• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Terhadap Hasil Observasi Pembelajaran Al- Qur’an Pembelajaran al- Qur’an menggunakan metode Tilawati tidak

B. Temuan Penelitian

1. Pembahasan Terhadap Hasil Observasi Pembelajaran Al- Qur’an Pembelajaran al- Qur’an menggunakan metode Tilawati tidak

semua orang dapat langsung mengajarkannya, akan tetapi seseorang yang ingin mengajarkan al-Qur’an menggunakan metode Tilawati

harus mengikuti pelatihan dan mendapatkan syahadah atau sertifikat dari lembaga Tilawati. Bagi yang belum lulus ujian Tilawati dapat mengajarkan al-Qur’an menggunakan metode Tilawati dengan beberapa ketentuan yaitu apabila seorang yang mengikuti pelatihan itu lulus ujian Tilawati jilid 5 maka dia boleh mengajar Tilawati dibawah jilid 5, yaitu boleh mengajar jilid 1 sampai jilid 4, apabila seorang yang mengikuti pelatihan itu lulus jilid 3 maka dia boleh mengajar Tilawati jilid 1 dan 2 dan seterusnya seperti itu.

Hal yang berkaitan dengan guru pengajar al-Qur’an menggunakan

metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan telah sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh lembaga Tilawati, dimana guru pengajar al-Qur’an terlebih dahulu telah mengikuti pelatihan metode

Tilawati, meskipun terdapat beberapa guru pengajar yang belum bersyahadah namun guru tersebut mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga Tilawati yang telah penulis paparkan di atas.

Lembaga Tilawati menetapkan target tertentu yang harus dicapai dalam pembelajaran al-Qur’an menggunakan metode Tilawati, di

antaranya adalah target kualitas dan target waktu. Target kualitasnya adalah diharapkan siswa mampu membaca dengan tartil, khatam

al-Qur’an 30 Juz secara tadarrus dan munaqosyah dan mengetahui dasar-dasar agama. Sedangkan target waktu untuk menuntaskan materi adalah selama 3 tahun yang terbagi dalam 2 jenjang, yaitu jenjang dasar (Tilawati jilid 1-5) dan jenjang lanjutan (Tadarrus al-Qur’an 30

Target yang telah ditetapkan oleh lembaga Tilawati secara keseluruhan belum tercapai, hal tersebut karena Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan bukan lembaga formal (nonformal) dalam bidang pembelajaran al-Qur’an seperti TPA atau TPQ yang memang lembaga formal dalam pembelajaran al-Qur’an metode Tilawati. Ketidak

tercapaian target waktu yang telah ditentukan ialah karena penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran al-Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan disesuaikan dengan program pendidikan yang telah dirancang sebelumnya, sehingga harus disesuaikan terlebih dahulu. Salah satu kendala dalam penerapan metode Tilawati ini yaitu waktu pembelajaran yang tersedia hanya 60 menit setiap harinya, sedangkan ketentuan waktu yang ditetapkan lembaga Tilawati 75 menit setiap harinya. Keterbatasan waktu tersebut yang menyebabkan pembelajaran al-Qur’an menggunakan metode Tilawati di Madrasah ibtidaiyah

hanya berfokus pada latihan membaca saja, karena pada dasarnya materi penunjang seperti pelajaran fiqih, akhlaq dan tauhid telah terealisasikan pada pembelajaran regular yang dipelajari di kelas. Selain target kualitas dan target waktu, metode Tilawati mempunyai ciri khas yaitu menggunakan lagu rost 3 nada, dengan menggunakan lagu rost 3 nada tersebut diharapkan siswa dapat membaca secara lantang dan bacaan siswa menjadi standar dalam penggunaan nada membacanya.

a. Kegiatan Pembuka dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

Pembelajaran al-Qur’an metode Tilawati di Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan dalam kegiatan pembuka tidak hanya diawali dengan membaca doa belajar, akan tetapi diberikan pula materi hafalan surat pendek, ayat kursy dan berdo’a sebelum

belajar yang berjalan secara tertib, menghafal surat pendek menjadi materi tambahan dalam pembelajaran al-Qur’an selain belajar

Ketentuan dalam menggunakan metode hafalan surat pendek setiap guru berbeda-beda belum seragam, yaitu hafalan diberikan sesuai dengan kebijakan guru pengajar masing-masing, ada yang menggunakan metode one day one ayat namun ada juga yang menggunakan metode lain.

b. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

Kegiatan inti pembelajaran al-Qur’an metode Tilawati di

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga Tilawati dimana dalam pembelajaran menggunakan 2 pendekatan yaitu pendekatan klasikal menggunakan peraga dan pendekatan individual dengan tekhnik baca simak. Pendekatan klasikal dengan alat bantu peraga menggunakan beberapa tekhnik yaitu guru membaca siswa memperhatikan, guru membaca siswa menirukan lalu guru dan siswa membaca bersama-sama, dalam pendekatan individual baca simak tekhnik yang digunakan sama halnya dengan tekhnik pada pendekatan klasikal, yaitu diawali dengan membaca secara klasikal halaman buku yang akan diajarkan. Dalam proses pembelajarannya berjalan secara kondusif. Untuk menghindari kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran, guru berinisiatif dengan cara melakukan ice breaking pada saat pembelajaran yaitu ketika pendekatan individual, hal tersebut dimaksudkan agar siswa kembali semangat belajar dan tidak bosan. Hal ini tidak terdapat ketentuan baku dari lembaga Tilawati, karena ini hasil inisiatif dari guru pengajar sebab permasalahan yang sering dihadapi oleh para guru dalam pembelajaran al-Qur’an metode Tilawati adalah

c. Kegiatan Penutup dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

Kegiatan penutup pembelajaran al-Qur’an di Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan berjalan baik, setelah pendekatan individual dengan tekhnik baca simak selesai guru melakukan evaluasi kemampuan membaca siswa terlebih dahulu. Evaluasi kemampuan membaca ini dilaksanakan setiap hari setelah pembelajaran, evaluasi ini juga menentukan kenaikan halaman siswa setiap harinya. Evaluasi dilakukan dengan cara ketika pendekatan individual dengan tekhnik baca simak setiap siswa secara bergiliran membaca sebanyak 1 baris, apabila siswa membaca dengan baik dan benar diberi tanda bintang, sedangkan apabila siswa membaca secara terbata-bata diberi tanda ceklis (√)

dan untuk siswa yang belum lancar membaca dan masih banyak kesalah diberi tanda titik (.). Apabila 70% siswa mendapatkan tanda bintang maka pembelajaran esok hari lanjut pada halaman berikutnya, sedangkan apabila siswa yang lancar kurang dari 70% maka baca simak untuk esok hari diulang kembali. Penerapan tekhnik evaluasi telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tekhnik evaluasi harian yang ditetapkan oleh lembaga Tilawati. Setelah mengadakan evaluasi, guru dan siswa bersama-sama membaca do’a setelah belajar.

Dalam metode tilawati ini kenaikan halaman siswa dilakukan secara serempak bersama guru pengajar, sedangkan kenaikan jilid dilakukan oleh penguji jilid tidak dengan guru pengajar. Begitu pula untuk kenaikan jilid dilakukan secara serempak, dan kenaikan jilidnya pun dilakukan bersama-sama.

d. Media dan Sarana yang digunakan dalam Pembelajaran

Al-Qur’an Metode Tilawati di Madrasah

Sedangkan media dan sarana dalam pembelajaran al-Qur’an

metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan sudah baik dan sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran, media dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran adalah alat peraga dan petunjuk, masing-masing siswa membawa buku tilawati dan pensil, guru membawa buku tilawati dan absen siswa. Media dan sarana yang digunakan di Madrasah Ibtidaiyah pembangunan belum lengkap, terdapat beberapa sarana yang tidak digunakan seperti buku kitabaty, tidak digunakannya buku kitabaty dalam pembelajaran al-Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

karena memang dalam proses pembelajarannya hanya terfokus pada latihan membaca saja, sedangkan untuk latihan menulis belum diberikan.

e. Penataan Kelas dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

Penataan kelas dalam pembelajaran al-Qur’an metode Tilawati

di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan sudah cukup baik, dimana penataan kelas pembelajaran mendukung proses pembelajaran, yaitu siswa duduk melingkar membentuk huruf “U” menjadikan

suasana pembelajarannya lebih kondusif.