumbawa Barat (2011-2015) yang disusun berdasarkan kepentingan pembangunan Ekonomi dan masyarakat Sumbawa Barat. Perancangan kebijakan atau penyusunan program yang dituangkan pada Dokumen Rencana Strategis (2011-2015), merupakan tindak lanjut dari implementasi program-program sebelumnya yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat melalui musrembang baik tingkat rumah tangga, desa, kecamatan dan kabupaten. Selain itu dari berbagai rekomendasi hasil penelitian ataupun evaluasi program dari lembaga independen.

49 Untuk program pengembangan masyarakat yang termuat dalam dokumen Renstra (2011-2015), akan dilanjutkan ketahapan lima tahunan berikutnya (2016 – 2020). Akan tetapi sebelum masuk pada tahap penyusunan Renstra lima tahun berikutnya, sangat penting untuk dilakukan review dan penyusunan kembali berbagai program pengembangan masyarakat tersebut secara menyeluruh, melibatkan partisipatif masyarakat setempat baik dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, maupun monitoring evaluasi program, disamping itu melakukan diskusi terus menerus dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam sebuah forum yang terintegrasi dari aras desa hingga aras kabupaten, sehingga tersusun program aksi sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan potensi masyarakat setempat, sesuai dengan arah kebijakan Kabupaten Sumbawa Barat.

Penyusunan perencanaan program aksi dilakukan dengan melihat hasil analisa PPSDR pada saat implementasi program dan tingkat partisipasi petani dalam bentuk penerimaan dan penerapan program serta kondisi sosial ekonominya. Sehingga dilakukan Analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strength, (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan). Identifikasi SWOT bertujuan untuk mengetahui potensi/kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Penyajian hasil Analisis SWOT ini dilakukan ke tingkat kabupaten sebagai suatu program lanjutan yang lebih efektif.

Potensi dan kelemahan merupakan faktor internal, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal. Sehingga untuk meningkatkan partisipasi petani dalam PPSDR maka dilihat peluang dan hambatan utama. Pemetaan identifiasi SWOT dalam PPSDR dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini.

50

Tabel 18. Analisis SWOT untuk Strategi Peningkatan Partisipasi Petani dalam PPSDR

INTERNAL

EKSTERNAL

(S) STRENGTH :

1. Pelaksanaan PPSDR cukup Baik di beberapa petani

2. Adanya tujuan

pengembangan PPSDR yaitu meningkatkan kesejahteraan 3. Adanya tujuan program

utama pembangunan pertanian KSB

4. Adanya asosiasi petani dan pedagang sayur

(W) WEAK:

1. Sikap petani terhadap PPSDR yang masih rendah.

2. Pengetahuan dan keterampilan petani dalam budidaya yang baik, memasarkan dan mengelola usaha masih lemah. 3. Pendampingan tenaga

pertanian yang terbatas. 4. Pendapatan petani yang masih

rendah diluar musim tanam sayur.

5. Lahan yang bergantung kepada musim dan cenderung kering. (O) OPPORTUNITY: 1. Akses ke Pemda KSB cukup mudah 2. Kebutuhan Masyarakat yang tinggi 3. Dana dari lembaga Keuangan yg tersedia 4. Pangsa Pasar terbuka (SO): 1.Identifikasi komoditas usahatani sayuran sesuai dengan peluang pasar, skill dan sumberdaya lokal yang dimiliki

2.Memilih dan menetapkan jenis usaha yang compatible untuk dijadikan komoditi unggulan.

3.Pengembangan kelembagaan usahatani melalui usaha produktif yang berkelanjutan disesuaikan dengan keadaan konsumsi masyarakat. 4.Memberikan mediasi kepada

petani untuk memperoleh akses pendanaan dari lembaga keuangan melalui jaringan pemerintah KSB.

(WO):

1. Mendorong Partisipasi petani dalam perencanaan dan implementasi PPSDR

2. Melakukan pelatihan- pelatihan tentang budidaya sayuran mulai dari cara, dan ketepatan waktu dalam pengelolaan lahan sampai kepada pengelolaan keuangan agar menjamin terserapnya dana dan akses permodalan. 3. Penekanan aspek pen-

dampingan pada budidaya sayur dengan melihat sumber daya lokal sesuai trend

masyarakat.

4. Melakukan monitoring dan evaluasi secara bertahap oleh

stakeholder terkait. (T) TREATH: 1. Harga Saprotan Naik 2. Saingan dari produk sejenis 3. Banyaknya produk hortikultura dari luar KSB 4. Katidak pastian harga (ST) 1. Meningkatkan jaringan dengan membentuk suatu perkumpulan serta berproduksi sesuai dengan trend pasar komunitas. 2. Memanfaatkan kebijakan

pemda KSB untuk

mengendalikan masuknya produk dari luar melalui kelembagaan terkait.

3. Memfasilitasi petani untuk dapat meningkatkan kualitas produk.

(WT):

1. Memfasilitasi masyarakat petani untuk mencari jalan keluar mengenai permasalahan saprotan.

2. Melakukan pelatihan tentang budidaya dan manajemen usahatani sayuran.

3. Alih teknologi

4. Diversifikasi tanama sayuran yang dapat dikembangkan untuk mengakses permodalan.

51 Dari analisis SWOT di atas disusun kegiatan aksi yang disesuaikan dengan skala prioritas. Kemudian dilakukan diskusi dengan para pemangku kepentingan ditingkat kabupaten yaitu pihak dari Dishutbuntan sebagai pelaksana teknis Program. Dari BKP5K sebagai pendamping petani di lapangan, pihak dari Bappeda sebagai pengatur kebijakan anggaran. Untuk penyediaan anggaran dalam diskusi juga hadir dari DPPKD dan dilibatkan Asosiasi Petani dan Pedagang Sayur Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam diskusi diputuskan bahwa akan dianggarkannya kegiatan berupa bantuan sosial kepada petani untuk pengembagan Sayuran dataran rendah berkelanjutan. Program ini akan menjadi program lanjutan dari program-program pertanian komoditi hortikultura yang ada sebelumnya.

Strategi peningkatan partisipasi ini dilakukan melalui strategi W-O, yaitu: 1. Mendorong Partisipasi petani dalam perencanaan dan implementasi PPSDR. 2. Melakukan pelatihan-pelatihan tentang budidaya sayuran mulai dari cara, dan

ketepatan waktu dalam pengelolaan lahan sampai kepada pengelolaan keuangan agar menjamin terserapnya dana dan akses permodalan.

3. Penekanan aspek pendampingan pada budidaya sayur dengan melihat sumber daya lokal sesuai trend masyarakat.

4. Melakukan monitoring dan evaluasi secara bertahap oleh stakeholder terkait. Strategi tersebut kemudian disusun menjadi rancangan aksi (kegiatan) yang bertujuan untuk :

1. Meningkatkan partisipasi petani dalam PPSDR;

2. Menjadikan usaha tani sayuran sebagai pendapatan utama petani; 3. Meningkatkan pengetahuan petani dalam budidaya sayur; dan 4. Mempercepat proses kemandirian petani;

Untuk tahap ini dari hasil diskusi dengan para partisipan perancangan program yang dilakukan secara partisipatif fokus pada tujuan pertama yaitu meningkatkan partisipasi petani dalam PPSDR. Kegiatan ini diberi nama Pengembangan Sayuran Dataran Rendah Berkelanjutan.

Uraian Program pertanian dalam peningkatan partisipasi melalui kegiatan Pengembangan Sayuran Dataran Rendah Berkelanjutan menurut uraian kegiatan, rencana dan waktu kegiatan disusun berdasarkan skala prioritas yang diambil berdasarkan analisis SWOT dapat dilihat pada tabel 19.

52

Tabel 19. Perancangan strategi (program aksi) peningkatan patisipasi masyarakat dalam program bantuan sosial PSDR berkelanjutan

No. Uraian Kegiatan Satuan Volume waktu Sumber

Dana Pihak Terlibat Metode Tujuan

1. Mengadakan Rapat dengan Pemangku kepentingan dalam proses penyusunan PPSDR berkelajutan

Kali 1 Akhir 2015 APBD KSB Kades, BKP5K,

Dishutbuntan, Asosiasi Petani dan Pedagang Sayur,

Diskusi, Partisipasi

Agar adanya kesesuaian kebutuhan antara petani dengan penganggaran kegiatan.

2. Identifikasi CP/CL orang 70 Awal Januari

2016

APBD KSB Dishutbuntan, BKP5K, Petani

Evaluasi, partisipasi

Agar bantuan tepat sasaran

3. Penetapan CP/CL melalui SK Bupati

orang 70 Pertangahan Januari 2016

APBD KSB Dishutbuntan dan BKP5k , Petani

Evaluasi, partisipasi

Dasar mendapatkan dana bantuan sosial dari Pemda KSB

4. Pelaksanaan kelengkapan Administrasi di SKPD terkait

kali 2 Akhir Januari 2016

APBD KSB Petani dan Dishutbuntan ,

Partisipasi Untuk proses pelulusan pencairan dana dan untuk proses monev dari pemerintah

5. Proses Pencairan dilaksanakan secara bertahap

kali 3 Awal tanam,

pemeliharaan dan mendekati panen APBD KSB Petani, Dishutbuntan, Lembaga Keuangan

Partisipasi Memudahkan dalam

memonitoring penggunaan dana bansos sesuai dengan persentase pekerjaannya.

6. Proses Pelaksanaan PPSDR di lapangan

kali 3 Dilakukan awal penanaman

APBD KSB Petani dan mitratani, BKP5K

Partisipasi Implementasi program dari pemerintah

7. Monitoring dan Pelaporan Kali 12 Setiap akhir bulan

APBD KSB Petani, BKP5K, Dishutbuntan

Partisipasi & evaluasi

Untuk evaluasi kemajuan program yang dilaksanaan setiap bulan

8. Mengembangkan Usaha Tani Hortikultura komoditi lainnya Tahun selanjutnya APBD KSB Dishutbuntan, BKP5K, Petani Diskusi partisipatif

Untuk mengembangkan potensi usahatani lain diluar tanaman pangan dan tanaman sayuran yang mulai berkembang

Keterangan:

CP/CL : Calon Penerima dan Calon Lokasi

Dishutbuntan : Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian

BKP54K : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan

53

8

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil kajian tentang pengembangan sayuran dataran rendah di kecamatan Taliwang, dapat disimpulkan bahwa:

1. Implementasi program dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi program tidak berjalan dengan baik yang berarti masih rendah. 2. Partisipasi petani dalam perencanaan dan pelaksanaannya masih rendah. 3. Tidak Ada Hubungan antara respon petani (sikap dan Pengetahuan) dengan

Tingkat Partisipasi, sehingga respon petani tidak mempengaruhi tingkat partisipasi.

4. Adanya hubungan linier pada kondisi sosial ekonomi petani dengan tingkat partisipasi, menunjukkan bahwa semakin tinggi kondisi sosial ekonomi petani semakin tinggi tingkat partisipasinya.

5. Strategi peningkatan Partisipasi Petani dalam PPSDR berkelanjutan adalah strategi WO yaitu:

5. Mendorong Partisipasi petani dalam perencanaan dan implementasi PPSDR.

6. Melakukan pelatihan-pelatihan tentang budidaya sayuran mulai dari cara, dan ketepatan waktu dalam pengelolaan lahan sampai kepada pengelolaan keuangan agar menjamin terserapnya dana dan akses permodalan.

7. Penekanan aspek pendampingan pada budidaya sayur dengan melihat sumber daya lokal sesuai trend masyarakat.

8. Melakukan monitoring dan evaluasi secara bertahap oleh stakeholder terkait.

Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan partisipasi masyarakat dalam PPSDR di Kecamatan Talliwang, adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Daerah harus mempertimbangkan keberadaan petani dalam perencanaan dan implementasii program agar program tersebut dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan masyarakat/petani di lapangan.

2. Peran penyuluh pertanian harus di aktifkan.

3. Perlunya menumbuhkan rasa tanggung jawab petani terhadap program melalui monitoring-monitoring yang rutin dilapangan.

4. Perlunya pelatihan-pelatihan budidaya sayur agar pengelolaan usahatani terseebut dapat optimal.

54

Dokumen terkait