• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pegs for the Algebraic Peg Board

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 31-0)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

6. Pegs for the Algebraic Peg Board

Peg for the Algebraic Peg Board adalah alat peraga Montessori

yang telah dikembangkan. Alat peraga tersebut berupa papan penjumlahan dan pengurangan. Alat peraga ini berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan satu angka hingga enam angka (Widyaningrum, 2015: 12).

Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pegs for the algebraic peg board adalah alat peraga Montessori yang digunakan untuk membantu siswa belajar penjumlahan dan pengurangan.

13 7. Ciri Pembelajaran Montessori

Landasan metode Montessori adalah kemerdekaan sang anak.

Disiplin harus muncul melalui kemerdekaan. Anak menyiapkan dirinya bukan hanya untuk sekolah, tetapi untuk kehidupan, untuk mampu, melalui pembiasaan dan melalui latihan, melakukan dengan mudah dan benar tugas-tugas sederhana dalam kehidupan sosial atau kehidupan bermasyarakat. Tugas pendidik adalah membantu anak dalam melakukan kegiatannya sehingga mampu menguasai ketrampilan-ketrampilan secara alami (Montessori, 2013: 173).

Dari definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ciri dari pembelajaran Montessori adalah disiplin, kebebasan, dan mandiri.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian Widyaningrum (2015) yang berjudul Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori sesuai dengan ciri-ciri spesifik dan dengan kualitas baik yang ditetapkan untuk siswa kelas II. Subjek penelitiannya adalah 2 siswa putri dan 3 siswa putra kelas II semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SD BOPKRI Gondolayu. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, wawancara, tes. Hasil dari wawancara disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan alat peraga masih terbatas.

14

Hasil observasi menunjukkan bahwa salah satu kesulitan belajar siswa kelas II terletak pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa alat peraga yang digunakan tidak terkait dengan materi dan dari hasil tes menunjukkan bahwa kualitas produk yang dihasilkan yaitu papan penjumlahan dan pengurangan termasuk dalam kategori yang sangat baik.

Penelitian Wahyuningsih (2011) yang berjudul Pengaruh Model Pendidikan Montessori Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui apakah model pendidikan Montessori berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

Subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV SDN Jati Asih 03 Bekasi semester genap tahun ajaran 2010/2011. Pengumpulan datanya menggunakan tes. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diberikan model pembelajaran pendidikan Montessori lebih tinggi daripada siswa yang diberi model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas produk alat peraga Montessori berupa papan penjumlahan dan pengurangan dalam kategori sangat baik dan hasil belajar matematika siswa yang diberikan model pembelajaran pendidikan Montessori lebih tinggi daripada siswa yang diberi model pembelajaran konvensional. Hal tersebut memberikan masukan kepada peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan alat peraga Montessori yang telah dikembangkan tersebut pada pelajaran matematika yaitu pada materi penjumlahan dan pengurangan.

15 C. Kerangka Berpikir

Matematika adalah pelajaran yang sering menjadi momok bagi bagi para siswa, terutama siswa sekolah dasar. Pelajaran matematika dianggap terlalu abstrak dan susah dipahami oleh siswa sekolah dasar yang pada dasarnya masih pada perkembangan untuk belajar secara konkret. Padahal matematika merupakan pelajaran yang nantinya digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang menjadi dasar matematika di sekolah dasar adalah operasi aritmatik yang didalamnya termasuk penjumlahan dan pengurangan. Jika pada dasarnya siswa telah menganggap materi penjumlahan dan pengurangan adalah materi yang susah tentu nantinya akan semakin sulit untuk menguasai materi-materi selanjutnya.

Oleh karena itu, pembelajaran matematika hendaknya dikemas menggunakan pembelajaran yang menarik.

Pembelajaran yang menarik dapat dilaksanakan dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik karena media merupakan penyalur pesan informasi belajar kepada siswa sehingga siswa dapat mencapai tujuan belajarnya. Media pembelajaran menjadi begitu penting sehingga dibutuhkan media pembelajaran yang efisien salah satunya media pembelajaran dalam metode Montessori. Metode Montessori mengembangkan alat-alat peraga yang menarik dan memiliki pengendali kesalahan sehingga siswa dapat menjadi lebih aktif dan tertarik belajar matematika dengan menggunakan alat peraga tersebut.

16

Oleh karena itu, peneliti ingin mengimplementasikan alat peraga Montessori yaitu pegs for the algebraic peg board pada materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Kanisius Ganjuran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan hasil implementasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan media pegs for the algebraic peg board pada materi penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Kanisius Ganjuran. Alat peraga Montessori yang digunakan tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan.

17 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini akan diuraikan tentang jenis, setting, rancangan penelitian, jenis data, teknik, instrumen pengumpulan, dan analisis data. Berikut adalah uraian dari metode penelitian.

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sumanto (2014: 179) penelitian deskriptif berusaha mendeskripsi dan menginterpretasi apa yang ada (bisa mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang). Oleh sebab itu, hasil dari penelitian ini akan dijelaskan dalam bentuk deskripsi berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Ganjuran yang beralamat di Jogodayoh, kelurahan Sumbermulyo, kecamatan Bambanglipuro, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

18 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IB SD Kanisius Ganjuran pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah implementasi alat peraga Montessori pegs for the algebraic peg board pada materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan dan tanpa teknik menyimpan.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari lima tahap yaitu mempelajari penelitian sebelumnya, membuat instrumen penelitian, validasi instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, implementasi. Tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Mempelajari Penelitian Sebelumnya

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah mempelajari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh satu orang peneliti di kelas II SD BOPKRI Gondolayu. Penelitian tersebut menghasilkan suatu produk pengembangan alat peraga Montessori yaitu pegs for the algebraic peg board yang digunakan dalam pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan.

19 2. Membuat Instrumen Penelitian

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah membuat instrumen penelitian. Instrumen yang dibuat oleh peneliti terdiri dari soal pretest dan posttest, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa. Soal pretest dan posttest dibuat sesuai dengan materi yang akan diteliti sedangkan lembar observasi dibuat dengan memperhatikan aspek-aspek yang terdapat dalam pembelajaran Montessori.

3. Validasi Instrumen Penelitian

Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah validasi instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang telah dibuat oleh peneliti divalidasi oleh seorang dosen ahli. Validasi dilakukan terhadap soal pretest dan posttest, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan lembar

observasi aktivitas siswa, sehingga instrumen penelitian tersebut menjadi valid dan dapat digunakan dalam pelaksanaan penelitian.

4. Uji Coba Instrumen Penelitian

Tahap keempat dalam penelitian ini adalah uji coba instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang diujicobakan adalah soal pretestposttest. Instrumen tersebut diujicobakan pada siswa kelas II di

sekolah yang sama. Ujicoba dilaksanakan di kelas II yang siswanya telah memperoleh materi penjumlahan dan pengurangan di kelas satu pada tahun sebelumnya. Ujicoba ini dilakukan untuk memperoleh soal-soal

20

yang layak digunakan untuk pelaksanaan penelitian di kelas penelitian (Lampiran 7).

5. Implementasi

Tahap kelima dari penelitian ini adalah implementasi alat peraga Montessori pegs for the algebraic peg board pada materi penjumlahan dan pengurangan. Implementasi dilakukan di kelas IB SD Kanisius Ganjuran. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama lima kali pertemuan (Lampiran 8). Pada pertemuan pertama peneliti memberikan pengantar tentang penjumlahan dan pengurangan dan memberikan soal pretest kepada siswa untuk dikerjakan. Pertemuan kedua materi yang

diberikan adalah melakukan penjumlahan dengan menggunakan alat peraga. Pertemuan ketiga peneliti memberikan penguatan kembali tentang melakukan penjumlahan dengan menggunakan alat peraga dan juga melakukan pengurangan dengan menggunakan alat peraga.

Pertemuan keempat materi yang diberikan adalah melakukan pengurangan dengan menggunakan alat peraga. Pertemuan kelima peneliti mengajak siswa untuk mengulang kembali melakukan penjumlahan dan pengurangan menggunakan alat peraga dan juga memberikan soal posttest. Pada setiap pertemuan dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan alat peraga Montessori.

21 D. Jenis Data

Penelitian ini menghasilkan data kuantitatif. Data kuantitatif tersebut terdiri dari hasil pretest dan posttest, hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dan hasil observasi aktivitas siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non tes.

Tes menurut Riduwan (2002: 30) adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Sedangkan non tes adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes.

F. Instrumen Pengumpulan Data 1. Soal Pretest Posttest

Sebelum melakukan penelitian di kelas I, peneliti melakukan uji coba soal pretest dan posttest di kelas II. Peneliti melakukan uji coba soal pretest dan posttest di kelas II dengan mengingat bahwa materi yang

diteliti oleh peneliti yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan sudah didapatkan siswa yang saat ini berada di kelas II.

Soal uji coba pretest dan posttest berjumlah 30 soal dengan kisi-kisi sebagai berikut.

22

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Pretest Posttest Standar

Materi Pokok Indikator Soal Nomor Soal

23

Soal uji coba pretest dan posttest yang berjumlah 30 soal tersebut sebelum diujicobakan ke siswa divalidasi oleh ahli (Lampiran 1). Soal uji coba pretest dan posttest kemudian direvisi sesuai dengan catatan dari validator (Lampiran 4).

Soal uji coba pretest dan posttestyang telah direvisi tersebut kemudian diujicobakan ke siswa kelas II SD Kanisius Ganjuran yang berjumlah 33 anak pada hari Senin, 8 Juni 2015 (Lampiran 5). Hasil pengerjaan siswa tersebut kemudian dikoreksi dan dihitung kevalidannya (Lampiran 6).

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 23 soal yang valid. Soal dinyatakan valid jikanilai koefisien korelasi hitung lebih dari 0,344.

Tabel 3.2 Validitas Item

Item r hitung r tabel Kesimpulan

24

Dari 23 soal yang valid tersebut digunakan 20 soal yang digunakan untuk melakukan pretest dan posttest di kelas IB yang menjadi subjek penelitian peneliti untuk melihat perubahan nilai siswa dari sebelum menggunakan media dan setelah menggunakan media.

2. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran digunakan observer untuk menilai peneliti dalam melaksanakan pembelajaran selama penelitian. Pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Aspek Hal yang diamati

1. Pra Pembelajaran 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa

2. Membuka Pelajaran 1. Melakukan kegiatan apersepsi

2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

3. Kegiatan Inti Pembelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

25

3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

5. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 6. Menghasilkan pesan yang menarik

7. Menggunakan media secaraefektif dan efisien 8. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

9. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 10. Merespons positif partisipasi siswa

11. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.

4. Kemampuan Khusus Montessori

1. Menumbuhkan sikap disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3. Menumbuhkan sikap mandiri siswa dalam menyelesaikan masalah.

4. Mengembangkan kreatifitas siswa dengan memberikan kebebasan dalam menentukan cara belajar.

5. Meningkatkan rasa keingintahuan siswa dalam menemukan solusi dalam permasalahan yang muncul.

6. Menumbuhkan rasa pantang menyerah dalam mencari solusi dalam permasalahan yang muncul.

7. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam melaksanakan pembelajaran.

8. Menciptakan ketertarikan siswa dalam belajar.

9. Meminimalkan pemberian informasi.

5. Penutup 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

3. Melaksanakan tindaklanjut

Hasil validasi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran menunjukkan nilai 3,9 dari nilai maksimal 4 (Lampiran 2). Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen tersebut layak digunakan untuk menilai pelaksanaan penelitian peneliti.

26

3. Lembar Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa

Lembar observasi pelaksanaan aktivitas siswa digunakan observer untuk menilai aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti. Pedoman observasi pelaksanaan aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4 Pedoman Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa

Aspek Hal yang diamati

1.Disiplin 1. Tidak mengganggu teman ketika sedang belajar.

2. Menjaga benda-benda yang dipakai untuk belajar.

3. Mengembalikan benda-benda yang digunakan untuk belajar ketempat semula.

2.Kebebasan 1. Menggunakan seluruh ruangan kelas untuk belajar.

2. Tidak memiliki rasa takut untuk mencoba kembali hal yang belum dipahami.

3. Memiliki keleluasaan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan yang diinginkan.

3.Mandiri 1. Memiliki inisiatif untuk memecahkan masalah sendiri.

2. Mampu menentukan keputusan setiap akan melakukan kegiatan.

3. Memiliki motivasi untuk melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan.

Hasil validasi lembar observasi pelaksanaan aktivitas siswa menunjukkan nilai 3,8 (Lampiran 3). Dari hasil tersebut maka lembar instrumen tersebut sudah layak digunakan untuk menilai pelaksanaan penelitian peneliti.

27 G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini berupa angka-angka yang kemudian dianalisis secara deskripsi. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

1. Rumus Soal Pretest Posttest

2. Rumus Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

3. Rumus Lembar Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa

Kriteria hasil perhitungan lembar observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Hasil Observasi Skor Kriteria

3 – 2,5 Baik 2,4 – 2 Cukup

< 1,9 Kurang

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan. Berikut uraian dari hasil penelitian dan pembahasan.

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian a. Pertemuan I

Peneliti memulai pertemuan pertama penelitian dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu dengan menyampaikan maksud dan tujuan mengapa mengisi kelas tersebut. Mengawali pembelajaran peneliti ingin menggali ketertarikan siswa tentang pelajaran matematika terutama penjumlahan dan pengurangan.

Pertama peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa tentang ketertarikannya pada pelajaran matematika. Hampir semua siswa mengangkat tangannya tanda mereka menyukai pelajaran matematika, tetapi ada 3 siswa yang tidak mengangkat tangannya. Ketika ditanya kenapa tidak suka pelajaran matematika mereka menjawab karena susah. Namun ketika peneliti mengajukan pertanyaan lagi mengenai kemampuan siswa mengerjakan penjumlahan pengurangan, semua siswa menjawab bisa dan ada beberapa siswa yang berseru mudah.

29

Untuk mengujinya peneliti memberikan dua contoh soal penjumlahan dan pengurangan untuk dikerjakan siswa di depan kelas kemudian dibahas bersama-sama. Mengakhiri pertemuan, peneliti memberikan soal pretest kepada siswa untuk dikerjakan (Lampiran 9).

b. Pertemuan II

Pertemuan kedua penelitian, peneliti memulai dengan mengajarkan siswa tentang materi penjumlahan. Kondisi kelas dibuat para siswa duduk di bawah menggunakan karpet dan peneliti berada di depan. Kondisi ini dimaksudkan agar semua siswa dapat melihat peneliti dan mempunyai posisi yang nyaman ketika belajar.

Peneliti pertama-pertama mengenalkan alat peraga Montessori yang digunakan yaitu bagaimana meletakkan alat tersebut sehingga mudah untuk digunakan. Setelah itu peneliti mengenalkan satuan puluhan ratusan masing-masing dengan warnanya. Kemudian peneliti menunjukkan lambang hitung penjumlahan dan pengurangan dan dimana meletakkannya. Sebelum memberikan contoh soal penjumlahan peneliti meminta siswa mengulangi terlebih dahulu penjelasan dari peneliti.

Setelah itu peneliti mulai memberikan contoh pengerjaan penjumlahan dengan menggunakan alat peraga tersebut. Peneliti memberi contoh dalam menggunakan alat peraga tersebut dengan perlahan supaya siswa dapat menangkap dengan benar

langkah-30

langkah yang harus dilakukan. Setelah itu peneliti memberikan kesempatan dua siswa untuk mencoba menggunakan alat peraga Montessori tersebut untuk menyelesaikan soal penjumlahan.

Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi empat kelompok dengan cara berhitung. Peneliti menggunakan cara berhitung juga untuk mengingatkan siswa untuk membilang angka. Kemudian siswa menyebutkan angka yang sama bergabung menjadi satu kelompok dan membentuk sebuah lingkaran. Peneliti meminta setiap kelompok mengambil alat peraga Montessori tersebut dan meletakkannya di kelompok. Kemudian peneliti mempersilahkan siswa untuk mencoba menyelesaikan soal yang ada dalam kartu soal dengan memilih secara bebas.

Ketika siswa mulai mencoba-coba sendiri, peneliti mulai berkeliling untuk mendampingi kelompok yang masih kesulitan dalam menyelesaikan penjumlahan. Permasalahan ditemui pada beberapa siswa yang belum paham bagaimana menyelesaikan penjumlahan dengan teknik menyimpan. Peneliti kemudian mencoba mengingatkan siswa kembali apa arti dari puluhan. Setelah mencoba-coba kembali siswa dapat mengerti cara melakukan penyimpanan. Permasalahan muncul ketika siswa menggunakan alat peraga karena ada beberapa siswa yang kemudian menjadi tidak mendapat giliran untuk menggunakan alat peraga tersebut. Mengatasi masalah tersebut peneliti memberikan cara jalan yang teratur kepada siswa yaitu

31

dengan setiap langkah dilakukan oleh seorang siswa dan dilakukan secara bergilir sesuai putaran jam. Dengan menggunakan cara tersebut semua siswa dapat merasakan menggunakan alat peraga tersebut dan setiap siswa dalam kelompok dapat fokus dalam memperhatikan langkah-langkah penggunaan alat peraga Montessori tersebut.

Siswa mencoba-coba sendiri sampai waktu belajar selesai. Tidak lupa siswa diberikan tanggungjawab untuk mengembalikan alat-alat yang mereka gunakan untuk belajar dengan benar dan rapi.

c. Pertemuan III

Pertemuan ketiga penelitian sudah mulai ada siswa yang meminta untuk tidak melakukan pelajaran matematika lagi, namun ketika peneliti memberitahu bahwa akan belajar pengurangan para siswa menjadi bersemangat kembali. Peneliti membuat kondisi kelas menjadi seperti hari kedua penelitian dan membagi kelompok lagi.

Untuk mengingatkan kembali tentang penjumlahan peneliti memberikan kesempatan siswa untuk mencoba-coba kembali menggunakan alat peraga Montessori. Setelah itu peneliti meminta siswa untuk duduk tidak secara berkelompok dan memberikan 5 soal penjumlahan yang dikerjakan setiap siswa sendiri tanpa menggunakan alat peraga Montessori.

Selesai mengerjakan soal peneliti berada di depan siswa memberikan pengantar tentang penggunaan pengurangan dalam

32

kehidupan sehari-hari. Dari pengantar tersebut siswa paham bahwa pengurangan adalah bisa berarti hilang, diberikan. Setelah itu peneliti mulai memberikan contoh menyelesaikan pengurangan dengan menggunakan alat peraga Montessori. Demonstrasi pengurangan lebih memakan waktu yang lama karena bagian mengurangi para siswa tidak bisa langsung paham. Akhirnya untuk menguji sampai mana siswa paham menyelesaikan pengurangan dengan menggunakan alat peraga, peneliti meminta dua siswa untuk menyelesaikan soal pengurangan dengan menggunakan alat peraga. Setelah itu pembelajaran selesai.

d. Pertemuan IV

Pertemuan keempat penelitian dilaksanakan sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu dengan membagi kelas menjadi empat kelompok. Setelah itu peneliti memberikan kesempatan siswa untuk mengingat kembali cara menyelesaikan soal pengurangan dengan menggunakan alat peraga Montessori. Setelah tidak ada lagi kesulitan pada setiap siswa, siswa merapikan alat peraga Montessori tersebut dan duduk tidak dalam kelompok lagi.

Kemudian peneliti memberikan 5 soal pengurangan yang harus dikerjakan siswa secara mandiri tanpa menggunakan alat peraga Montessori. Setelah selesai pembelajaran pun ditutup.

33 e. Pertemuan V

Pertemuan terakhir penelitian siswa diberikan kesempatan lagi untuk mencoba menggunakan alat peraga Montessori untuk menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan. Setelah para siswa cukup menggunakan alat peraga, mereka merapikan alat peraga tersebut dan duduk di tempat masing-masing.

Peneliti pun memberikan soal posttest kepada para siswa untuk melihat perubahan yang terjadi sebelum menggunakan alat peraga Montessori dan setelah menggunakannya (Lampiran 10). Setelah semua siswa selesai pelajaran ditutup.

2. Penilaian Keterlaksanaan Penelitian

a. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Selama peneliti melakukan penelitian, peneliti dinilai oleh observer dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang menilai bagaimana peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas (Lampiran 11). Hasil rekapan nilai observasi pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

34

Tabel 4.1 Nilai Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan Nilai

Tabel tersebut menunjukkan rata-rata nilai pelaksanaan pembelajaran menunjukkan angka 2,8 dari nilai maksimal 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah menunjukkan kriteria baik dengan menampakkan aspek-aspek yang diharapkan namun belum terlalu optimal.

b. Hasil Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa

Selain penilaian bagi peneliti, penilaian juga dilakukan bagi siswa. Penilaian dilakukan oleh 4 observer yang mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas (Lampiran 12). Hasil observasi pelaksanaan aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2 Nilai Observasi Pelaksanaan Aktivitas Siswa Pertemuan Nilai I Nilai II Nilai III Nilai IV Rata-Rata

35

Tabel nilai rata-rata pelaksanaan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran tersebut menunjukkan nilai rata-rata 2,5 dari nilai maksimal 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa sudah menampakkan aspek-aspek yang diharapkan namun belum optimal.

c. Hasil Pretest Posttest

Pada awal dan akhir penelitian, peneliti melakukan pretest dan posttest pada objek penelitian. Hasil rekapan nilai pretest dan posttest adalah sebagai berikut

Tabel 4.3 Nilai Pretest dan Posttest

No Nama Nilai

36

Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata pretest yang semula 6,5 menjadi 7,1 ketika dilakukan posttest. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai 0,6 yang berarti hasil implementasi media pegs for the algebraic peg board pada materi

Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata pretest yang semula 6,5 menjadi 7,1 ketika dilakukan posttest. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai 0,6 yang berarti hasil implementasi media pegs for the algebraic peg board pada materi

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 31-0)