• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Kelas Akselerasi di SMAN 8 Jakarta

KEBIJAKAN MUTU

C. Pelaksanaan Kelas Akselerasi di SMAN 8 Jakarta

Pelaksanaan kelas akselerasi di SMAN 8 dimulai daritahapan sebagai berikut:

1. Rekrutmen siswa

Pada tahapan rekrutmen dilakukan melalui berbagai macam kegiatan secara bertahap yang mencakup pendataan, pengamatan, seleksi, dan pengambilan keputusan.

Pada tahapan rekrutmen dilakukan melalui berbagai kegiatan secara bertahap yang mencakup:

1) Pendataan, tahap pendataan dimulai sejak siswa masuk di SMA Negeri 8 Jakarta. Hal-hal yang dilakukan yaitu dengan melihat data

akademis yaitu dengan melihat data akademis yang sudah diperoleh di tingkat SLTP;

1. Nilai STTB SLTP

2. Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN)

3. Nilai Rapor tiap semester di SLTP

Berdasarkan pendataan yang diperoleh melalui di atas akan terjaring kelompok siswa yang memiliki nilai tertinggi.

2) Pengamatan, siswa yang sudah terjaring selanjutnya dalam kurun waktu 1 bulan secara terus meneruus diamati oleh tim yang dibentuk yakni guru-guru yang mengajar di kelas tersebut. Hal-hal yang di amati meliputi kecepatan menguasai materi pelajaran, kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan dan tertulis

3) Seleksi, bagi siswa yang dinominasikan akan segera diberikan les kemampuan psykhotes siswa berbakat dengan menunjuk pada teori keberbakatan Renzuli meliputi pengukuran aspek: Intelegensi (superior), kreativitas tinggi dan komitmen juga tinggi. Tes akademik tertulis meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA.

4) Pengambilan Keputusan, setelah melakukan semua tahapan Kepala Sekolah dan Tim Guru Penyeleksi melakukan rapat membahas data-data yang diperoleh berupa hasil tes dan nilai-nilai pengamatan diambil beberapa siswa terbaik untuk mengikuti kelas akselerasi.

2. Kegiatan belajar mengajar

Keberadaan guru dalam kegiatan belajar mengajar memainkan peran yang cukup penting dalam pelaksanaan program kelas akselerasi. Guru yang dipilih adalah guru-guru yang mengajar di kelas reguler dan memiliki kualifikasi serta kemampuan yang memadai untuk melayani siswa-siswa yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa.

Strategi pembelajaran yang sering dipakai di kelas akselerasi SMAN 8 Jakarta adalah mengarahkan siswa percepatan untuk menemukan sendiri (discovery oriented) bukan semata-mata guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa.1

Strategi-strategi yang diterapkan di kelas akselerasi SMAN 8 Jakarta selain berorientasi penemuan adalah strategi pembelajaran memeczhkan masalah (problem-solving strategies). Setiap pertemuan di dalam kelas, guru mengutarakan permasalahan terbaru tentang problematika pembelajaran matematika. Kemudian, siswa diberikan waktu seminggu untuk mencari penyelesaian yang akurat dan komprehensif.

Strategi berikutnya yang dipakai adalah strategi kognitif (cognitive strategies). Strategi ini menekankan pada aspek kreativitas siswa dalam menguasai bidang tertentu dengan jalan masing-masing. Siswa diberikan kebebasan untuk menggunakan cara yang dianggap paling sesuai dengan

1

SMAN 8 Jakarta, Program Percepatan Belajar di SMA Negeri 8 Jakarta. Tanpa Tahun, SMAN 8 Jakarta, hal. 8

permasalahan yang dihadapi. Strategi ini juga menstimulasi nalar siswa untuk berfikir kreatif dengan menjauhi strategi menghafal konsep-konsep, rumus dan fakta.

Strategi pembelajaran lain adalah strategi variatif (variative strategy). Siswa diberikan aneka perbedaaan berupa media, sumber dan alat pembelajaran serta cara menganalisi sumber tersebut untuk memperoleh kebenaran yang bersifat rasional.

3. Bimbingan dan Penyuluhan

Bimbingan dan penyuluhan merupakan rangkaian proses yang mesti dilakukan dalam rangka menyukseskan program akselerasi di SMAN 8 Jakarta. Mengingat siswa pada program akselerasi berpacu dengan waktu yang sangat terbatas sehingga mengharuskan dirinya bekerja ekstra keras, keterbatasan waktu luang untuk bersama dan bersosialisasi dengan teman dan keluarga, kompetisi yang sangat ketat, itu semua berimplikasi pada tingkat tekanan psikologis siswa. Tekanan tersebut bisa berupa stres, frustrasi, mudah marah, dan merasa terasing dengan lingkungannya.2 Oleh karenanya, bimbingan dan penyuluhan sangat berperan besar untuk menetralisasi kondisi psikologis siswa pada keadaan semula.

Hasil perolehan data dimulai dengan membahas proses pembelajaran matematika di kelas akselerasi. Proses-proses tersebut dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

2

4. Perencanaan

Menurut guru matematika yang mengajar di kelas akselerasi SMAN 8, seperti biasa persiapan menyangkut aspek bahan ajar yang akan dipergunakan pada pembelajaran di kelas. Tentunya bahan ajar tersebut menurut guru itu telah disesuaikan dengan RPP yang telah disusun di awal tahun ajaran 2010/2011. selain itu, guru tersebut juga menggunakan media laptop sebagai alat bantu pembelajaran yang sewaktu-waktu diperlukan dalam memberikan materi yang berhubungan dengan pokok bahasan.

Pada perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi aspek menyiapkan rencana pembelajaran, menerangkan tujuan pembelajaran, mengadakan pre-test, dan mengadakan brainstorming. Dari kesemua indikator tersebut, guru bidang studi matematika berupaya memenuhi indikator-indikator yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru memiliki persiapan yang baik dalam melaksanakan tugas mengajar di kelas akselerasi.

5. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas akselerasi dilakukan dengan cara-cara yang bervariasi tergantung dari materi yang diajarkan. Setiap pelaksanaan pembelajaran, sistem pemecahan masalah menjadi suatu pendekatan yang dominan di dalam kelas. Guru memberikan kesempatan yang luas kepada siswa-siswa untuk

mengutarakan penemuan atau mengungkapkan masalah yang ditemukan sebelum atau sesudah proses pembelajaran berlangsung.

Kesulitan yang dihadapi siswa pada pembelajaran matematika harus dipecahkan oleh mereka sendiri. Guru hanya memberikan stimulasi dan pola-pola umum dalam pemecahan masalah yang muncul. Oleh karena itu, pembelajaran matematika dilaksanakan dengan pembelajaran berbasis masalah, pemberian tugas, dan eksperimen. Di antara pendekatan tersebut, pembelajaran berbasis masalah lebih banyak diterapkan di dalam kelas akselerasi.

Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa aktif melakukan tanya jawab, siswa bebas mengemukakan gagasan, membantah pendapat guru, atau bahkan mengajukan solusi dalam penyelesaian soal-soal matematika.

Guru menyampaikan materi kepada siswa-siswa kelas akselerasi, guru tersebut lebih banyak memberikan umpan balik (feedback), mendengarkan saran dan pendapat para siswa. Guru melontarkan permasalahan aktual yang menjadi bahan diskusi bagi siswa. Cara ini dilakukan mengingat tingkat kecerdasan siswa-siswa kelas akselerasi di atas rata-rata kelas reguler.

Pembelajaran matematika di kelas akselerasi dilengkapi dengan perangkat multimedia yang diberikan masing-masing kepada siswa. Di dalam kelas juga disediakan alat bantu berbasis teknologi (proyektor), jaringan internet wireless yang mudah diakses oleh siswa untuk

mendapatkan data yang diinginkan. Boleh dibilang bahwa proses pembelajaran yang menggunakan fasilitas di kelas akselerasi adalah pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology).

Pembelajaran berbasis ICT menggunakan perangkat-perangkat komputer dalam membahas materi-materi matematika seperti pembahasan bidang datar, peluang, statistika dasar, dan seterusnya. Perangkat itu digunakan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi, dengan manampilkan gambar, diagram, proses perhitungan yang merangsang siswa untuk mengetahui secara mendalam.

Media yang sering dipakai adalah alat-alat peraga realia (kubus, balok, prisma, media berdimensi tiga, dan sebagainya), program komputerisasi untuk membuat aplikasi lingkaran dan beberapa media pembelajaran lainnya.

6.Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengan cara pemberian tes yang dilakukan setiap kompetensi dasar (KD). Siswa yang belum tuntas menguasai kompetensi dasar tersebut dilakukan remedial oleh guru bersangkutan dengan target waktu satu minggu. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa berbentuk essay. Tugas itu bersifat dua jenis, kelompok dan individu.

Dalam memberikan penilaian kepada siswa untuk nilai akhir, guru melakukan beberapa hal. Pertama, penilaian proses yaitu penilaian yang diberikan oleh guru dalam menilai penampilan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Instrumen observasi dalam pelaksanaan pembelajaran diketahui bahwa, penampilan yang dinilai adalah: keaktifan siswa, gagasan yang disampaikan dalam diskusi atau tanya jawab, dan tingkat partisipasi pada materi itu. Kedua, penilaian melalui tes individu, yaitu memberikan soal-soal setiap kompetensi dasar yang telah diajarkan kepada siswa dengan pengembangan tujuan pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa (misalnya matematika untuk olimpiade). Ketiga, hasil membuat makalah atau eksperimen yang telah digagas dalam bentuk tulisan.

Dokumen terkait