• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori

3. Pasar Modal

a. Definisi Pasar Modal

Menurut Alwi (2003:14), secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu tempat terorganisasi di mana efek – efek diperdagangkan. Selanjutnya,

definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan pihak yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka waktu satu tahun ke atas. Abstrak dalam pengertian pasar modal berarti transaksi dilakukan melalui mekanisme over the counter (OTC). Menurut David L. Scott dalam Alwi (2003:14), pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang tempat saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan.

Menurut Sjahrial (2006:15), pasar modal dalam arti sempit merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang. Sedangkan dalam arti luas :

1) Pasar modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank – bank komersial dan semua perantara dibidang keuangan serta surat – surat berharga jangka panjang dan pendek. 2) Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga –

lembaga yang memperdagangkan warkat – warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham – saham, obligasi, hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.

Menurut Samsul (2006:43) Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995, pasal 1 yaitu, hukum mendefinisikan pasar modal sebagai” Kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan efek”.

Wai dan Patrick dalam sebuah makalah IMF berjudul “Stock and Bonds Issue and Capital Market in the Less Developed Countries” dalam

Anoraga dan Pakarti (2001:7) menyebutkan tiga pengertian Pasar Modal sebagai berikut :

1) Pertama, definisi dalam arti luas adalah sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara dibidang keuangan, serta surat berharga.

2) Kedua, definisi dalam arti menengah adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek, dan tabungan serta depotisto berjangka.

3) Definisi dalam arti sempit adalah tempat pasar terorganisir yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar, komisioner, dan para underwriter (penjamin).

Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen

derivatif dan instrumen lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

b. Tujuan dan Manfaat Pasar Modal

Menurut Samsul (2006:43), tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu :

1) Sudut Pandang Negara

Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahaan sendiri. Jika kegiatan ekonomi dapat dilaksanakan oleh pihak swasta, maka negara tidak perlu ikut campur agar tidak membuang – buang biya. Akan tetapi, negara mempunyai kewajiban membuat perundang – undangan agar pihak swasta dapat bersaing dengan jujur dan tidak terjadi monopoli.

2) Sudut Pandang Emiten

Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dalam bentuk obligasi daripada kredit jangka panjang perbankan. Perusahaan yang pada awalnya memiliki utang lebih tinggi daripada modal sendiri dapat berbalik memiliki modal sendiri yang lebih tinggi daripada utang apabila memasuki pasar

modal. Jadi pasar modal merupakan sarana untuk memperbaikin struktur permodalan perusahaan. Selain itu perusahaan yang masuk ke dalam pasar modal akan lebih dikenal karena bursa namanya akan selalu muncul setiap hari dalam berita televisi, radio, atau surat kabar. 3) Sudut Pandang Masyarakat

Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan uangnya. Investasi yang semula dilakukan dalam bentuk deposito, emas, tanah, atau rumah sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham dan obligasi. Jika investasi dalam bentuk rumah atau tanah butuh uang ratusan juta rupiah, maka investasi dalam bentuk efek dapat dilakukan dengan dana di bawah Rp 5 juta. Jadi pasar modal merupakan sarana yang baik untuk melakukan investasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar bagi kebanyakan masyarakat.

Menurut Alwi (2003:18) mengatakan bahwa pasar modal menawarkan beberapa manfaat bagi pemerintah, dunia usaha, dan investor yang diantaranya adalah :

1) Pasar modal adalah sumber pendapatan bagi negara karena perusahaan yang go public membayar pajak kepada negara.

2) Bagi dunia usaha (perusahaan), pasar modal dapat menjadi alternatif penghimpunan dana, selain dari sistem perbankan dari masyarakat/pemodal, untuk membiayai kehidupan perusahaan.

4) Pasar modal memungkinkan pemodal melakukan diversivikasi investasi, membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang ia bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang diharapkannya.

5) Pasar modal menciptakan iklim yang sehat bagi perusahaan, karena menyebarkan pemilikan, keterbukaan dan profesionalisme.

6) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, membuka peluang bagi kontrol sosial oleh masyarakat pemodal dan pemerintah.

7) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik. c. Jenis Pasar Modal

Jenis-jenis pasar modal yaitu : 1) Pasar perdana

Samsul (2006:46) mengungkapkan pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Menurut Brigham dan Daves (2004:156) dalam Tambunan (2008:92), pasar primer atau pasar perdana adalah pasar penjualan efek (saham atau obligasi) yang baru ditawarkan pada publik.

2) Pasar sekunder

Menurut Brigham dan Daves (2004:156), mengungkapkan pasar sekunder (secondary market) atau pasar perdagangan efek setelah selesainya masa penawaran umum perdana. Samsul (2006:47)

mengungkapkan pasar sekunder adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek.

3) Pasar ketiga

Samsul (2006:49) mengungkapkan pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker (anggota bursa) serta investor dan harga dibentuk oleh market maker.

4) Pasar keempat

Samsul (2006:50) megungkapkan pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek.

d. Instrumen Pasar Modal

Instrumen di pasar modal pada dasarnya adalah instrumen keuangan jangka panjang atau surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan efek adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right, waran, opsi, atau setiap derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh Babepam sebagai efek, Alwi (2003:33). Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa (1) saham, (2) obligasi, (3) right issue, (4) bukti waran, dan (5) produk turunan atau biasa disebut derivative, Samsul (2006:45).

1) Saham

Menurut Samsul (2006:45), Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Menurut Alwi (2003:33), saham atau stock adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Jadi berdasarkan beberapa definisi diatas saham adalah surat tanda bukti atau kepemilikan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang dapat diperjualbelikan antar shareholder atau stockholder.

Saham sendiri dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

a) Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memberikan hak untuk mendapatkan dividen terlebih dahulu dari saham biasa yang besarnya tetap, Alwi (2003:34). Sedangkan menurut Samsul (2006:45), saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapat laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan.

b) Saham biasa (common stock), yaitu jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan, Samsul (2006:45). Sedangkan menurut Alwi (2003:34), saham biasa adalah saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan

pemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut serta saham yang tidak memperoleh hak istimewa.

2) Obligasi

Menurut Alwi (2003:36), Obligasi atau bond adalah tanda bukti utang dari emiten yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya, serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo. Menurut Samsul (2006:45), obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun.

3) Right Issue

Menurut Samsul (2006:45), bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang saham lama. Menurut Tandelilin (2010:37), bukti right atau disebut right saja merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu dan dikenal juga dengan sebutan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

4) Waran

Menurut Samsul (2006:45), waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak saja

dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Menurut Tandelilin (2010:37), waran (warrrant) adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah ditentukan sebelumnya yang biasanya dijual bersamaan dengan sekuritas lain misalnya obligasi atau saham.

5) Produk turunan (derivative)

Menurut Samsul (2006:45), adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli dan harga jual.

Dokumen terkait