• Tidak ada hasil yang ditemukan

8.1. Direksi Pekerjaan, Panitia Penerima Pekerjaan dan Wakil Penyedia Barang/Jasa

8.1.1. Dalam melaksanakan pengendalian pekerjaan, Pengguna Barang/Jasa dapat menunjuk wakil

yang bertindak atas namanya sebagai Direksi Pekerjaan / Pengawas Pekerjaan / Tim Pemeriksa Barang / Tim Penerima Barang.

8.1.2. Direksi Pekerjaan / Pengawas Pekerjaan / Tim Pemeriksa Barang / Tim Penerima Barang dimaksudkan untuk menilai hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Penyedia Barang/Jasa pada waktu penyerahan pertama pekerjaan dan penyerahan akhir pekerjaan.

8.1.3. Direksi Pekerjaan / Pengawas Pekerjaan / Tim Pemeriksa Barang / Tim Penerima Barang berkoordinasi dengan Penyedia Barang/Jasa, selanjutnya Penyedia Barang/Jasa wajib menunjuk personil sebagai wakilnya yang berdomisili di lokasi pekerjaan, yang diberi wewenang penuh dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan atas namanya.

8.2. Hak dan Kewajiban Para Pihak

8.2.1. Hak dan kewajiban Pengguna Barang/Jasa dalam pelaksanaan kontrak: 8.2.1.1.

8.2.1.2.

Mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;

Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa;

8.2.1.3. Melakukan perubahan kontrak, jika ada alasan yang sah dan disepakati oleh para pihak;

Memberikan peringatan atas keterlambatan pekerjaan; Mengenakan denda keterlambatan;

Membayar tahapan sesuai dengan progress fisik pekerjaan yang tercantum dalam Berita Acara Kesepakatan;

Membuat Berita Acara Serah Terima lokasi pekerjaan;

Memberikan instruksi sesuai jadual pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak. 8.2.1.4. 8.2.1.5. 8.2.1.6. 8.2.1.7. 8.2.1.8.

8.2.2. Hak dan kewajiban Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan kontrak;

8.2.2.1. Menerima pembayaran tahapan sesuai dengan progress fisik pekerjaan yang tercantum dalam Berita Acara Kesepakatan;

8.2.2.2. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadual pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;

8.2.2.3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik (laporan harian, mingguan dan bulanan) kepada Pengguna Barang/Jasa;

8.2.2.4. Memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan Pengguna Barang/Jasa;

8.2.2.5. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadual penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;

8.2.2.6. Mengambil langkah-langkah yang maksimal untuk melindungi lingkungan, baik di dalam maupun di luar lokasi pekerjaan, dan membatasi perusakan dan

pengaruh/gangguan kepada masyarakat maupun miliknya sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan kegiatan Penyedia Barang/Jasa.

8.3. Asuransi

8.3.1. Penyedia Barang/Jasa wajib mengasuransikan Barang/Jasa Konstruksi yang nilai kontraknya lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) atau pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi untuk kepentingan Pengguna Barang/Jasa dengan jenis asuransi antara lain Marine Cargo, Contractor All Risk (CAR), Erection All Risk (EAR), Comprehensive Liability, Asuransi Tenaga Kerja sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan hukum yang berlaku.

8.3.2. 8.3.3.

Ketentuan angka 8.3.1 diatas tidak diwajibkan untuk Jasa Konsultansi.

Ketentuan mengenai masa berlaku, nama tertanggung, syarat dan kondisi, obyek asuransi, harga pertanggungan, dan ketentuan lainnya diatur dalam kontrak.

8.3.4. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa wajib meminta persetujuan tertulis kepada Pengguna Barang/Jasa atas usulan Calon penanggung (perusahaan asuransi) beserta konsep (draft) syarat-syarat dan kondisi pertanggungan (asuransi) yang akan dituangkan dalam polis sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak dan Polis Asuransi wajib diserahkan kepada Pengguna Barang/Jasa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah diberikan Persetujuan.

8.4. Perpajakan

8.4.1. Penyedia Barang/Jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua peraturan perundang-undangan tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam Dokumen Penawaran;

8.4.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah pembukaan penawaran harus dilakukan penyesuaian.

8.5. Pembayaran

8.5.1. Pembayaran uang muka (down payment) pada prinsipnya tidak diberikan kecuali apabila sangat dibutuhkan demi kelancaran pekerjaan dan keuangan Perusahaan memungkinkan. Pemberian uang muka untuk pengadaan internasional dibayarkan dalam hal tersebut merupakan persyaratan efektifnya kontrak.

8.5.2. 8.5.3.

Pembayaran diberikan Pengguna Barang/Jasa berdasarkan Progress Fisik Pekerjaan. Sistem pembayaran progress fisik pekerjaan sesuai ketentuan dokumen kontrak (angsuran / termijn atau bulanan / monthly certificate).

8.5.4. Pembayaran dengan Sistem Sertifikat Angsuran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 8.5.4.1. Setelah kemajuan hasil pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu sesuai dengan

ketentuan dokumen kontrak, Penyedia Barang/Jasa mengajukan laporan kemajuan hasil pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan dengan lampiran data pendukung. 8.5.4.2. Kemajuan hasil pekerjaan tersebut harus sudah mendapat penetapan dari Direksi

Pekerjaan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah diterimanya laporan kemajuan hasil pekerjaan tersebut berikut laporan data pendukungnya.

8.5.5. Pembayaran dengan Sistem Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

8.5.5.1. Pada setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan yang bersangkutan, Penyedia Barang/Jasa mengajukan sertifikat bulanan kepada Direksi Pekerjaan dengan lampiran data pendukung.

8.5.5.2. Kemajuan hasil pekerjaan sesuai Sertifikat Bulanan tersebut harus sudah mendapat penetapan dari Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah diterimanya laporan kemajuan hasil pekerjaan tersebut berikut laporan data pendukungnya.

8.5.6. Pembayaran progress fisik pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh Pengguna Barang/Jasa apabila Penyedia Barang/Jasa telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dalam kurun waktu 10 (sepuluh) hari kerja.

8.5.7. Pembayaran progress fisik pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada dilapangan.

8.5.8. 8.5.9.

Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan, denda (bila ada), dan pajak. Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran kepada Pengguna Barang/Jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor sesuai dengan kemajuan pekerjaan.

8.5.10. Pembayaran terakhir sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontraknya hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dari nilai kontrak dan Penyedia Barang/Jasa

harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak setelah berita acara penyerahan pertama diterbitkan.

8.6. Pemeriksaan Lapangan Bersama

8.6.1. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah Berita Acara Serah Terima Lokasi, Direksi Pekerjaan bersama-sama dengan wakil Penyedia Barang/Jasa melaksanakan pemeriksaan lapangan bersama dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan. 8.6.2. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila hasil pemeriksaan

lapangan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak (spesifikasi teknis, gambar, jenis pekerjaan, kuantitas), maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahan kontrak yang ditindak lanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak.

8.6.3. Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama dilaksanakan selama periode waktu pelaksanaan pekerjaan untuk menetapkan kuantitas hasil pekerjaan yang akan dibayarkan setiap bulan/angsuran.

8.7. Pekerjaan Tambah Kurang

8.7.1. Apabila terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan pekerjaan dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditetapkan dalam dokumen kontrak, maka Penyedia Barang/Jasa dan Pengguna Barang/Jasa dapat melakukan perubahan kontrak/amandemen yang meliputi antara lain:

8.7.1.1. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak;

8.7.1.2. 8.7.1.3.

Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;

Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan;

8.7.2. Pekerjaan Tambah yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan, dengan ketentuan nilainya tidak lebih dari 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam kontrak awal maka pekerjaan tambah tersebut harus didasarkan pada justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional oleh Direksi Pekerjaan.

8.7.3. Dalam hal pekerjaan tambah melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam kontrak awal maka pekerjaan tambah tersebut harus didasarkan pada justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional oleh Direksi Pekerjaan dan wajib mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Barang/Jasa sebelum pelaksanaannya.

8.7.4. Perintah perubahan pekerjaan harus dibuat secara tertulis oleh Pengguna Barang/Jasa kepada Penyedia Barang/Jasa, ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.

8.8. Denda Keterlambatan

Besarnya denda kepada penyedia barang/jasa atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1 ‰ (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan maksimum 5 % dari kontrak.

8.9. Penyesuaian Harga

8.9.1. Penyesuaian harga adalah ketentuan mengenai perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan keadaan yang menimbulkan konsekuensi finansial yang sangat material dengan ketentuan sebagai berikut :

8.9.1.1. 8.9.1.2.

Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak Dalam hal penyesuaian harga belum dicantumkan dalam kontrak, maka dapat dilakukan kesepakatan penyesuaian harga yang hasilnya dituangkan dalam amandemen kontrak, yang pelaksanaannya didasarkan pada justifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.

8.9.1.3. Penyesuaian harga dapat diberlakukan bagi kontrak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan;

Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata pembayaran kecuali komponen keuntungan dan overhead sebagaimana tercantum dalam penawaran; 8.9.1.5. Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadual pelaksanaan yang

tercantum dalam kontrak/addendum. Bagian kontrak atau pekerjaan yang terlambat 8.9.1.4.

dilaksanakan karena kesalahan Penyedia Barang/jasa, penyesuaian harga satuan dan nilai kontrak menggunakan indeks harga sesuai jadual pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan pada kontrak awal;

8.9.1.6. Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar negeri dan dibayar dengan valuta asing menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal barang tersebut;

8.9.2. Rumusan penyesuaian harga satuan :

Hn = Ho (a + b.Bn/Bo + c.Cn/Co + d.Dn/Do + ………) Keterangan :

Hn Ho

= Harga satuan barang/jasa pada saat pekerjaan dilaksanakan

= Harga satuan barang/jasa pada saat penyusunan harga Penawaran (28 hari sebelum pemasukan penawaran)

= Koefisien tetap yang terdiri keuntungan dan overhead.

Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran komponen keuntungan dan overhead, maka a adalah 0,15.

b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan, alat kerja dsb. Penjumlahan a+b+c+d+…. dst. adalah 1,00.

Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan dilaksanakan

Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada saat penyusunan harga penawaran (28 hari sebelum pemasukan penawaran).

Catatan :

a. Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan Badan Pusat Statistik (BPS). Jika indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS, maka digunakan indeks harga yang disiapkan oleh departemen teknis.

b. Penetapan koefisien komponen kontrak pekerjaan dilakukan oleh Pengguna Barang/jasa. 8.9.3. Rumusan penyesuaian nilai kontrak :

Pn = (Hn1 x V1) + (Hn2 x V2) + (Hn3 x V3) + ... dst a

Keterangan : Pn Hn

= Nilai kontrak setelah dilakukan penyesuaian harga satuan barang/jasa = Harga satuan baru setelah dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan penyesuaian satuan harga

= Volume pekerjaan yang dilaksanakan bulan. V1

8.10. Addendum/Amandemen/Memorandum Kontrak

8.10.1. Addendum/Amandemen/Memorandum kontrak harus segera dibuat bila terjadi perubahan kontrak.

8.10.2. Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:

8.10.2.1. Perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh suatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan;

8.10.2.2. Perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan; 8.10.2.3. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan.

8.10.3. Prosedur pembuatan Addendum/Amandemen/Memorandum kontrak dilakukan sebagai berikut: 8.10.3.1. Pengguna Barang/Jasa segera memberikan perintah tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan perubahan kontrak, atau penyedia jasa mengusulkan

perubahan kontrak;

8.10.3.2. Penyedia Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari Pengguna Barang/Jasa dan mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat- lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari. Pengguna Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas usulan perubahan kontrak dari Penyedia Barang/Jasa selambat- lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari;

8.10.3.3. Atas usulan perubahan kontrak, dilakukan negosiasi teknis dan harga dan dibuat berita acara hasil negosiasi;

8.10.3.4. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat Addendum/Amandemen/Memorandum kontrak.

8.11. Mobilisasi

8.11.1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan Kontrak atau serah terima lokasi pekerjaan sebagaimana ditentukan dalam

Dokumen Kontrak. 8.11.2. Mobilisasi antara lain meliputi:

8.11.2.1. Mendatangkan peralatan-peralatan berat dan kendaraan-kendaraan;

8.11.2.2. Mempersiapkan fasilitas lapangan untuk Penyedia Barang/Jasa meliputi kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan fasilitas lainnya yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak;

8.11.2.3. Mendatangkan alat-alat laboratorium, alat-alat ukur dan peralatan lainnya; 8.11.2.4. Mendatangkan personil pelaksana.

8.11.2.5. Mobilisasi peralatan dan personil pelaksana dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

8.12. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

8.12.1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh pengguna barang/jasa atas pertimbangan yang layak dan wajar;

8.12.2. Yang dimaksud hal-hal yang layak dan wajar untuk perpanjangan waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut :

8.12.2.1. Pekerjaan tambah; 8.12.2.2. Perubahan disain;

8.12.2.3. Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak pengguna barang/jasa; 8.12.2.4. Masalah yang timbul di luar kendali penyedia barang/jasa; 8.12.2.5. Keadaan kahar (force majeur).

8.12.3. Pengguna Barang/Jasa dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa;

Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam amandemen/memorandum kontrak.

8.13. Kerjasama antara Penyedia Barang/Jasa dengan sub kontraktor

8.13.1. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh pengguna barang/jasa;

8.13.2. Penyedia barang/jasa tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut;

8.13.3. Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.

8.14. Serah Terima Pekerjaan

8.14.1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), penyedia barang/jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna barang/jasa untuk penyerahan pekerjaan;

8.14.2. Pengguna barang/jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia barang/jasa. Bilamana terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia barang/jasa wajib memperbaiki/ menyelesaikannya;

8.14.3. Pengguna barang/jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak;

8.14.4. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima persen) dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima persen) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontrak dan penyedia barang/jasa harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak; 8.14.5. Penyedia barang/jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga

8.14.6. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia barang/jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna barang/jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan;

8.14.7. Pengguna barang/jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia barang/jasa melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik dan wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan jaminan pemeliharaan;

8.14.8. Apabila penyedia barang/jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya maka pengguna barang/jasa berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan/ pemeliharaan atau mencairkan jaminan pemeliharaan.

BAB IX

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN