• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori

4. Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering)

Menurut Gumati dalam Junaeni dan Agustian (2013:54), penawaran umum perdana IPO merupakan suatu peristiwa untuk pertama kalinya perusahaan menawarkan sahamnya kepada khayalak umum (Public) di pasar modal, selain adanya biaya penawaran (footing fees) yang harus ditanggung. Menurut Abid dan Muharam (2013:2) Penawaran umum perdana (IPO) merupakan suatu kegiatan perusahaan penawaran saham pertama kali kepada masyarakat umum berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang – undang dan Peraturan pelaksanaannya. Sebagian orang masih menganggap bahwa

IPO masih merupakan cara termudah dan termurah bagi perusahaan untuk memenuhi keubutuhan dana sebagai konsekuensi dari semakin berkembangnya perusahaan dan meningkatkan kebutuhan dana investasi (Junaeni dan Agustian, 2013:54). Menurut Jain dan Kini dalam Junaeni dan Agustian (2013:54), secara sederhana dapat dikatakan bahwa go public adalah suatu tahapan dalam pertumbuhan suatu perusahaan dan merupakan langkah penting pertama dalam evolusi sebuah perusahaan publik. Menurut Junaeni dan Agustian (2013:54) dalam kenyataan tidak semua perusahaan besar melakukan go public yang berarti bahwa go public merupakan pilihan, bukan suatu keharusan. Dengan demikian, suatu perusahaan memutuskan melakukan go public dengan alasan yang telah dipertimbangkan dengan matang.

Menurut Salim (1986 : 1524) mendefinisikan istilah go-public sebagai berikut: “Go-public adalah menawarkan saham atau obligasi untuk di

jual kepada umum untuk pertama kalinya”. Asmalidar (2011:166)

menambahkan istilah Go Public adalah penawaran saham atau obligasi oleh pihak penerbit kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya. Kegiatan perusahaan dalam rangka penjualan saham perdananya kepada masyarakat inilah yang disebut dengan istilah IPO (Initial Public Offering).

Menurut UU Pasar Modal No.8 Tahun 1995 pasal I angka 15 dan keputusan Bapepam No. Kep. 43/PM/1996, penawaran umum ( emisi/go public/initial public offering ) adalah suatu kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan

tata cara yang diatur dalam undang – undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus (id.wikipedia.org).

a. Manfaat dan Konsekuensi Go Public

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:43) manfaat Initial Public Offering adalah :

1) Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus 2) Biaya go public relatif murah

3) Proses relatif mudah

4) Pembagian deviden berdasarkan keuntungan

5) Penyertaan masyarakat biasanya tidak masuk dalam manajemen

6) Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme

7) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan social

8) Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media promosi) secara gratis

9) Memberikan kesempatan kepada koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham

Menurut Ang (1997) dalam Puspita (2011:15) beberapa konsekuensi yang harus dihadapi perusahaan go public adalah :

1) Proses go public membutuhkan tenaga, pengorbanan, waktu dan biaya. Berbagai persiapan harus dilakukan sebelum go public, antara lain

penyiapan prospektus penawaran umum, pengumuman penawaran umum di media cetak, public expose dan sebagainya. Sekali menjadi perusahaan publik, maka setiap langkah perubahan pemilikan saham atau penambahan dan harus dilakukan dengan proses serupa.

2) Masuknya peserta baru yang akan ikut mengambil bagian dalam kebijakan perusahaan, ikut memiliki klaim atas hasil usaha dan harta perusahaan.

3) Kewajiban untuk memenuhi keterbukaan informasi yang terus-menerus, yang juga membutuhkan biaya, waktu dan tenaga. Informasi dalam keterbukaan tersebut juga sampai kepada para pesaing.

4) Transformasi sikap dan tindak-tanduk manajemen maupun pemegang saham pendiri terutama yang menyangkut pembinaan hubungan baik jangka panjang dengan pemegang saham publik yang minoritas.

Penawaran Umum Saham atau IPO merupakan proses awal bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan publik dan sahamnya tercatat di Bursa Efek dan di perjualbelikan di pasar sekunder sepanjang perusahaan tersebut masih beroperasi (going concern). Pelaksaan Penawaran Umum hingga listing di Bursa Efek merupakan proses yang telah diatur secara lengkap dan detail sedemikan rupa, sehingga proses penawaran umum dapat terlaksana tepat pada waktunya sesuai jadwal (Fakhruddin, 2008:91).

Adapun berbagai aturan dan ketentuan yang perlu diperhatikan dalam proses penawaran umum diatur melalui Peraturan Bapepam LK dan Peraturan Bursa Efek sebagai berikut:

1) Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.1. tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran. (Keputusan Ketua Bapepam Kep-111/PM/1996).

2) Sesuai dengan judulnya peraturan ini mengatur ketentuan umum dalam mengajukan Pernyataan Pendaftaran.

3) Peraturan Bapepam No. IX.A.2. tentang Tata Cara Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum. (Keputusan Ketua Bapepam Kep-25/PM/2003).

4) Peraturan ini secara detail mengatur tata cara Pengajuan Pendaftaran hingga Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif.

a) Penawaran Umm hanya dapat dilakukan jika Pernyataan Pendaftaran telah dinyatakan Efektif.

b) Emiten bertanggung jawab atas kelengkapan dan kebenaran informasi yang diungkapkan dalam dokumen pernyataan pendaftaran dan dokumen pendukungnya.

c) Setelah menyampaikan pernyataan pendaftaran, paling lambat 2 hari kemudian emiten wajib mengumumkan Prospektus Ringkas sekurangnya di satu koran yang beredar secara nasional.

d) Pernyataan Pendaftaran dapat menjadi Efektif atas dasar 2 hal yaitu (1) atas dasar lewatnya waktu selama 45 hari, atau (2) atas dasar Pernyataan Efektif dari Bapepam-LK.

e) Penawaran Umum berlangsung sekurang – kurangnya 3 (tiga) hari kerja.

5) Peraturan Bapepam No. IX.C.1. tentang Pedoman mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum. (Keputusan Ketua Bapepam Kep-42/PM/2000).

6) Peraturan Bapepam No. IX.C.2. tentang Pedoman mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum. (Keputusan Ketua Bapepam Kep-51/PM/1996).

7) Peraturan Bapepam No. IX.C.3. tentang Pedoman mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas dalam rangka Penawaran Umum. (Keputusan Ketua Bapepam Kep-543/PM/2000).

8) Peraturan BEJ No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. (Keputusan Direksi BEJ No. Kep-305/BEJ/07-2004).

9) Peraturan ini secara menyeluruh mengatur persyaratan untuk tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan, prosedur pencatatan, pencatatan saham tambahan, perpindahan papan, dan biaya pencatatan saham.

Selain itu sebagaimana tercantum dalam situs idx.co.id persyaratan pencatatan saham adalah sebagai berikut :

1) Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

2) Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke Bapepam dan LK telah menjadi efektif.

3) Memiliki Komisaris Independen sekurang – kurangnya 30% dari jajaran anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki Sekretaris Perusahaan.

4) Nilai nominal saham sekurang – kurangnya Rp100.

5) Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.

6) Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh Undang – Undang yang berlaku di Indonesia.

7) Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan dan calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan).

8) Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

Calon Perusahaan Tercatat akan dicatatkan untuk pertama kalinya di Papan Utama atau di Papan Pengembangan, dimana Papan Utama ditujukan untuk Perusahaan Tercatat yang berskala besar, khususnya dalam hal nilai Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Assets) yang sekurang-kurangnya Rp100 miliar. Sementara Papan Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang prospektif namun belum membukukan keuntungan.

Hal – hal yang harus dipersiapkan calon emiten dalam rangka penawaran umum menurut buku Panduan Go Public yang diterbitkan oleh IDX diantaranya :

1) Persetujuan pemegang saham pendiri melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2) Menunjuk Penjamin Emisi untuk membantu penyiapan semua dokumen yangg diperlukan, termasuk upaya pemasaran agar penawaran umum tersebut sukses. Dengan koordinasi dengan penjamin emisi, perusahaan menyiapkan berbagai dokumen yang diperlukan seperti :

a) Laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik yang terdapat di Bapepam-LK;

b) Anggaran dasar berikut amandemennya yang disiapkan notaris dan disahkan oleh instansi yang berwenang;

c) Legal Audit dari komsultan hukun yang terdaftar di Bapepan-LK; d) Laporan penilai independen, jika ada;

e) Prespektus penawaran umum; dan

f) Berapa dokumen lain sebagaimana yang diatur dalam kerentuan yang berlaku.

c. Tahap – Tahap atau Proses Penawaran Umum (Go Public)

Untuk go public, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai denga persyaratan untuk go public atau penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan

BAPEPAM-LK. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran Umum adalah mencakup tahapan sebagai berikut (idx.co.id) :

1) Periode Pasar Perdana yaitu ketika saham atau Efek ditawarkan kepada pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk;

2) Penjatahan Saham yaitu pengalokasian saham atau Efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia;

3) Pencatatan Efek di Bursa yaitu pada saat saham atau Efek tersebut mulai dicatatkan dan diperdagangan di Bursa.

Menurut situs Lots.co.id (PT Lautandhana Securindo), proses Penawaran Umum saham dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut :

1) Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap paling awal perusahaan yang akan menebitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin pelaksana emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar yaitu :

a) Penjamin Pelaksana Emisi ( Lead Underwriter ). Merupakan pihak yang paling banyak keterlibatannya dalam membantu

emiten dalam rangka penertiban saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin pelaksana emisi antara lain : menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas penertiban.

b) Akuntan Publik ( Auditor Independen ). Bertugan melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.

c) Penilai Independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.

d) Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).

e) Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen – notulen rapat.

f) Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan pemesanan saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham. 2) Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga BAPEPAM-LK menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.

Tahapan ini merupakan tahapan umum, karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran paling kurang satu hari kerja, dan paling lama 5 (lima) hari kerja. Perlu dingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahap ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 10 juta saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.

4) Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek

Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Samsul di dalam bukunya yang berjudul “Pasar Modal & Manajemen Portofolio” halaman 70 tahun 2006 menjabarkan lebih rinci bahwa suatu perusahaan yang untuk pertama kalinya akan menjual saham atau obligasi kepada masyarakat umum atau disebut initial public offering (IPO), membutuhkan tahapan-tahapan terlebih dahulu. Tahapan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu : rencana go public, persiapan go public, pernyataan pendaftaran ke BAPEPAM, penawaran umum, dan kewajiban emiten setelah go public.

1) Rencana Go Public

Rencana go pulic membutuhkan waktu yang cukup berkaitan dengan kondisi internal perusahaan, seperti :

a) Rapat gabungan pemegang saham, dewan direksi, dan dewan komisaris, rapat gabungan ini akan membahas :

i. Alasan go public

ii. Jumlah dana yang dibutuhkan iii. Penerbitan saham atau obligasi

Perusahaan berniat untuk go public karena beberapa alasan, yaitu : i. Meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah mesin

baru sebagai perluasan

ii. Inovasi produk baru dalam upaya diversifikasi iii. Membayar utang untuk memperbaiki struktur modal iv. Memperluas jaringan pemasaran

b) Kesiapan Mental Personel

Personel dari semua lapisan manajemen (termasuk pemegang saham mayoritas) harus siap secara mental menghadapi perubahan atau kejadian yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Banyak kewajiban yang harus dilaksanakan oleh emiten setelah perusahaan go public, seperti kewajiban melaporkan secara rutin atau insidentil atas suatu peristiwa penting yang apabila tidak dilaksanakan emiten akan terkena sanksi denda atau sanksi pidana.

c) Perbaikan Organisasi

Personel dari semua lapisan manajemen (termasuk pemegang saham mayoritas) harus siap secara mental menghadapi perubahan atau kejadian yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Banyak kewajiban yang harus dilaksanakan oleh emiten setelah perusahaan go public, seperti kewajiban melaporkan secara rutin atau insidentil atas suatu peristiwa penting yang apabila tidak dilaksanakan emiten akan terkena sanksi denda atau sanksi pidana.

d) Perbaikan Sistem Informasi

Mengingat banyak kewajiban pelaporan yang harus dilaksanakan oleh emiten, baik yang bersifat rutin maupun insidentil, yang diminta oleh BAPEPAM ataupun Bursa Efek, maka emiten harus memiliki sistem informasi yang dapat diterbitkan setiap kali dibutuhkan. Perbaikan sistem meliputi keberadaan sistem akuntansi keuangan yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia, sistem laporan tahunan yang memasukkan standar tambahan dari bursa efek seperti hasil kerja dari komite audit, dan sistem akuntansi manajemen yang dapat menghitung laba ekonomis yang akan digunakan sebagai dasar menentukan jumlah deviden tunai yang harus dibagikan.

Pada umumnya emiten berasal dari perusahaan keluarga walaupun berbadan hukum perseroan terbatas. Go public berarti perseroan terbatas tertutup harus berubah menjadi perseroan terbatas terbuka (PT Tbk.), status kepemilikan aset tetap dan aset bergerak harus jelas, semua jenis aset yang ada dalam laporan keuangan yang telah diaudit harus sudah atas nama perseroan, termasuk rekening yang ada di bank. Semua perjanjian dengan pihak ketiga harus dilakukan secara tertulis notariil, tidak boleh secara lisan. Semua perizinan usaha yang diwajibkan harus dipenuhi, dan yang belum ada izin harus segera diupayakan. Semua perizinan usaha yang diwajibkan harus dipenuhi, dan yang belum ada izin harus diupayakan. Semua kewajiban pajak harus dipenuhi dan dibuktikan keabsahannya. Konsultan hukum akan membantu perusahaan yang akan go public dari segi hukum sehingga sesuai dengan hukum yang berlaku.

f) Perbaikan Struktur Permodalan

Perbaikan struktur modal dengan cara pemegang saham menambah modal sendiri, atau mengubah struktur modal pinjaman dengan beban bunga yang lebih rendah.

g) Persiapan Dokumen

Sebelum persiapan menuju go public dimulai, yaitu penunjukkan lembaga penunjang dan lembaga profesi, semua dokumen yang dibutuhkan oleh lembaga tersebut harus disediakan. Pihak yang terlibat

dalam proses go public adalah underwriter, akuntan publik, notaris, konsultan hukum, dan perusahaan penilai (appraisal company). Dokumen yang dibutuhkan antara lain : laporan keuangan yang telah diaudit, proyeksi laporan keuangan, bukti kepemilikan aktiva tetap dan aktiva bergerak, anggaran dasar perseroan, perjanjian notariil ataupun yang dibawah tangan, polis asuransi, peraturan perusahaan, pajak-pajak, perkara pengadilan, dan lain-lain.

2) Persiapan Menuju Go public

Setelah rincian rencana go public diselesaikan seperti uraian sebelumnya, calon emiten akan menunjuk perusahaan penjamin emisi efek, akuntan publik, notaris, konsultan hukum, dan perusahaan penilai yang terdaftar di Bapepam. Persiapan menuju go public meliputi :

a) Penunjukkan Lembaga Penunjang dan Lembaga Profesi

Penjamin emisi akan bertindak sebagai koordinator dalam kegiatan-kegiatan berikut :

i. Menentukan komitmen sesuai kondisi pasar ii. Rapat-rapat teknis

iii. Pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM iv. Public expose dan road show

v. Persiapan prospectus vi. Penawaran resmi

Tanggung jawab untuk mendapat persetujuan dari emiten mencakup :

1. Full commitment

Penjamin emisi berkomitmen untuk membayar penuh dana pada saat penawaran umum usai dilaksanakan, sesuai dengan yang tertera dalam perjanjian penjaminan. Jumlah penuh yang dimaksudkan disini adalah jumlah saham yang ditawarkan dikali harga perdana.

2. Best effort commitment

Penjamin emisi berkomitmen untuk membayar kepada emiten sebesar yang didapat dalam penawaran umum atau dengan kata lain tidak penuh. Komitmen ini muncul karena kondisi pasar sedang lesu (bearish) sehingga penjamin emisi tidak berani memberi komitmen pembayaran penuh.

3. Standby commitment

Penjamin emisi memberi komitmen siap untuk membeli sendiri atau ada pihak lain yang bersedia membeli apabila kondisi pasar sangat lemah sehingga sasaran yang ditargetkan dalam penawaran umum tidak tercapai. Penjamin emisi atau pihak lain akan membeli dengan harga lebih rendah daripada harga perdana seperti yang telah disepakati sejak awal.

Untuk memperoleh gambaran awal mengenai kekuatan pasar, emiten memerlukan due diligence meeting yang dikoordinasikan oleh underwriter, yaitu pertemuan antara emiten, underwriter, dan lembaga profesi lainnya di satu sisi denagn para pialang dan para analis keuangan perusahaan serta investor kelembagaan di sisi lainnya.

c) Pernyataan Pendaftaran kepada BAPEPAM

Pernyataan pendaftaran adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada BAPEPAM oleh emiten dalam rangka penawaran umum atau perusahaan publik.

d) Public Expose dan Road Show

Public expose dan road show merupakan upaya sendiri oleh emiten yang menjual saham dengan nilai kapitalisasi sangat besar sehingga perlu mengundang calon investor.

3) Pelaksanaan Go Public

Kegiatan pelaksanaan go public meliputi : a) Penyerahan dokumen ke BAPEPAM b) Tanggapan dari BAPEPAM

c) Perbaikan dokumen pernyataan pendaftaran

d) Mini expose di BAPEPAM

f) Sindikasi dan perjanjian penjaminan emisi 4) Penawaran Umum

Kegiatan penawaran umum meliputi : a) Distribusi prospectus

b) Penyusunan prospektus ringkas untuk diiklankan c) Penawaran

d) Penjatahan

e) Pengembalian dana f) Penyerahan saham

g) Pencatatan saham/perdagangan saham

Prospektus adalah setiap informasi tertulis yang berkaitan dengan penawaran umum dan bertujuan agar pihak lain membeli efek. Pada umumnya, prospectus dibagikan oleh emiten melalui underwriter dan agen penjual efek yang ditunjuk oleh underwriter menjelang penawaran umum dilaksanakan. Calon investor harus berupaya untuk mendapatkan prospektus itu dan mempelajarinya sebelum melakukan pesanan saham. Prospektus berisikan antara lain :

a) Penawaran umum

b) Tujuan penawaran umum c) Penggunaan dana hasil emisi

d) Informasi tentang perusahaan seperti sejarah, organisasi, dan personalia

e) Kegiatan usaha dan prospeknya f) Ikhtisar keuangan perusahaan

g) Modal sendiri sebelum dan sesudah penawaran umum h) Kebijakan deviden

i) Pendapat dari segi hokum j) Laporan akuntan public

k) Laporan penilaian harta perusahaan l) Para penjamin emisi

m) Lembaga penunjang emisi lainnya n) Perpajakan

o) Anggaran dasar perseroan p) Persyaratan pemesanan saham

q) Penyebarluasan prospektus dan formulir pesanan saham

Prospektus harus didistribusikan kepada para agen penjual yang ditunjuk oleh underwriter sebelum penawaran resmi dilaksanakan. Calon investor dapat memesan saham secara langsung dari penjamin emisi atau para agen penjual sekaligus dengan pembayarannya dan menyerahkan fotocopy identitas, misalnya, Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku. Penawaran resmi efek melibatkan 5 tahapan, yaitu :

a) Periode penawaran (offering period) adalah periode (minimal 3 hari kerja) dimulainya penawaran sekuritas.

b) Periode penjatahan (allotment period) adalah periode (maksimal 6 hari kerja) akan dilakukannya pembagian perolehan saham.

c) Periode pengembalian dana (refund period) adalah periode tertentu (maksimal 4 hari kerja) yang telah ditetapkan dan tertera dalam prospektus untuk mengembalikan dana kepada calon investor akibat kelebihan pembayaran oleh calon investor berkaitan dengan penjatahan saham.

d) Periode penyerahan saham (delivery period) adalah 3 hari sebelum saham itu dicatatkan atau diperdagangkan di Bursa Efek, saham tersebut sudah diterima oleh investor.

e) Periode pencatatan di bursa efek (listing date) adalah suatu tanggal yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan tertera pada halaman depan prospektus yang menunjukkan hari pertama saham itu diperdagangkan di bursa efek. Setelah selesai melakukan penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia sampai perdagangan di pasar sekunder dilaksanakan selambat-lambatnya 90 hari sesudah dimulainya masa penawaran umum, atau 30 hari sesudah ditutupnya masa penawaran umum tersebut tergantung mana yang lebih dahulu. Di BEI, proses pencatatan efek dimulai dari pengajuan permohonan pencatatan ke bursa oleh emiten tentunya berdasarkan persyaratan pencatatan efek yang berlaku di BEI.

Persyaratan untuk tiap efek berbeda, tetapi persyaratan pertama yang harus dipenuhi terlebih dahulu antara lain mendapat pernyataan efektif dari BAPEPAM atas pernyataan pendaftaran emisi emiten.

5) Kewajiban Emiten setelah Go Public

Pemegang saham mayoritas atau pemilik lama sebagai pemegang saham pendiri (founding stakeholder) harus menjaga kepercayaan yang sudah diberikan oleh pemegang saham minoritas atau masyarakat dengan cara :

a) Tidak melakukan tindakan yang menjatuhkan harga saham di pasar

b) Selalu memberi informasi secepat mungkin kepada investor c) Tidak melakukan penipuan harga dalam transaksi internal yang

mengandung conflic of interest, misalnya transfer pricing, dan pinjaman tanpa bunga

d) Menyampaikan laporan keuangan yang sudah diaudit (short form report) langsung ke alamat pemegang saham

e) Menyampaikan laporan berkala yang sudah diwajibkan oleh Bapepam/Bursa

f) Menyampaikan laporan insidentil atas suatu peristiwa yang terjadi dan dapat mempengaruhi harga saham di pasar

Dokumen terkait