• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wawancara dengan Manajer Senior Pengadaan Secara Elektronik. Pertanyaan 1 : Untuk pembuatan program prakualifikasi ini, aturan - aturan apa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wawancara dengan Manajer Senior Pengadaan Secara Elektronik. Pertanyaan 1 : Untuk pembuatan program prakualifikasi ini, aturan - aturan apa"

Copied!
439
0
0

Teks penuh

(1)

Wawancara dengan Manajer Senior Pengadaan Secara Elektronik

Pertanyaan 1 : Untuk pembuatan program prakualifikasi ini, aturan - aturan apa

sajakah yang dipakai sebagai acuan ?

Jawaban 1 : Proses pembuatan atau penyusunan program harus didasarkan pada

keputusan direksi nomor 305 tahun 2010 beserta revisi-revisinya.

Pertanyaan 2 : Apa yang bapak inginkan dari program yang akan kami buat berbasis

aturan 305 tersebut ?

Jawaban 2 : Saya menginginkan proses prakualifikasi dapat dilaksanakan dengan

cepat, tanpa melanggar peraturan yang ada, yang kedua,saya ingin mendapatkan

data-data rinci dari peserta prakualifikasi baik yang ikut sekarang maupun yang

dahulu. Selain itu, saya menginginkan proses pengisian data-data prakualifikasi dapat

dilakukan dengan mudah dan cepat dengan cara updating data. Ketiga, proses ini bisa

dilakukan dengan berbasis web tanpa membebani komputer pengguna. Selain itu,

saya ingin menggunakan ORACLE yang telah terpasang di kantor sebagai dasar

database didalam program ini.

(2)
(3)
(4)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR :

305.K/DIR/2010

Tanggal: 03 Juli 2010

TENTANG

PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA APLN

PT PLN (PERSERO)

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I KETENTUAN UMUM ... 1

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 Pengertian /Istilah ... 1

Maksud dan Tujuan ... 4

Ruang Lingkup ... 5

Prinsip Dasar ... 5

Kebijakan Umum Pengadaan Barang/Jasa ... 5

Pengguna Barang/Jasa ... 6

1.6.1 1.6.2 1.6.3 1.7 Pengguna Barang/Jasa di Kantor Pusat. ... 6

Pengguna Barang/Jasa di Unit Bisnis. ... 6

Tugas Pokok Pengguna Barang/ Jasa ... 6

Etika Pengadaan ... 7

BAB II KETENTUAN PENGADAAN BARANG/JASA ... 8

2.1 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa ... 8

2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.2 Rencana Pengadaan ... 8 Ijin Prinsip ... 8

Pembentukan Panitia/Pejabat Pengadaan ... 8

Jangka Waktu Pengadaan Barang/Jasa. ... 10

Jangka Waktu Pembelian langsung... 11

Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa ... 11

Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa ... 11

2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 Ketentuan Prakualifikasi. ... 12 Ketentuan Pascakualifikasi ... 12 Dokumen Kualifikasi ... 13 Persyaratan Kualifikasi ... 13

2.3 Dokumen Pengadaan/Rencana kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ... 15

2.3.1 2.3.2 Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya ... 15

Dokumen Pengadaan Jasa konsultansi ... 15

2.4 2.5 2.6 Dokumen Penawaran ... 16

Jaminan Pengadaan ... 17

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) ... 20

(6)

2.6.2 2.6.3 2.6.4

Penyusunan dan Kegunaan HPS ... 21

Data/Referensi Penyusunan HPS ... 21

Tata Cara Penyusunan HPS ... 21

2.7 Metoda Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya ... 23

2.7.1 2.7.2 2.7.3 2.7.4 2.8 Pelelangan ... 23 Pemilihan Langsung ... 23 Penunjukan Langsung ... 24 Pembelian Langsung ... 26

Metoda Pengadaan Jasa Konsultansi ... 26

2.8.1 2.8.2 2.8.3 2.8.4 Seleksi Umum Pengadaan Jasa Konsultansi ... 26

Seleksi Langsung Pengadaan Jasa Konsultansi ... 26

Penunjukan Langsung Jasa Konsultansi ... 27

Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan ... 28

2.9 Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran ... 29

2.9.1 2.9.2 2.9.3 Satu Sampul ... 29 Dua Sampul ... 31 Dua Tahap ... 33

2.10 Pemilihan Sistem Evaluasi Penawaran ... 36

2.10.1 2.10.2 2.10.3 Kriteria dan Tata Cara Evaluasi ... 36

Evaluasi Penawaran Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi ... 37

Evaluasi Penawaran Pengadaan Jasa Konsultansi ... 39

2.11 Penetapan Pemenang Pengadaan ... 43

2.12 Sanggahan ... 43

2.12.1 2.12.2 Tata Cara Sanggahan ... 43

Jawaban atas Sanggahan ... 43

2.13 Pengadaan Gagal dan Pengadaan Ulang ... 44

2.13.1 2.13.2 Pengadaan Gagal ... 44

Pengadaan Ulang ... 46

BAB III PROSES PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA ... 48

3.1 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya ... 48

3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.2 Pelelangan dengan Prakualifikasi ... 48

Pelelangan dengan Pascakualifikasi... 49

Pemilihan Langsung ... 58

Penunjukan Langsung ... 61

Pembelian Langsung ... 62

Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi ... 63

(7)

3.2.2 3.2.3 3.3 3.4 3.5 Seleksi Langsung ... 75 Penunjukan Langsung ... 75

Pelaksanaan Pengadaan Jasa Lainnya ...

76

Pelaksanaan Joint Procurement ... 76

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa untuk Pekerjaan Penanggulangan Bencana Alam dan Bantuan Korban Bencana Alam ... 77

BAB IV PENGADAAN KHUSUS ... 78

4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 Pengadaan Energi Primer ... 78

Pembelian Tenaga Listrik ... 80

Sewa Menyewa/Sewa Beli ... 81

Sewa Guna Usaha (Leasing) ... 81

Outsourcing... 82

Pengadaan Asuransi ... 83

BAB V PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK ... 88

5.1 5.2 5.3 Maksud dan Tujuan ... 88

Ketentuan Umum e-Procurement PLN ... 88

Ketentuan Pelaksanaan e-Procurement PLN ... 88

BAB VI PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ... 90

6.1 6.2 6.3 6.4 Pengertian Produksi Dalam Negeri ... 90

Penggunaan Hasil Produksi Dalam Negeri ... 90

Keikutsertaan Perusahaan Asing ... 90

Pernyataan Penggunaan Produksi Dalam Negeri ... 90

BAB VII PERJANJIAN/KONTRAK ... 92

7.1 7.2 7.3 Jenis Kontak Pengadaan Barang/Jasa ... 92

Dokumen Kontrak ... 94

Penyusunan Kontrak ... 95

BAB VIII PELAKSANAAN KONTRAK ... 109

8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.6 Direksi Pekerjaan, Panitia Penerima Pekerjaan dan Wakil Penyedia Barang/Jasa ... 109

Hak dan Kewajiban Para Pihak ... 109

Asuransi ... 110

Perpajakan ... 110

Pembayaran ... 110

Pemeriksaan Lapangan Bersama ... 111

(8)

8.8 8.9 Denda Keterlambatan ... 112 Penyesuaian Harga ... 112 8.10 Addendum/Amandemen/Memorandum Kontrak ... 114 8.11 Mobilisasi ... 114

8.12 Perpanjangan Waktu Pelaksanaan ... 115

8.13 Kerjasama antara penyedia barang/jasa dan sub kontraktor ... 115

8.14 Serah Terima Pekerjaan ... 115

BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ... 117

9.1 9.2 Pembinaan ... 117

Pengawasan ... 117

(9)

BAB I

KETENTUAN UMUM

1.1.

Pengertian / Istilah

Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan:

1.1.1. APLN adalah Anggaran PLN yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan telah disahkan oleh RUPS, termasuk anggaran untuk pekerjaan mendesak atau Keadaan Darurat (emergency) yang belum ditetapkan di dalam RKAP;

Anak Perusahaan adalah anak perusahaan PLN yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh PLN

Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, meliputi antara lain bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa;

1.1.4. Berita Acara Serah Terima Pertama adalah berita acara yang dibuat setelah fisik pekerjaan mencapai 100% (seratus persen);

Berita Acara Serah Terima Kedua adalah berita acara yang dibuat setelah masa pemeliharaan selesai;

Bidding Room adalah ruangan yang disediakan oleh Panitia Pengadaan e-Procurement PLN guna menyampaikan harga penawaran baik melalui e-Bidding maupun e-Auction;

Dokumen Kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan sebagai pedoman dalam Penilaian Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa yang digunakan pada prakualifikasi maupun pascakualifikasi;

Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang disiapkan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian penawaran oleh Calon Penyedia

Barang/Jasa serta pedoman evaluasi penawaran oleh Panita/Pejabat Pengadaan;

1.1.9. Dokumen Penawaran adalah surat penawaran beserta seluruh dokumen lampirannya yang disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa;

1.1.2. 1.1.3. 1.1.5. 1.1.6. 1.1.7. 1.1.8.

1.1.10. Direksi adalah organ PLN yang terdiri dari anggota Direksi yang bertanggungjawab penuh atas pengurusan PLN untuk kepentingan, tujuan dan mewakili kepentingan PLN;

1.1.11. DEKOM adalah Dewan Komisaris PT PLN (Persero) yang merupakan organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada Direksi;

1.1.12. Direksi Pekerjaan adalah wakil Pengguna Barang/Jasa, untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan;

1.1.13. Direksi Teknis adalah wakil Pengguna Barang/Jasa untuk membantu Direksi Pekerjaan dalam pengawasan pekerjaan (misalnya dengan Unit Jasa Sertifikasi, Unit Jasa Enjiniring, dan Unit Jasa Manajemen Konstruksi);

1.1.14. e-Procurement PLN adalah sarana Pengadaan Barang/Jasa yang diproses secara elektronik; yang diakses melalui internet pada alamat http://eproc.pln.co.id;

(10)

1.1.15. e-Auction adalah teknik penyampaian penawaran harga oleh Calon Penyedia Barang/Jasa melalui e-Procurement PLN dimana harga yang disampaikan dikompetisikan di antara Calon Penyedia Barang/Jasa selama selang waktu tawar menawar yang ditentukan;

1.1.16. e-Bidding adalah teknik penyampaian penawaran harga oleh Calon Penyedia Barang/Jasa melalui e-Procurement PLN dimana harga disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan

dan bersifat final;

1.1.17. General Manager (GM)/Kepala adalah Pejabat yang memiliki kewenangan dan membawahi suatu Unit Bisnis (Wilayah, Distribusi, Pembangkitan, Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban

(P3B), Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan ) atau Unit Penunjang atau Unit Bisnis tertentu berdasarkan Keputusan Direksi;

1.1.18. Harga Perkiraan Sendiri / HPS (Owner’s Estimate / OE) adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh Panitia/Pejabat Pengadaan yang disahkan oleh

Pengguna Barang/Jasa;

1.1.19. International Reinsurance Broker adalah Perusahaan Broker Asuransi Internasional yang lulus seleksi dalam proses seleksi dan dipilih dari 10 (sepuluh) besar dunia yang bertugas mencari

back up dalam penempatan risiko PLN kepada Perusahaan Reasuransi Dunia; 1.1.20. Jasa Konstruksi adalah layanan pelaksanaan pekerjaan atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pengguna Barang/Jasa serta proses dan pelaksanaannya diawasi oleh Pengguna Barang/Jasa;

1.1.21. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang yang meliputi antara lain jasa perencanaan, jasa pengawasan, dan jasa pelayanan profesi lainnya; 1.1.22. Jasa Lainnya meliputi segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konstruksi dan jasa konsultansi, antara lain tetapi tidak terbatas pada jasa pengoperasian, pemeliharaan, pengujian, rekondisi, pencatatan meter, jasa teknik (pemutusan dan penyambungan), cleaning

service dan komisioning;

1.1.23. Jadwal Pengadaan adalah rincian waktu proses Pengadaan Barang/Jasa yang dimulai dari pengumuman sampai dengan penandatanganan Kontrak;

1.1.24. Joint Procurement adalah Pelelangan yang diselenggarakan oleh satu Pengguna barang/jasa yang mewakili beberapa pengguna barang/jasa lainnya;

1.1.25. Kantor Pusat adalah induk organisasi PLN yang membawahi Unit Bisnis/Unit Penunjang; 1.1.26. Kualifikasi adalah bagian kegiatan untuk menetapkan tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa;

1.1.27. Klarifikasi adalah kegiatan meminta penjelasan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan kepada Penyedia Barang/Jasa atas substansi penawaran yang kurang jelas dalam rangka evaluasi penawaran;

1.1.28. Kontrak adalah perikatan dalam bentuk perjanjian tertulis antara Pengguna Barang/Jasa dengan Penyedia Barang/Jasa;

1.1.29. Leader Consorsium/Pemimpin Konsorsium/Penanggung Utama Jasa Asuransi adalah peserta seleksi umum yang ditunjuk oleh PLN melalui mekanisme pengadaan yang akan mewakili dan bersama-sama PLN melaksanakan seleksi International Reinsurance Broker, serta

(11)

menjadi pemimpin diantara Member Consorsium dalam penempatan risiko yang akan diasuransikan melalui mekanisme yang telah ditentukan;

1.1.30. Masa Pelaksanaan Kontrak adalah masa sejak ditandatanganinya kontrak sampai dengan berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam kontrak;

1.1.31. Member Consorsium/Anggota Konsorsium/Penanggung Peserta Jasa Asuransi adalah peserta seleksi umum yang telah dinyatakan lulus sebagai anggota konsorsium dan diikutsertakan dalam penutupan asuransi di PLN;

1.1.32. Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan waktu pelaksanaan antara Panitia/Pejabat Pengadaan dengan Penyedia Jasa;

1.1.33. PLN adalah PT PLN (Persero);

1.1.34. Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan: pengadaan barang, pengadaan Jasa Konstruksi termasuk pengadaan barang dan pemasangan (supply & erect), pengadaan jasa konsultansi,

pengadaan khusus dan pengadaan jasa lainnya di PLN yang dibiayai dengan APLN atau yang dibiayai dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan/atau pinjaman dalam negeri (Non APLN), sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman (guide lines);

1.1.35. Proses Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa mencakup sejak tahap proses memilih penyedia jasa dan sampai dengan tahap penyelesaian pelaksanaan pekerjaan; 1.1.36. Pengguna Barang/Jasa adalah Direksi atau Pejabat satu tingkat di bawah Direksi atau GM/KEPALA atau Pejabat yang diberi kuasa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa dalam lingkungan kerja PLN;

1.1.37. Panitia Pengadaan adalah beberapa orang pegawai PLN yang diangkat oleh Pengguna Barang/Jasa untuk melaksanakan proses pengadaan;

1.1.38. Pejabat Pengadaan adalah seseorang pegawai PLN yang diangkat oleh Pengguna Barang/Jasa untuk melaksanakan pembelian langsung atau penunjukan langsung ;

1.1.39. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD), konsorsium, joint operation (JO), Koperasi, Firma, Commanditaire Vennotschap (CV), persekutuan perdata (Maatschap), badan usaha luar negeri dan/atau perorangan yang kegiatan usahanya menyediakan Barang/Jasa;

1.1.40. Pengadaan Khusus meliputi segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konstruksi, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya, antara lain pengadaan energi primer, pembelian tenaga

listrik, sewa-menyewa/sewa beli, sewa guna usaha (leasing), outsourcing dan pengadaan asuransi;

1.1.41. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa, Panitia/Pejabat Pengadaan dan Penyedia Barang/Jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan

tidak melakukan persekongkolan baik vertikal, horizontal maupun penyelewengan hukum lainnya dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

1.1.42. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum memasukkan penawaran; 1.1.43. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah memasukkan penawaran;

(12)

1.1.44. Penilaian Kualifikasi adalah kegiatan yang dilakukan Panitia/Pejabat Pengadaan untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa pada saat mengikuti Pengadaan Barang/Jasa;

1.1.45. Pekerjaan Keadaan Darurat (emergency) adalah pekerjaan yang kebutuhannya sangat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda lagi berhubung terjadinya gangguan pada

pembangkitan dan/atau transmisi dan/atau distribusi, untuk menghindarkan terjadinya peristiwa yang dapat mengancam jiwa manusia dan/atau kerugian PLN yang lebih besar dan/atau dapat merusak citra perusahaan. Keadaan/kondisi seperti ini harus dinyatakan secara tertulis oleh Direksi atau General Manager,atau Manajer Unit;

1.1.46. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang menurut Pengguna Barang/Jasa diperlukan teknologi tinggi dan/atau dinilai mempunyai resiko tinggi dan/atau dinilai memerlukan peralatan dengan spesifikasi khusus;

1.1.47. Pekerjaan Tidak Kompleks adalah pekerjaan yang menurut penilaian Pengguna Barang/Jasa dianggap tidak memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai risiko rendah dan/atau dinilai

tidak memerlukan peralatan dengan spesifikasi khusus;

1.1.48. Perusahaan Asuransi Kerugian adalah suatu Badan Usaha yang bergerak dalam bidang Asuransi Kerugian Umum (bukan Asuransi Jiwa) antara lain asuransi property, asuransi

kerusakan mesin, asuransi gangguan usaha, asuransi mobil, asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan yang ijin usahanya adalah dalam bidang asuransi kerugian yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan;

1.1.49. RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham PT PLN (Persero) yang merupakan organ perseroan dan mempunyai wewenang yang tidak dimiliki Direksi dan DEKOM;

1.1.50. Reinsurance Company adalah Perusahaan Asuransi Dunia yang akan menerima risiko PLN dan dipilih berdasarkan Rating dari Lembaga Rating Dunia yang diyakini dapat menjamin keamanan

risiko PLN apabila terjadi kerugian pada pertanggungan berjalan.

1.1.51. Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang Pengadaan Barang/Jasa yang diperoleh melalui ujian sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa;

1.1.52. Tenaga Ahli adalah orang yang dianggap ahli untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi baik selaku Konsultan Perorangan maupun konsultan yang bekerja pada suatu badan atau organisasi;

1.1.53. Tahun Anggaran adalah kurun waktu 1 (satu) takwin terhitung sejak tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember;

1.1.54. Unit Bisnis/Unit Penunjang adalah unit organisasi satu tingkat dibawah Kantor Pusat yang melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan tujuan dan lapangan usaha Perseroan; 1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud diberlakukannya Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini adalah untuk mengatur pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai dari APLN.

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini bertujuan agar pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan 1.2.2.

(13)

akuntabel, sehingga dapat diperoleh hasil Pengadaan yang tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya.

1.2.3. Meningkatkan sinergi antar BUMN dan atau/ Anak Perusahaan dengan tetap mengedepankan penciptaan nilai tambah bagi PLN.

1.3. Ruang Lingkup

Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini berlaku untuk keperluan PLN dalam hal: 1.3.1.

1.3.2.

Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana dari APLN;

Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan/atau pinjaman dalam negeri (Non APLN), sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman (guide lines) dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4. Prinsip Dasar

Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan PLN wajib menerapkan prinsip-prinsip:

1.4.1. Efisiensi berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan hasil yang dicapai dapat dipertanggung-jawabkan;

1.4.2.

1.4.3.

Efektif berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan; Terbuka dan bersaing berarti Pengadaan Barang/Jasa harus terbuka bagi Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance; 1.4.4. Transparan berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa, termasuk

syarat administrasi dan teknis Pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon Penyedia Barang/Jasa, sifatnya terbuka bagi calon Penyedia Barang/Jasa Penyedia Barang/Jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya;

1.4.5. 1.4.6.

Adil/tidak diskriminatif berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberikan perbedaan perlakuan kepada pihak tertentu; Akuntabel berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun azas manfaat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam Pengadaan Barang/Jasa. 1.5. Kebijakan Umum Pengadaan Barang/Jasa

1.5.1.

1.5.2.

Meningkatkan transparansi, persaingan usaha yang sehat dan kompetitif dengan melakukan pengadaan secara terbuka.

Dalam hal sarana e-Procurement PLN telah tersedia, Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan melalui e-Procurement PLN. Pengadaan Barang/Jasa yang diproses tidak melalui e-Procurement PLN, hasil proses pengadaan yang telah dilakukan harus dilaporkan ke dalam e- Procurement PLN.

1.5.3. 1.5.4.

Menyederhanakan ketentuan tata cara pengadaan untuk meningkatkan profesionalisme, kemandirian dan tanggung jawab Pengguna dan Panitia/Pejabat Pengadaan Barang/Jasa. Mendelegasikan kewenangan kepada Unit-Unit Bisnis/Unit Penunjang dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan prosedur dan tata cara yang ditetapkan.

(14)

1.6. Pengguna Barang/Jasa

1.6.1. Pengguna Barang/Jasa di Kantor Pusat.

1.6.1.1. Pengguna Barang/Jasa untuk Pengadaan Barang/Jasa di Kantor Pusat adalah Direksi, atau Pejabat satu tingkat dibawah Direksi sesuai kewenangan atau Pejabat yang diberi kuasa.

1.6.1.2. Pengguna Barang/Jasa memiliki kewenangan untuk melakukan Pengadaan Barang/Jasa yang alokasi anggarannya telah tercantum di dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), kecuali Direksi menganggap perlu untuk menentukan lain karena alasan mendesak atau keadaan darurat.

1.6.2. Pengguna Barang/Jasa di Unit Bisnis/Unit Penunjang.

1.6.2.1. General Manager / Kepala sebagai Pengguna Barang/Jasa di Unit Bisnis/Unit Penunjang

General Manager/ Kepala dapat melimpahkan kewenangannya kepada Pejabat dibawahnya sebagai Pengguna Barang/Jasa untuk melakukan Pengadaan Barang/Jasa. Pengguna Barang/Jasa memiliki kewenangan untuk melakukan Pengadaan 1.6.2.2.

1.6.2.3.

Barang/Jasa yang alokasi anggarannya telah tercantum didalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), kecuali Direksi menganggap perlu untuk menentukan lain karena alasan mendesak atau keadaan darurat.

1.6.3. Tugas Pokok Pengguna Barang/Jasa

Pengguna Barang/Jasa bertugas dan wajib untuk : 1.6.3.1.

1.6.3.2. 1.6.3.3.

Menetapkan paket-paket Pengadaan Barang/Jasa;

Menetapkan Metode Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan;

Mengangkat Panitia Pengadaan Barang/Jasa atau Pejabat Pengadaan yang dituangkan dalam surat keputusan;

Menyetujui Perencanaan dan Jadual Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan kegiatan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP); Menetapkan spesifikasi teknis untuk pengadaan barang atau Jasa Konstruksi atau Jasa Lainnya, menetapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pengadaan Jasa Konsultansi;

1.6.3.6. Menetapkan dan/atau mengesahkan:

a. Jenis pekerjaan (kompleks atau tidak kompleks); b. c. d. e. f. 1.6.3.7. Dokumen Kualifikasi;

Dokumen Pengadaan (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) ; Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

Pemenang Penyedia Barang/Jasa ; Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; 1.6.3.4.

1.6.3.5.

Menyediakan biaya-biaya yang diperlukan untuk kegiatan Pengadaan Barang/Jasa, antara lain pengumuman di surat kabar dan penggandaan Dokumen;

Menyiapkan, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak beserta seluruh perubahannya dengan Penyedia Barang/Jasa;

(15)

1.6.3.9. Jika dianggap perlu dapat mengangkat Direksi pekerjaan dan Pengawas pekerjaan; 1.6.3.10. Mempertanggungjawabkan segi administrasi, fisik, keuangan, dan fungsional atas Pengadaan yang dilaksanakan.

1.7. Etika Pengadaan

Pengguna Barang/Jasa, Penyedia Barang/Jasa dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut :

1.7.1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung-jawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;

1.7.2. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;

1.7.3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;

Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak;

1.7.5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) para pihak yang terkait dalam proses Pengadaan Barang/Jasa, baik langsung maupun tidak langsung, yang merugikan kepentingan Pengguna Barang/Jasa;

1.7.6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Perusahaan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Perusahaan;

1.7.8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

1.7.4.

(16)

BAB II

KETENTUAN PENGADAAN BARANG/JASA

2.1.

Persiapan Pengadaan Barang/Jasa

2.1.1. Rencana Pengadaan

Pengguna Barang/Jasa menetapkan rencana Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan kegiatan pekerjaan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dengan menyesuaikan waktu pelaksanaan kegiatan dengan nilai disbursement dari masing-masing kegiatan pekerjaan. Dalam hal untuk tujuan efisiensi , Pengguna dapat menetapkan rencana Pengadaan Barang/Jasa yang jangka waktu pelaksanaannya lebih dari satu (1) tahun anggaran dengan kontrak multiyears.

2.1.2. Ijin Prinsip

Sebelum Pengadaan dilaksanakan, General Manager/Kepala wajib terlebih dahulu meminta Ijin Prinsip dari Direksi dalam hal melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa dibawah ini :

2.1.2.1. Pengadaan Barang/Jasa yang mempunyai kekhususan dan menggunakan teknologi baru

2.1.2.2. 2.1.2.3.

yang belum pernah digunakan PLN; atau

Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai di atas Rp. 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah); atau

Pengadaan Barang/Jasa yang pembayarannya menggunakan valuta asing kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

2.1.3. Pembentukan Panitia/Pejabat Pengadaan

2.1.3.1. Pengguna Barang/Jasa wajib membentuk Panitia Pengadaan untuk melakukan Pengadaan dengan Metode Pelelangan/Seleksi Umum, Pemilihan Langsung/Seleksi Langsung dan Penunjukan Langsung.

2.1.3.2. Pengguna Barang/Jasa wajib mengangkat Pejabat Pengadaan untuk melakukan Pengadaan barang sampai dengan Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) melalui metode Pembelian Langsung.

2.1.3.3. Pengguna Barang/Jasa dapat mengangkat Pejabat Pengadaan untuk melakukan Pengadaan Jasa konstruksi/ Jasa Konsultansi / Jasa lainnya sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) melalui metode Penunjukan Langsung. 2.1.3.4. Panitia Pengadaan berjumlah ganjil/gasal, beranggotakan sekurang-kurangnya 3 (tiga)

orang yang memahami tata cara Pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan hukum perjanjian/kontrak.

2.1.3.5. Persyaratan Keanggotaan Panitia/Pejabat Pengadaan :

a. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;

Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan, memahami isi dokumen pengadaan/metoda dan prosedur pengadaan berdasarkan ketentuan yang berlaku;

(17)

c. d. 2.1.3.6.

Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa;

Tidak boleh merangkap sebagai Pemeriksa Barang dan/atau Penerima Barang. Larangan Menjadi Panitia/Pejabat Pengadaan:

a. b. c.

Pengguna Barang/Jasa;

Pejabat dan staf di bidang Pengawasan;

Pejabat yang karena sifat pekerjaannya menimbulkan benturan kepentingan. 2.1.3.7. Masa Kerja Panitia/Pejabat Pengadaan.

Masa kerja Panitia/Pejabat Pengadaan adalah sejak diterima surat penugasan sebagai Panitia/Pejabat pengadaan sampai diterbitkannya surat penunjukan Penyedia Barang/Jasa oleh Pengguna atau sesuai dengan masa penugasannya. 2.1.3.8. Tugas Pokok Panitia Pengadaan Barang/Jasa.

Panitia Barang/Jasa bertugas sebagai berikut: a.

b. c. d.

Melakukan analisis yang mendalam terhadap lingkup pengadaan barang/jasa yang akan dilakukan.

Menyusun jadwal pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

Menyusun Dokumen Pengadaan untuk diusulkan penetapannya oleh Pengguna Barang/Jasa;

Menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk diusulkan penetapannya oleh Pengguna Barang/Jasa;

e. f.

Menandatangani Pakta Integritas I (ke-satu) sebelum pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dimulai sesuai dengan Lampiran 1 Keputusan ini;

Mengumumkan surat kabar;

g. Memastikan suatu Badan Usaha yang akan diundang tidak termasuk dalam Daftar Hitam (black list) PLN;

h. i. j. k.

Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pasca- kualifikasi ;

Memberikan penjelasan pengadaan (Aanwijzing); Melakukan evaluasi terhadap Dokumen Penawaran;

Melakukan klarifikasi kepada Penyedia Barang/Jasa, jika ada data atau hal-hal yang kurang jelas atau meragukan;

l.

m.

Melakukan negosiasi untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan metoda Pemilihan Langsung atau Penunjukan Langsung;

Mengusulkan calon pemenang (Penyedia Barang/Jasa) kepada Pengguna Barang/Jasa dengan melampirkan Pakta Integritas II (ke-dua) setelah proses pengadaan sesuai dengan Lampiran 4 Keputusan ini;

n. Mengumumkan pemenang;

Pengadaan Barang/Jasa melalui media elektronik (e- Procurement PLN) dan papan pengumuman dan/atau mengumumkan melalui

(18)

o. Mendokumentasikan proses Pengadaan Barang/Jasa dengan tertib dan menyerahkan dokumen tersebut kepada Pengguna Barang/Jasa;

2.1.3.9. Tugas Pokok Pejabat Pengadaan.

Pejabat Pengadaan bertugas dan wajib untuk :

a. Melakukan analisis yang mendalam terhadap lingkup pengadaan barang/jasa yang akan dilaksanakan;

b. Menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk diusulkan penetapannya oleh Pengguna Barang/Jasa;

c. Memastikan suatu Badan Usaha yang akan diundang tidak termasuk dalam Daftar Hitam (black list) PLN;

d. e. f.

Memberikan penjelasan kepada Penyedia Barang/Jasa jika diperlukan; Melakukan negosiasi kepada Penyedia Barang/Jasa;

Mendokumentasikan proses Pembelian Barang atau Penunjukan Langsung Jasa konstruksi dengan tertib dan menyerahkan dokumen tersebut kepada Pengguna Barang/Jasa;

2.1.4. Jangka Waktu Pengadaan Barang/Jasa.

2.1.4.1. Pengumuman Pengadaan minimal selama 3 (tiga) hari kerja di papan pengumuman dan e-Procurement PLN, sedangkan pengumuman pengadaan yang dilaksanakan melalui surat kabar minimal dilakukan 1 (satu) kali;

2.1.4.2. Pemasukan Dokumen Kualifikasi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal pengambilan dokumen berakhir.

2.1.4.3. Evaluasi kualifikasi sampai Usulan Hasil Prakualifikasi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja atau disesuaikan dengan kompleksitas pekerjaan;

Pengumuman Pengambilan Dokumen Pengadaan sampai Pemasukan Dokumen Pengadaan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja.

Pemasukan Dokumen Penawaran sampai Usulan Calon Pemenang dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja.

Masa Sanggah diberikan selama 3 (tiga) hari kerja setelah 2.1.4.4.

2.1.4.5.

2.1.4.6.

Pengumuman/pemberitahuan pemenang.

2.1.4.7. Jawaban atas sanggahan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya sanggahan.

2.1.4.8. Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak diterbitkan Surat Penunjukan Pemenang atau dapat diperpanjang dengan alasan tertentu oleh Pengguna Barang/Jasa.

2.1.4.9. Pengaturan jangka waktu pengadaan untuk Pemilihan / seleksi Langsung diserahkan sepenuhnya kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa;

(19)

2.1.4.10. Pengaturan jangka waktu pengadaan untuk Penunjukan Langsung diserahkan sepenuhnya kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa atau Pejabat Pengadaan; 2.1.4.11. Dalam hal Pengadaan Khusus yang menurut sifat dan/atau jenis pekerjaan diperlukan

pengaturan jadual tersendiri, maka ketentuan pembatasan tenggang waktu pelaksanaan pengadaan terhitung mulai dari hari pengumuman sampai dengan penunjukan Calon Pemenang diserahkan sepenuhnya kepada Pengguna dan Panitia Pengadaan Barang/Jasa.

2.1.5. Jangka Waktu Pembelian langsung.

Pengaturan jangka waktu dalam proses Pembelian langsung diserahkan sepenuhnya kepada Pejabat Pengadaan.

2.1.6. Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa.

2.1.6.1. Pelelangan/Seleksi Umum diumumkan di papan pengumuman dan e-Procurement PLN dan/atau di surat kabar. Apabila melalui surat kabar minimal dilakukan 1 (satu) kali;

2.1.6.2. Ketentuan Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa adalah sebagai berikut:

a. Pengumuman diumumkan di papan pengumuman dan e-Procurement PLN atau di 1 (satu) surat kabar dengan jangkauan propinsi untuk nilai pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa lebih besar Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai Rp. 5.000.000.000 (lima milyar rupiah) ;

b. Pengumuman di papan pengumuman dan e-Procurement PLN dan di 1 (satu) surat kabar dengan jangkauan nasional untuk nilai pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa lebih besar dari Rp. 5.000.000.000 (lima milyar rupiah).

c. Pengadaan Barang/Jasa yang pemasukan penawarannya melalui e-Procurement PLN (e-Bidding atau e-Auction), dapat diumumkan melalui e-

Procurement PLN.

2.1.6.3. Isi Pengumuman memuat antara lain: a. b. c. d. e. f.

Nama dan alamat Pengguna Barang/Jasa;

Nama dan lokasi pekerjaan, serta paket pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa; Uraian singkat pekerjaan;

Syarat-syarat calon Penyedia Barang/Jasa;

Tempat, tanggal, hari, dan waktu pengambilan dokumen; Perkiraan nilai pekerjaan.

(20)

2.2.

Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa

Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa dilakukan dengan cara prakualifikasi atau pascakualifikasi. Secara umum Proses Pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui pascakualifikasi.

2.2.1. Ketentuan Prakualifikasi.

2.2.1.1. Prakualifikasi dapat dilaksanakan untuk Pengadaan Jasa konstruksi yang bersifat kompleks, antara lain tetapi tidak terbatas pada Pekerjaan Pembangunan Pembangkit. Pengadaan Jasa Konsultansi harus dilaksanakan melalui Prakualifikasi.

Dalam proses prakualifikasi, Panitia Pengadaan dilarang menambah persyaratan prakualifikasi di luar dokumen kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa.

2.2.1.4. Dalam proses Prakualifikasi Penyedia Barang/Jasa cukup mengisi formulir isian kualifikasi yang akan dibuktikan kebenarannya sebelum diusulkan sebagai calon pemenang.

2.2.1.5. Penyedia Barang/Jasa wajib menandatangani surat pernyataan yang dibubuhi materai tentang kebenaran seluruh data yang disampaikan bahwa semua informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan apabila ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, yang bersangkutan bersedia dikenakan sanksi pembatalan sebagai Calon Penyedia Barang/Jasa dan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN untuk 2 (dua) tahun berikutnya serta sanksi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2.2.1.6. Prakualifikasi secara massal tidak boleh dilakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa dalam kurun waktu tertentu.

2.2.2. Ketentuan Pascakualifikasi

2.2.2.1. Pascakualifikasi dapat dilaksanakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang

kompleks. tidak

2.2.1.2. 2.2.1.3.

2.2.2.2. Dalam proses pascakualifikasi, Panitia Pengadaan dilarang menambah persyaratan prakualifikasi di luar dokumen kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa.

2.2.2.3. Dalam proses Pascakualifikasi Penyedia Barang/Jasa cukup mengisi formulir isian kualifikasi yang akan dibuktikan kebenarannya setelah ditunjuk sebagai calon pemenang yang diusulkan.

2.2.2.4. Penyedia Barang/Jasa harus menandatangani surat pernyataan yang dibubuhi materai tentang kebenaran seluruh data yang disampaikan bahwa semua informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan apabila ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, yang bersangkutan bersedia dikenakan sanksi pembatalan sebagai Calon Penyedia Barang/Jasa dan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN untuk 2 (dua) tahun

(21)

berikutnya serta sanksi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2.2.3. Dokumen Kualifikasi.

Panitia Pengadaan menyusun Dokumen Kualifikasi yang disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa. Dokumen Kualifikasi berisi:

2.2.3.1. Penjelasan singkat mengenai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan (scope of works), perkiraan nilai paket pekerjaan, sumber dana, dan jadual proses Pengadaan. Formulir isian kualifikasi Penyedia Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya. Sebagai referensi dicontohkan sebagaimana pada Lampiran 2 dan 3 Keputusan Direksi ini yang terdiri dari:

a. b. 2.2.3.3.

Surat Pernyataan Minat Untuk Mengikuti Pengadaan; Formulir Isian Penilaian Kualifikasi.

2.2.3.2.

Formulir pengisian kualifikasi Penyedia Jasa Konsultansi. Sebagai referensi dicontohkan sebagaimana pada Lampiran 2 dan 3 Keputusan Direksi ini yang terdiri dari:

a. b.

Surat Pernyataan Minat Untuk Mengikuti Pengadaan; Formulir Isian Penilaian Kualifikasi.

2.2.4. Persyaratan Kualifikasi.

2.2.4.1 Penyedia Barang/Jasa wajib memenuhi persyaratan kualifikasi sebagai berikut: 1) Memiliki ijin usaha sesuai dengan bidang usahanya

2) Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak;

3) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau Direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;

4) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa berbentuk persekutuan usaha (partnership), wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat representasi

persekutuan dan pihak yang mewakili persekutuan;

5) Telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan

melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir;

2.2.4.2 Selain persyaratan wajib, Penyedia Barang/Jasa dapat memiliki persyaratan kualifikasi antara lain sebagai berikut

:

1) 2)

Memiliki tenaga ahli yang berpengalaman untuk pelaksanakan pekerjaan.; Mempunyai kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

(22)

4) Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang diperlukan atau pengalaman tertentu;

5) Untuk nilai pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa lebih besar dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) harus memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari Bank sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari nilai pekerjaan untuk Jasa konstruksi dan 5% (lima persen) dari nilai pekerjaan untuk pengadaan barang/jasa lainnya.

6) Memiliki kemampuan pada bidang dan sub bidang pekerjaan yang sejenis: a. Untuk Jasa konstruksi memenuhi Kemampuan Dasar (KD) = 2 kali Nilai

Pengalaman Tertinggi (NPT) pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dalam kurung waktu 7 (tujuh) tahun terakhir.

b. Untuk Barang/Jasa Lainnya memenuhi Kemampuan Dasar (KD) = 5 kali Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT) pada sub bidang pekerjaan yang sesuai

dalam kurung waktu 7 (tujuh) tahun terakhir.

c. Untuk Jasa Konsultansi memenuhi Kemampuan Dasar (KD) = 3 kali Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT) pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dalam

kurung waktu 7 (tujuh) tahun terakhir.

7) Untuk pekerjaan Jasa konstruksi memiliki Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) dan Sisa Kemampuan Paket (SKP) yang cukup, dengan ketentuan sebagai berikut : SKK NK Prestasi KK KK Fp MK FL KB = = = = = = = = = KK – (NK – Prestasi), dimana : Nilai Kontrak dalam pelaksanaan; Nilai Pekerjaan yang sudah dilaksanakan; Kemampuan Keuangan yang dihitung berdasarkan: Fp x Modal Kerja (MK), dimana :

Faktor Perputaran Modal (6 sampai 8); FL x Kekayaan Bersih (KB), dimana : Faktor Likuiditas (0,3 sampai 0,8);

(Aktiva lancar + Aktiva tetap + Aktiva lainnya) – (Hutang Jangka Pendek + Hutang Jangka Panjang);

Kriteria Penilaian : SKK

SKP KP

> ( 0,2 sampai 0,8 ) x Nilai Paket Pekerjaan. =

=

KP – Jumlah Paket yang sedang dikerjakan, dimana: Kemampuan Paket (3 sampai 8)

SKP ≥1 Kriteria Penilaian :

Untuk Pekerjaan yang nilainya kecil dari Rp.300 000.000 tidak diperlukan penilaian Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) dan Sisa Kemampuan Paket (SKP)

(23)

8) Untuk perusahaan asing yang bergerak dibidang Jasa Konstruksi wajib mempunyai izin perwakilan Jasa Konstruksi asing di Indonesia.

2.3.

Dokumen Pengadaan/Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

2.3.1. Dokumen Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya

Dokumen Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya antara lain terdiri dari: 1) Instruksi kepada calon Penyedia Barang/Jasa terdiri dari :

a. b. c.

Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi;

Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi administrasi; Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir dalam kerangka tersebut;

d. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang dapat atau tidak dapat dibiayai;

e. f. g.

Tata cara penilaian administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya; Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan/atau penawaran biaya; Jadwal Pengadaan.

2) Data Pengadaan (bila diperlukan); 3) Surat Penawaran;

4) Jenis Kontrak;

5) Syarat-syarat umum kontrak; 6) Syarat-syarat khusus kontrak; 7) Spesifikasi teknis;

8) Gambar-gambar (bila diperlukan); 9) Daftar kuantitas volume pekerjaan (BoQ); 10) Metode Pelaksanaan;

11) Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan. 2.3.2. Dokumen Pengadaan Jasa konsultansi

Dokumen Pengadaan Jasa konsultansi antara lain terdiri dari :

1) Instruksi kepada Calon Penyedia Barang/Jasa: a.

b.

Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi;

Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi administrasi dan Teknis;

Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir dalam kerangka tersebut;

(24)

d. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang dapat atau tidak dapat dibiayai;

e. f. g.

Tata cara penilaian administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya; Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan/atau penawaran biaya; Jadual Pengadaan.

2) Data Pendukung (bila diperlukan); 3) Surat Penawaran;

4) Syarat-syarat umum kontrak; 5) Syarat-syarat khusus kontrak;

6) Kerangka Acuan Kerja (KAK), yang memuat antara lain:

a. Uraian pendahuluan berupa gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan, antara lain latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi, asal sumber pendanaan, nama dan organisasi Pengguna Barang/Jasa;

b. Data penunjang berupa data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain data dasar, standar teknis, studi-studi terdahulu yang pernah dilaksanakan, dan peraturan perundang-undangan yang harus digunakan;

c. Lingkup pekerjaan yang memberikan gambaran mengenai tujuan yang ingin dicapai, keluaran yang akan dihasilkan, peralatan dan material yang disediakan oleh Pengguna Barang/Jasa serta peralatan dan material yang harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa, lingkup kewenangan yang dilimpahkan kepada Penyedia Barang/Jasa, perkiraan jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kualifikasi dan jumlah tenaga ahli yang harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa, perkiraan keseluruhan tenaga ahli/tenaga pendukung yang diperlukan dan jadual setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan; d. Jenis dan jumlah laporan yang disyaratkan (antara lain laporan pendahuluan, laporan

bulanan dan laporan akhir). 7) Gambar-gambar (bila diperlukan).

2.4.

Dokumen Penawaran

2.4.1. Dokumen Penawaran untuk Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya sekurang-kurangnya terdiri dari :

1) Surat Penawaran harus bermaterai cukup, bertanggal, ditandatangani oleh yang berhak dan dicap.

2) Lampiran Surat Penawaran antara lain : a.

b. c. d.

Jaminan Penawaran asli; Daftar Kuantitas dan Harga; Surat Kuasa (bila diperlukan);

(25)

e. f. g. h. i. j. 2.4.2.

Jadual waktu pelaksanaan;

Daftar peralatan (bila dipersyaratkan); Daftar personil (bila dipersyaratkan); Analisis harga satuan (bila dipersyaratkan)

Lampiran lain yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan. Addendum/amandemen/ perubahan Dokumen Pengadaan (bila ada).

Dokumen Penawaran untuk Pengadaan Jasa Konsultansi sekurang-kurangnya terdiri dari : 1) Surat Penawaran harus bermaterai cukup, bertanggal, ditandatangani oleh yang berhak dan

dicap.

2) Lampiran Surat Penawaran antara lain : a.

b. c. d. e.

Surat Kuasa (bila diperlukan); Metode Pelaksanaan; Jadual waktu pelaksanaan; Daftar personil dan pengalamannya;

Daftar Biaya Langsung Personil (Remunerasi) dan Biaya langsung non personil (Direct Cost);

f. g. h.

Analisis harga satuan (bila dipersyaratkan);

Lampiran lain yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan; Addendum/perubahan dokumen Pengadaan (bila ada).

2.5.

Jaminan Pengadaan

2.5.1.

Jaminan

Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari : 1)

Jaminan

Penawaran;

2) Jaminan Pelaksanaan;

3) Jaminan Uang Muka;

4)

Jaminan

Pemeliharaan 5) Jaminan Sanggah.

2.5.2. Penetapan bentuk, besaran nilai dan masa berlaku dari masing-masing Jaminan ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jaminan Penawaran.

a. Nilai Jaminan Penawaran ditetapkan nominal minimum sebesar 1% (satu persen) dari Nilai HPS yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan, kecuali untuk Pengadaan pembelian tenaga listrik dari Independent Power Producer (IPP) adalah sebesar 1% (satu persen) dari perkiraan nilai transaksi penjualan kWh selama 1 (satu) tahun.

(26)

b. Dalam hal harga satuan yang menjadi HPS, maka besar nilai nominal Jaminan Penawaran minimum 1% (satu persen) dari hasil perkalian antara harga satuan dengan perkiraan volume yang dibutuhkan untuk jangka waktu maksimum 1 (satu) tahun. Masa berlaku Jaminan Penawaran tidak kurang dari masa berlaku penawaran dengan batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari kalender setelah masa berlaku penawaran.

c. Jaminan Penawaran diserahkan Calon Penyedia Barang/Jasa pada saat penyampaian Dokumen Penawaran.

d. Jaminan Penawaran akan dikembalikan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa setelah dikeluarkan Surat Penunjukan Pemenang, kecuali :

(1) Untuk Pemenang Pengadaan ditukar dengan Surat Jaminan Pelaksanaan pada saat akan menandatangani kontrak;

(2) Untuk Calon Pemenang urutan kedua dan ketiga akan dikembalikan setelah kontrak ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.

e. Jaminan Penawaran tidak dipersyaratkan untuk : (1) Pengadaan Jasa Konsultansi; atau

(2) Pengadaan Jasa Asuransi; atau

(3) Pengadaan dengan metoda Penunjukan Langsung; atau

(4) Nilai Pekerjaan sampai dengan Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). 2) Jaminan Pelaksanaan

a. Jaminan Pelaksanaan minimal 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak, kecuali untuk Pembelian Tenaga Listrik dari IPP adalah:

(1) Minimal 2% (dua persen) dari nilai transaksi penjualan kWh selama 1 (satu) tahun sejak penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) sampai financial

closing; dan

(2) Minimal 5% (lima persen) dari nilai transaksi penjualan kWh selama 1 (satu) tahun sejak financial closing sampai Commercial Operation Date (COD).

b. Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari kalender setelah masa

pelaksanaan kontrak berakhir (Serah Terima Pekerjaan atau Taking Over Certificate atau masa Financial Closing atau Commercial Operation Date).

c. Jaminan Pelaksanaan diserahkan sebelum Kontrak ditandatangani dan dapat dikembalikan setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan atau Taking Over Certificate atau Financial Closing atau Commercial Operation Date ditandatangani. d. Jaminan Pelaksanaan tidak dipersyaratkan untuk :

(1) (2) (3) (4) (5)

Jasa Konsultansi; atau Pengadaan Jasa Asuransi; atau Pembelian excess power; atau Pekerjaan cleaning services; atau

(27)

(6) (7) 3)

Penunjukan Langsung kepada Anak Perusahaan;atau

Nilai Kontrak Pekerjaan sampai dengan Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). Jaminan Uang Muka.

a. Jaminan Uang Muka (jika ada) harus sama dengan nilai uang muka yang diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa;

Masa berlaku jaminan sampai dengan masa waktu pelunasan uang muka tersebut. Jaminan uang muka diberikan apabila sangat dibutuhkan demi kelancaran pekerjaan dan keuangan Perusahaan memungkinkan.

b. c.

4) Jaminan Pemeliharaan a.

b.

Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak.

Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak Berita Acara Serah Terima Pekerjaan atau Taking Over Certificate atau Commercial Operation Date sampai dengan 14 (empat belas) hari kalender setelah masa pemeliharaan berakhir, untuk pekerjaan yang memerlukan masa pemeliharaan.

c. Jaminan Pemeliharaan diserahkan ke Pengguna Barang/Jasa untuk menjamin kualitas dari Jasa konstruksi yang diserahkan dan dalam hal penyerahan Jasa konstruksi dibayarkan 100%.

5) Jaminan Sanggah

Jaminan sanggah dapat diberlakukan apabila dianggap perlu dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Nilai jaminan sanggah sebesar nilai jaminan penawaran (bid bond) atau pencairan jaminan penawaran (bid bond).

b. Uang jaminan sanggah tersebut dikembalikan kepada penyanggah apabila sanggahannya terbukti benar secara hukum dan menjadi hak PLN apabila sanggahannya terbukti tidak benar secara hukum.

2.5.3. Ketentuan Surat Jaminan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

1) Diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau Bank asing yang beroperasi di Indonesia atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang mendapatkan dukungan perusahaan reasuransi yang memiliki rating A yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat internasional, kecuali yang didukung oleh perusahaan reasuransi dalam negeri/lokal diutamakan memiliki pemeringkat dari lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

2) Khusus untuk Jaminan Uang Muka harus dalam bentuk Bank Garansi yang diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau Bank asing yang mempunyai kantor perwakilan di Indonesia;

3) Masa berlakunya jaminan tidak kurang dari jangka waktu yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;

Besarnya nilai jaminan dicantumkan dalam angka dan huruf; 4)

(28)

5) 6)

Tercantum nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan;

Dalam hal masa berlaku Jaminan Penawaran diperkirakan berakhir sebelum

penandatanganan Kontrak, maka paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Jaminan Penawaran tersebut, Panitia dapat meminta Calon Penyedia Barang/Jasa untuk memperpanjang Jaminan Penawaran. Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Penawaran setelah diminta Panitia Pengadaan, maka Calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran dikembalikan

7) Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa telah ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa dan tidak bersedia memperpanjang Jaminan Penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak maka Penyedia Barang/Jasa tersebut dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran dicairkan oleh PLN.

8) Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa yang telah ditunjuk sebagai Penyedia Barang/jasa menyatakan mengundurkan diri sebelum penandatanganan Kontrak, maka Jaminan Penawaran menjadi milik PLN dan Jaminan Penawaran dicairkan oleh PLN. 9) Jaminan Pelaksanaan harus diserahkan ke Pengguna Barang/Jasa pada saat sebelum

penandatanganan kontrak, dan dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan pada saat sebelum penandatanganan kontrak maka Calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri maka Jaminan Penawaran menjadi milik PLN.

2.6.

Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

2.6.1. Fungsi dan Penerapan

HPS

:

1) HPS dapat difungsikan sebagai batas kewajaran (passing grade) dalam melakukan proses pengadaan Barang/Jasa apabila perkiraan harga penawaran yang dapat

dipertanggungjawabkan berada pada kisaran nilai HPS. Total nilai HPS sebagai batas kewajaran (passing grade) bersifat rahasia, ;

2) HPS dapat difungsikan sebagai batas atas (ceiling price) dalam melakukan proses pengadaan Barang/Jasa apabila perkiraan harga penawaran yang dapat

dipertanggungjawabkan tidak akan melebihi HPS. Penawaran dinyatakan gugur apabila harga penawarannya melebihi HPS. Total nilai HPS sebagai batas atas (ceiling price) bersifat terbuka;

3) Dalam hal harga penawaran lebih kecil 80% dari HPS maka Penyedia Barang/Jasa wajib menyertakan rincian unsur biaya.

Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing grade), penawaran dinyatakan gugur apabila setelah dievaluasi nilainya melebihi 10% (sepuluh persen) dari HPS;

5) Nilai total HPS harus diumumkan pada saat penjelasan Dokumen Pengadaan kecuali HPS untuk pengadaan yang dilakukan melalui e-Auction dan Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing grade);

(29)

2.6.2. Penyusunan dan Kegunaan HPS :

1) HPS

wajib

disusun oleh Panitia/Pejabat Pengadaan dan disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa.

2) 3)

HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. HPS digunakan sebagai alat untuk menetapkan besaran jaminan penawaran;

2.6.3.

Data/Referensi Penyusunan HPS :

1) HPS dibuat dan disusun secara cermat dengan menggunakan data/referensi dasar dan pertimbangan antara lain, namun tidak terbatas pada:

a. Dokumen Pengadaa

n

(Spesifikasi / Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/Kerangka Acuan Kerja atau Term Of Reference (KAK atau TOR)/Syarat

Penawar /Syarat Kontrak); b.

c.

Harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS;

Harga kontrak untuk barang atau pekerjaan sejenis yang sedang atau telah dilaksanakan;

Analisa harga satuan pekerjaan;

Daftar harga dan tarif dari instansi yang berwenang;

Informasi yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro Pusat Statistik (BPS) atau media cetak dan elektronik lainnya atau instansi yang berwenang;

g. h.

Perkiraan Perhitungan biaya oleh konsultan / Engineer’s Estimate (EE);

Daftar harga/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh asosiasi pabrikan/agen tunggal atau instansi lain yang berwenang, baik pusat maupun daerah;

Untuk barang yang mengandung unsur komponen impor diperhitungkan antara lain fluktuasi nilai tukar mata uang asing dari negara asal terhadap Rupiah dan/atau LME (London Metal Exchange) rate dan/atau Harga Minyak Dunia serta bea masuk yang berlaku.

d. e. f.

i.

2) HPS yang disusun wajib memperhitungkan :

a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bea masuk sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

b. Risiko, Overhead Cost dan Keuntungan (ROK) yang wajar bagi Rekanan sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaan yang dilakukan, dan maksimum besarnya 10% (sepuluh persen).

3) HPS tersebut tidak boleh memasukkan biaya tak terduga (contingency), biaya lain-lain dan Pajak Penghasilan (PPh).

2.6.4. Tata Cara Penyusunan HPS :

1) Dalam menyusun HPS untuk Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya, Panitia/Pejabat Pengadaan wajib:

(30)

a. Mempelajari dengan cermat dokumen pengadaan, antara lain syarat-syarat kontrak, spesifikasi teknis dan gambar-gambar;

b. c. d. e.

Meneliti kondisi lapangan dan dibandingkan dengan perkiraan perhitungan biaya; Meneliti harga satuan dasar upah tenaga kerja, bahan/material dan peralatan; Memilih alternatif dan menetapkan metode kerja;

Melaksanakan analisa teknis perhitungan komponen tenaga kerja, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan dan spesifikasi teknis yang ditentukan;

f. Menghitung harga satuan dan membandingkan dengan harga pasar, harga-harga kontrak yang sedang / telah dilaksanakan yang sejenis;

Menghitung harga total pekerjaan termasuk PPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

g.

2) Dalam menyusun HPS untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi, Panitia Pengadaan wajib : a. Mempelajari dan memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of Reference

(TOR) termasuk syarat kontrak; b.

c. d.

Mempelajari dan mengumpulkan informasi/data-data mengenai kondisi lapangan; Mempelajari program dan jadwal pelaksanaan pekerjaan;

Menetapkan jumlah kualifikasi tenaga ahli, tenaga teknis serta tenaga pendukung lainnya termasuk jadwal penugasan masing-masing personil, fasilitas/peralatan yang diperlukan dan lain-lain;

e. Mempelajari dan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang;

f. Menghitung Biaya Langsung Personil (remuneration) dan Biaya Langsung Non Personil (direct cost) :

(1) Biaya Langsung Personil meliputi pembayaran tenaga ahli, teknisi dan tenaga penunjang. Biaya langsung personil bagi masing-masing tenaga ahli dihitung

berdasarkan satuan waktu tertentu (bulan, minggu, hari, jam) dikaitkan dengan rate yang berdasarkan harga pasar dan/atau berdasarkan gaji dasar dan/atau kontrak-kontrak yang lalu/sedang berjalan sesuai dengan tahun pengalaman profesional yang ditetapkan dalam KAK, dan

(2) Biaya Langsung Non Personil meliputi segala biaya yang langsung berkaitan menunjang pelaksanaan tugas konsultan, antara lain pengadaan/sewa kantor, sewa kendaraan, sewa rumah, biaya perjalanan dinas, biaya pelaporan, biaya

komunikasi dan lain-lain, dengan mengacu kepada rate/tarif harga pasar setempat dan/atau tarif/harga satuan kontrak yang lalu/sedang berjalan;

g. Menghitung harga total pekerjaan termasuk PPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Dalam menyusun HPS untuk Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya, Panitia Pengadaan wajib :

(31)

a. Mempelajari dengan cermat dokumen pengadaan, antara lain syarat-syarat kontrak, spesifikasi teknis dan gambar-gambar;

b. Meneliti harga-harga pasar dari barang yang dapat memenuhi spesifikasi teknis sesuai dengan ketentuan di dalam Dokumen Pengadaan;

c. d.

Meneliti tarif biaya angkutan dan biaya asuransi;

Mempelajari dan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;

Menghitung harga satuan barang dengan mengacu harga pasar, harga kontrak sejenis sebelumnya, biaya angkutan, dan biaya asuransi;

c. Menghitung seluruh harga barang yang akan diadakan termasuk PPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b.

2.7.

Metoda Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya

2.7.1. Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya

Pada prinsipnya Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/jasa lainnya dilakukan melalui metoda pelelangan, yang dilakukan secara terbuka dan diumumkan secara luas melalui papan pengumuman dan media elektronik (e-Procurement PLN) serta dapat melalui surat kabar. 2.7.2. Pemilihan Langsung Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya

Pemilihan langsung dapat dilakukan dalam hal :

1) Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya dibutuhkan mendesak untuk operasional PLN sehingga apabila tidak segera dilakukan akan berakibat terganggunya operasional PLN; atau

2) Calon Penyedia Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya yang memasukkan penawaran harga dalam Metoda Pelelangan untuk Dua Tahap hanya 2 (dua); atau

3) Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metoda Pelelangan ternyata hanya 2 (dua) Calon Penyedia Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya yang :

a. b. c.

Mendaftar; atau Lulus Prakualifikasi; atau

Memasukkan Penawaran dalam Metoda Satu sampul dan Metoda Dua sampul; atau

d. 4)

Memasukkan Penawaran administrasi dan Teknis dalam Metoda Dua Tahap. Proses Pengadaan Barang/Jasa konstruksi / Jasa lainnya dilakukan dengan cara : a. Dalam hal seperti angka 2.7.2.1 di atas, Panitia Pengadaan mengundang

sekurang-kurangnya 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa dan membandingkan penawaran dari Penyedia Barang/Jasa yang telah lulus prakualifikasi. b. Dalam hal seperti angka 2.7.2.2 dan 2.7.2.3 di atas, Panitia Pengadaan

(32)

sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

2.7.3. Penunjukan Langsung Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya 1) Penunjukan langsung dapat dilakukan dalam hal:

a. Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya yang akan diadakan bersifat spesifik hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus/pemegang Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan/atau hanya ada satu Penyedia Barang/Jasa (agen tunggal) yang mampu melaksanakan dan/atau mengaplikasikannya; atau

b. Pengadaan barang spesifik yang tak dapat digantikan oleh produk lain atau tidak kompatibel. Pengadaan barang spesifik harus memenuhi syarat sebagai berikut : Penyedia Barang/Jasa harus merupakan pabrikan (engine maker dan/atau primary manufacture) atau Agen tunggal dengan penawaran dari pabrikan; atau

c. d.

Pekerjaan Keadaan Darurat (emergency); atau

Pemeliharaan unit pembangkit dalam bentuk jangka panjang/LTSA (Long Term Service Agreement) termasuk pengadaan suku cadang khusus dan spesifik Pabrikan atau Agen Tunggal/Original Equipment Manufacture (OEM) serta Perusahaan yang menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek; atau

e. Dalam metode 2 tahap, Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus evaluasi Tahap I sebanyak ≥ 3 peserta namun yang memasukkan penawaran harga (Tahap II) hanya 1 (satu) dan peserta yang tidak memasukkan penawaran harga maka jaminan penawarannya dicairkan; atau

f. Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metoda Pelelangan ternyata hanya 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa yang :

(1) (2) (3) (4) g. Mendaftar; atau Lulus Prakualifikasi; atau

Memasukkan Penawaran dalam Metoda Satu sampul atau Dua sampul; atau Memasukkan Penawaran administrasi dan Teknis dalam Metoda Dua Tahap; atau Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang sifatnya tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya; atau

h. Penunjukan berulang (repeat order) dilakukan dalam hal :

(1) Terhadap Barang yang secara terus menerus dibutuhkan sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan tidak mengorbankan kualitas barang; atau Terhadap Jasa Lainnya yang secara terus menerus dibutuhkan perusahaan sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan tidak mengorbankan kualitas jasa. hanya dapat dilakukan sebanyak 3 kali berturut-turut kepada Penyedia Barang/Jasa yang telah memenangkan pelelangan sebelumnya. (3) Penyedia Jasa Lainnya yang telah memenangkan pelelangan dan dikontrak

multiyears, dapat dilakukan Penunjukan Berulang (repeat order) maksimal 1 kali jangka waktu multiyears kontrak sebelumnya.

(33)

i. Penyedia Barang/Jasa adalah Anak Perusahaan yang memiliki kekhususan bidang usaha dengan tujuan sebagai berikut:

(1) Untuk mengamankan pasokan suplay bahan bakar maksimum 20 % dari total kebutuhan;atau

(2) (3) (4)

Untuk menjaga kehandalan sistem operasi pemeliharaan pembangkit ; atau Untuk pengamanan penyediaan ketenagalistrikan;atau

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset ketenagalistrikan untuk kepentingan telekomunikasi, multimedia dan informasi;atau

(5) Untuk pengamanan layanan jasa engineering untuk optimalisasi investasi dan operasi sistem ketenagalistrikan dengan batas maksimum 50% dari total kebutuhan dalam 1 (satu) tahun anggaran.

j. Pengadaan Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pengadaan : (1)

(2)

Di Kantor Pusat sampai dengan Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) Di Unit Bisnis sampai dengan Rp. 50.000.000 ( lima puluh juta rupiah ) 2) Apabila terdapat kriteria Penunjukan Langsung yang belum diatur pada angka 2.7.3.1 diatas

harus melalui persetujuan direksi terlebih dahulu. 3) Proses Penunjukan Langsung dilakukan dengan cara :

a. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf a sampai d di atas, dilakukan dengan mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk untuk memasukkan penawaran.

b. Pengadaan barang spesifik sesuai angka 2.7.3.1 huruf b diatas dapat dilaksanakan sepanjang dilakukan kepada penyedia barang tunggal yang merupakan pabrikan/kantor cabang/unit usaha/agen tunggal/agen/distributor yang berstatus agen, dengan syarat dibuktikan dengan perjanjian keagenan atau surat penunjukan dari pabrikan atau pihak yang diberi kewenangan oleh pabrikan, dan sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf e dan 2.7.3.1 huruf f angka 1, 2, 4 di atas, dilakukan dengan mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk untuk memasukkan Penawaran .

d. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf f angka 3 di atas, dilakukan evaluasi Penawaran harga.

e. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf g diatas, Pengguna Barang/Jasa menerbitkan Surat Perintah Kerja atau Kontrak kepada Penyedia Barang/Jasa yang telah mempunyai ikatan kerja sebelumnya.

f. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf h di atas, Pengguna Barang/Jasa menerbitkan Surat Perintah Kerja atau Kontrak kepada Penyedia Barang/Jasa dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi penawaran yang diajukan.

g. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf i di atas, dilakukan dengan mengundang Anak Perusahaan yang ditunjuk untuk memasukan Penawaran.

(34)

h. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf j di atas, dilakukan dengan mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa (yang mampu dan mempunyai reputasi baik) untuk memasukan Penawaran dan dilakukan evaluasi Penawaran.

i. Dalam evaluasi penawaran dapat dilakukan Klarifikasi dan Negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

2.7.4. Pembelian Langsung

1) Pembelian langsung, yaitu pembelian terhadap barang yang terdapat di pasar yang diyakini bahwa harga tersebut merupakan hasil persaingan di pasar dan dengan nilai maksimal Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah);

2) Pembelian langsung untuk barang yang bernilai sampai dengan Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan bukti kuitansi tanpa SPK;

3) Proses Pembelian langsung dilakukan oleh Pejabat Pengadaan;

4) Dalam menetapkan Penyedia Barang/Jasa, Pejabat Pengadaan telah mempunyai data pembanding, baik teknis maupun harga.

2.8.

Metoda Pengadaan Jasa Konsultansi

2.8.1. Seleksi Umum Pengadaan Jasa Konsultansi

Pada prinsipnya Pengadaan Jasa Konsultansi dilakukan melalui Seleksi Umum, yang dilakukan secara terbuka dan diumumkan secara luas melalui media elektronik (e-Procurement PLN) dan papan pengumuman dan/atau melalui surat kabar dengan menetapkan daftar pendek Calon Penyedia Jasa Konsultansi hasil kualifikasi antara 3 (tiga) sampai dengan 7 (tujuh) Calon Penyedia Jasa Konsultansi.

2.8.2. Seleksi Langsung Pengadaan Jasa Konsultansi Seleksi Langsung dapat dilakukan dalam hal :

1) Pengadaan Jasa Konsultansi yang dibutuhkan mendesak untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, sehingga apabila tidak segera dilakukan akan berakibat terganggunya operasional PLN; atau

2) Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metoda Seleksi Umum ternyata hanya 2 (dua) Calon Penyedia Barang/Jasa yang :

a. b. c. 3)

Mendaftar; atau Lulus Prakualifikasi; atau

Memasukkan Penawaran dalam Metoda Dua sampul. Proses Seleksi Langsung dilakukan dengan cara:

a. b.

Melakukan Prakualifikasi untuk menyusun daftar pendek.

Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.2.1 diatas, Panitia Pengadaan mengundang sekurang-kurangnya 2 (dua) Calon Penyedia Jasa Konsultansi.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Asisten Apoteker, Pranata Laboratorium

Menjelaskan keterkaitan isi kandungan Hadis dalam perilaku tolong menolong dan mencintai anak yatim dalam fenomena kehidupan dan akibatnya2.

Didownload

Ekstrak didapat secara maserasi kinetik dengan pelarut metanol kemudian difraksinasi dengan pelarut kloroform, eti1 asetat dan n-butanol.Uji daya peredam radikal

Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebanyak 120 orang yang terdiri dari dua kelompok; 60 orang kelompok obesitas dan 60

[r]

Potensi olahraga yang dimiliki jika tidak diimbangi dengan latihan rutin juga akan merasakan kesulitan, sebaliknya orang yang tidak memiliki potensi dalam olahraga