• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH

A. Pelaksanaan Metode Tobat

2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi

Yayasan Pesantren Nurul Jannah memberikan penanganan yang berbeda dalam menangani para korban NAPZA, yaitu dengan menggunakan metode tobat. Pelaksanaan metode tobat sendiri terletak pada pembinaan total mental dan spiritual serta peninggkatan materi dalam hal tauhid kepada Allah.

Sebelum menerapkan hal itu, para residen harus melakukan detoxifikasi terlebih dahulu yang tujuannya adalah untuk membersihkan diri mereka dari pengaruh NAPZA. Setelah itu mereka melanjutkan tahapan yang selanjutnya yaitu pembinaan total mental dan spiritual, peningkatan materi tentang ketauhidan kepada Allah, hingga sampai pada tahapan lanjut yaitu uji coba pulang.

Mulai dari detoxifikasi sampai peningkatan materi tentang ketauhidan, itu semua yang melakukannya adalah seorang pembina spiritual sekaligus ketua Yayasan Pesantren Nurul Jannah yaitu K. H. Adang Miarsa yang lahir pada tanggal 28 Maret 1955 di Batam.

1

Dan menjabat sebagai ketua sekaligus pembina spiritual dari sebelum berdirinya Yayasan hingga sekarang.

Adapun latar belakang pendidikan K. H. Adang Miarsa mulai lulus dari Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1966, lalu lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 1969, dan lulus Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) pada tahun 1972. Dan menikah dengan Hj. Rosyati.

Pemahaman H. Adang terhadap agama, is peroleh mulai dari mengikuti pengajian-pengajian di kampung, membaca dan mempelajari Al-Qur`an, serta diiringi dengan membaca buku. Sedangkan H. Adang dapat mengobati itu karena ilmu yang dia peroleh dari membaca buku, seringnya mengikuti acara-acara seminar dan pelatihan di BNN (Badan Narkotika Nasional), serta menerapkan apa-apa yang terkandung dalam Al-Qur`an. 2

Pekerjaan yang dilakukan oleh H. Adang di Yayasan telah dibantu oleh seorang asisten yang bernama Jaja Tarsija yang lahir pada tanggal 15 Juni 1971 di Cirebon-Kuningan. Pendidikan yang ditempuh adalah SD pada tahun 1978, SMP pada tahun 1984, dan SMA pada tahun 1987. Dia mengabdikan dirinya di Yayasan mulai pada tahun

2

1998 sampai sekarang. Dengan alasan bahwa dirinya terus belajar dan membantu dalam masalah penanggulangan korban NAPZA.3

Kembali kepada pembahasan tentang pelaksanaan metode tobat. H. Adang yang dibantu oleh asistennya yaitu Jaja, mereka melakukan penerapan kepada seluruh residen yang ada di Yayasan untuk melakukan semua kegiatan yang ada di Yayasan. Baik mereka tidak mengerti tentang agama sampai mereka yang sudah hilang ingatannya.

Dalam pelaksanaan metode tobat ini memiliki tujuan agar mereka para residen dapat mengetahui dan memahami dosa, kesalahan, dan kelalaiannya yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama termasuk masalah NAPZA, yang kini mereka telah terlanjur terperosok di dalamnya. Seiring dengan pemahaman akan dosa, kesalahan, dan kelalaiannya serta memahami tentang akidah dengan benar. Mereka dapat meningkatkan keimanan dan tauhid kepada Allah SWT. Maka dari situ dengan sendirinya mereka akan tergerak hatinya untuk melakukan tobat, memohon ampunan dan kesembuhan kepada Allah SWT.4

Kegiatan sehari-hari para korban diatur dengan jadwal yang begitu ketat, yang diisi dengan kegiatan yang semata-mata dikaitkan dengan Allah SWT, seperti sholat wajib berjamaah tepat waktu, memperbanyak sholat sunnah, mengaji, diskusi, atau ceramah

3

Wawancara Pribadi dengan Jaja Tarsija, Cikarang, 19 April 2011. 4

keagamaan, I’tikaf, serta beramal saleh lainnya seperti para residen di ikut sertakan gotong royong dalam pekerjaan masyarakat, melakukan aqikah, dan praktek santunan kepada anak yatim serta fakir miskin. Dengan semua kegiatan tersebut, maka mata, telingan, serta hati mereka akan benar-benar bertaut dengan kebesaran Allah SWT, dan mereka akan mulai mengenal kembali akan dirinya sendiri, serta mengenal dan merasa dekat dengan Allah SWT. Sehingga hati mereka betul-betul merasakan telah berbuat dosa, lalu bertobat secara sungguh-sungguh. Dengan begitu sugesti mereka pada NAPZA akan hilang dengan sendirinya

b. Materi Metode Tobat

Sebelum membahas tentang materi yang diberikan oleh Yayasan kepada para residen. Maka di sini setidaknya mengetahui tentang residen yang ada dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil 2 residen laki-laki karena ketika itu tidak adanya residen perempuan di Yayasan. Yang pertama Isa (bukan nama sebenarnya) merupakan anak pertama dari empat bersaudara.perkenalannya dengan NAPZA, berawal saat duduk di SMA kelas 2. Tidak hanya itu Isa juga merokok dan minum-minunam alkohol yang semua itu ia dapatkan dari uang jajan yang ia peroleh dari kedua orang tua. Hingga pada akhirnya Isa dititipkan di

Yayasan Pesantren Nurul Jannah untuk dibina, dibimbing, dan disembuhkan.5

Selanjutnya Yunus (bukan nama yang sebenarnya) merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Perkenalannya dengan NAPZA, berawal pada saat kelas 1 SMP. Sebelumnya Yunus sudah pernah masuk tempat rehabilitasi di daerah Sukabumi, akan tetapi setelah Yunus sembuh dan keluar ia kembali mengkonsumsi NAPZA akibat pergaulannya dengan teman-teman yang lama. Hingga akhirnya Yunus dititipkan di Yayasan Pesantren Nurul Jannah hingga sekarang.6

Kembali kepada pembahasan tentang materi yang diberikan oleh Yayasan untuk para residen. Sesuai dengan apa yang dijelaskan terlebih dahulu di atas. Dari tahapan-tahapan yang ada memiliki keterkaitan satu sama lain dalam proses pertobatan. Dan untuk konsep pertobatannya terletak pada pembinaan total mental dan spiritual. Serta peningkatan dalam hal akidah dan tauhid kepada Allah.

Mereka benar-benar dibina dan dibimbing dari awal. Bermula dengan pengenalan tentang hakikat Allah hingga sampai pada hakikat Agama Islam itu sendiri. Lalu Iman beserta penjelasan-penjelasannya. Dan masih banyak lagi materi-materi yang diberikan pada saat pembinaan total mental dan spiritual hingga pada peningkatan akidah

5

Wawancara Pribadi dengan Isa, Cikarang, 18 Februari 2011. 6

dan tauhid kepada Allah. Dan untuk Wirid al-Hasyr7 berdasarkan dari pada ayat-ayat Al-Qur`an. Diantaranya QS. 59: 18-24, QS. 1: 1-6, QS. 108: 1-3, QS. 109: 1-6, QS. 110: 1-3, QS. 111: 1-5, QS. 112: 1-4, QS. 113: 1-5, QS: 114: 1-6, QS. 2: 126-129, QS. 3: 191-194, QS. 3: 26-27, QS. 18: 10, QS. 2: 201. Yang di dalamnya terdapat do’a-do’a para

Nabi, dan do’a sapu jagad. (materi ini dapat dilihat dalam lampiran

no: I).8

Dokumen terkait