• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PENGAJAR

AL-QUR’AN

Wawancara dilaksanakan pada,

Hari/Tanggal : Selasa,22 November 2016

Responden : Guru Pengajar al-Qur’an dan direktur bidang Tilawati MI

Pembangunan

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode pembelajaran al-Qu’an dan strategi yang digunakan.

1. Sudah berapa lama bapak mengajar di madrasah ini?

Baru 1 tahun 4 bulan mengajar tilawati, yang pertama masih semi tilawati, dalam 1 kelas terdiri dari 30 anak, baru tahun ini diberlakukan satu kelas 15 anak atau tilawati yang utuh baru sekitar 4 bulan.

2. Pada hari apa saja kegiatan pembelajaran al-Qur’an berlangsung? Setiap hari senin sampai jum’at.

3. Pada jam berapa pembelajaran al-Qur’an berlangsung setiap harinya?

Setiap pagi, kita mempunyai waktu 55 menit dari jam 7 sampai jam 8 kurang 5 menit.

4. Perencanaan pembelajarannya seperti apa (RPP)?

Sebenarnya kalau tilawati kita memang memakai RPP kemenag dan dimodifikasi dimasukkan membaca al-Qur’an, karena kalau untuk anak

kelas 1 dan kelas 2 RPP di Kemenag hanya materi hafalan surat-surat pendek.

5. Apa itu metode Tilawati?

Metode tilawati itu seperti rangkuman-rangkuman dari metode-metode yang telah ada sebelumnya karena salahsatu pencetus metode tilawati

adalah penyusun iqra’. Pusatnya di Surabaya Nurul falah. 6. Apa prinsip-prinsip metode tilawati? (prinsip guru dan siswa)

Tilawati itu ada dari tingkat paud, dan ada kitabaty, munaqasayah ada 3 ada munaqisy pusat, munaqisy cabang dan munaqisy anggota, untuk siswa MOUnya kita belum mempuanyai munaqisy awalnya tetapi

sekarang kita sudah mempunyai 3 munaqisy, ada munaqisy yang menguji kenaikan jilid, ada munaqisy al-Qur’an dan ada munaqisy calon guru. 7. Bagaimana tahapan-tahapan menggunakan metode ini dalam pembelajaran

al-Qur’an setiap harinya?

Strateginya didalam metode tilawati, kalau tekhnik metode tilawati itu pertama itu ada namanya membaca alat peraga tilawati, dan itu juga ada 2 tekhnik, kalau kita membaca bukunya halaman 1-15 kita menggunakan tekhnik 1 dan 2 yaitu pertama guru membaca siswa mendengar dan melihat tekhnik kedua yaitu guru membaca santri mengikuti. Dan kedua adalah tekhnik baca simak, tekhnik baca simak itu harus diawali tekhnik yang sama yaitu guru membaca dahulu siswa mendengarkan dan memperhatikan. Kalau halaman 16-akhir memakai tekhnik 3 yaitu guru dan siswa membaca bersama-sama. Kalau tekhnik 1dan 2 itu membaca 4 halaman peraga, dan untuk tekhnik 3 guru dan siswa langsung membaca sebanyak 10 halaman peraga. Setelah itu ada materi tambahan di MP materi tambahannya diberikan setelah selesai metode tilawati adalah hafalan. Semua jilid tahapan dalam menggunakan metodenya adalah sama. Minimal sekali pertemuan adalah 55 menit ngaji, 5 menit untuk berdoa, 15 menit untuk peraga dan tidak boleh dikurangi waktunya 20 menit untuk baca simak dan 15 menit untuk materi tambahan dan doa setelah belajar. Untuk anak-anak yang tertinggal jauh kita membuat kelas khusus, ketika kenaikan jilid kemarin ada kelas akselerasi ada kelas standar ada kelas khusus. Kenapa sampai ada siswa yang tertinggal jauh? Karena keadaan anak berbeda-beda, tidak semua anak cepat dapat menagkap pelajaran, dari kelas 2 yang berjumlah 235 anak itu hanya ada 11 anak yang masuk dalam kelas khusus dan yang lain Alhamdulillah standar.Untuk kelas tertinggal, ritme pengajarannya agak diperbanyak metodenya ditambah lagi setelah baca simak ada tambahan yaitu talaqqi yang langsung berhadap-hadapan.

8. Apakah ada aturan tersendiri untuk penataan kelas dan jumlah siswa dalam proses pembelajaran?

Kalau aturan di tilawati itu lebih baiknya berbentuk U agar mudah dan jaraknya tidak terlalu jauh maka dari itu kami disini memakai kursi kecil agar mudah terkontrol, sehingga jika posisi siswa dan guru terlalu jauh guru tidak mendengar dan guru melihat siswa semua dan siswa semuanya melihat guru. Sedangkan untuk Aturan untuk satu kelas itu 15 siswa memang boleh maksimal sampai 20 tetapi kurang maksimal, idealnya adalah 15 siswa dan di MP satu kelas terdiri dari 15 siswa ada juga yang 14 siswa dan ada yang 18 tetapi itu kelas akselerasi.

9. Media dan sarana apa yang harus disiapkan untuk belajar al-Qur’an

menggunakan metode ini?

Sarana kita buku tilawati, juz amma, meja kecil, alat peraga tilawati, standing peraga dan alat penunjuk.

10. Materi apa saja yang diberikan di setiap tingkat/jilid?

Disini hanya ada dua yaitu membaca al-Qur’an dan tahfidz, kalau

dalaman metode tilawati terdapat pengetahuan agama ada menulis kitabaty, tetapi kita tidak karena waktunya tidak mencukupi, terkadang juga materi hafalannya tidak karena tidak terkejar, sehingga lebih focus kepada membaca.

11. Adakah materi tambahan yang diberikan selain materi yang ditetapkan oleh lembaga metode Tilawati?

Materi tambahan kita pakainya tahfidz, untuk tahfidz saat ini boleh menggunakan metode yang lain ada yang 1 hari 1 ayat harus hafal semuanya, ada klasikal langsung.

12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk siswa menyelesaikan materi pelajaran setiap jilidnya? Apakah setiap siswa sama dalam menyelesaikannya?

Target waktunya 3 bulan setelah itu ada evaluasi namanya kenaikan jilid atau munaqosyah jilid dan itu dilakukan secara serempak . Kemarin kita belum bisa munaqisy jilid jadi langsung dari cabang bekasi. Jadi

kenaikan jilidnya bersama-sama. Pasti ada yang belum naik jilid dikelompokkan dan nanti diacak kelasnya. Disini gurunya belum bersyahadah semua baru sepuluh guru yang sudah bersyahadah tapi ditilawati walupun belum bersyahadah boleh mengajar asalkan tingkatannya di atas materi jilidnya, kalau baru lulus jilid 3 guru itu boleh mengajar jilid 1 dan 2 tidak boleh mengajar jilid 3 begitu seterusnya. Tidak semua guru boleh mengajar, kemarin ada 48 guru yang diujikan yang ikut pelatihan untuk pelatihan pertama yang lulus 6 yang lain ada yang lulus jilid 6 ada yang lulus jilid 5. Dan pelatihan yang kedua ada 4 yang lulus bersyahadah.

13. Adakah target yang ditetapkan dalam pembelajaran al-Qur’an menggunakan

metode Tilawati?

Di MP targetnya sampai kelas 3 sudah dapat membaca al-Qur’an dan

ketika naik ke kelas 4 sudah tidak ada kendala lagi terkait membaca

al-Qur’an. Dalam tilawati ada targetnya yaitu 3 tahun sudah khatmul qur’an,

kalau untuk jilid 1-5 sampai akhir kelas 2 kalau untuk jilid 6 permasalahan-permasalahan yang susah yaitu ghorib musykilat sudah termasuk al-Qur’an.Untuk lembaga ini mengikuti aturan yang ditetapkan

oleh lembaga tilawati. Munaqisy anak yang ingin ke jenjang al-Qur’an dan khatmil qur’an, kalau untuk MP saat ini baru memiliki munaqisy jilid dan baru 3 orang, kita kita ada yang ikut 18 orang calon munaqisy dan yang lulus baru 3 orang sementara 3 orang.

14. Adakah kendala yang dirasakan ketika mengajarkan al-Qur’an dengan

menggunakan metode Tilawati?

Awal-awal memang kendalanya itu pelatihan memang hanya 2 hari dan kbanyakan di nada banyak yang belum faham. Disitulah tim tilawati memfasilitasi guru-guru yang masih kurang kita kumpul setiap hari jumat. Kumpul disini tim ada 7 orang yang sudah bersyahadah 1 orang megang 3 guru untuk sharing mengenai apa yang belum faham tentang tilawati dan mencari solusi terhadap permaslahan yang dihadapi ketika mengajar. Untuk saat ini waktunya sangat sedikit, karena memang harus di setting

sedemikian rupa sekarang dalam tahap perencanaan. Upaya yang dilakukan untuk kendala waktu yang dihadapi untuk kelas 1 doa di gabung di kelas secara klasikal dan 1 guru yang lain menyiapkan setting kelas untuk pembelajaran al-Qur’an.

15. Bagaimanakah cara mengevaluasi kemampuan membaca siswa setiap kenaikan halaman dan kenaikan jilid?

Kenaikan jilid yaitu yang pertiga bulan, ada juga yang dari guru minta diujikan beberapa siswa. Untuk kenaikan halaman sistemnya adalah kalau minimal 70% kira-kira 11 anak sudah menguasai halaman itu boleh pindah halaman bersama-sama, tetapi kalau dibawah 70% besok mengulang lagi. Mengetahuinya dengan cara di tandai setiap barisnya ketika sedang baca simak.

16. Apakah metode ini dirasakan mampu meningkatkan bacaan al-Qur’an siswa?

Untuk saat ini saya rasakan sangat meningkat kemampuan membacanya dan kemampuannya rata.

17. Bagaimanakah pendapat bapak terhadap pelatihan membaca al-Qur’an untuk

guru?

Bagus, yang mengajar al-Qur’an bukan hanya dari latar belakang

pendidikan agama saja saya menjadi belajar ngajar ngaji lagi dan untuk SDM guru juga meningkat dan responnya juga bagus.

18. Apakah sarana dan prasarana disini cukup memadai dalam jalannya pembelajaran al-Qur’an?

Saya rasa cukup tidak ada kekurangan dalam hal sarana dan prasarana dan tetap kondusif.