• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK PASIEN & KELUARGA (HPK)

Dalam dokumen BUKU SAKU RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA.pdf (Halaman 85-93)

rumah sakit terhadap dirinya;

16. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;

17. P asien berhak menggugat dan/ atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana;

18. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Tahukan Anda tentang bagaimana kewajiban pasien di rumah sakit?

Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan kewajiban pasien dan keluarga sesuai Permenkes No. 69 tahun 2014 tentang Kewajiban Pasien dan Kewajiban Rumah Sakit Pasal 28, kewajiban pasien yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit;

2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab; 3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga

kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit; 4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai

kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya; 5. Memberikan informasi mengenai kemampuan financial dan jaminan

kesehatan yang dimilikinya;

6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit dan di setujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/ atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya;

8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

3. Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga?

pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasikan oleh Panitia PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit).

SPO Pemberian Informasi dan Edukasi. 4. Apa yang dimaksud dengan General Consent ?

General Consent memuat persetujuan tindakan medis bersifat umum seperti pemberian obat, tindakan EKG, pemeriksaan radiologi, melepaskan infuse dan pengambilan sampel (darah, urin, dll).

5. Apa saja Jenis Informed Consent yang berlaku di Rumah Sakit Harapan Keluarga?

Jenis Informed Consent yang berlaku di Rumah Sakit Harapan Keluarga

No Formulir Keterangan

1 General Consent

Diberikan pada saat pasien akan masuk rawat inap berisikan:

a. Persetujuan P asien dan K eluarga terkait tindakan medik keseharian ringan seperti pemasangan infuse, NGT, pengambilan darah untuk laboratorium, pemeriksaan radiologi tanpa kontras, dll.

b. Privasi dan kerahasiaan pasien 2 Tindakan

Kedokteran

Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan. 3 Bedah Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan 4 Radiologi Untuk tindakan radiologi invasiv dan atau

menggunakan kontras 5 Transfusi

Darah

Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali.

6 Penolakan Tindakan

Dimintakan jika pasien/keluarga menolak tindakan yang direncanakan oleh tim medis.

6. Bagaimana prosedur pemberian Informed Consent  kepada pasien & keluarga? Siapa yang memberikan Informed Consent ? Apa saja yang di informasikan saat Informed Consent ? Apakah yang di maksud dengan General Consent ?

Persetujuan Tindakan Kedokteran

(acuan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN)

1. Penyataan persetujuan (informed consent ) dari pasien di dapat melalui suatu proses yang di tetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien

SPO Pemberian Informed Consent

2. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi

3. Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan t indakan tersebut dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)

4. Yang berhak untuk memberikan pesetujuan Informed Consent setelah mendapatkan informasi adalah :

a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun dan telah menikah.

b. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, Persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :

1) Ayah/ ibu kandung

2) Saudara-saudara kandung

c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut:

1) Ayah/ ibu adopsi

2) Saudara-saudara kandung 3) Induk semang

d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan

diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut : 1) Ayah/ ibu kandung

2) Wali yang sah

3) Saudara-saudara kandung

e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan menurut hak berikut:

1) Wali 2) Curator

f. Bagi pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :

1) Suami/ istri 2) Ayah/ ibu kandung 3) Anak-anak kandung 4) Saudara-saudara kandung

7. Adakah tindakan dengan perlakukanInformed Consent  Khusus?

Dua jenis tindakan dengan perlakuan informed consent yang khusus:

8. Apa saja yang di informasikan saat Informed Consent ?

Informed consent menginformasikan tentang : Diagnosis (diagnosa kerja dan diagnosa banding), dasar diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan risiko, komplikasi, prognosis, alternatif dan

No Jenis Pertama kali Pengulangan 1 Hemodialisa Sebelum

melakukan tindakan pertama kali

6(enam) bulan sekali atau  jika ada perubahan kondisi

2 Thalasemia Sebelum melakukan tindakan pertama kali

6(enam) bulan sekali atau  jika ada perubahan kondisi

9. Apa saja yang wajib dijelaskan oleh dokter (sesuai kompetensi) kepada pasien dan keluarga?

Dokter (sesuai kompetensi) wajib memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga terkait:

1. Kondisi pasien

2. Rencana tata laksana pasien termasuk obat-obatan 3. Nama staf yang akan melakukan tindakan dan DPJP utama 4. Keuntungan dan kerugian

5. Alternative

6. Angka keberhasilan

7. Masalah yang mungkin timbul selama masa pemulihan 8. Kemungkinan jika tida dilakukan tindakan

9. Analgesia post-prosedur (jika ada) 10. Edukasi nyeri

10. Siapa saja yang kompeten memberikan tanda tangan pada Informed Consent ?

Orang yang kompeten memberikan tanda tangan pada Informed Consent sesuai dengan Permenkes No. 290 tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, pasal 1 nomor 7, adalah sebagai berikut :

1. Dewasa atau bukan anak 2. Telah/ pernah menikah

3. Tidak terganggu kesadaran fisik 4. Mampu berkomunikasi secara wajar  5. Tidak mengalami retardasi mental 6. Tidak mengalami gangguan mental

11. Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di Rumah Sakit?

Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubungi petugas terkait sesuai daftar yang ada.

12. Bagaimana Rumah Sakit melindungi kebutuhan privasi pasien?

Semua petugas rumah sakit pada saat dilakukan wawancara klinis, pemeriksaan, konsultasi, prosedur/ pengobatan, membantu BAB dan BAK, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai dan saat transportasi di tutup dengan selimut.

SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien.

13. Bagaimana Rumah Sakit melindungi pasien terhadap kekerasan fisik?

1. Kriteria kekerasan fisik di lingkungan rumah sakit terdiri atas : pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu/ pengunjung pasien maupun petugas.

2. Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.

3. Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut.

4. Setiap pasien/ pengunjung/ karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/ pengunjung/ pendamping atau name tag karyawan.

SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

14. Bagaimana rumah sakit mencegah terjadinya penculikan atau kehilangan bayi/anak?

Rumah sakit bertanggung jawab melindungi hak pasien untuk memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.

Jika terjadi penculikan atau kehilangan bayi/ anak, rumah sakit langsung mengaktifkan kode keselamatan pasien”Code Pink ” yaitu:

1. Unit tempat terjadinya kehilangan atau penculikan langsung menghubungi operator 

2. Operator langsung melakukan paging Kode Pink

SPO Perlindungan Terhadap Penculikan Bayi/Anak 15. Bagaimana prosedur melindungi barang milik pasien?

SPO Perlindungan Barang Milik Pasien

1. Kategori pasien yang barangnya harus dilindungi terdiri dari : a. Pasien tidak sadar tanpa keluarga

b. Pasien yang meminta Rumah Sakit untuk melindungi barangnya c. Pasien terkait kriminalitas

2. Barang yang di lindungi meliputi : uang dan dokumen pribadi yang terkait dengan proses perawatan

3. Barang berharga lainnya seperti perhiasan, barang elektronik tidak diperkenankan dibawa keruang perawatan.

16. Apa yang dilakukan Rumah Sakit jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan yang diberikan?

1. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi

2. Keputusan untuk melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) harus di catat di Rekam Medis pasien dan di Formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus di isi lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.

3. Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.

SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan

Dalam dokumen BUKU SAKU RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA.pdf (Halaman 85-93)

Dokumen terkait