• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan lanskap Discovery Falmine ini terhitung sejak prosedur pelaksanaan tender yang sudah di mulai dari bulan Januari. Pelaksanaan pembangunan lanskap pada cluster ini di mulai pada awal bulan Februari sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan pada pertemuan pre-contruction. Pembangunan ini dilaksanakan sebelum surat perintah kerja diturunkan. Sehingga pelaksanaan ini dikerjakan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak untuk segera memluai pekerjaan. Hal ini dilakukan agar pekerjaan tepat pada waktu yang ditetapkan dan untuk mengefisiensikan waktu. Pertemuan antara pihak kontraktor dan owner tidak terhenti pada pre-contruction saja. Namun, pada setiap minggunya diadakan rapat koordinasi untuk membahas mengenai progres pekerjaan dan juga kendala yang dihadapi selama proses pelaksanaan.

Gambar kerja diberikan kepada pihak kontraktor setelah proses tender selesai dilaksanakan (lampiran 5). Selama proses pelaksanaan pembangunan ini diawasi oleh unit proyek, unit perencanaan dan pengembangan. Pengawasan di lapang dilakukan setiap harinya, kecuali pada saat akhir pekan adalah opsional pada saat keadaan genting saja. Pengawas wajib membawa gambar kerja pada saat pemantauan di lapang, namun pada kenyataannya pengawas tidak membawa gambar kerja. Pengawas membawa gambar kerja hanya pada saat keadaan urgent. Pada keadaan biasa pengawas hanya memantau dan mengawasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar hasil dari kegiatan pembangunan sesuai dengan rencana proyek. Pelaksanaan pembangunan yang pertama kali dimulai adalah pembangunan pos jaga, dan pada seminggu kemudian pembangunan wing gate dilaksanakan. Pengerjaan keduanya dilakukan bersamaan namun prioritas utama tetap pos jaga, sedangkan untuk pengerjaan taman utama menyusul setelah progres pekerjaan welcome area mencapai 60%. Perkerjaan taman rumah dan berm dilakukan pada saat progres bangunan mencapai 80% terbangun.

Pembangunan Pos Jaga 1. Pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan tahap awal yang harus segera dilaksanakan untuk memulai pekerjaan seperti pekerjaan pembersihan dan pengolahan lahan, serta pengukuran dan pematokan lahan. Pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak kontraktor yaitu dimulai pada tanggal 19 Januari 2015 berupa tahap pembersihan lahan. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pembersihan sebanyak 6 orang dan kegiatan pembersihan membutuhkan waktu selama 1 hari. Pekerjaan pembersihan yang dilakukan meliputi kegiatan pembersihan rumput, sampah, batuan, dan puing-puing bangunan. Pekerjaan ini dilakukan secara manual karena lahan yang akan dikerjakan tidak terlalu luas. Alat yang digunakan berupa cangkul, ember, skop, dan keranjang sampah. Sampah dan puing yang sudah terkumpul kemudian di buang ke tempat pembuangan akhir dengan menggunakan mobil pick-up.

Kemudian setelah pembersihan selesai dilanjutkan dengan pekerjaan pengolahan lahan yang meliputi perataan tanah. Mengingat lahan yang akan dibangun memiliki kondisi eksisting yang cukup datar sehingga pengerjaannya tidak memerlukan pekerjaan cut and fill. Pengerjaan pengolahan ini dikerjakan oleh 6 orang pekerja dengan 4 kenek dan pelaksanaan pengolahan ini dilakukan secara manual mengingat lahan yang akan diolah tidak terlalu luas. Alat yang digunakan terdiri dari cangkul, blincong, dan pengki sebagai pengangkut tanah yang akan diratakan. Tanah-tanah yang berlebih ini nantinya akan diletakkan pada area yang keadaan tanahnya tidak rata. Sehingga pada pekerjaan pengolahan tanah pada pos jaga ini tidak membutuhkan pekerjaan tambah kurang. Tidak ada kendala yang dihadapi dalam proses pembersihan dan pengolahan lahan ini dan pekerjaan selesai sesuai jadwal yang ditetapkan (Gambar 7).

Pekerjaan yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan pengukuran dan pematokan lahan. Proses pegukuran ini dilakukan oleh 6 orang pekerja karena area yang digunakan tidak terlalu luas sehingga dalam pengerjaannya tidak dibutuhkan banyak pekerja. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara 3 orang melakukan pengukuran dan yang lainnya bersiap melakukan pematokan. Alat dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari meteran, waterpass, peking, palu, balok kayu, dan bambu sebagai tanda pematokan. Pekerjaan pematokan ini bertujuan untuk menandai batas lahan yang akan dibangun dengan menggunakan kayu dan bambu yang saling dihubungkan dan ditancapkan ke tanah. Pekerjaan ini dilakukan selama 4 hari kerja dengan kendala intensitas hujan

yang sering terjadi pada sore hari sehingga pekerjaan terkadang hanya berlangsung setengah hari.

2. Pembuatan Pondasi

Pondasi merupakan bagian terbawah dari sebuah bangunan yang menyalurkan gaya dari beban hidup dan beban mati yang bekerja secara vertikal pada system upper structure dengan aman ke tanah. Karena memiliki fungsi yang penting dalam pembangunan kontruksi, pemilihan pondasi menjadi suatu hal yang penting seperti jenis tanah, kedalaman tanah keras, daya dukung tanah, dan level air tanah perlu dipertimbangkan. Area yang akan dibangun pos jaga ini memiliki jenis tanah yang padat dan kedalaman tanah keras yang dangkal. Sehingga permukaan tanah yang akan dibangun dinilai cukup kuat dan stabil untuk menahan beban bangunan. Oleh karena itu, pondasi yang digunakan dalam pembangunan ini adalah pondasi dangkal yang ditempatkan tepat di bawah yang menyalurkan langsung beban bangunan pada tanah penopang dengan tekanan vertikal (Gambar 8).

Pondasi ini menyalurkan beban secara menerus yang terbuat dari susunan batu kali dengan kedalaman 80 cm yang dikerjakan oleh 6 pekerja dan diselesaikan selama 12 hari. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan sloof yang merupakan struktur bangunan yang terletak diatas pondasi bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari bangunan ke pondasi agar beban dapat tersebar merata. Pembuatan sloof ini menggunakan coran beton bertulang setinggi 30 cm dengan lama masa pengerjaan 4 hari.

Proses pekerjaan pondasi pada pos jaga ini membutuhkan waktu 3 hari dan jumlah pekerja sebanyak 6 orang pekerja. Kendala yang dihadapi selama pengerjaan ini adalah ukuran sloof yang ditetapkan tidak sesuai pada saat pembangunan sehingga menunggu konfirmasi dari kontraktor ke pengawas lanskap untuk meminta persetujuan apakah pekerjaan akan dilanjutkan atau tidak. Sehingga pengawas menyetujui dengan beberapa pertimbangan yang diberikan. Hal ini dikarenakan ukuran yang tertera pada gambar tidak sama dengan keadaan di lapang. Sehingga terjadi perubahan rencana oleh kontraktor dalam pengukuran sloof. Hal ini dilakukan agar pekerjaan tetap berjalan dan tidak tertunda. Perubahan dilakukan dengan dasar perhitungan dan pertimbangan ulang agar struktur tetap aman untuk menopang beban.

3. Pembangunan Dinding dan Pengecoran Kolom

Pekerjaan selanjutnya adalah pembuatan dinding pos jaga yang terbuat dari semen dan susunan bata merah. Dinding bata terdiri dari balok modular yang terikat oleh adukan semen untuk membentuk dinding yang kuat dan efisien dalam

menahan tekanan. Pada pengerjaan dinding pos jaga ini dibutuhkan 6 tenaga kerja dan di bagi menjadi beberapa tugas seperti pengadukan semen, pemasangan batu bata merah, dan finishing. Bata merah akan dipasang dengan menggunakan mortar yang bertujuan untuk mengikat kontruksi bata. Mortar yang akan digunakan merupakan jenis mortar semen biasa yang terdiri dari campuran semen portland, pasir, dan air dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir. Pengerjaan ini memakan waktu selama 12 hari, selama pengerjaan ini kendala yang ada di lapang berupa keadaan cuaca di lapang yang sulit ditebak dan intensitas hujan yang cenderung tidak stabil. Keterbatasan tenaga kerja membuat pekerjaan dilakukan secara bergantian dengan melihat pekerjaan mana yang paling penting untuk dikerjakan dan selebihnya pekerjaan dapat diselesaikan tanpa kendala.

Pekerjaan selanjutnya yaitu pengecoran kolom pada pos jaga yang dilakukan secara bertahap. Sebelum melakukan pengecoran, pekerjaan yang terlebih dahulu dilakukan adalah pembuatan kerangka kolom terlebih dahulu. Kerangka yang dipergunakan dalam pembuatan kolom ini adalah besi dengan diameter 8 mm (Gambar 9a). Setelah kerangka selesai dipasang, langkah selanjutnya adalah pembutan bekisting. Pemasangan bekisting ini bertujuan untuk menahan bahan coran yang akan dituangkan dalam pondasi. Bekisting yang digunakan pada pembangunan ini merupakan bekisting konvesional atau tradisional dengan menggunakan kayu yang dapat dipasang dan dibongkar. Pemasangan bekisting ini tidak memakan banyak waktu dalam pengerjaannya dan kendala yang dihadapi pada pemasangan bekisting ini tidak ada. Setelah pemasangan bekisting selesai, barulah dibuat adukan beton bertulang dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil dan air yang digunakan sebanyak 1/2 dari volume semen (Gambar 9b).

Takaran yang digunakan disini sesuai dengan volume satu karung semen, seharusnya penakaran menggunakan ember yang biasa digunakan dalam kontruksi agar lebih akurat. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat waktu dalam proses pengadukan beton. Pekerjaan selanjutnya, penuangan beton yang dilakukan secara manual dengan menggunakan ember kontruksi dan dilakukan oleh seorang pekerja dan dua orang pengangkut beton. Pekerjaan seharusnya membutuhkan lebih banyak pekerja agar beton tidak cepat kering dan kolom yang dihasilkan memiliki kualitas baik.

(a) (b)

Gambar 9 Pembuatan kerangka kolom pos jaga (a), proses pengeringan coran kolom pos jaga (b)

Pelaksanaan pengecoran ini memerlukan waktu satu minggu dari awal pemasangan kerangka kolom hingga tahap penuangan beton dalam bekisting. Kolom yang terdapat pada pos jaga ini sebanyak 8 kolom yang dikerjakan oleh 6 orang pekerja. Pekerjaan ini dikerjakan setelah pemasangan dinding selesai dipasang dan selanjutnya pekerjaan pengecoran dilakukan. Pembuatan kolom ini membutuhkan waktu pengeringan selama satu minggu atau tidak kurang dari tujuh hari yang sesuai dengan standar umum. Namun, di lapang bekisting dilepaskan setelah kolom kering dalam waktu 2 hari karena menurut pekerja coran beton sudah kering dan selama dua hari cuaca cukup cerah. Setelah bekisting dilepaskan, kolom tidak langsung diberi beban agar kolom tidak rusak karena pelepasan bekisting yang kurang dari tujuh hari.

Setelah pengecoran kolom selesai tahap selanjutnya adalah pekerjaan plesteran dan acian. Plesteran ini dilakukan menggunakan bahan dengan perbandingan 1 Pc semen : 5 pasir, perbandingan ini diambil dikarenakan bangunan yang digunakan bangunan sederhana dengan satu ruangan saja. Sebelum melakukan plesteran terlebih dahulu dibuatkan patokan ketebalan dengan menggunakan paku dan tali yang sudah diatur ketebalannya kemudian barulah plesteran dipasangkan. Setelah plesteran kering, pekerjaan pengacian dapat dilaksanakan dengan menyiapkan alat dan bahan berupa ember cor, cetok, air, dan semen. Ketika semua bahan sudah dicampurkan barulah proses pengacian dimulai dengan menggunakan cetok, untuk meratakannya dapat menggunakan raskam atau jidar. Seharusnya plesteran dinding disiram air terlebih dahulu sebelum melakukan pengacian agar dinding tidak menyerap banyak air dari proses pengacian. Namun, karena kondisi di lapang yang tidak terlalu panas dan sering terjadi hujan pada saat pelaksanaan sehingga tidak perlu disiramkan air pada dinding.

4. Pembangunan Atap

Setelah pembangunan kolom dan dinding selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu pembangunan atap dan juga pembuatan kanopi pada welcome area Discovery Flamine. Tahap awal pembangunan atap yaitu pemasangan bambu sebagai kerangka penyangga bekisting yang terbuat dari papan triplek dan pemasangan besi dak beton, besi yang digunakan dalam kerangka dak beton ini yaitu besi dengan diameter 10 mm. Kerangka dak ini dibuat dengan tebal 20 cm kemudian disambungkan dengan kerangka kolom yang sudah ada sebelumnya. Setelah kerangka dan bekisting terpasang barulah pengecoran. Bahan yang digunakan dalam pengecoran ini menggunakan coran beton bertulang dengan teknik penuangan yang dilakukan secara manual (Gambar 10).

Pembukaan bekisting pada atap dilakukan dua hari setelah pengecoran dilakukan, yang seharusnya menurut SNI tahun 2007 pelepasan bekisting pada coran dilakukan tidak kurang dari 7 hari pasca pengecoran (Gambar 11a). Setelah bekisting dilepas barulah dilakukan plesteran pada bagian dalam atap pos jaga dengan menggunakan perbandingan dan material yang sama dengan plesteran pada dinding (Gambar 11b). Pembangunan atap datar ini membutuhkan waktu pengerjaan selama enam hari dengan jumlah tenaga kerja sebanyak tujuh orang pekerja. Namun, penulis menilai bahwa pekerjaan tidak produktif karena ketersediaan alat yang terbatas dan sehingga pekerjaan yang akan dilaksanakan tidak sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang ada.

5. Pemasangan Kloset, Keramik, Jendela dan Pintu

Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah pemasangan kloset, pekerjaan ini dilaksanakan setelah pipa PVC sudah dipasang terlebih dahulu. Sebelum kloset dipasang, dibuatkan pola untuk memperkirakan pemasangan keramik pada lantai. Selanjutnya dipersiapkan adukan beton dengan campuran pasir dan semen untuk membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan bentuk kloset. Pekerjaan pemasangan ini hanya membutuhkan waktu yang singkat yaitu hanya sehari dan pengerjaan ini bukanlah pekerjaan yang kritis. Sedangkan untuk proses pengeringan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemasangan keramik lantai bagian luar kamar mandi. Adukan semen untuk pemasangan kramik ini menggunakan perbandingan 1 semen : 6 pasir dengan ketebalan yang dipakai 3 cm dari permukaan lantai (Gambar 12).

(a) (b)

Gambar 11 Pelepasan bekisting pada atap pos jaga (a), kegiatan plesteran pada atap pos jaga (b)

Pekerjaan selanjutnya, pemasangan keramik pada dinding. Pekerjaan ini menggunakan perbandingan 1 semen : 4 pasir. Pasir yang digunakan lebih sedikit untuk menghasilkan struktur yang lebih padat dan lebih rekat (Gambar 13a). Keramik yang digunakan memiliki ukuran yang berbeda. Keramik untuk lantai menggunakan keramik berukuran 30 x 30 cm, sedangkan keramik dinding menggunakan keramik berukuran 20 x 20 cm dan 20 x 25 cm. Pemasangan keramik membutuhkan waktu selama 7 hari dengan jumlah pekerja 4 orang dengan satu mandor (Gambar 13b). Kendala yang dihadapi selama pemasangan ini tidak ada dan cuaca pada pagi dan sore hari cukup cerah.

Setelah pemasangan kloset dan keramik pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan pintu dan jendela pos jaga. Jenis pintu yang dipakai dalam pos jaga ini adalah pintu flush yang menggunakan sisipan kaca dengan aksesibilitas pintu ayun. Tahap pertama pelaksanaan pintu ini dilakukan dengan pemasangan kusen pintu terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pemasangan engsel pintu. Pemasangan kaca pada pintu dikerjakan oleh penyedia jasa tempat pintu tersebut diperoleh. Selanjutnya, pemasangan pintu sendiri dikerjakan oleh pekerja yang disediakan oleh kontraktor sebanyak tiga orang pekerja. Pekerjaan pemasangan pintu diselesaikan dalam waktu dua hari dan selama masa pekerjaan pemasangan ini tidak terdapat kendala terutama keadaan cuaca tidak berengaruh karena pekerjaan pemasangan dilakukan diruang tertutup.

Jenis jendela yang dipasang merupakan jendela nako dan jendela mati yang terbuat dari kaca. Hal yang pertama dilakukan dalam pemasangan jendela yaitu pembuatan rangka bingkai jendela permanen atau sash statis. Selanjutnya pemasangan kaca jendela pada bingkai yang telah dipasang dan kaca direkatkan dengan menggunakan lem kaca. Pekerjaan pemasangan jendela ini dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 6 orang pekerja dan waktu pelaksanaan dalam dua hari pengerjaan saja. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemasangan jendela ini tidak ditemukan.

Pembangunan Gerbang Cluster

Pembangunan gerbang cluster dibagi menjadi dua tahap. Tahap yang pertama pembangunan kanopi kemudian dilanjutkan dengan pembangunan pagar cluster. Pembuatan pondasi kanopi yang terletak di empat titik, yaitu dua titik pada sisi kanan dan kiri pos jaga dan dua di sisi kanan dan kiri signage (Gambar

(a) (b)

Gambar 13 Pasangan keramik pada dinding toilet pos jaga (a), finishing pemasangan keramik kloset pos jaga (b)

14a). Pondasi yang digunakan dalam pembangunan kanopi ini pondasi setempat. Selanjutnya, tahap serta material yang digunakan pada pondasi setempat ini sama dengan pembuatan pondasi pada pos jaga. Pekerjaan ini membutuhkan waktu selama tujuh hari dan dikerjakan oleh 6 orang pekerja dengan satu mandor. Pelaksanaan selanjutnya yaitu pembuatan kolom kanopi, material dan tahap pembuatan kolom kanopi ini sama dengan pembuatan kolom pada pos jaga. Namun, pada tahap pengecoran kolom kanopi ini dilaksanakan dalam 3 tahap pengecoran yaitu bagian bawah, tengah, dan atas (Gambar 14b).

Seharusnya pada pekerjaan pengecoran ini dilakukan sekali saja untuk mendapatkan coran yang baik dan kokoh. Apabila dikerjakan secara bertahap dikhawatirkan hasil coran tidak tersambung dengan baik. Pekerjaan ini dilaksanakan dalam 14 hari dengan jumlah pekerja sebanyak 6 orang pekerja dan satu mandor. Pekerjaan selanjutnya adalah pembuatan balok kanopi dimulai dari pembuatan kerangka balok yang kemudian disambungkan pada kedua kolom yang telah dicor (Gambar 16a). Kemudian bekisting dipasang pada kerangka balok dan barulah dimulai tahap pengecoran balok (Gambar 16b). Pembuatan balok ini memakan waktu selama 7 hari dengan jumlah pekerja 6 pekerja dan satu mandor. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan ini adalah bahan terlambat datang dan cuaca yang tidak menentu. Pembuatan beton secara bertahap juga memakan banyak waktu pengerjaan sehingga waktu menjadi tidak efisien.

(a) (b)

Gambar 14 Pekerjaan galian tanah pondasi dan pemasangan kerangka kolom kanopi (a), pekerjaan pengecoran kolom kanopi bagian atas (b)

(a) (b)

Gambar 15 Kegiatan pembuatan kerangka balok untuk kanopi (a), proses pengeringan coran balok kanopi (b)

Pekerjaan selanjutnya, pemasangan kerangka sebagai tempat peletakkan kanopi yang terbuat dari besi baja ringan. Pekerjaan dilakukan oleh pekerja yang ahli dibidang pemasangan rangka kanopi (Gambar 16). Waktu pengerjaan selama 21 hari dan meliputi pekerjaan pengelasan, pemasangan kerangka kolom yang dikerjakan di lapang bukan pada bengkel las. Hal ini dilakukan agar kerangka dapat segera dipasangkan pada kolom yang telah didirikan. Pembangunan kanopi gerbang diselingi oleh pembangunan pondasi pagar cluster. Pondasi yang digunakan dalam pembangunan pagar merupakan pondasi setempat dengan kedalaman 40 cm dan bahan yang digunakan batu kali serta semen.

Waktu penyelesaian selama tujuh hari dan tenaga kerja yang dibutuhkan enam orang pekerja tersebar pada dua area pondasi yang berbeda. Selanjutnya pemasangan ACP kanopi yang berukuran 75 m². Waktu pelaksanaan selama dua hari pengerjaan dan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 4 orang pekerja ahli dalam bidang pemasangan kanopi ACP. Pekerjaan pembangunan pagar dimulai bersamaan dengan pembuatan rangka kanopi, pekerjaan itu meliputi pembuatan pondasi dan kolom. Pekerjaan pembuatan kolom hampir sama dengan pembuatan kolom pos jaga. Hanya saja yang membedakan adalah tinggi dan lebar kolom yang digunakan berukuran 30 x 30 cm. Waktu pelaksanaan selama tujuh hari dengan tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak enam orang pekerja (Gambar 17). Kemudian setelah kolom selesai, dilanjutkan dengan pemasangan bata merah, plesteran, dan pengacian yang dikerjakan selama tujuh hari.

Gambar 16 kegiatan pemasangan kerangka ACP kanopi gerbang cluster

Pada bagian ujung atas dan bawah diberikan kerangka engsel terlebih dahulu sebelum dilakukan tahap finishing kolom pagar. Kemudian pembuatan gerbang yang terbuat dari besi hollow dikerjakan di lokasi pembangunan yang dilakukan oleh pekerja yang ahli dalam bidang pengelasan dan pembuatan kerangka dari besi (Gambar 18a). Pengerjaan kerangka gerbang ini membutuhkan waktu selama tiga hari dengan jumlah pekerja yang dibutuhkan sebanyak 4 orang pekerja. Kemudian setelah pekerjaan kerangka pintu gerbang selesai, kerangka tersebut dipasang pada engsel pagar yang telah dipasang. Selanjutnya tahap finishing dilakukan dengan pengecatan pagar (Gambar 18b).

Kendala yang dihadapi saat pelaksanaan gerbang adalah adanya kecelakaan proyek, yaitu pagar yang telah terpasang tidak sengaja tertabrak oleh truk angkut muat barang yang keluar masuk proyek. Sehingga perbaikan ini menyebabkan pertambahan waktu namun tidak sampai mengganggu pekerjaan yang lain.

Pembangunan Dinding Dekoratif

Langkah pertama pembuatan dinding dekoratif yaitu pembersihan dan perataan lahan yang akan dibangun signage yang berukuran 14 x 5,5 m. pada pelaksanaan ini hampir sama dengan pelaksanaan pembangunan sebelumnya yang membedakannya hanya waktu pelaksanaannya saja (Gambar 19a). Namun, ada pekerjaan yang berbeda dari pembangunan yang lainnya seperti pembuatan ban- banan dinding, pembuatan signage, dan pemasangan nama signage. Tahap awal pembangunan dimulai dari pembuatan pondasi batu kali, pada setiap jarak 2 m diberi kerangka besi untuk oembuatan kolom. Pondasi ditanam pada kedalaman 60 cm. Waktu pelaksanaan selama tujuh hari dengan jumlah tenaga kerja enam orang pekerja dan satu mandor (Gambar 19b).

Selanjutnya pembuatan sloof signage yang dilaksanakan pada hari ke tiga belas dengan panjang 1350 cm dan lebar 25 cm. Pekerjaan ini dilaksanakan pada sela-sela pembangunan pos jaga. Pekerjaan dilaksanakan selama tujuh hari pekerjaan dengan jumlah pekerja yang sama yaitu enam orang pekerja. Pekerjaan selanjutnya, pemasangan bata merah terlebih dahulu sebelum ke tahap pengecoran. Bata merah yang akan dipasang memilik panjang 14 m dengan tinggi 5.5 m. Waktu pengerjaan selama 3 hari dan jumlah pekerja yang dibutuhkan enam orang pekerja dengan didampingi satu mandor.

(a) (b)

Gambar 18 Proses pembuatan dan pengelasan kerangka pagar (a), proses pemasangan kerangka pagar (b)

Teknis yang digunakan dalam pekerjaan ini sama dengan pekerjaan pemasangan dinding pada pos jaga yang membedakan hanya waktu pelaksanaan dan jumlah material yang dipakai. Setelah pekerjaan pemasangan batu bata mencapai 3 m, dilanjutkan dengan pembuatan kolom signage yang terletak pada tiga titik (Gambar 20a). Kolom pondasi pada signage ini dibuat bertahap dikarenakan kolom yang cukup tinggi. Hal ini dilakukan kontraktor untuk meminimalisir resiko kegagalan pada pembuatan kolom seperti terjadinya pembekokan pada kolom yang dibangun. Setelah pekerjaan selesai barulah diteruskan pemasangan batu bata hingga selesai dan dilanjutkan dengan pengecoran kolom tahap selanjutnya (Gambar 20b).

Pekerjaan pembuatan pola dinding dekoratif dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata merah setelah bata merah kering. Dinding yang sudah dipola kemudian dihancurkan sesuai dengan batas pola dengan menggunakan palu, dan

Dokumen terkait