• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Beton

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Jakarta, November Tim Penyusun (Halaman 163-169)

BAB XI STANDAR TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI

11.2 STANDAR TEKNIS PEKERJAAN SIPIL

5.2.2 Pekerjaan Beton

Umum

Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang tercantum di dalam Peraturan Beton Inonesia (PBI NI-2 1971). Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatan dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi gambar kerja dan instruksi-instruksi dari project manager pelaksanaan.

Material

Semua material harus mempunyai kualitas yang terbaik dan memenuhi syarat PBI 1971. Kontraktor harus menyediakan contoh dari material-material yang akan digunakan untuk menghasilkan beton, untuk dimintakan persetujuan dari

project manager, dan tidak boleh memesan/mengirim dahulu sebelum

persetujuan diberikan.

Semen

1)

Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement type I yang memenuhi

syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 89 (SK.SNI T-15-1990) dan Standard Industri Indonesia (SII 0013-81).

2)

Semen harus disimpan dalam gudang/silo dengan ventilasi yang cukup dan

tidak bocor, serta diletakkan di atas lantai yang ditinggikan minimal 30 cm dari tanah. Kantong-kantong semen tidak diperbolehkan ditumpuk/ ditimbun melebihi 2 (dua) meter dan setiap pengiriman diberi tanda pengenal sehingga dapat dipakai sesuai dengan tanggal pengiriman.

3)

Kontraktor harus mengirimkan laporan dari pengujian-pengujian semen di

laboratorium kepada project manager secara rutin. Laboratorium yang ditunjuk untuk pengetesan tersebut, terlebih dahulu harus disetujui project manager.

4)

Tipe semen

Dalam peraturan Beton 1989 membagi semen Portland menjadi lima jenis (SK.SNI T-15-1990-03:2), yaitu:

- Type 1: Ordinary Portland Cement (OPC), semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan khusus

- Type 2: Moderate Sulphate Cement, semen untuk beton yang tahan terhadap sulfat sedang dan mempunyai panas hidrasi sedang.

- Type 3: High Early Strength Cement, semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras).

- Type 4: Low Heat of Hydration Cement, semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah, dengan kekuatan awal rendah.

151

- Type 5: High Sulphate Resistance Cement, semen untuk beton yang tahan terhadap kadar sulfat tinggi (diperuntukkan pada wilayah pasang surut).

Agregat halus (Pasir)

Agregat halus untuk pekerjaan beton yang akan dipakai pada proyek ini harus sesuai dengan persyaratan pada PBI atau ASTM.

Agregat Kasar (Kerikil atau Koral)

Agregat kasar untuk pekerjaan beton yang akan dipakai pada proyek ini harus sesuai dengan persyaratan pada PBI 1989 atau ASTM.

Baja Tulangan

Bahan untuk baja tulangan minimal harus sesuai dengan PBI-1989. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak berubah tempat atau bergeser. Penyimpanan besi beton dimaksudkan untuk mencegah terjadinya karat, dengan cara meletakkannya di atas papan atau balok kayu sehingga tidak langsung di atas tanah, untuk penyimpanan waktu lama maka besi beton harus disimpan di bawah atap.

Pekerjaan Pengisi Dilatasi (Bila Diperlukan)

Bahan untuk pengisian dilatasi dipergunakan bahan setaraf sikaflecxla atau

feabseal 2 part.

Bahan Campuran Tambahan

Penggunaan bahan campuran beton hanya seizin project manager dan harus sesuai dengan pasal 3.8 bab 2 PBI 1989 dan ASTM C 494 Chemical Admixtures for

Concrete. Bahan campuran beton yang dipakai hanya type A dan D dan sesuai

ASTM C 494.

Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang merusak beton atau baja tulangan.

Mutu Beton

Mutu beton yang dipergunakan adalah:

 Kolom : K-225

 Pelat Lantai/Slab : K-225 dan K-175

152

Rencana Campuran Beton (concrete mix design)

Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan PBI ayat 4.6. dan dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5. Dalam hal dipakai beton beton ready mix, maka semua syarat-syarat dalam standard spesification for

ready mixed concrete AASHTO designation H. 157-74 harus dipenuhi. Pengujian

terhadap beton dan peralatannya harus dilakukan.

Beton Bertulang

Terdiri dari 2 jenis: Beton struktural meliputi konstruksi plat atas, dinding, dan plat dasar dan beton nonstruktural.

Pembuatan Beton dan Peralatannya

1)

Mencampur beton dengan tidak menggunakan perbandingan berat

(timbangan), tidak diperbolehkan.

2)

Mixer harus betul-betul kosong sebelum menampung/menerima material

untuk adukan selanjutnya, harus dibersihkan dan dicuci bila mixer tidak dipakai lebih lama dari 30 menit dan pada setiap akhir pekerjaan. Mixer juga harus dibersihkan dan dikosongkan lebih dulu, bila beton yang akan dibuat berbeda mutunya.

3)

Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras

tidak diizinkan. Demikian juga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi (dari hasil mixer) dengan tujuan memudahkan pengerjaan dan sebagainya tidak diizinkan.

Penolakan Pekerjaan Beton

1)

Project manager berhak menolak pekerjaan yang tidak memenuhi syarat.

Kontraktor harus mengganti atau memperbaiki/ membongkar pekerjan beton yang tidak memenuhi syarat, atas biaya sendiri, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh project manager pelaksanaan.

2)

Percobaan compressive strength dari pengujian kubus harus memenuhi

syarat sebagai berikut:

 Sr adalah deviasi standard rencana.

 Tidak boleh lebih dari 1 (satu) nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, terjadi kurang dari a' bk.

 Tidak boleh satupun rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, terjadi kurang dari (a' bk + 0,82 Sr).

 Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 (empat) hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.

153

 Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-turut harus memenuhi (a' bk = a'bm - 1,64 Sr).

3)

Bila compressive strength test dari kelompok kubus test gagal memenuhi

syarat diatas, maka project manager pelaksanaan akan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari kubus-kubus tersebut diambil.

Pengangkutan dan Pengecoran Beton

1)

Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum project manager memeriksa

dan menyetujui cetakan, bekisting (formwork), tulangan, angker-angker dan lain-lain, dimana beton akan dituangkan/dicor. Air (genangan) harus dibuang dari tempat/ruangan yang akan diisi/dicor beton.

2)

Isi dari mixer yang dikeluarkan pada suatu operasi continous harus diangkut

tanpa menimbulkan degradasi. Beton harus diangkut dalam gerobak yang bersih dan kedap air.

3)

Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus

diberikan dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit dan pada setiap akhir pekerjaan. Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus diletakkan/dicor dan dipadatkan pada tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air ke dalam mixer.

4)

Beton pada umumnya tidak boleh dijatuhkan bebas/dituangkan dari

ketinggian lebih besar dari 1,5 m. pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari timbulnya degradasi dan menjamin suatu pengecoran yang tidak terputus. Beton harus diletakkan dalam lapisan tidak lebih dari 60 cm tebalnya dan dipadatkan sesuai ketentuan di bawah ini tanpa timbulnya degradasi/pemisahan. Pengecoran dari satu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu operasi yang continous atau sampai

construction joint tercapai.

5)

Beton, acuan atau penulangan tidak boleh diganggu selama minimal 24 jam

setelah pengecoran, kecuali dengan izin project manager pelaksanaan. Semua pengecoran harus dilaksanakan di siang hari dan pengecoran beton dari suatu bagian pekerjaan jangan dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada siang hari, kecuali atas izin Project manager Pelaksanaan boleh dikerjakan pada malam hari. Izin ini tidak boleh diberikan, bila sistem penerangan yang dipersiapkan Kontraktor belum disetujui Project manager Pelaksanaan.

6)

Dalam hal dinding, kolom beton atau bagian-bagian yang dianggap tinggi,

154

pada ketinggian yang disetujui. Saluran curah untuk pengecoran tidak boleh dipergunakan, kecuali jaraknya dekat dan hanya dengan persetujuan project manager pelaksanaan. Bila hal ini disetujui project manager pelaksanaan, maka saluran itu harus dibuat dari logam (metal) atau bahan dihaluskan, agar dapat mengalirkan adukan beton dengan lancar, sedangkan kemiringan saluran/talang tersebut tidak lebih curam dari perbandingan 1 (satu) tegak dan 2 (dua) mendatar.

Pemadatan Beton

1)

Beton harus dipadatkan keseluruhan dengan mechanical vibrator. Pekerjaan

beton yang telah selesai harus merupakan suatu massa yang bebas dari lubang-lubang degradasi atau kropos-kropos (honey combing).

2)

Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekuensi

tidak kurang dari 6.000 cycles per menit. Vibration tidak boleh dipergunakan pada tulang-tulang, terutama tulang-tulangan yang telah masuk pada beton yang mulai mengeras.

3)

Banyaknya vibrator yang dipergunakan harus disesuaikan dengan volume

dan kecepatan pengecoran.

Perlindungan Terhadap Cuaca Alam

1) Cuaca Panas

Bila perlu dipergunakan rangkaian instalasi penahanan angin, naungan, fog

spraying, memerciki dengan air, menggenangi dengan air ataupun menutup

dengan penutup basah yang berwarna muda dapat dibuat bagian yang telah selesai dicor, dan tindakan perlindungan yang sedemikian harus segera diambil setelah pengecoran dan pekerjaan akhir selesai dikerjakan.

2) Musim Hujan

 Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang baru dicor harus segera dilindungi dari curahan hujan. Sambungan harus dilindungi seperti yang dijelaskan dalam spesifikasi ini.

 Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang terkena hujan/aliran air hujan harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dulu dari beton-beton yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapat izin project manager pelaksanaan terlebih dahulu.

155

Perawatan

1) Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari kerusakaan yang disebabkan oleh alat-alat. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan basah, selama paling sedikit 7 hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa yang berlubang atau cara lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu selalu dalam keadaan basah.

2) Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk mencegah retak pada sambuungan dan penegringan beton yang terlalu cepat. Air yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali bebas dari unsur-unsur kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau perubahan warna pada beton.

Cacat pada Beton

Meskipun hasil pengujian kubus-kubus memuaskan, pemberi tugas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut.

1)

Konstruksi beton yang sangat keropos.

2)

Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau

posisinya tidak seperti yang ditunjukkan oleh gambar.

3)

Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.

4)

Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

Pekerjaan Plesteran

Tebal plesteran rata-rata 1,5 cm, minimum 1 cm dan harus menghasilkan permukaan sesuai persetujuan project manager. Harus dipasang adukan-adukan patokan untuk mendapatkan permukaan yang rata. Plesteran diratakan dengan menggunakan alat kayu yang lurus, minimal panjangnya 1 m (satu meter). Plesteran harus dibagi minimum 7 hari setelah dipasang. Jika plesteran sudah cukup keras, harus secepatnya dibasahi untuk mencegah cacat. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.

Pekerjaan Cat

Semua pekerjaan cat harus dari penyalur yang disetujui serta disetujui oleh

project manager. Pengerjaan pengecetan harus mengikuti petunjuk-petunjuk

156

Pekerjaan Water Proofing

Dinding dan dasar penampung yang berfungsi menampung air harus dilapisi water proofing dari type yang tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan air minimum.

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Jakarta, November Tim Penyusun (Halaman 163-169)

Dokumen terkait