• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pelaksanaan Program Katekese Audiovisual dengan Menggunakan DVD Tayangan Penyejuk Imani Katolik. Menggunakan DVD Tayangan Penyejuk Imani Katolik

DI LINGKUNGAN SANTO PAULUS PAROKI SANTA MARIA PENGANTARA LAHAT SUMATERA SELATAN

D. Rencana Pelaksanaan Program Katekese Audiovisual dengan Menggunakan DVD Tayangan Penyejuk Imani Katolik. Menggunakan DVD Tayangan Penyejuk Imani Katolik

Berdasarkan permasalahan dan keprihatinan yang terjadi di Lingkungan Santo Paulus, maka penulis memberikan sebuah usulan program yaitu mengadakan kegiatan katekese/pendalaman iman. Katekese dilaksanakan sebanyak dua kali dengan menggunakan metode SOTARAE. Adapun tema-tema yang digunakan adalah tema-tema yang sesuai dengan permasalahan dan persoalan yang terjadi di Lingkungan Santo Paulus Paroki Santa Maria Pengantara Lahat Sumatera Selatan yaitu “Menghayati tugas perutusan” dan “Membimbing anak-anak pada Tuhan”.

1. Desain Pelaksanaan Katekese ( A ) a. Identitas Pelaksanaan

1) Tema : Menghayati Tugas Perutusan

2) Tujuan : Bersama-sama dengan pemandu umat diajak untuk menggali arti tugas perutusan kita sebagai masyarakat dan sebagai anggota Gereja dan Lingkungan.

3) Peserta : Umat Lingkungan Santo Paulus Paroki Santa Maria Pengantara Lahat.

4) Tempat : Rumah Bpk. Sukiman Laurentius. 5) Hari, Tanggal : Kamis, 14 Oktober 2010.

6) Waktu : 19.00-21.00. 7) Metode : SOTARAE

8) Sarana : Televisi, VCD player, Spidol, Karton,

9) Sumber Bahan : DVD Tayangan “Penyejuk Imani Katolik” yang berjudul “Menghayati Tugas Perutusan”, tanggal siaran 25 Mei 2008.

b. Sinopsis Tayangan Penyejuk Imani Katolik: 1) Judul Tayangan: “Menghayati Tugas Perutusan” 2) Susunan Acara :

Susunan acara yang ada di dalam tayangan “Penyejuk Imani Katolik” dengan tema “Menghayati Tugas Perutusan”. Secara garis besar susunan acara dalam tayangan PIK ini terdiri dari pembukaan, informasi dari beberapa narasumber, peneguhan, penutup. Adapun secara lebih rinci susunan acara PIK adalah sebagai berikut:

a) Lagu Pembukaan

Tayangan Penyejuk Imani Katolik tersebut diawali dengan lagu instrumental. Lagu itu dinyanyikan pembawa acara sendiri, yaitu Rm. Heri Purnawan, MSF.

b) Salam Pembukaan dari Pembawa Acara

Pada sesi kedua pembawa acara menyampaikan salam pembuka dan tema yang akan diangkat pada Minggu tersebut. Setiap umat beriman

mendapatkan tugas perutusan yang wujudnya bisa beraneka ragam. Tetapi dari semua itu tugas perutusan adalah mewartakan kasih Tuhan.

c) Informasi dari narasumber yang pertama

Tayangan ”Penyejuk Imani Katolik” tanggal 25 Mei 2008 menampilkan sebuah cuplikan film lanjutan “Mengikuti jejak Santo Fransiskus Xaverius” (Bagian 3). Film ini mengisahkan perjalanan St. Fransiskus Xaverius yang diutus untuk merasul ke India. Tokoh utama dalam cerita ini diperankan oleh seorang Frater Johny Go yang sedang berziarah dan mengunjungi tempat sejarah St. Fransiskus Xaverius untuk mengetahui apa yang dibuat St. Fransiskus Xaverius. Dalam sesi ini Frater juga mengungkapkan kesan-kesannya ketika berziarah.

d) Pengantar dari pembawa acara

Pembawa acara memberikan sedikit kesimpulan dari tayangan yang sudah diputar. Dalam pembicaraannya pembawa acara menyimpulkan bahwa untuk menjalankan tugas perutusan dan tanggung jawab kita dibutuhkan suatu kreativitas sikap optimis dan kepedulian. Selain semangat yang tinggi dibutuhkan juga suatu visi yang jelas serta kemampuan untuk membangun motivasi khususnya ketika kita menghadapi kendala atau kegagalan. Setelah itu pembawa acara mengantar sesi berikutnya, mengajak pemirsa untuk menyaksikan nara sumber yang kedua yaitu Krishnamurti seorang mindset motivator.

e) Informasi dari nara sumber yang kedua

Informasi yang kedua ini membahas bagaimana menggerakkan sikap peduli. Krishnamurti memberikan keterangan bagaimana menggerakkan sikap peduli. Sikap peduli itu bermula dari diri kita sendiri, seperti contoh bagaimana kita memberikan kasih kalau kita sendiri tidak mempunyai kasih, berbagi uang tapi tidak mempunyai uang. Kepedulian dapat digerakkan dari hal-hal yang sederhana yang ada disekitar kita seperti membuang sampah pada tempatnya. Sebagai contoh kita dapat lihat pada waktu setelah Ekaristi, banyak sekali orang yang sering meninggalkan sampah seperti, tisu, teks misa dan lain sebagainya.

Dalam sesi ini juga diungkapkan bagaimana menggerakkan sikap kepedulian. Cara mengerakkan sikap kepedulian sebenarnya harus dimulai dari diri kita sendiri, baru kita dapat mengajak orang lain untuk mengembangkan sikap peduli. Kepedulian sebenarnya dapat dilatih dari masa kanak-kanak dengan mengajarkan kepedulian terhadap sampah. Kepedulian itu bisa dicontohkan dengan mengajak anak-anak untuk mengumpulkan daun-daun. Dari mengumpulkan daun-daun itu kita dapat mengajak anak-anak untuk melakukan suatu permainan mejik. Kita mengajak anak-anak untuk mengumpulkan dan mengoleksi dedaunan itu di buku. Setelah mengumpulkan dedaunan itu, kita mengajak anak-anak untuk melihat hasil daun-daun yang mereka simpan di buku selama beberapa hari. Tanggapan dan kesan anak-anak itu pasti sangat beraneka ragam, dan pasti mereka sangat penasaran dengan hasilnya itu seperti apa. Dari pengalaman ini sebenarnya secara tidak langsung

kita telah mengajarkan anak-anak kepedulian tentang lingkungan hidup, yaitu caranya dengan mengumpulkan sampah. Pesan inti dari sesi ini adalah kepedulian sebenarnya dapat dimulai dan dilakukan dari hal yang sangat sederhana yang ada di sekitar lingkungan kita.

f) Pembawa Acara:

Pembawa acara membacakan pertanyaan-pertanyaan serta hadiah bila ada orang yang beruntung menjawab pertanyaan kuis. Setelah itu pembawa acara memberikan pengantar. Ketika terjadi peristiwa banjir di Solo para mahasiswa Katolik di Solo menyadari panggilannya untuk terlibat aktif dalam membantu korban banjir. Pembawa acara mempersilakan pemirsa untuk menyaksikan tayangan tentang kepedulian kaum muda dalam mengatasi bencana alam di Solo.

g) Informasi dari narasumber yang ketiga

Pengantar dari sesi ini menampilkan sebuah peristiwa bencana alam banjir di Solo. Dalam sesi ini Romo Antonius Banu Kurnianto Pr menceritakan bagaimana seluruh umat Solo peduli dan terlibat untuk menjadi rerlawan. Keterlibatan seluruh umat dalam membantu, dan kepedulian, terlihat dari banyak kaum muda yang ikut terlibat untuk menjadi relawan. Dari kepedulian kaum muda terhadap para kirban bencana alam ini, beliau sangat optimis di sini peranan Gereja itu nampak dari kaum muda. Dalam tayangan ini juga menampilkan sharing pengalaman dari seorang mahasiswa yang terlibat dalam

membantu korban bencana banjir di Solo. Salah satu mahasiswa itu adalah Damianus Bram Dwi Atmanto menceritakan juga kinerja mereka dalam membantu korban bencana alam. Dalam informasi ini dijelaskan bagaimana kinerja mereka dalam memberikan bantuan kepada korban bencana alam.

h) Pengantar dari pembawa acara

“Tugas perutusan Tuhan itu bermacam ragam sesuai dengan situasi dan kebutuhan jamannya. Sebagian orang merasa peduli dengan membantu korban bencana alam dan ada pula yang peduli dengan lingkungan hidup. Tayangan selanjutnya ini akan menampilkan sebagian orang yang peduli dengan pelestarian lingkungan hidup yaitu GROPESH (Gerombolan Orang yang Peduli Sampah).”

i) Informasi dari nara sumber yang keempat.

Pada sessi ini diperkenalkan sosialisasi tentang apa itu GROPESH. GROPESH adalah Gerombolan Orang-orang yang Peduli dengan Sampah. Organisasi ini memperkenalkan kita akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan hidup. Dalam sesi ini juga diperkenalkan siapa saja yang mengikuti kegiatan GROPESH. Organisasi ini terdiri dari dari anak-anak muda, mudika dari Keuskupan Agung Jakarta, dan orang orang yang peduli dengan lingkungan hidup. Anak-anak muda yang mengikuti kegiatan ini adalah anak yang memang benar-benar peduli dan ingin memperbaiki keadaan lingkungan. Tujuan GROPESH bukan utama membersihkan lingkungan dari sampah tetapi

mengubah perilaku dan kebiasaan manusia terhadap lingkungan hidup karena kelestarian lingkungan hidup ditentukan oleh perilaku atau kebiasaan manusia. Manusia yang terbiasa hidup sehat dan peduli alam tentunya kelestarian lingkungan hidup pun akan terjaga. Oleh karena mengubah kebiasaan manusia terhadap lingkungan hidup bukanlah merupakan hal yang mudah, maka kegiatan organisasi ini membutuhkan waktu yang berkesinambungan.

Pada sesi ini juga ada sharing dari Ketua Divisi Pelatihan Eksternal GROPESH yaitu Br. Antonius Dieng Karnedi SJ. Anggota dari anggota GROPESH terdiri dari anak-anak sampai orang dewasa. Kegiatan anak-anak dapat dilaksanakan dengan mengadakan pelatihan untuk membedakan sampah organik dan non organik. Anak sekolahan mengadakan kegiatan-kegiatan rekoleksi yang bertemakan “Sampah Sebagai Wujud Kegiatan Untuk Menjaga Lingkungan Hidup” dan kegiatan orang dewasa dengan mengadakan seminar tentang lingkungan hidup, dan kampanye lingkungan hidup dengan membagikan flayer, dll. Dan kegiatan lainnya adalah pembuatan pupuk kompos.

j) Pengantar pembawa acara

Pada bagian penutup pembawa acara menutup acara dengan memberikan peneguhan dan menyampaikan kesimpulan atau inti pesan dari tema yang dibahas. Dalam peneguhan ini pembawa acara mengajak pemirsa untuk dapat mengembangkan tugas perutusan menurut bidang dan kemampuan-kemampuan yang kita miliki.

c. Proses Pelaksanaan Model SOTARAE 1) Pengantar dari pemandu:

Pemandu menyampaikan maksud dan tema dari pertemuan katekese: “Bapak, Ibu, dan Saudara/Saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada malam ini kita bersama-sama berkumpul di rumah ini dalam satu ikatan Tuhan kita Yesus Kristus. Bapak, Ibu, dan Saudara/Saudari yang terkasih pada malam hari ini kita akan bersama-sama untuk mengadakan suatu pendalaman iman. Dalam pendalaman iman kali ini kita akan menggunakan metode media audiovisual yang menggunakan bahan DVD “Penyejuk Imani Katolik”.

2) Doa Pembukaan

Doa dipimpin oleh pemandu dan doa telah dipersiapkan sebelumnya: Ya Allah Bapa Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kami berterima kasih atas anugerah yang telah Engkau berikan kepada kami sepanjang hari ini. Ya Bapa kami juga bersyukur karena pada malam hari ini Engkau telah mengumpulkan kami di tempat ini untuk bersama-sama mendalami iman kami lewat pertemuan ini. Ya Bapa berkatilah segala proses kegiatan ini agar dapat berjalan dengan lancar. Semua doa ini kami serahkan ke dalam tangan penyelenggaraanMu, dengan Pengantara Kristus Tuhan kami. Amin.

3) Pemandu menayangkan DVD tayangan “Penyejuk Imani Katolik” yang bertemakan “Menghayati Tugas Perutusan” (30 Menit). Para peserta diajak untuk menyaksikan dan mengamati.

4) Langkah I (Situasi): Menjajagi kesan para peserta.

Setelah menayangkan tayangan, langkah selanjutnya pemandu mempersilakan para peserta untuk memberikan kesan-kesan dengan panduan pertanyaan berikut ini:

“Bapak, Ibu, dan Saudara/saudari yang terkasih, tadi kita sudah bersama-sama menyaksikan sebuah tayangan. Apa kesan, dan perasaan spontan bapak ibu terhadap tayangan yang kita tonton tadi?”

(Ketika peserta mensharingkan kesan dan perasaannya pemandu mencatat setiap hasil dari sharing peserta, di karton yang telah tersedia).

5) Langkah II (Objektif): Menemukan dan mengungkap fakta-fakta objektif. Setelah peserta mengungkapkan kesan dan perasaannya tadi, lalu pemandu mengajak para peserta untuk menemukan fakta-fakta objektif dari tayangan tadi dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

•••• Ada berapa bagian cerita/kisah dalam tayangan tadi?

•••• Siapa saja tokoh-tokoh yang ada dalam bagian-bagian tersebut?

•••• Secara keseluruhan cerita/kisah dalam tayangan tadi mengisahkan apa? (Ketika peserta mensharingkan, pemandu mencatat setiap hasil dari sharing peserta, di karton yang telah tersedia).

6) Langkah III (Tema-tema): Merumuskan tema-tema.

Setelah para peserta menemukan fakta-fakta dari tayangan tadi, lalu pemandu mengajak peserta untuk bersama-sama mencari dan merumuskan

tema-tema yang cocok untuk tayangan itu. selanjutnya pemandu mengajak untuk menentukan salah satu tema yang akan dibahas. Pada langkah ini pemandu memberikan waktu kepada para peserta untuk dapat saling berkumunikasi antara perserta. Setelah mendapatkan tema-tema lalu pemandu mempersilakan peserta untuk mengungkapkan tema yang telah didapatkan.

7) Langkah IV(Analisis): Menganalisis tema

Setelah mendapatkan kesepakatan yang menghasilkan satu tema besar lalu pada bagian ini dilakukan pembahasan tema yang telah disepakati berturut-turut. Pembahasan dilakukan dengan panduan pertanyaan di bawah ini:

• Unsur-unsur apa yang nampak dalam tema ini?

• Apa faktor pendukung jika kita menerapkan tema ini dalam kehidupan kita sekarang?

• Persoalan apa yang akan muncul dalam menerapkan tema ini?

8) Tahap V (Rangkuman): Merangkum keseluruhan hasil

Pada langkah ini, setelah langkah keempat selesai, kemudian pemandu merangkum semua pendapat atau masukan yang telah diungkapkan peserta sambil menunjukkan dan menentukan persoalan yang sudah jelas maupun belum jelas dari analisis yang sudah dilaksanakan pada langkah sebelumnya (pada langkah ini pemandu merangkum semua hasil dari langkah I-IV).

(Ketika peserta mensharingkan, pemandu mencatat setiap hasil dari sharing peserta, di karton yang telah tersedia).

9) Langkah VI (Aksi): Menentukan aksi/tindakan konkret

Setelah menemukan persoalan yang terjadi, lalu pemandu mengajak peserta semua peserta untuk menanggapi pesoalan yang sudah terjadi, dan yang mungkin belum terjadi dan yang kitanya nanti akan tejadi.

“Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang terkasih tadi kita sudah bersama-sama menggali dan mencari persoalan yang kiranya akan dihadapi dari usaha/tindakan Konkrit yang akan kita lakukan, sekarang kita akan mencoba merumuskan usaha konkret apa yang dapat kita laksanakan? Tentunya usaha ini nantinya dapat kita praktikkan dan terapkan dalam lingkungan dan kehidupan kita!”

10) Langkah VII (Evaluasi): Mengevaluasi keseluruhan proses kegiatan Setelah seluruh langkah dilaksanakan, maka tahap terakhir adalah pemandu memberikan waktu beberapa menit atau secukupnya untuk meninjau kembali metode yang digunakan pemandu dalam pelaksanaan katekese.

“Bapak, ibu, dan saudara-saudari tadi kita sudah bersama-sama melaksanakan proses katekese dari awal sampai akhir. Sekarang kita akan bersama-sama mengevaluasi seluruh proses kegiatan kita hari ini agar pada pertemuan berikutnya kegiatan ini dapat lebih baik lagi”.

11) Doa Umat: “Ya Allah Bapa Yang Maha Pengasih dan Pemurah, Engkau tahu segala sesuatunya tentang kami, kini kami berserah dan memohon kepadaMu. Marilah kita panjatkan doa-doa kita”. (Doa umat secara spontan kemudian ditutup dengan doa Bapa Kami).

12) Penutup Doa:

Doa penutup dipimpin oleh pemandu:

Ya Allah Bapa Yang Maha Baik, terima kasih karena Engkau telah mendampingi kami dalam proses pendalaman iman ini. Ya Tuhan berkatilah kami supaya dalam proses kegiatan ini kami mendapatkan hasil yang ingin kami inginkan. Dan berkatilah semua usaha konkrit yang ingin kami laksanakan agar mampu kami laksanakan dan terapkan dalam kehidupan kami sehari-hari. Semua doa ini kami serahkan kepadaMu dengan Pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

2. Desain Pelaksanaan Katekese ( B ) a. Identitas pelaksanaan

1) Tema : “Membimbing Anak-anak kepada Tuhan”

2) Tujuan : Bersama-sama dengan pemandu, umat/orangtua diajak untuk mereflesikan betapa pentingnya peranan orangtua dalam membimbing dan memperkenalkan anak-anak kepada Tuhan dan Gereja.

3) Peserta : Umat Lingkungan Santo Paulus Paroki Santa Maria Pengantara Lahat.

4) Tempat : Rumah Bpk. Sukiman Laurentius. 5) Hari dan Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010.

6) Waktu : 19.00-21.00.

8) Sarana : Televisi, VCD player, Spidol, Karton, dll.

9) Sumber Bahan : DVD “Penyejuk Imani Katolik” yang berjudul, “Membimbing Anak-anak kepada Tuhan”, disiarkan di Indosiar tanggal 30 Maret 2008.

b. Sinopsis Tayangan “Penyejuk Imani Katolik”:

1) Judul Tayangan: “Membimbing Anak-anak kepada Tuhan” 2) Susunan Acara:

Berikut ini susunan acara yang ada di dalam tayangan “Penyejuk Imani Katolik” yang berdurasi 30 menit dengan tema “Membimbing Anak-anak kepada Tuhan”:

a) Lagu Pembukaan

Tayangan “Penyejuk Imani Katolik” tersebut diawali dengan lagu pembukaan. Lagu itu berjudul “Hai Makhluk Semua”. Lagu ini langsung dinyanyikan oleh pembawa acara sendiri yaitu Rm. Heri Purnawan.

b) Salam Pembukaan dari Pembawa Acara

Pada sesi kedua ini pertama-tama pembawa acara langsung mengawali PIK dengan menyapa para pemirsa dan setelah itu pembawa acara memberikan sedikit pengantar mengenai tema yang akan dibahas dalam tayangan Penyejuk Imani Katolik. Tema yang akan dibahas dalam tayangan ini adalah “Membimbing Anak- anak Kepada Tuhan. Setelah pembawa acara memberikan pengantara mengenai tema yang akan dibahas/ditampilkan maka

selanjutnya pembawa acara langsung mengajak pemirsa untuk menyaksikan lanjutan film “Eduard Michelis”.

c) Informasi dari narasumber yang pertama

Tayangan ”Penyejuk Imani Katolik” tanggal 30 Maret 2008 ini menampilkan sebuah cuplikan film lanjutan film “Eduard Michelis”. Film ini mengisahkan perjalanan Pastor Eduard Michelis. Dalam film ini dikisahkan bahwa setelah Pastor Eduard Michelis keluar dari penjara Ia bertemu dengan anak-anak terlantar. Dari pengalaman bertemu dengan anak-anak terlantar, dan mempercayakan diri pada Allah, serta inspirasi dari Santo Vincentius a Paulo, Pastor Eduard Michelis tergerak untuk mendirikan rumah yatim piatu yang menampung anak-anak terlantar. Ia mengumpulkan beberapa perempuan yang mau mengabdikan diri mereka. Dan saat itulah muncul Tarekat Suster Penyelenggaraan Ilahi. Kepekaan Pastor Eduard tumbuh dari pengalaman hidupnya dan dari pengaruh serta peran dari keluarganya karena rumahnya dekat dari rumah panti asuhan.

d) Pengantar dari pembawa acara

Pembawa acara memberikan sedikit kesimpulan dari tayangan yang sudah diputar. Dalam pembicaraannya pembawa acara menyimpulkan bahwa kepedulian itu dapat dilakukan di sekitar lingkungan kita. Pastor Eduard begitu peduli dengan anak-anak terlantar seperti Yesus yang mengasihi anak-anak yang ditemuinya. Pengalaman imannya akan Tuhan bisa dikembangkan dalam diri anak-anak lewat pengenalan liturgi dan ekaristi. Selanjutnya pembawa

acarkita akan melihat penjelasan dari seorang dosen teologi yaitu Rm. Dr. E. Martasujita. Pr yang menjelaskan tentang liturgi bagi anak-anak.

e) Informasi dari narasumber yang kedua

Informasi yang kedua Rm. Dr. E. Martasujita. Pr membahas apa itu perayaan ekaristi adorasi. Adorasi artinya adalah tindakan menyembah. Disebut adorasi ekaristi, karena ini adalah doa atau kebaktian ibadat yang berupa sembah sujud kepada Tuhan Yesus Kristus dalam Ekaristi. Hal ini juga berarti bahwa Ekaristi tidak dapat dipisahkan dari adorasi karena perayaan Ekaristi itu adalah puncak dari segala puncak dari kegiatan dan hidup dari umat Kristiani. Gereja juga sangat mendukung jika Ekaristi sudah diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini. Cara memperkenalkan ekaristi kepada anak-anak yaitu dengan cara teladan orangtua yaitu jika orangtua ikut memberikan teladan dengan rajin ke gereja, berdoa bersama dalam keluarga. Keteladanan merupakan hal yang utama dalam memperkenalkan Ekaristi kepada anak-anak. Jika orangtua merasa kesulitan untuk memperkenalkan Ekaristi kepada anak-anak, ada beberapa alternatif sarana, media yang dapat memperkenalkan ekaristi kepada anak-anak, misalnya buku-buku cara memperkenalkan liturgi kepada anak-anak.

f) Pembawa Acara:

Anak adalah anggota Gereja yang masih muda, mereka membutuhkan pendampingan dari para gembala dan orang dewasa untuk

memperkembangkan iman mereka. Pembawa acara mengajak pemirsa untuk bersama-sama menyaksikan kegiatan Pembukaan Tahun Anak-anak dan Remaja di Keuskupan Agung Semarang.

g) Informasi dari narasumber yang ketiga

Informasi nara sumber yang ketiga. Pada sesi ini menampilkan kegiatan-kegiatanya Pembukaan Tahun Anak-anak dan Remaja di Keuskupan Agung Semarang. Dalam sesi ini, Uskup Agung Semarang yaitu Mgr. I. Suharyo. Pr memberikan pengantar tentang latar belakang diadakannya Tahun Anak-anak dan Remaja.

h) Pengantar dari pembawa acara

Di akhir informasi dari para narasumber, pembawa acara memberikan suatu peneguhan dan suatu kesimpulan. Peneguhan dan juga kesimpulan itu adalah pembawa acara mengajak pemirsa khususnya orangtua untuk semakin memperteguh kehidupan iman mereka, dan diharapkan sebagai orang tua hendaknya dapat menjadi teladan dan memberikan contoh perbuatan yang baik kepada anak-anak, dan jangan sampai menjadi batu sandungan bagi anak-anak yang ingin dekat dengan Tuhan.

i) Penutup:

Pada bagian akhir tayangan Penyejuk Imani Katolik, tayangan diakhiri dengan lagu “Haleluya” yang dipersembahkan oleh Soul Chamber Orchestra Yogyakarta dan paduan suara Simply dari Semarang.

c. Proses Pelaksanaan Model SOTARAE 1) Pengantar dan salam pembuka (Pemandu)

Pemandu menyampaikan maksud dari pertemuan katekese serta proses yang akan berlangsung:

“Bapak, Ibu, dan Saudara/Saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada malam ini kita bersama-sama berkumpul di rumah ini dalam satu ikatan Tuhan kita Yesus Kristus. Proses katekese pada hari ini sama seperti minggu yang lalu yaitu menggunakan metode SOTARAE. Baiklah mari kita mempersiapkan hati kita”

2) Doa Pembukaan:

Pemandu memimpin doa dan teks doa telah dipersiapkan:

“Ya Allah Bapa Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kami berterima kasih atas anugerah yang telah Engkau berikan kepada kami sepanjang hari ini. Ya Bapa kami juga bersyukur karena pada malam hari ini Engkau telah mengumpulkan kami di tempat ini untuk bersama-sama untuk mendalami iman kami lewat pertemuan ini, Ya Bapa berkatilah segala proses kegiatan ini agar dapat berjalan dengan lancar,dan berjalan degan apa adanya sesuai dengan kehendakMu. Semua doa ini kami serahkan ke dalam tangan penyelenggaraanMu, dengan Pengantara Kristus Tuhan kami Amin.”

3) Pemandu menayangkan DVD tayangan “Penyejuk Imani Katolik” yang bertemakan “Membimbing Anak-anak Kepada Tuhan” (30 menit).

4) Langkah I (Situasi ): Menjajagi kesan para peserta.

Setelah pemandu telah menayangkan tayangan PIK, pada langkah selanjutnya pemandu mempersilakan dan memberikan waktu kepada para peserta untuk memberikan kesan-kesan dari tayangan yang sudah ditampilkan tadi dengan panduan pertanyaan. :

“Bapak, Ibu, dan Saudara/saudari yang terkasih, tadi kita sudah bersama-sama menyaksikan sebuah tayangan tadi. Apa kesan, dan perasaan spontan bapak ibu terhadap tayangan yang kita nonton tadi?” (Ketika peserta mensharingkan, pemandu mencatat setiap hasil dari sharing peserta, di karton yang telah tersedia).

5) Langkah II (Objektif): Menemukan dan mengungkap fakta-fakta objektif. Setelah peserta mengungkapkan kesan dan perasaannya tadi, pemandu lalu mengajak para peserta untuk menemukan fakta-fakta objektif dari tayangan tadi dengan panduan pertanyaan sebagai berikut: